13 Tanda Keguguran yang Harus Bumil Waspadai dan Cara Mencegahnya
Ditinjau secara medis oleh
dr. Riyan Hari Kurniawan , Sp.OG(K)-FERdr. Riyan Hari Kurniawan adalah Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi. Beliau berpraktik di RS Dr. Cipto Mangunkusumo, RS PELNI, RS Primaya Tangerang, dan Klinik Bocah Indonesia. dr. Riyan kemudian mengambil program spesialisasi di FKUI menjadi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi
Sebuah tim profesional bersertifikat dan diakui di bidang kesehatan yang meninjau semua informasi yang berkaitan dengan kesehatan kehamilan dan kesehatan dan tumbuh kembang anak di theAsianparent. Tim ini terdiri dari dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dokter anak, spesialis penyakit menular, doula, konsultan laktasi, redaktur profesional, dan kontributor dengan lisensi khusus.
Menjadi kondisi yang sangat mengkhawatirkan, Bumil wajib waspada tanda-tanda keguguran!
Keguguran merupakan kondisi paling dikhawatirkan ibu selama kehamilannya. Faktanya, 1 dari 6 ibu hamil di seluruh dunia mengalami hal ini. Ada banyak penyebab, risiko, dan tanda keguguran.
Bunda perlu mengetahuinya satu persatu agar bisa melakukan pencegahan dini. Simak penjelasannya di bawah ini, yuk, Bunda!
Daftar isi
Pengertian Keguguran
Melansir laman Mayo Clinic, keguguran adalah kondisi hilangnya kehamilan secara spontan sebelum usia kandungan 20 minggu.
Sementara mengutip situs WebMD, istilah untuk masalah medis ini disebut sebagai aborsi spontan –bukan aborsi dalam arti umum sebagai faktor kesengajaan.
Sekitar 10-20 persen kehamilan mengalami keguguran. Jumlah ini umumnya terjadi di awal kehamilan ketika si ibu tidak menyadari dirinya sedang hamil.
Di sisi lain, ada pula sekitar 50% perempuan tidak sadar dirinya sedang hamil setelah melewatkan periode menstruasi, dan sekitar 15%-25% dari mereka kemudian mengetahui dirinya mengalami keguguran.
Umumnya, lebih dari 80% keguguran terjadi di 3 bulan pertama kehamilan, rata-rata di usia kandungan 20 minggu. Dokter kandungan menyebut situasi ini sebagai keguguran terlambat.
Istilah “keguguran” mungkin menunjukkan bahwa ada yang tidak beres dalam kehamilan seseorang. Namun, sering kali bukan itu penyebabnya.
Sebagian besar keguguran justru terjadi karena janin tidak berkembang seperti yang diharapkan.
Artikel terkait: Ini Bedanya Darah Haid dan Darah Keguguran, Perlu Tahu Agar Tak Keliru
Penyebab Keguguran
Umumnya, keguguran terjadi akibat sel telur yang telah dibuahi tidak bisa berkembang secara alami di dalam rahim (trimester awal).
Kondisi ibu yang tidak siap dengan perubahan hormonal selama trimester pertama dan kedua juga bisa menjadi penyebab keguguran.
Begitu juga dengan gaya hidup, pola makan, serta infeksi penyakit tertentu.
Ketika keguguran terjadi, janin yang masih ada di rahim harus segera dikeluarkan.
Jika tidak, bisa berubah menjadi racun dan berbahaya bagi tubuh ibu, serta menghambat proses kehamilan selanjutnya.
Berikut beberapa penyebab keguguran.
1. Masalah dengan Gen atau Kromosom
Sebagian besar keguguran terjadi karena janin tidak berkembang seperti yang diharapkan.
Sekitar 50 persen keguguran dikaitkan dengan kelebihan atau kekurangan kromosom, di mana lebih sering diakibatkan oleh kesalahan yang terjadi secara kebetulan saat embrio membelah dan tumbuh —bukan masalah genetik.
Masalah kromosom dapat menyebabkan:
- Blighted ovum, terjadi ketika tidak ada embrio yang terbentuk.
- Kematian janin intrauterin (Intrauterine fetal demise). Dalam situasi ini, embrio terbentuk tetapi berhenti berkembang dan mati sebelum gejala keguguran terjadi.
- Kehamilan mola dan kehamilan mola parsial (Molar pregnancy and partial molar pregnancy). Kehamilan mola merupakan kehamilan di mana dua set kromosom anak berasal dari ayah. Sementara, kehamilan mola parsial terjadi ketika kromosom ibu tetap ada, tetapi ada dua set kromosom dari ayah. Kedua masalah pada kehamilan ini dikaitkan dengan kelainan plasenta dan pembentukan janin yang abnormal.
2. Masalah Plasenta
Plasenta adalah organ yang menghubungkan suplai darah Bunda dengan bayi.
Jika ada masalah dengan perkembangan plasenta, itu juga dapat menyebabkan keguguran.
3. Kondisi Kesehatan Ibu
Dalam beberapa kasus, kondisi kesehatan ibu yang kronis juga dapat menyebabkan keguguran (umum terjadi di trimester kedua) terutama jika tidak diobati.
Contohnya meliputi:
- Diabetes yang tidak terkontrol
- Tekanan darah tinggi yang parah
- Masalah hormonal
- Penyakit tiroid, seperti hipertiroidisme atau hipotiroidisme
- Lupus
- Penyakit ginjal
- Sindrom antifosfolipid (APS)
- Masalah rahim atau leher rahim
4. Infeksi
Infeksi berikut juga dapat meningkatkan risiko keguguran:
- Rubella (campak jerman)
- Sitomegalovirus (CMV)
- Vaginosis bakterial
- HIV
- Klamidia
- Gonorea
- Sipilis
- Malaria
Artikel Terkait: 10 Kebutuhan Ibu Hamil Trimester 1 Rekomendasi, Sudah Ceklis yang Mana?
5. Keracunan Makanan
Keracunan makanan yang disebabkan oleh makan makanan yang terkontaminasi, juga dapat meningkatkan risiko keguguran. Sebagai contoh:
- Listeriosis, paling sering ditemukan pada produk susu yang tidak dipasteurisasi, seperti susu kemasan atau blue cheese.
- Toksoplasmosis yang dapat ditularkan dengan makan daging terinfeksi mentah atau setengah matang.
- Salmonella paling sering disebabkan oleh makan telur mentah atau setengah matang.
6. Obat
Obat-obatan yang meningkatkan risiko keguguran meliputi:
- Misoprostol digunakan untuk sakit maag.
- Retinoid digunakan untuk eksim dan jerawat.
- Metotreksat digunakan untuk kondisi seperti rheumatoid arthritis.
- Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen; ini digunakan untuk rasa sakit dan peradangan.
Untuk memastikan obat aman dalam kehamilan, selalu tanyakan kepada dokter, bidan atau apoteker sebelum meminumnya.
7. Struktur Rahim
Masalah dan kelainan pada rahim ibu juga dapat menyebabkan keguguran trimester kedua. Kemungkinan masalahnya meliputi:
- Pertumbuhan nonkanker di dalam rahim yang disebut mioma.
- Rahim berbentuk tidak normal.
8. Leher Rahim Melemah
Atau istilah medisnya cervical insufficiency (insufisiensi serviks) yang merupakan masalah pada leher rahim, di mana serviks tidak mampu mempertahankan janin dan menyebabkan keguguran di trimester kedua.
Biasanya ditanda dengan tekanan tiba-tiba di bagian serviks, ketuban pecah, dan atau rusaknya jaringan plasenta.
Penyebab serviks melemah bisa dikarenakan cedera akibat prosedur pembedahan.
9. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah suatu kondisi di mana ovarium lebih besar dari biasanya.
Ini disebabkan oleh perubahan hormonal di ovarium.
PCOS dikenal sebagai penyebab utama infertilitas karena dapat mencegah pelepasan sel telur (ovulasi).
Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa itu mungkin juga terkait dengan peningkatan risiko keguguran.
10. Masalah Lain
Jenis masalah lain yang dapat meningkatkan risiko keguguran meliputi:
- Masalah hormon
- Respons sistem imun
- Kelainan rahim
- Merokok
- Minum alkohol
- Paparan radiasi atau zat beracun
Artikel terkait: Penelitian Mengungkapkan Usia Terbaik untuk Hamil Bagi Perempuan
13 Tanda-Tanda Keguguran yang Harus Bunda Waspadai
Berikut ini beberapa ciri atau tanda-tanda keguguran yang perlu Bunda waspadai, termasuk tanda-tanda keguguran saat hamil muda.
1. Perdarahan Vagina
Perdarahan vagina adalah tanda keguguran yang paling umum.
Tandanya bisa bervariasi, mulai dari bercak ringan atau cairan kecokelatan hingga perdarahan hebat dan atau gumpalan berwarna merah cerah.
Saat serviks melebar hingga kosong, pendarahan menjadi lebih berat.
Perdarahan bisa berlangsung sekali datang atau juga selama beberapa hari.
Pendarahan terberat umumnya berakhir dalam waktu tiga hingga lima jam sejak pendarahan hebat dimulai.
Pendarahan yang lebih ringan dapat berhenti dan mulai lagi satu hingga dua minggu sebelum benar-benar berakhir.
Perdarahan vagina ringan relatif terjadi di trimester pertama (3 bulan pertama kehamilan).
Namun, sebelum Anda panik berlebihan, timbulnya flek atau cairan berwarna merah terang pada 12 minggu pertama kehamilan merupakan hal normal.
Warna darah bisa berkisar dari merah muda hingga merah hingga cokelat.
Darah merah adalah darah segar yang keluar dari tubuh dengan cepat. Sebaliknya, darah cokelat adalah darah yang sudah lama berada di dalam rahim.
Anda mungkin melihat keluarnya warna bubuk kopi, atau hampir hitam, selama keguguran.
Persis berapa banyak perdarahan yang akan dialami tergantung pada berbagai keadaan, termasuk seberapa jauh Bunda dan apakah keguguran berkembang secara alami atau tidak.
Beri tahu dokter jika Bunda sudah menghabiskan lebih dari dua pembalut dalam satu jam selama dua jam atau lebih berturut-turut.
Jadi, untuk mengetahui bahwa perdarahan yang Bunda alami akibat keguguran atau bukan, Anda harus memeriksakannya ke dokter umum atau dokter kandungan sesegera mungkin.
2. Kram atau Rasa Sakit di Bagian Pelvis
“Rasa sakit di bagian ini mirip dengan kram saat menstruasi,” kata Dr. Neema Sharma, dokter kandungan dan konsultan senior di RS Fortis, Delhi, India.
Dr. Sharma menyarankan, bila ibu hamil mengalami kram atau rasa nyeri di bagian perlvis, segera periksakan diri Anda ke dokter.
Terutama jika ada flek atau bercak darah yang keluar, karena merupakan salah satu contoh tanda keguguran termasuk saat hamil muda.
3. Sakit di Bagian Bawah Perut, Termasuk Tanda-Tanda Keguguran
Bila Bunda mengalami sakit yang menusuk di bagian bawah perut, bisa jadi ini tanda keguguran.
Namun, tidak semua sakit perut yang Anda alami menandakan keguguran.
Rasa tidak nyaman atau perut terkesan kencang, juga disebabkan oleh janin yang sedang tumbuh.
Otot perut Anda akan meregang untuk mengakomodasi pertumbuhan janin di dalam rahim.
Namun, jika rasa sakit hanya dirasakan di satu sisi, sebaiknya konsultasi ke dokter kandungan.
4. Hilangnya Gejala Kehamilan Secara Mendadak
Menurunnya tanda-tanda kehamilan di awal kehamilan bisa jadi tanda awal keguguran.
Tanda ini seperti mual, muntah, atau nyeri pada payudara.
Akan tetapi, memang ada beberapa perempuan yang sama sekali tidak mengalami gejala kehamilan.
Maka, ada baiknya Bunda melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan untuk memastikan gejala ini, ya.
5. Tanda-Tanda Keguguran, Gerakan Janin Berkurang atau Tidak Ada Sama Sekali
Menghitung tendangan bayi dalam kandungan merupakan hal penting.
Hal ini karena gerakan bayi di dalam kandungan berhubungan dengan pertumbuhan janin.
Hal ini juga mengindikasi bahwa kehamilan berjalan lancar dan sehat.
Umumnya, gerakan bayi sendiri akan terasa pada minggu ke-16 dan minggu ke-15.
Gerakan janin yang terasa di masa kehamilan sebelum 16 minggu juga dianggap normal, sehingga tidak perlu khawatir.
Di atas usia 24 minggu, frekuensi tendangan bayi akan meningkat.
Oleh karenanya, jika Bunda merasa tiba-tiba bayi tidak menendang ketika akan memasuki trimester ketiga, Anda harus segera menghubungi dokter kandungan.
Hal ini bisa saja menjadi tanda atau gejala stillbirth atau bayi meninggal di dalam kandungan.
6. Nyeri Punggung
Nyeri punggung yang sebenarnya wajar terjadi selama kehamilan ini bisa saja menjadi tanda keguguran, termasuk tanda keguguran 4 minggu.
Untuk membedakan mana nyeri punggung normal dan tidak, biasanya rasa nyeri ketika menandakan terjadinya keguguran cenderung lebih parah.
Nyeri punggung tanda keguguran bisa mengganggu aktivitas sehari-hari Bunda.
Tak hanya rasa sakit, kondisi ini juga biasanya disertai dengan keluarnya darah dari vagina.
7. Keluar Cairan dari Vagina
Darah menggumpal dan janin yang masih berupa jaringan bisa saja keluar dari vagina.
Terkadang, lendir berwarna putih atau merah muda keluar dari vagina.
Maka, jika ada jaringan yang keluar dari vagina, Bunda dianjurkan untuk meletakkannya dalam wadah bersih lalu konsultasikan ke dokter untuk analisis lebih lanjut.
8. Demam atau Lelah Berlebihan
Demam juga bisa menjadi tanda keguguran apabila disertai dengan ciri-ciri lain yang telah disebutkan seperti perdarahan, nyeri perut, hingga gerakan janin berkurang.
Oleh karena itu, jika Bunda mengalami demam dan gejala lain, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan lanjutan dengan dokter, ya.
Artikel terkait: Jangan sepelekan bayi tidak menendang dalam kandungan trimester ketiga
9. Nyeri Pinggang Terus-menerus
Mengalami nyeri perut atau bagian tubuh lain seperti punggung dan pinggang saat hamil memang biasa, tetapi hati-hati jika dirasakan secara terus-menerus.
Nyeri pinggang yang dirasakan lebih berat daripada nyeri haid dapat menjadi tanda rongga panggul sedang meregang dan bersiap melepaskan janin ke luar rahim.
10. Keluarnya Gumpalan Darah dari Jalan Lahir, Salah Satu Tanda Keguguran
Jika Bunda menemukan gumpalan menyerupai daging berlendir, termasuk saat usia kandungan Bunda masih muda, yakni 2 bulan, hati-hati karena ini jadi ini tanda-tanda keguguran hamil 2 bulan.
Segera periksa ke dokter untuk membantu menyelamatkan janin.
11. Penurunan Berat Badan
Penurunan berat badan pada kehamilan setelah kenaikan berat badan yang konstan adalah kemungkinan tanda awal keguguran.
Bunda harus segera berkonsultasi dengan para ahli jika mengalami hal tersebut disertai tanda-tanda keguguran lainnya.
12. Kontraksi
Seorang ibu hamil di awal kehamilannya mungkin mengalami keguguran dan hanya mengalami pendarahan dan kontraksi selama beberapa jam.
Tetapi perempuan lain mungkin mengalami keguguran hingga seminggu.
Pendarahan bisa berat dengan gumpalan, tetapi perlahan-lahan berkurang selama beberapa hari sebelum berhenti, biasanya dalam dua minggu.
Perlu dicatat, kram atau kontraksi yang semakin kuat mungkin memang merupakan tanda keguguran.
13. Sakit Perut Berlebih
Sakit perut ringan pada awal kehamilan (selama trimester pertama) biasanya disebabkan oleh rahim yang membesar, ligamen yang meregang saat benjolan membesar, hormon, sembelit, atau angin yang terperangkap.
Namun, kram dan nyeri di perut bagian bawah mungkin disebabkan oleh keguguran.
Gejalanya adalah rasa sakit yang tajam, tiba-tiba dan intens di perut, merasa sangat pusing atau pingsan, dan merasa mual atau terlihat sangat pucat.
Kondisi yang Meningkatkan Risiko Keguguran
Ada banyak faktor risiko yang bisa risiko keguguran pada ibu hamil. Di antaranya adalah:
1. Usia
Dr. Sharma mengatakan, keguguran umum terjadi pada perempuan yang hamil di atas usia 30 tahun.
Usia ibu yang sudah lebih dari 35 tahun saat hamil memiliki risiko keguguran 20 persen lebih tinggi daripada ibu yang berusia lebih muda (2 dari 10).
Sementara pada ibu yang berusia di atas 40 tahun risikonya menjadi 40 persen, dan di atas 45 tahun meningkat menjadi 80 persen.
2. Pernah Keguguran Sebelumnya
Perempuan yang mengalami dua kali atau lebih keguguran berturut-turut memiliki risiko lebih tinggi mengalami keguguran.
3. Berada dalam Kondisi Kronis
Perempuan dengan kondisi kronis, seperti diabetes yang tidak terkontrol, memiliki risiko lebih tinggi mengalami keguguran.
4. Masalah Rahim atau Serviks
Kondisi rahim tertentu atau jaringan serviks yang lemah (leher rahim tidak kompeten) dapat meningkatkan risiko keguguran.
5. Merokok, Alkohol, Obat-obatan Terlarang
Ibu yang merokok selama kehamilannya berisiko keguguran lebih besar daripada bukan perokok.
Penggunaan alkohol berat dan penggunaan obat-obatan terlarang juga meningkatkan risiko keguguran.
6. Terlalu Kurus atau Gemuk (Obesitas)
Kekurangan atau kelebihan berat badan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran.
7. Tes Prenatal Invasif
Beberapa tes genetik prenatal invasif, seperti pengambilan sampel chorionic villus dan amniocentesis juga memiliki risiko keguguran.
Hal-Hal yang Bukan Pemicu Keguguran
Ada banyak kesalahpahaman mengenai keguguran di mana hal-hal ini dianggap sebagai pemicu keguguran padahal bukan. Di antaranya adalah:
- Keadaan emosional bumil selama kehamilan, seperti stres atau depresi.
- Syok atau ketakutan selama kehamilan.
- Olahraga. Tidak semua jenis olahraga menyebabkan keguguran –kecuali jika olahraga dilakukan sangat berat. Sebelumnya, diskusikan dengan dokter kandungan olahraga apa yang cocok dengan kondisi kehamilan Anda.
- Mengangkat beban atau mengejan selama kehamilan.
- Bekerja selama kehamilan.
- Berhubungan seks saat hamil.
- Bepergian menggunakan pesawat terbang.
- Makan makanan pedas.
Artikel terkait: Setelah 19 Kali Keguguran, Ibu Ini Melahirkan Bayi Besar 7 Kilogram
8 Tips atau Cara Mencegah Keguguran
Mencegah keguguran tentunya dilakukan dengan cara menghindari faktor penyebab dari keguguran itu sendiri.
Bahkan sejak awal perencanaan kehamilan, Bunda sudah bisa melakukan upaya dalam mengurangi risiko keguguran.
Berikut adalah hal-hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah keguguran:
1. Obat-obatan
Jika risiko keguguran adalah penyakit yang sudah Bunda idap sebelum hamil, lakukan perawatan dengan obat-obatan. Misalnya, penyakit sindrom antifosfolipid (APS) atau sindrom Hughes.
2. Operasi
Serviks yang melemah atau dikenal dengan inkompetensi serviks dapat diobati dengan operasi dengan membuat jahitan kecil menggunakan benang yang kuat di sekitar serviks agar tetap tertutup.
Ini biasanya dilakukan setelah 12 minggu pertama kehamilan.
3. Pemeriksaan Prenatal Rutin
Lakukan pemeriksaan prenatal secara rutin setiap bulan pada dokter kandungan.
Dalam perawatan ini dokter akan memeriksa tekanan darah, berat ibu dan janin, tinggi fundus uteri, USG, dan lainnya.
Dari sini dokter bisa mengetahui jika ada masalah pada ibu dan janin sehingga perawatan lanjutan bisa dilakukan segera.
4. Nutrisi Seimbang
Konsumsi makanan sehat dan seimbang. Pastikan asupan buah dan sayur selalu ada dalam menu Bunda setiap harinya.
Minum semua vitamin yang disarankan dokter. Hindari juga asupan berlebihan dari kafein, gula, dan garam.
5. Terapkan Kebersihan
Jangan lupa untuk selalu menjalankan hidup bersih dengan sering mencuci tangan, mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan bersih, memakai masker, menjaga kebersihan tubuh, dan lainnya.
Bakteri dan kuman bisa masuk ke tubuh Anda melalui makanan, minuman, dan udara di sekitar Anda, dan itu bisa menginfeksi tubuh dan menghambat pertumbuhan janin Anda.
6. Hindari Asap Rokok dan Minuman Beralkohol
Mungkin Bunda paling sering mendengar dua hal ini pada ibu hamil.
Ya, sangat disarankan bagi perempuan untuk tidak merokok saat hamil, atau setidaknya menjauhkan diri dari asap rokok bila ibu perokok pasif.
Begitu juga dengan mengonsumsi alkohol selama hamil sangat tidak disarankan.
7. Banyak Istirahat
Bila ada kesempatan, luangkan waktu untuk beristirahat.
Bunda juga tidak disarankan melakukan olahraga yang memicu jantung dengan cepat, mengangkat beban berat, atau melakukan pekerjaan yang menuntut banyak berdiri.
8. Menjaga Berat Badan Ideal
Umumnya ibu hamil mengalami kenaikan berat badan. Itu wajar! Namun, jangan terlalu banyak, Bunda.
Seperti yang Anda tahu, kenaikan berat badan yang drastis juga bisa menjadi penyebab dari keguguran.
Tanyakan kepada dokter kandungan atau bidan Anda berapa kenaikan berat badan optimal selama kehamilan Anda.
Pertanyaan Populer Terkait tanda Keguguran
Terkait tanda keguguran, banyak sekali pertanyaan yang mungkin terlontar dari benak Bunda. Beberapa di antaranya seperti:
Apa ciri-ciri keguguran muda?
Banyak ibu hamil mengalami keguguran di awal kehamilan mereka tanpa menyadarinya.
Mereka mungkin hanya berpikir bahwa mereka sedang mengalami masa yang berat.
Jika ini terjadi, Bunda mungkin mengalami kram, pendarahan yang lebih banyak dari biasanya, nyeri di perut, panggul atau punggung, dan merasa lemas.
Bagaimana cara mengetahui keguguran atau tidak?
Keguguran terkadang terlihat seperti haid biasa. Namun keguguran di awal kehamilan, mungkin ada sedikit pembekuan darah.
Akan tetapi, semakin jauh kehamilan berkembang, gumpalan mungkin lebih padat dan lebih besar, serta tampak jaringan yang biasanya tidak dilihat saat menstruasi.
Pendarahan keguguran cenderung lebih berat daripada pendarahan selama periode menstruasi dan bisa berlangsung lebih lama dari biasanya.
Ketika keguguran apa yang dirasakan?
Karena beberapa hormon kehamilan tetap berada dalam darah setelah keguguran, bahkan setelah diagnosis keguguran yang meyakinkan.
Ada kemungkinan ibu hamil akan terus mengalami mual dan gejala kehamilan lainnya untuk beberapa waktu, terutama jika keguguran terjadi kemudian pada trimester pertama.
Namun seiring berjalannya waktu, hal ini akan disertai dengan tanda keguguran lainnya.
Bagaimana ciri-ciri keguguran tanpa pendarahan?
Dimungkinkan untuk mengalami keguguran tanpa perdarahan atau bercak.
Tanda-tanda lain bahwa seseorang mungkin mengalami keguguran termasuk kram berkepanjangan, nyeri, kehilangan gejala kehamilan dan keluarnya cairan yang mungkin berwarna merah muda keputihan.
Bahkan, tes kehamilan menunjukkan hasil negatif.
Apakah keguguran bisa tidak disadari?
Tidak semua keguguran menyakitkan secara fisik, sehingga terkadang hal tersebut jarang disadari ibu hamil di awal kehamilan.
Namun, Anda akan mengalami nyeri kram dan pendarahan setelah keguguran, mirip dengan menstruasi.
Secara bertahap akan menjadi lebih ringan dan biasanya akan berhenti dalam 2 minggu.
***
Itulah, Bun, tanda keguguran, penyebab, hingga cara mencegah keguguran yang bisa dilakukan ibu hamil.
****
Artikel ditinjau oleh:
Riyan Hari Kurniawan, Sp.OG(K)-FER
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi
Lokasi praktik:
RS Dr. Cipto Mangunkusumo
RS PELNI
Klinik Bocah Indonesia, RS Primaya, Tangerang
Symptoms – Miscarriage
www.nhs.uk/conditions/miscarriage/symptoms/
Miscarriage
www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pregnancy-loss-miscarriage/symptoms-causes/syc-20354298
Miscarriage
www.webmd.com/baby/guide/pregnancy-miscarriage
Signs of Miscarriage
americanpregnancy.org/getting-pregnant/pregnancy-loss/signs-of-miscarriage/
Baca juga:
Perlukah Melakukan Kuret Saat Keguguran? Berikut Penjelasan Lengkapnya, Bun!