Munculnya flek saat hamil seringkali membuat Bunda khawatir. Namun, rata-rata, 20% ibu mengalami kondisi ini pada 12 minggu pertama usia kandungan mereka. Beberapa bumil juga mengeluarkan darah seperti haid di awal usia kehamilan. Namun jumlahnya sedikit, dan warna darahnya bervariasi dari pink, merah hingga kecokelatan. Ketahui penyebab dan cara menanganinya.
Artikel Terkait: 5 Penyebab Janin Tidak Bergerak dalam Kandungan, Kapan Harus Waspada?
Apakah Flek Saat Hamil Sama dengan Perdarahan?
Vagina mengeluarkan bermacam cairan sepanjang kehamilan, hingga melahirkan. Terkadang berupa lendir, kadang juga berupa darah.
Pendarahan ringan atau flek saat hamil adalah hal biasa, terutama di trimester pertama. Biasanya ini bukanlah hal yang patut dikhawatirkan. Cairan vagina dianggap flek yang tidak berbahaya, ketika Bunda melihat beberapa tetes darah di celana dalam atau saat membersihkan organ intim dengan tisu.
Sedangkan, bila mengalami perdarahan cukup banyak sehingga Bunda memerlukan pembalut untuk menampung darah, bahkan hingga menembus celana dalam, sebaiknya kondisi ini jangan diabaikan. Segera konsultasi ke bidan atau ke dokter untuk cepat ditangani.
Jenis-Jenis Flek Saat Hamil Berdasarkan Usia Kehamilan
Terdapat berbagai jenis flek yang bisa dialami ibu hamil, baik itu terjadi pada trimester awal hingga akhir. Berikut beberapa jenis flek saat hamil yang perlu Bunda ketahui:
Flek di Trimester Satu
Sebuah studi pada tahun 2010 dari 4.539 ibu hamil menunjukkan bahwa sekitar 1 dari 4 bumil mengalami pendarahan selama trimester pertama. Studi ini menemukan bahwa flek paling sering terlihat pada minggu keenam dan ketujuh kehamilan.
Kemunculan flek selama 12 minggu pertama kehamilan dapat dikaitkan dengan berbagai kondisi sebagai berikut:
Berikut beberapa hal yang dapat menyebabkan kondisi seperti disebutkan di atas:
Pendarahan Implantasi
Pendarahan ini biasa terjadi pada hari ke-6 sampai ke-12 setelah pembuahan. Ini diyakini sebagai tanda bahwa embrio menempel di dinding rahim. Tidak semua orang akan mengalami pendarahan implantasi, tetapi bagi mereka yang mengalaminya, biasanya itu adalah salah satu gejala awal kehamilan.
Pendarahan implantasi biasanya berwarna merah muda terang hingga cokelat tua. Berbeda dengan darah haid karena biasanya ini hanya berupa bercak ringan, sehingga tidak perlu memerlukan pembalut dan juga tidak akan menetes ketika Anda buang air. Kondisi ini akan berlangsung selama beberapa jam atau hingga 3 hari, dan akan berhenti dengan sendirinya.
Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah keadaan darurat medis. Ini terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim. Flek atau perdarahan vagina ringan hingga berat bisa menjadi gejala Anda mengalami kehamilan ektopik.
Pendarahan atau flek saat hamil ektopik biasanya dialami bersamaan dengan gejala-gejala seperti berikut:
- nyeri perut atau panggul yang tajam atau tumpul
- lemah, pusing, atau pingsan
- tekanan rektal
Segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut ya, Bun.
Keguguran Dini
Sebagian besar keguguran terjadi pada 13 minggu pertama kehamilan. Jika Bunda sudah mengetahui bahwa Bunda sedang hamil dan mengalami flek berwarna cokelat atau merah terang dengan atau tanpa kram, konsultasikan ini dengan dokter atau bidan Anda.
Jika Bunda mengalami keguguran, Bunda mungkin akan mengalami gejala-gejala lainnya seperti:
- sakit punggung ringan hingga berat
- penurunan berat badan
- muncul lendir berwarna putih-merah muda
- kram atau kontraksi
- jaringan dengan bahan seperti gumpalan yang keluar dari vagina
- penurunan gejala kehamilan secara tiba-tiba
Dokter Anda mungkin akan melakukan dua atau lebih tes darah untuk memeriksa kadar hormon kehamilan Anda. Hormon ini disebut human chorionic gonadotropin (hCG). Tes akan terpisah 24 hingga 48 jam. Alasan Anda memerlukan lebih dari satu tes darah adalah agar dokter Anda dapat menentukan apakah kadar hCG Anda menurun. Penurunan kadar hCG menunjukkan keguguran.
Mengalami keguguran tidak berarti Anda akan sulit hamil di masa depan. Kondisi ini juga tidak selalu meningkatkan risiko Anda untuk keguguran di masa depan, kecuali bila Bunda sudah pernah mengalaminya beberapa kali. Penting untuk dicatat bahwa keguguran juga umumnya tidak disebabkan oleh sesuatu yang Anda lakukan atau tidak lakukan.
Penyebab Lainnya
Beberapa kondisi kemunculan flek saat hamil tidak dapat diketahui penyebabnya. Di awal kehamilan, Anda akan mengalami begitu banyak perubahan pada tubuh..
Pada beberapa orang, perubahan pada serviks dapat menyebabkan flek ringan. Di lain waktu, perubahan hormonal mungkin menjadi penyebabnya. Anda mungkin juga mengalami flek ringan setelah melakukan hubungan seksual atau jika Anda sangat aktif bergerak.
Selain itu, kemunculan flek saat hamil juga bisa disebabkan oleh infeksi. Itulah sebabnya penting untuk berbicara dengan dokter Anda tentang kemunculan flek dalam bentuk apapun selama kehamilan. Dengan demikian, dokter mungkin akan mengesampingkan penyebab yang lebih serius dan menenangkan pikiran Anda.
Flek di Trimester Dua
Pendarahan ringan atau flek selama trimester kedua dapat disebabkan oleh iritasi pada serviks. Ini biasanya muncul setelah berhubungan seks atau pemeriksaan serviks. Jangan khawatir Bun karena hal ini umum terjadi.
Kemungkinan lain yang menyebabkan pendarahan di trimester kedua adalah polip serviks. Ini adalah pertumbuhan yang tidak berbahaya pada serviks. Anda mungkin mengalami flek dari daerah sekitar serviks karena peningkatan jumlah pembuluh darah pada jaringan di sana.
Namun, jika Bunda mengalami pendarahan vagina yang berat seperti periode menstruasi, segera konsultasikan dengan dokter. Pendarahan hebat pada trimester kedua mungkin merupakan tanda keadaan darurat medis, seperti:
Berikut penjelasan terkait kondisi tersebut dan beberapa hal yang menjadi penyebabnya:
Plasenta Previa
Kondisi ini terjadi ketika plasenta terletak pada posisi rendah di dalam rahim. Kemudian sebagian atau seluruh bagiannya menutupi pembukaan jalan lahir. Plasenta previa sangat jarang terjadi pada akhir trimester ketiga, hanya terjadi pada satu dari 200 kehamilan. Plasenta previa yang mengeluarkan darah dan tidak menimbulkan rasa sakit, adalah keadaan darurat yang membutuhkan perhatian medis segera.
Persalinan Prematur
Pendarahan vagina yang muncul pada trimester kedua kehamilan mungkin merupakan tanda bahwa tubuh Anda bersiap untuk melahirkan. Jika perdarahan dan gejala persalinan terjadi sebelum minggu ke-37 kehamilan, segera hubungi dokter karena Anda mungkin mengalami persalinan prematur.
Flek di Trimester Tiga
Munculnya flek atau pendarahan ringan di trimester akhir kehamilan bisa saja terjadi setelah berhubungan seks atau pemeriksaan serviks. Kondisi ini biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Selain itu, ini juga bisa menjadi tanda bahwa tubuh siap untuk bersalin.
Jika Anda mengalami pendarahan vagina yang berat selama akhir kehamilan, segera hubungi dokter. Kondisi ini bisa disebabkan oleh:
Perawatan darurat yang tepat waktu diperlukan untuk keselamatan Anda dan bayi Anda. Berikut penjelasan mengenai kondisi medis tersebut serta penyebabnya:
Solusia Plasenta
Pada sekitar 1% kehamilan, plasenta bisa terlepas dari dinding rahim sebelum atau selama persalinan. Ini menyebabkan darah menggenang di antara plasenta dan rahim. Ini disebut sebagai solusio plasenta dan bisa sangat berbahaya bagi ibu dan bayi. Tanda dan gejala dari solusio plasenta adalah sakit perut, keluarnya gumpalan dari vagina, rahim lunak, dan sakit punggung.
Vasa Previa
Dalam kondisi yang sangat langka ini, pembuluh darah bayi yang sedang berkembang di tali pusat atau plasenta melewati lubang jalan lahir. Vasa previa bisa sangat berbahaya bagi bayi karena pembuluh darah bisa robek dan menyebabkan bayi mengalami pendarahan hebat juga kehilangan oksigen. Tanda-tanda lain dari vasa previa termasuk detak jantung janin yang abnormal dan pendarahan berlebihan.
Artikel Terkait: Implantasi Adalah Awal Terjadinya Kehamilan, Simak Tanda-Tandanya!
Flek Saat Hamil Berdasarkan Warnanya
Bunda, kemunculan flek saat hamil bisa menandakan kondisi yang beragam. Misalnya saja Bunda bisa perhatikan dari warna dan teksturnya untuk mengetahui penyebab dari flek tersebut. Berikut penjelasannya:
Bening atau Putih Susu
Apabila Bunda mengalami flek yang berwarna putih susu atau bahkan tidak berwarna sama sekali maka Bunda tidak perlu khawatir. Warna ini menunjukkan leukorea yakni cairan yang biasa keluar saat keputihan dan merupakan pelindung alami vagina. Kondisi ini umumnya merupakan kondisi yang normal dan sehat, terutama jika baunya ringan dan tidak menyengat.
Namun, tetap perhatikan keputihan atau flek yang Bunda alami ya. Karena setiap perubahan kuantitas atau konsistensinya dapat menunjukkan adanya masalah tertentu.
Ibu hamil harus segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami peningkatan cairan bening yang bocor terus menerus atau menjadi kental dan seperti jeli. Perubahan ini mungkin menunjukkan persalinan prematur.
Putih dan Kental
Jika Bunda mengalami flek yang berwarna putih atau putih pucat dengan tekstur yang menyerupai keju cottage, ini dapat mengindikasikan terjadinya infeksi jamur. Infeksi ini sering terjadi, apalagi pada ibu hamil. Gejala yang mungkin Bunda rasakan saat mengalami flek dengan tanda-tanda di atas meliputi gatal, terbakar, dan terasa sakit saat buang air kecil atau berhubungan badan.
Hijau atau Kuning
Flek yang berwarna hijau atau kuning bukanlah tanda keputihan yang sehat dan biasanya termasuk gejala dari infeksi menular seksual (IMS), seperti klamidia atau trikomoniasis. Tanda-tanda lain yang mungkin Bunda rasakan adalah kemerahan atau iritasi pada alat kelamin. IMS terkadang tidak menimbulkan gejala apapun.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), IMS dapat menyebabkan komplikasi selama kehamilan yang dapat memengaruhi ibu dan janin yang dikandungnya. Komplikasi ini terkadang tidak langsung terlihat, namun baru muncul setelah bertahun-tahun pasca kelahiran. Kondisi ini dapat memengaruhi sistem saraf dan perkembangan anak serta menyebabkan kemandulan pada wanita.
Abu-Abu
Apakah flek yang Bunda alami berwarna abu-abu? Warna ini dapat mengindikasikan infeksi vagina yang disebut bakterial vaginosis (BV). Terutama jika flek tersebut juga juga memiliki bau amis yang menjadi lebih kuat setelah berhubungan seksual. BV adalah hasil dari ketidakseimbangan bakteri di vagina. Salah satu faktor risikonya adalah memiliki banyak pasangan seksual.
Cokelat
Flek yang berwarna kecokelatan biasanya disebabkan oleh darah lama yang mengendap dalam tubuh, ini juga bisa jadi gejala awal dari kehamilan. Warna flek ini umumnya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, bagi ibu hamil yang mengalami keputihan berwarna cokelat tua sebaiknya menghubungi dokter.
Merah Muda
Jika Bunda mengalami flek berwarna merah muda selama kehamilan, ini bisa menunjukkan kondisi yang normal dan bisa juga tidak. Biasanya flek ini sering terjadi selama awal kehamilan atau pada minggu-minggu terakhir saat tubuh bersiap untuk persalinan. Namun, flek ini juga dapat terjadi sebelum keguguran atau selama kehamilan ektopik.
Sebuah penelitian yang melibatkan 4.510 peserta menemukan bahwa bercak dan perdarahan ringan selama trimester pertama, terutama yang bertahan hanya 1 hingga 2 hari, tidak berkaitan dengan risiko keguguran yang lebih tinggi. Jadi Bunda tidak perlu terlalu khawatir jika mengalaminya, tetapi harus tetap waspada.
Penyebab lain munculnya flek selama kehamilan biasanya akibat Bunda melakukan hubungan seksual atau terjadinya infeksi vagina.
Merah
Bunda harus segera menemui dokter jika saat hamil mengalami flek berwarna merah. Apalagi jika terjadi pendarahan dalam jumlah besar, mengandung gumpalan atau terjadi bersamaan dengan rasa kram dan nyeri perut.
Gejala-gejala ini menunjukkan keguguran atau kehamilan ektopik. Sekitar 10 hingga 15 persen kehamilan berakhir dengan kegugura.
Namun ada juga penyebab lain yang tidak berbahaya apabila Bunda mengalami flek berwarna merah, terutama jika ini terjadi pada trimester pertama. Kondisi tersebut mungkin disebabkan oleh implantasi atau infeksi.
Studi menunjukkan bahwa sekitar 7 sampai 24 persen wanita mengalami pendarahan selama awal kehamilan. Sedangkan pendarahan di akhir kehamilan dapat mengindikasikan potensi masalah serius atau persalinan prematur, yang memerlukan perhatian medis segera.
Kemungkinan Komplikasi
Beberapa kemungkinan komplikasi lainnya yang bisa terjadi akibat flek saat hamil selain yang telah disebutkan di atas adalah sebagai berikut:
- Cedera pada serviks atau vagina
- Polip
- Kanker
- Ruptur uteri
Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda merasa khawatir dengan flek atau pendarahan yang berlebihan saat hamil. Dengan mengetahui lebih awal, Anda dapat segera merasa lebih tenang atau mendapatkan penanganan medis yang diperlukan.
Flek Tanda Keguguran
Dalam beberapa kasus, flek saat hamil tidak perlu dikhawatirkan dan merupakan hal yang wajar. Namun, beberapa lainnya adalah tanda keguguran. Oleh karena itu penting bagi Bunda untuk memahami perbedaan dan gejala lain yang menyertainya:
Trimester Pertama
Sebagian besar keguguran terjadi pada 13 minggu pertama kehamilan. Sekitar 10 persen dari semua kehamilan yang diakui secara klinis berakhir dengan keguguran. Segera beri tahu dokter jika Anda mengalami flek atau pendarahan yang tidak kunjung berhenti dengan sendirinya setelah beberapa jam.
Selain itu, Anda mungkin juga mengalami rasa sakit atau kram di punggung bagian bawah atau perut, atau cairan atau jaringan yang keluar dari vagina. Bersamaan dengan itu, Anda juga mungkin merasakan gejala berikut:
Pada minggu-minggu awal kehamilan, tubuh Anda mungkin mengeluarkan jaringan janin dengan sendirinya dan tidak memerlukan prosedur medis apa pun. Meski demikian, Anda tetap harus memberi tahu dokter jika Anda merasa mengalami atau pernah mengalami keguguran. Pemeriksaan oleh dokter diperlukan untuk memastikan bahwa semua jaringan telah berlalu, serta melakukan pemeriksaan umum untuk memastikan semuanya baik-baik saja.
Jika Anda mengalami komplikasi, Anda mungkin memerlukan prosedur yang disebut pelebaran dan kuretase untuk menghentikan pendarahan dan mencegah infeksi. Penting juga untuk merawat diri sendiri secara emosional jika ini terjadi pada Anda.
Trimester Dua dan Tiga
Keguguran di akhir kehamilan (setelah 13 minggu) bisa ditandai dengan munculnya flek atau pendarahan disertai dengan gejala lainnya seperti:
- tidak merasakan gerakan janin
- kram punggung atau perut
- cairan atau jaringan yang tidak dapat dijelaskan keluar dari vagina
Segera beri tahu dokter jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut. Jika janin tidak lagi hidup, Anda mungkin diberikan obat untuk membantu Anda melahirkan janin dan plasenta melalui vagina atau dokter Anda mungkin memutuskan untuk mengangkat janin melalui pembedahan.
Keguguran pada trimester kedua atau ketiga membutuhkan perawatan fisik dan emosional. Jika Anda bekerja di luar rumah, tanyakan kepada dokter kapan Anda dapat kembali ke kantor atau tempat kerja Anda.
Jika Anda merasa perlu lebih banyak waktu untuk pemulihan emosional juga konsultasikan dengan dokter. Mereka mungkin dapat memberikan dokumentasi kepada atasan agar Anda dapat mengambil cuti tambahan. Kemudian jika Anda berencana untuk hamil lagi, tanyakan kepada dokter berapa lama mereka menyarankan Anda untuk menunggu sebelum mencoba untuk hamil.
Artikel Terkait: Waspada Komplikasi Vasa Previa Saat Hamil, Kenali Penyebab, Gejala, hingga Cara Mengobatinya
Cara Mengatasi Flek saat Hamil
Meskipun kondisi ini tidak menimpa semua bumil, tetapi hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Dan sebagai tindak pencegahan, Bunda harus tetap menghubungi dokter atau bidan jika mengalami bercak darah atau flek.
Meski demikian, bercak darah atau flek yang terjadi pada trimester kedua atau trimester ketiga harus segera dilaporkan pada dokter atau bidan. Jika Bunda menyadari ada banyak darah yang keluar, seperti sedang haid. Segeralah menghubungi dokter, untuk memastikan itu bukan komplikasi kehamilan yang berisiko.
Pendarahan tidak normal di akhir kehamilan, harus disikapi dengan serius. Karena bisa menjadi tanda adanya komplikasi yang mengancam keselamatan ibu dan bayi. Bila Bunda mengalami lebih dari bercak darah atau flek saat hamil, disarankan untuk mengikuti instruksi berikut:
- Perbanyak istirahat dan tidur siang
- Jangan terlalu sering berjalan atau berdiri, perbanyak waktu duduk atau berbaring
- Minum banyak air putih
- Kurangi aktivitas fisik yang membuat lelah
- Duduk atau berbaring dengan menempatkan kaki ke atas.
- Hindari mengangkat barang berat.
Kapan Harus ke Dokter?
Meski flek saat hamil tidak selalu berbahaya, Bunda tetap harus berkonsultasi pada dokter mengenai kondisi ini. Tujuannya agar bisa dilakukan pemeriksaan menyeluruh.
Beberapa kondisi yang perlu diwaspadai ibu hamil, di antaranya:
- Flek atau bercak darah saat hamil muncul setiap hari atau berlangsung lebih dari 24 jam.
- Darah tampak mengental dan berwarna merah cerah yang tampak seperti perdarahan.
- Perdarahan hebat hingga menyebabkan kram dan kontraksi.
- Pusing bahkan sampai pingsan.
- Demam di atas 38°C.
- Rasa nyeri parah pada perut, panggul, dan punggung.
- Pernah menerima perawatan untuk kehamilan ektopik.
Sebanyak 50% ibu hamil yang mengalami bercak darah atau flek saat hamil, tetap menjalani kehamilan dengan lancar dan bayi mereka juga lahir dengan sehat. Jadi, Bunda tidak perlu khawatir berlebih mengenai hal ini, ya. Namun, apabila kondisi ini membuat Anda tidak nyaman atau flek berlangsung lama, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter kandungan. Semoga bermanfaat!
***
Artikel telah diupdate oleh: Anna Nurjanah
Baca Juga:
Keputihan dan Muncul Flek Kuning Saat Hamil Tua, Bahaya atau Normal?
Vagina Bumil berdarah setelah bercinta, apa risikonya bagi janin?
Mengalami Darah Implantasi atau Flek Tanda Kehamilan? Ini Bedanya dengan Menstruasi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.