Bunda pernah mendengar istilah Diabetes Gestasional? Jenis diabetes satu ini merupakan penyakit diabetes yang kerap dialami oleh ibu hamil, lho. Penanganan yang tidak tepat bisa sangat membahayakan kehamilan.
Jenis diabetes ini umum dialami oleh ibu hamil. Jika Bunda didiagnosis dengan penyakit ini, jangan berkecil hati. Dengan penanganan khusus yang intens, Bunda tetap bisa memiliki kehamilan yang aman dan sehat.
Apa Itu Diabetes Gestasional?

Diabetes gestasional adalah jenis diabetes yang hanya dialami oleh ibu pada masa kehamilan. Sekitar 6 sampai 9 persen ibu hamil mengalami kondisi ini menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Tanpa penanganan yang tepat, kondisi ini bisa berbahaya bagi kesehatan ibu dan bayi.
Artikel Terkait : Gejala awal diabetes yang seringkali tidak disadari, waspada!
Apa Penyebab Diabetes Gestasional?
Pada orang normal, kadar gula darah diatur hormon insulin yang membuat glukosa di dalam aliran darah dapat masuk ke dalam sel. Saat hamil, tubuh Bunda akan mengalami perubahan hormon yang dapat menyebabkan tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin.
Insulin adalah hormon yang diproduksi di pankreas yang mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat tubuh. Ini juga membantu tubuh mengubah gula menjadi energi. Diabetes gestasional terjadi ketika hormon dari plasenta menghalangi efek insulin, menghalangi tubuh dalam mengatur peningkatan gula darah kehamilan secara efektif.
Hal ini menyebabkan hiperglikemia (atau tingginya kadar gula dalam darah), yang dapat merusak saraf, pembuluh darah, dan organ dalam tubuh Anda jika dibiarkan tidak terkendali. Sekalipun diabetes jenis ini hanya dialami pada masa kehamilan, namun alangkah lebih baik jika Bunda mewaspadai kehadirannya sejak dini karena dapat memengaruhi pertumbuhan bayi.
Ibu hamil yang memiliki riwayat keluarga diabetes dan mengalami obesitas, baik sebelum maupun semasa hamil, berisiko tinggi mengalami diabetes gestasional. Kabar baiknya, sebagian kasus diabetes jenis ini dapat diatasi dengan perubahan pola makan dan olahraga. Hanya sedikit yang memerlukan terapi insulin untuk mengatasi kondisi ini.
Tanda Awal Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional biasanya tidak memiliki gejala khusus. Itulah sebabnya mengapa setiap ibu hamil perlu melakukan tes glukosa pada usia kehamilan antara 24 dan 28 minggu.
Apabila Anda berisiko tinggi mengidap penyakit diabetes, baik karena faktor keturunan ataupun pola makan, Anda sebaiknya melakukan tes kadar gula dalam urine pada awal kehamilan.
Bila hasilnya positif, belum tentu Anda mengalami diabetes gestasional. Namun, Anda harus menjalani glucose tolerance test (GTT) pada usia kehamilan 24-28 minggu.
Artikel Terkait : Apakah wanita yang pernah hamil ektopik bisa hamil normal lagi? Ini penjelasannya!
Gejala Diabetes Gestasional
Meskipun sebagian besar wanita dengan diabetes gestasional tidak memiliki gejala, beberapa penderitanya mungkin mengalami beberapa kondisi sebagai berikut:
- Rasa haus yang berlebihan
- Sering buang air kecil dalam jumlah yang banyak (berbeda dengan sering buang air kecil dengan jumlah sedikit pada awal kehamilan)
- Kelelahan (yang mungkin sulit dibedakan dari kelelahan kehamilan normal)
- Gula dalam urin (terdeteksi pada kunjungan rutin ke dokter)
Faktor Risiko Diabetes Gestasional

Berikut beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko ibu hamil mengalami diabetes gestasional:
Kelebihan Berat Badan
Wanita dengan berat badan berlebih berisiko lebih besar mengalami kondisi ini. Cara untuk mengetahui apakah berat badan Anda berlebih adalah dengan menghitung BMI atau body mass index. Jika BMI Anda berada pada angka 30 atau lebih saat hamil, ini merupakan salah satu faktor risiko paling umum yang menyebabkan ibu hamil mengalami diabetes gestasional.
Usia Ibu Hamil
Mengandung pada usia yang tidak lagi muda juga dapat meningkatkan risiko diabetes. Para dokter memberikan catatan bahwa perempuan di atas usia 25–30 tahun memiliki risiko lebih tinggi terpapar penyakit ini. Risiko tersebut akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia Anda.
Riwayat Penyakit Keluarga
Apabila Anda memiliki keturunan penyakit diabetes di keluarga ini juga meningkatkan risiko Anda terkena diabetes saat kehamilan. Terutama jika yang mengidap diabetes tersebut adalah orang tua atau saudara kandung.
Pernah Mengalami Diabetes
Jika Bunda menderita diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya, penelitian menunjukkan Anda berisiko lebih besar untuk kembali mengalaminya pada kehamilan berikutnya.
Diagnosis Pra Diabetes
Apabila sebelum hamil kadar gula Anda sudah sedikit tinggi Anda berisiko untuk mengalami diabetes gestasional saat kehamilan. Misalnya saja karena hemoglobin A1C Anda lebih besar atau sama dengan 5,7 persen, atau jika Anda memiliki kadar glukosa puasa yang terganggu.
Pernah Dianjurkan Untuk Bed Rest
Beberapa studi menunjukkan bahwa bed rest membatasi aktivitas Anda secara signifikan. Kondisi ini seringkali menyebabkan penambahan berat badan saat kehamilan dan karenanya bisa membuat Anda berisiko lebih tinggi mengalami diabetes gestasional.
Memiliki Kondisi Medis yang Terkait dengan Diabetes
Jika Bunda memiliki kondisi medis yang terkait dengan perkembangan diabetes maka besar kemungkinan Anda akan mengalami diabetes gestasional saat kehamilan. Kondisi medis tersebut bisa termasuk sindrom metabolik, sindrom ovarium polikistik, hipertensi atau penyakit kardiovaskular.
Hamil Kembar
Mengandung lebih dari satu bayi juga meningkatkan risiko Bunda terpapar penyakit diabetes gestasional. Karena itu, terus lakukan pemeriksaan kehamilan rutin dan jaga pola hidup sehat.
Artikel Terkait: Apakah penderita diabetes mellitus dilarang hamil karena berisiko?
Bagaimana Diabetes Gestasional Didiagnosis?
Bunda mungkin penasaran bagaimana untuk bisa mengetahui apakah Bunda mengidap diabetes gestasional atau tidak dan bagaimana cara untuk mengetahuinya. Biasanya penyakit ini akan didiagnosis oleh dokter kandungan melalui sampel urin saat kehamilan.
Karenanya, dokter Anda biasanya akan meminta sampel urin pada setiap kunjungan rutin. Salah satu tujuannya adalah untuk memeriksa kadar gula dalam urin Anda yang bisa jadi merupakan tanda diabetes gestasional. Meski demikian, satu skrining positif saja tidak berarti Anda menderita diabetes gestasional.
Antara minggu ke 24 dan 28 kehamilan, dokter kandungan Anda mungkin akan memberi Anda tes skrining glukosa, di mana Anda akan minum cairan manis dan darah Anda diambil satu jam kemudian. Jika Anda memiliki faktor risiko diabetes gestasional, Anda dapat menjalani tes ini di awal kehamilan.
Apabila pemeriksaan darah Anda menunjukkan kadar gula yang tinggi, dokter akan meminta Anda untuk melakukan tes toleransi glukosa selama tiga jam. Ini dilakukan untuk menentukan apakah Anda menderita diabetes gestasional.
Apa Pengaruhnya Pada Ibu Hamil dan Janin?
Dengan perawatan yang tepat dan pemantauan rutin oleh dokter, diabetes gestasional dapat dikelola dan tidak berbahaya bagi ibu hamil maupun bayi. Tetapi jika kondisi ini tidak segera ditangani, dan gula berlebihan bersirkulasi terus dalam darah ibu dan bayi, potensi masalah bagi ibu dan bayi bisa semakin serius.
Ibu hamil dengan diabetes gestasional yang tidak terkontrol berisiko memiliki bayi yang lebih besar (kondisi ini disebut makrosomia). Ini membuat persalinan lebih sulit dan memiliki kemungkinan lebih besar untuk melakukan persalinan dengan operasi caesar. Selain itu, ibu juga berisiko mengalami preeklamsia dan keguguran.
Karena diabetes gestasional dianggap sebagai komplikasi kehamilan, ibu hamil yang mengalaminya memiliki kemungkinan lebih besar untuk diinduksi. Ini dilakukan karena kebanyakan dokter tidak akan membiarkan kehamilan melewati tanggal hari perkiraan lahir.
Kondisi diabetes yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan masalah potensial bagi bayi setelah lahir, seperti penyakit kuning, kesulitan bernapas, dan kadar gula darah rendah. Di kemudian hari, bayi mungkin berada pada peningkatan risiko obesitas dan diabetes tipe 2.
Oleh karena itu, jika Bunda mengikuti rekomendasi dokter untuk mengelola kadar gula darah dengan baik maka dapat membantu mencegah potensi negatif dari kondisi ini.
Komplikasi Diabetes Gestasional

Gangguan dan komplikasi yang dirasakan ibu hamil karena diabetes ini bisa jadi beragam. Ada ibu yang masih tetap melahirkan bayi yang sehat, namun ada juga yang memang memiliki beberapa masalah.
Beberapa risiko yang bisa dialami, antara lain :
Berat Badan Bayi Berlebihan
Asupan gula dalam darah dan tubuh yang berlebih bisa menyebabkan berat bayi lahir lebih besar dari kondisi normal. Kondisi ini disebut juga makrosomia.
Hal ini bisa menimbulkan masalah lain seperti kemungkinan terjepit di jalan lahir, mengalami cedera bahkan membutuhkan kelahiran caesar.
Mengalami Risiko Diabetes Tipe-2
Ibu yang mengalami Diabetes Gestasional bisa meningkatkan risiko mengalami Diabetes tipe-2 di kemudian hari. Jadi, melakukan cek kesehatan rutin khususnya gula darah sebaiknya tetap dilakukan setelah bayi lahir.
Risiko Persalinan Prematur
Kadar gula darah ibu yang tinggi bisa meningkatkan risiko persalinan dini dan melahirkan bayi prematur. Tak jarang, bayi bisa dilahirkan melalui operasi caesar.
Mengalami Gangguan Pernapasan
Kondisi ini bisa meningkatkan risiko bayi mengalami gangguan pernapasan dan stres selama persalinan. Bayi prematur bisa meningkatkan gangguan pernapasan sehingga paru-paru membutuhkan bantuan sampai menjadi matang atau lebih kuat.
Tak hanya bayi yang lahir prematur, bayi dari ibu yang mengalami Diabetes Gestasional pun bisa mengalaminya, Bun.
Hipoglikemia
Tak lama setelah lahir, bayi dari ibu yang mengalami Diabetes Gestasional bisa mengalami hipoglikemia atau kondisi gula darah rendah. Kondisi ini pun bisa menyebabkan bayi mengalami kejang.
Bagaimana Cara Mencegah Diabetes Gestasional?
Terdapat beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengurangi risiko berkembangnya diabetes gestasional maupun diabetes tipe dua. Cara-cara ini bisa Bunda lakukan sebelum maupun saat kehamilan.
Aktif Bergerak
Saat ini adalah yang tepat bagi Bunda untuk memulai aktivitas demi kebugaran tubuh. Melakukan olahraga dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter bisa Bunda lakukan, bahkan saat kehamilan. Di antara olahraga ringan yang bisa dilakukan adalah berjalan kaki selama 15 menit setelah makan siang dan makan malam.
Meski terkesan sederhana, gerakan tersebut dapat membuat tubuh membakar glukosa tanpa bantuan insulin yang biasanya diproduksi oleh tubuh. Cara ini baik untuk menjaga gula darah Anda tetap stabil dan terkendali.
Pola Makan Sehat
You are what you eat, makanan yang masuk ke dalam tubuh akan memberikan pengaruh yang besar pada kesehatan Anda. Jadi, mulailah penuhi daftar belanjaan dan juga porsi makan Anda dengan buah-buahan dan sayuran, protein sehat; dan karbohidrat kompleks. Bunda juga bisa mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, tahu, ikan, daging merah tanpa lemak, unggas dan susu rendah lemak.
Jaga Berat Badan
Meskipun Anda kini sedang berbadan dua, bukan berarti berat badan Anda harus bertambah sampai dengan batas yang tidak sehat. Dengan bantuan dokter, coba diskusikan rekomendasi berat badan yang ideal bagi Anda selama kehamilan. Untuk mencapainya, Anda mungkin perlu mengubah pola makan, pola istirahat hingga mulai berolahraga.
Bagaimana Cara Mengatasi Diabetes Gestasional?
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi dan mencegah penyakit Diabetes Gestasional ini.
Memeriksakan Kehamilan Secara Rutin
Pemeriksaan kesehatan ibu dan kandungan secara teratur dan rutin selama kehamilan akan sangat membantu untuk memantau ukuran dan kondisi janin. Berdasarkan pemeriksaan tersebut, biasanya dokter kandungan akan memberikan saran medis yang sesuai dengan kondisi ibu dan janin.
Melakukan Diet
Konsultasikanlah dengan dokter untuk menentukan pola diet yang tepat. Beberapa poin berikut penting untuk Anda perhatikan dalam melakukan diet :
- Tidak terlalu banyak mengkonsumsi lemak dan protein.
- Penuhi asupan karbohidrat dengan mengkonsumsi buah, sayuran dan karbohidrat kompleks seperti : nasi, sereal dan roti.
- Kurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung gula, seperti soft-drink, jus buah dan sebagainya.
Olahraga
Lakukanlah aktivitas dan olahraga ringan yang cocok untuk wanita hamil dan baik bagi kandungan, seperti : senam hamil.
Adakah Pengaruh Diabetes Gestasional Pada Bayi Setelah Lahir?

Bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes gestasional harus diuji kadar gula darahnya, terutama untuk mengetahui apakah bayi tersebut memiliki kadar gula darah rendah (hipoglikemia). Bahkan jika bayi tidak memiliki gejala apapun, tes darah sederhana tetap penting untuk dilakukan setelah proses persalinan.
Selain itu, jika Bunda menderita diabetes gestasional, bayi Anda berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan di kemudian hari, termasuk diabetes tipe 2. Saat ia tumbuh nanti, penting untuk mempraktikkan kebiasaan makan dan olahraga yang baik. Ini dapat membantu melindungi kesehatannya di masa mendatang.
Cara Merawat Diabetes Gestasional Setelah Melahirkan
Setelah Anda melahirkan, bukan berarti risiko perkembangan diabetes ini berhenti begitu saja. Studi menunjukkan bahwa wanita dengan diabetes gestasional memiliki kemungkinan 3 sampai 7 persen mengalami diabetes tipe 2 dalam 5 sampai 10 tahun.
Oleh karena itu, mengubah pola hidup sehat adalah cara yang tepat untuk menjaga kesehatan Anda selama waktu yang panjang. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan Anda setelah melahirkan:
Kunjungi Dokter Secara Berkala
Tetap kunjungi dokter Anda untuk mengevaluasi kondisi Anda pascapersalinan. Paling tidak Anda bisa mulai menemui dokter setiap enam minggu atau setiap tahunnya. Ini perlu dilakukan untuk mengecek kadar glukosa dalam darah.
Konsultasi dengan Ahli Gizi
Melakukan konsultasi dengan ahli gizi dapat membantu Anda menentukan pola makan yang tepat. Pemilihan jenis makanan sekaligus porsinya dapat menjaga kadar glukosa tetap dalam batas yang sehat.
Tetap Konsumsi Makanan Sehat
Meski sudah tidak mengandung lagi, Bunda tetap harus mengonsumsi makanan sehat seperti sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, buah, daging tanpa lemak, dan susu.
Menyusui Lebih Lama
Jika memungkinkan, Bunda bisa menyusui bayi lebih lama, karena dapat menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2 setelah diabetes gestasional. Salah satu alasannya adalah karena ibu menyusui memiliki kadar glukosa lebih rendah yang beredar dalam darahnya.
Berolahraga
Meskipun mengasuh bayi yang baru lahir pasti akan menyita banyak waktu dan tenaga, tapi cobalah untuk tetap melakukan olahraga yang disetujui dokter. Penting untuk meluangkan waktu untuk merawat diri sendiri selama periode postpartum.
Makanan Terbaik untuk Penderita Diabetes Gestasional
Jika Bunda bingung, makanan apa saja yang sebaiknya dikonsumsi oleh penderita diabetes gestasional, berikut beberapa daftar makanan yang bisa Bunda jadikan pilihan:
- Telur rebus
- Yogurt dengan buah berry
- Kacang almond
- Sayur-sayuran, misalnya brokoli, wortel dan lain sebagainya.
- Alpukat
- Apel
- Buncis panggang
- Roll-up kalkun
- Keju cottage
- Salad tuna
- Popcorn
- Chia seed
- Edamame
Itulah hal penting yang perlu Bunda ketahui seputar diabetes gestasional. Semoga Bunda selalu dalam keadaan sehat, ya.
***
Artikel telah diupdate oleh: Anna Nurjanah
Baca Juga:
Ingin hamil tapi diabetes? Ini saran dokter yang wajib diperhatikan
Penelitian: Ibu Hamil yang Kurang Tidur Berisiko Terkena Diabetes
4 Tips Program Hamil untuk Penderita Diabetes, Catat Bun!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.