Sudah menjadi rahasia umum jika ibu hamil sangat dilarang minum alkohol. Pasalnya, ada sejumlah dampak buruk dan efek samping yang akan terjadi jika minum alkohol saat hamil, khususnya bagi tumbuh kembang janin dalam kandungan.
Berikut ini adalah beragam dampak buruk jika memiliki kebiasaan minum alkohol saat hamil. Bunda harus mewaspadainya!
Dampak Buruk Minum Alkohol Saat Hamil
Saat ibu hamil mengonsumsi alkohol, kandungan dalam minuman tersebut akan mengalir ke janin melalui aliran darah. Hal ini tentunya bisa memengaruhi janin secara keseluruhan, baik dalam hak perkembangan organ ataupun pertumbuhannya.
Berikut ini adalah beberapa dampak buruk minum alkohol saat hamil yang perlu Bunda ketahui.
1. Merusak Sistem Saraf Bayi
Mengutip dari situs Alodokter, hati adalah salah satu organ pada bayi yang mengalami perkembangan di kehamilan trimester akhir. Ketika ibu hamil meminum alkohol, bayi yang mendapat aliran darah mengandung alkohol tidak dapat memproses alkohol karena organnya belum sempurna.
Hal ini tentunya bisa memengaruhi perkembangan sel tubuh bayi. Apalagi jika Bunda mengonsumsi alkohol secara berlebihan, akan berisiko mengalami sindrom alkohol pada janin atau yang sering disebut dengan Fetal Alcohol Syndrome (FAS).
Risiko FAS meningkat saat ibu hamil mengonsumsi lebih dari 4 kaleng bir selama mengandung. Meskipun tidak ada penelitian dapat membuktikan bahwa alkohol dalam jumlah kecil berbahaya bagi janin, tetapi yang terbaik adalah tidak mengonsumsi alkohol sama sekali demi keselamatan buah hati.
2. Efek Minum Alkohol Saat Hamil Bisa Menyebabkan Cacat Lahir
Cacat lahir yang disebabkan karena ibu hamil mengonsumsi alkohol antara lain:
Hal mengerikan yang disebutkan di atas dapat terjadi saat buah hati masih bayi atau sudah beranjak dewasa.
Artikel Terkait: 5 Cacat lahir pada bayi yang sering terjadi di Indonesia
3. Menyebabkan Keterlambatan Pertumbuhan pada Bayi
Mengutip dari situs Halodoc, anak yang mengalami FAS dapat dideteksi dengan adanya perilaku seperti berikut ini:
- Keterlambatan berbicara
- Perilaku hiperaktif
- Kecerdasan tidak berkembang
- Mengalami tidur bermasalah ketika bayi
- Kelainan pada wajah
- Perkembangan diri yang lambat
Selain itu, beberapa kasus bayi yang mengalami FAS juga memiliki masalah jangka panjang. Misalnya sulit bergaul, memiliki masalah kejiwaan, sulit belajar dan mengikuti pendidikan dengan baik, serta memiliki kecenderungan untuk berperilaku kriminal.
Parahnya lagi, dampak buruk dari alkohol tidak hanya menjadi tanggung jawab sang ibu. Sebab, berdasarkan penelitian, tiga dari empat anak yang mengalami gangguan FAS memiliki ayah yang juga mengonsumsi alkohol.
Dengan keadaan seperti ini, bayi berisiko untuk lahir dengan dengan berat badan lahir rendah (BBLR), gangguan perkembangan otak, dan mewarisi kebiasaan mengonsumsi alkohol.
4. Efek Minum Alkohol Saat Hamil Menyebabkan Keguguran dan Kelahiran Prematur
Selama tiga bulan awal kehamilan, Bunda disarankan untuk tidak mengonsumsi alkohol sama sekali. Sebab, pada saat ini, panas dari alkohol bisa meluruhkan janin sehingga menyebabkan keguguran.
Selain itu, konsumsi alkohol saat ibu hamil di trimester akhir bisa menyebabkan risiko kelahiran prematur. Kondisi ini tentu berbahaya bagi ibu dan janinnya.
Kelahiran prematur menyebabkan bayi dilahirkan dengan kondisi organ yang belum sempurna. Sehingga, kebanyakan bayi prematur harus ditangani dengan tindakan medis, misalnya dimasukkan ke dalam inkubator.
Artikel Terkait: 5 Hal Penting Tentang Kelahiran Bayi Prematur
5. Menyebabkan Masalah Perkembangan dan Penurunan IQ Anak
Ibu hamil yang mengonsumsi alkohol dalam jumlah moderat bisa menyebabkan anak mengalami penurunan IQ pada umur 8 tahun. Penelitian ini juga melihat adanya perbedaan faktor risiko di tiap masing-masing perempuan.
Untuk tubuh ibu hamil yang tidak bisa memecah kandungan alkohol dengan lebih cepat, alkohol tersebut bisa lebih lama berada di dalam aliran darah. Dampaknya, akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk memiliki anak dengan IQ rendah.
Akan tetapi, pilihan yang paling baik adalah tetap menghindari alkohol selama hamil agar tidak ada risiko yang mesti dihadapi Bunda selama mengandung buah hati.
6. Berat Badan Lahir Rendah
Sebuah penelitian di Jepang pada tahun 2014 membuktikan bahwa ibu hamil yang minum setidaknya 2 ml alkohol per hari selama trimester ketiga kehamilan secara signifikan memengaruhi risiko bayinya lahir dengan berat badan yang rendah.
BBLR atau berat badan lahir rendah adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram.
Bayi dengan berat badan lahir rendah mungkin sehat meskipun ia kecil, tetapi bayi dengan berat badan lahir rendah juga dapat memiliki banyak masalah kesehatan yang serius.
Beberapa masalah umum bayi berat lahir rendah di antaranya:
- Tingkat oksigen rendah saat lahir
- Kesulitan untuk tetap hangat atau menjaga suhu tubuh
- Kesulitan makan dan menambah berat badan
- Infeksi
- Masalah pernapasan dan paru-paru yang belum matang (sindrom gangguan pernapasan bayi)
- Masalah sistem saraf, seperti pendarahan di dalam otak (perdarahan intraventrikular)
- Gangguan atau masalah pencernaan, seperti radang usus yang serius (necrotizing enterocolitis)
- Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS)
7. Melahirkan Anak dengan ADHD
Pada sebuah penelitian pada tahun 2019, ditemukan bahwa minum minuman keras kapan saja selama kehamilan atau konsumsi alkohol dalam tingkat rendah – sedang di semua trimester kehamilan dikaitkan dengan kemungkinan lima kali lipat peningkatan Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak.
ADHD adalah salah satu gangguan perkembangan saraf yang paling umum pada masa kanak-kanak. Anak-anak dengan ADHD mungkin mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, mengendalikan perilaku impulsif, atau terlalu aktif.
Sebenarnya normal bagi anak-anak untuk mengalami kesulitan fokus dan berperilaku disiplin sesekali. Namun, anak-anak dengan ADHD tidak bisa lepas dari perilaku ini untuk seterusnya bahkan hingga mereka dewasa kelak.
8. Keterlambatan Bicara
Fetal Alcohol Syndrome dapat menyebabkan ketidakmampuan belajar bagi anak, contohnya seperti keterlambatan bicara dan bahasa.
Keterlambatan bicara dan bahasa adalah ketika seorang anak tidak mengembangkan kemampuan bicara dan bahasa pada tingkat yang diharapkan. Speech delay atau keterlambatan bicara ini adalah masalah perkembangan umum yang memengaruhi 10% anak-anak usia prasekolah. Namun, jika ibu minum alkohol selama kehamilan, kemungkinannya akan meningkat.
9. Masalah Tidur dan Makan/Minum Susu
Sindrom penarikan alkohol atau gejala putus alkohol adalah gangguan mental dan fisik yang terjadi ketika seseorang berhenti atau mengurangi minum-minum setelah terpapar alkohol untuk waktu yang lama.
Gejala-gejala ini juga dapat muncul pada bayi baru lahir yang lahir dari ibu yang minum alkohol selama kehamilannya. Salah satu gejalanya adalah masalah tidur dan kesulitan untuk mengisap.
Bayi dengan masalah tidur sering rewel dan banyak menangis ketika lelah tetapi tidak mau tidur. Sementara bayi yang memiliki masalah mengisap sulit untuk menempel dengan benar di payudara ibu.
10. Ukuran Kepala yang Kecil
Mikrosefali adalah suatu kondisi di mana kepala bayi jauh lebih kecil dari yang diharapkan. Selama kehamilan, kepala bayi tumbuh karena otak bayi tumbuh. Mikrosefali dapat terjadi karena otak bayi belum berkembang dengan baik selama kehamilan atau berhenti tumbuh setelah lahir, yang mengakibatkan ukuran kepala lebih kecil.
Jika bayi terpapar alkohol sebelum lahir, alkohol dapat merusak sel-sel di otak yang sedang berkembang dan mencegah berfungsinya otak dengan baik serta ukurannya menjadi lebih kecil.
Artikel terkait: 10 Bahaya Merokok Saat Hamil bagi Ibu dan Janin, Bumil Wajib Waspada!
Cara Menghentikan Kebiasaan Minum Alkohol
Sumber: Pexels
1. Temukan Pengganti Alkohol
Persediaan alkohol yang disimpan di rumah dapat menggoda ketika mencoba untuk berhenti. Untuk itu, hal pertama yang harus dilakukan adalah singkirkan semua alkohol dari hadapan Parents.
Berhentilah pergi ke tempat-tempat di mana Parents bisa mendapatkan atau membeli minuman beralkohol. Selalu pesan minuman nonalkohol jika terpaksa datang ke tempat-tempat tersebut. Jika Parents memiliki teman yang juga peminum, minta mereka untuk tidak minum alkohol di dekat Parents.
Temukan minuman pengganti yang dapat membantu untuk tetap teguh dalam keinginan untuk berhenti minum alkohol seperti jus, infused water, sparkling water.
2. Distraksi Diri dengan Kesibukan
Aktivitas yang membuat Parents untuk tetap bergerak sering kali paling membantu untuk berhenti minum.
Jika Parents biasanya bertemu teman untuk minum-minum setelah bekerja, pertimbangkan untuk berjalan-jalan atau bertemu mereka untuk hangout di tempat bebas yang alkohol.
Biasakan untuk memasak di rumah demi mengalihkan perhatian dan menghemat uang.
Kondisi fisik yang baik dapat meningkatkan ketahanan dan kekuatan emosional menghadapi keinginan untuk minum-minum. Lakukan aktivitas fisik secara teratur. Cobalah joging, hiking, bersepeda, menari, atau aktivitas lain yang menyenangkan.
3. Dapatkan Bantuan
Parents bisa meminta dukungan dan bantuan dari keluarga atau teman dekat. Beri tahu mereka niat Parents untuk berhenti minum dan minta bantuan mereka, entah itu menegur atau menghentikan Parents ketika berhasrat untuk minum alkohol.
Jika keinginan untuk minum alkohol sulit untuk ditahan, mintalah bantuan profesional seperti dokter atau psikolog.
Demikianlah pemaparan dampak mengerikan dari minum alkohol saat hamil. Sebisa mungkin untuk selalu menjaga asupan yang baik, ya, selama hamil, demi kesehatan diri sendiri dan buah hati. Semoga bermanfaat.
Artikel diupdate oleh: Annisa Pertiwi
Baca Juga:
Jadwal Mandi Ibu Hamil dan Catatan Penting Lainnya yang Perlu Bunda Ketahui
15 Pantangan Ibu Hamil saat Memasuki Trimester Akhir, Catat Bun!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.