Percayalah, rokok dan kehamilan adalah dua hal yang bertentangan. Merokok saat hamil hanya membawa dampak bahaya yang memengaruhi kesehatan ibu dan bayi sebelum, selama, dan setelah bayi lahir.
Perlu diingat, merokok di sini tidak hanya berarti merokok aktif, tetapi juga merokok secara pasif. Nikotin (zat adiktif dalam rokok), karbon monoksida, dan banyak racun lain yang bumil hirup dari rokok dibawa melalui aliran darah dan langsung menuju ke bayi.
Secara signifikan, merokok dapat meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan, beberapa di antaranya dapat berakibat fatal bagi ibu atau bayinya.
Bahaya dan Dampak Merokok Saat Hamil
1. Kehamilan Ektopik
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLoS One, nikotin dalam rokok dapat menyebabkan kontraksi di saluran tuba falopi. Kontraksi ini dapat mencegah embrio melewatinya. Nah, salah satu kemungkinan akibatnya adalah kehamilan ektopik.
Kondisi ini terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi tertanam di luar rahim, baik di tuba falopi, atau di bagian perut yang bukan rahim. Alhasil jika ibu mengalami kehamilan ektopik, embrio harus diangkat untuk menghindari komplikasi yang mengancam nyawa sang ibu.
2. Bahaya Merokok Saat Hamil Termasuk Memicu Abruptio Plasenta
Merokok merupakan faktor risiko utama untuk beberapa komplikasi yang terkait dengan plasenta. Salah satu masalah tersebut adalah abruptio plasenta atau solusio plasenta. Kondisi ini merupakan komplikasi kehamilan di mana plasenta terlepas dari dinding rahim bagian dalam sebelum proses persalinan.
Plasenta adalah organ yang terbentuk di rahim pada masa kehamilan. Organ ini berfungsi menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu kepada janin, serta membuang limbah dari janin.
Plasenta yang terlepas dapat menyebabkan pasokan nutrisi dan oksigen pada bayi dapat menurun atau terhambat. Solusio plasenta juga dapat menyebabkan perdarahan hebat dan mengancam kehidupan ibu dan bayi. Kabar buruknya, tidak ada operasi atau perawatan untuk memasang plasenta kembali.
Artikel terkait: Seberapa Besar Bahaya Rokok Elektrik?
3. Plasenta Previa
Bahaya merokok saat hamil yang lainnya yang terkait plasenta adalah plasenta previa. Selama kehamilan, plasenta biasanya tumbuh di rahim menuju bagian atas rahim. Ini membuat serviks terbuka untuk melahirkan.
Plasenta previa adalah ketika plasenta tetap berada di bagian bawah rahim, menutupi sebagian atau seluruh serviks. Plasenta sering robek, menyebabkan perdarahan yang hebat baik sebelum maupun saat persalinan.
4. Bahaya Merokok Saat Hamil Memicu Keguguran dan Lahir Mati (Stillbirth)
Keguguran dan stillbirth adalah peristiwa tragis yang sangat ditakuti oleh para orang tua. Umumnya keguguran terjadi pada tiga bulan pertama kehamilan. Sementara stillbirth dapat terjadi setelah 20 minggu kehamilan.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, merokok meningkatkan kemungkinan keguguran dini dan lahir mati. Bahan kimia berbahaya dalam rokok sering kali diduga menjadi penyebabnya.
5. Berat Badan Lahir Rendah
Merokok saat hamil juga bisa menyebabkan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Meskipun kini perawatan medis telah maju dan mampu mengurangi jumlah kematian akibat berat lahir rendah, BBLR masih merupakan kondisi serius yang dapat mengakibatkan:
- Bayi mengalami keterlambatan perkembangan
- Cerebral palsy
- Gangguan pendengaran atau penglihatan
- Dalam kasus yang ekstrim, berat badan lahir rendah dapat menyebabkan kematian pada bayi baru lahir.
Artikel terkait: 10 Bahaya Rokok yang Anda Sebarkan kepada Anak-Anak Anda
6. Bahaya Merokok Saat Hamil Dapat Sebabkan Kelahiran Prematur
Menurut CDC, dampak bahaya lain dari merokok saat hamil adalah kelahiran prematur, bayi lahir terlalu dini. Ada banyak risiko kesehatan yang terkait dengan kelahiran prematur termasuk hal di bawah ini:
- Gangguan penglihatan dan pendengaran pada bayi.
- Bayi mengalami cacat mental.
- Anak mengalami masalah pembelajaran dan perilaku saat tumbuh dan berkembang nantinya.
- Komplikasi lain yang dapat menyebabkan kematian.
7. Cacat Lahir
Zat beracun dari asap rokok yang dihirup oleh ibu hamil juga dapat meningkatkan risiko bayi lahir cacat. Jenis masalah yang paling umum adalah kelainan jantung bawaan dan masalah dengan struktur jantung.
Masalah kesehatan lainnya yang dikaitkan dengan merokok saat hamil termasuk bibir sumbing dan celah pada langit-langit mulut bayi.
8. Tumbuh Kembang Janin yang Lebih Lambat
Merokok juga dapat menyebabkan masalah keterlambatan perkembangan pendengaran dan penglihatan pada janin. Menurut sebuah penelitian, merokok selama kehamilan membuat janin terpapar ribuan bahan kimia yang mengancam kesehatan sehingga membatasi pertumbuhan tubuh dan kepala janin.
Perubahan struktur dan fungsi otak pun terlihat pada anak-anak yang terpapar asap rokok dari sebelum dilahirkan. Gerakan bayi di dalam rahim juga menjadi lebih lemah setidaknya selama satu jam setelah merokok setiap satu batang.
9. Risiko Asma yang Lebih Tinggi
Sebuah studi tentang kelahiran yang dilakukan pada tahun 2016 telah menemukan kejadian asma anak yang lebih tinggi pada ibu yang merokok selama kehamilan.
Paparan asap di dalam rahim memiliki efek signifikan pada paru-paru yang sedang berkembang dengan perubahan struktural permanen atau tahan lama, perubahan fungsi paru, peningkatan penyakit pernapasan, dan peningkatan risiko asma.
10. Risiko ADHD
Ibu yang merokok selama kehamilan memiliki risiko 60% lebih tinggi memiliki anak dengan ADHD dibandingkan dengan ibu yang tidak merokok. Untuk ibu yang merokok kurang dari 10 batang per hari, risiko memiliki anak yang ADHD adalah 54% lebih tinggi daripada ibu yang tidak merokok.
Studi praklinis menunjukkan bahwa mekanisme otak dapat dipengaruhi oleh rokok, yang mungkin berpengaruh pada perkembangan ADHD.
Manfaat Berhenti Merokok Saat Hamil
1. Melindungi Diri Sendiri dan Janin
Setiap batang rokok mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia. Merokok saat Bunda hamil membahayakan diri sendiri dan juga bayi yang belum lahir.
Bunda dapat melindungi diri dari penyakit kronis. Seperti kanker, penyakit jantung, stroke, penyakit paru-paru, diabetes, dan penyakit paru obstruktif kronik yang meliputi emfisema dan bronkitis kronis dengan berhenti merokok sejak dini.
Diketahui, merokok juga meningkatkan risiko tuberkulosis dan masalah sistem kekebalan tubuh, termasuk rheumatoid arthritis.
Kehamilan sendiri sudah mengubah sistem kekebalan tubuh ibu. Artinya, jika Bunda merokok saat hamil, kemungkinan besar Bunda sangat rentan terhadap banyak penyakit dan itu akan memengaruhi janin yang dikandung.
Berhenti merokok juga akan membantu bayi saat telah tumbuh besar di kemudian hari. Anak-anak yang orang tuanya merokok lebih mungkin menderita asma dan penyakit serius lainnya yang mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit.
2. Mengurangi Risiko Komplikasi
Berhenti merokok akan mengurangi risiko komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, termasuk risiko bayi lahir mati (stillbirth).
Jika seorang ibu berhenti merokok, maka kecil kemungkinannya bayi mengalami permasalahan saat lahir. Contohnya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan masalah pada pernapasan, masalah makan, dan masalah kesehatan lainnya yang umum terjadi pada bayi prematur dan BBLR.
Faktanya, menurut penelitian bayi yang lahir dari ibu perokok rata-rata lebih ringan 200 gr dibanding bayi lainnya. Hal ini dapat menyebabkan masalah selama kehamilan dan setelah persalinan karena mereka kemungkinan mengalami kesulitan untuk menjaga suhu tubuhnya dan memiliki risiko tinggi terkena infeksi.
Setelah bayi lahir, lebih baik ibu juga menahan diri untuk tidak kembali merokok. Bayi yang bebas dari paparan asap rokok akan menurunkan risiko sindrom kematian bayi mendadak/Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).
3. Kehamilan yang Lebih Sehat
Bunda lebih mungkin untuk memiliki kehamilan yang lebih sehat dan bayi yang lebih sehat. Merokok saat hamil akan meningkatkan risiko bayi mengalami masalah pernapasan (paru-paru) dan cacat lahir lainnya.
Merokok juga meningkatkan kemungkinan masalah plasenta seperti solusio plasenta (plasenta terlepas dari dinding rahim terlalu cepat) atau plasenta previa (risiko plasenta terlepas selama kontraksi).
Cara Berhenti Merokok
Semakin cepat Bunda berhenti merokok, maka semakin cepat Bunda akan melihat perubahan pada tubuh dan kesehatan.
Setelah 20 menit berhenti merokok, denyut nadi akan mulai kembali normal. Lalu, setelah 8 jam, kadar oksigen dalam tubuh akan pulih, dan kadar karbon monoksida yang berbahaya dalam darah akan berkurang setengahnya.
Setelah 48 jam, semua karbon monoksida akan dikeluarkan dan akhirnya setelah 72 jam, bernapas akan menjadi lebih mudah.
Berikut adalah beberapa tips untuk berhenti merokok, terutama saat Bunda sedang hamil atau mencoba untuk hamil.
1. Hindari Keinginan untuk Merokok
Sembunyikan korek api, rokok, dan asbak. Bunda juga harus mengubah kebiasaan yang berhubungan dengan merokok. Misalnya jika Bunda merokok saat mengemudi atau saat merasa stres, cobalah aktivitas lain untuk menggantikan merokok.
Simpan permen atau permen karet untuk membuat mulut tetap sibuk saat-saat ketika Bunda ingin merokok.
2. Kurangi Konsumsi Kafein
Kafein dapat merangsang keinginan untuk merokok. Hindari juga alkohol, karena dapat meningkatkan keinginan untuk merokok dan dapat berbahaya bagi bayi.
Ini adalah hal yang baik karena kafein dan alkohol juga dilarang saat Bunda hamil.
3. Cari Dukungan
Beri tahu orang-orang bahwa Bunda berhenti dan minta tolong orang-orang terdekat untuk menghentikan jika Bunda berniat untuk merokok kapan pun dan di mana pun Bunda berada. Mintalah orang-orang yang merokok untuk tidak merokok di sekitar Bunda.
Jangan pergi ke tempat di mana banyak orang merokok seperti bar atau klub, dan ruangan khusus merokok (smoking room) di mal atau restoran. Bunda juga dapat bergabung dengan grup untuk berhenti merokok secara online untuk saling mendapatkan dukungan.
4. Olahraga
Olahraga diketahui dapat mengurangi gejala kegelisahan yang kerap muncul saat seseorang menghentikan paparan nikotin.
Tetaplah aktif untuk menjauhkan pikiran Bunda dari merokok dan membantu meredakan kecemasan seperti berolahraga. Lakukan olahraga ringan seperti jalan-jalan, yoga, atau berenang secara teratur.
Bolehkah Mengganti Rokok dengan Rokok Elektrik/Vape?
Mengutip dari NHS, menurut penelitian dan bukti-bukti ilmiah yang ada saat ini, rokok elektrik dinilai tidak seberbahaya rokok biasa untuk kesehatan.
Rokok memberikan nikotin bersama dengan ribuan bahan kimia berbahaya ke dalam tubuh. Rokok elektrik memungkinkan kita untuk menghirup nikotin melalui uap daripada asap, yang relatif tidak berbahaya.
Akan tetapi, uap dari rokok elektrik tetap mengandung beberapa bahan kimia yang dapat ditemukan pula dalam asap rokok, meski pada tingkat yang jauh lebih rendah. Oleh karena itu, ibu hamil pun tidak disarankan untuk mengganti rokok dengan rokok elektrik atau vape.
Hal yang terbaik bagi ibu hamil tidak merokok sama sekali, baik itu menggunakan rokok konvesnisonal maupun rokok elektrik. Sebab, bahaya merokok saat hamil sangat merugikan bagi Bunda dan janin.
Artikel diupdate oleh: Annisa Pertiwi
Baca juga:
Sulit Lepas dari Rokok Meski Sedang Hamil? Segera Hubungi Layanan Berhenti Merokok!
Tingkatkan Risiko Stillbirth, Ini Bahaya Rokok Bagi Janin yang Harus Diwaspadai
Penelitian: Paparan asap rokok picu mendengkur pada anak!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.