theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
  • Ramadan 2021
  • Gizi & Stimulasi
  • Hidrasi Keluarga
  • Cek Alergi
  • Sukses ASI Eksklusif
  • Cari nama bayi
  • Kehamilan
    • Project Sidekicks
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Usia Sekolah
    • Praremaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Pilihan Parents
    • Plesiran Ramah Anak
    • Kisah Keluarga
    • Event
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja

Induksi Persalinan: Cara Mempercepat Kelahiran Anak

Bacaan 4 menit
•••
Induksi Persalinan: Cara Mempercepat Kelahiran AnakInduksi Persalinan: Cara Mempercepat Kelahiran Anak

Bila Anda sudah mengandung selama 41 minggu, namun bayi belum juga lahir, dokter mungkin akan menginduksi kandungan Anda. Persalinan dengan induksi adalah salah satu cara untuk mempercepat kelahiran secara normal. Apakah induksi itu? Bagaimana caranya? Simaklah artikel berikut ini.

Pada umumnya persalinan dengan induksi dilakukan untuk bayi yang terlambat lahir, yaitu bayi yang sudah dikandung lebih dari 41 minggu. Bayi tidak boleh lebih dari 42 minggu berada di dalam rahim karena plasenta tidak dapat lagi memberikan makanan yang cukup untuk bayi setelah jangka waktu tersebut. Induksi adalah salah satu cara untuk mempercepat kelahiran, bila kelahiran ingin dilakukan secara normal.

Bila ketuban sudah pecah dan proses persalinan belum juga dimulai, dokter akan mempertimbangkan untuk menunggu persalinan terjadi secara alami atau melakukan induksi. Keputusan ini tergantung dari berbagai faktor, misalnya berapa lama ketuban sudah pecah, apakah mulut rahim (serviks) sudah matang, resiko infeksi, dan juga perasaan dan kondisi ibu yang hamil.

Selain alasan keterlambatan, persalinan dengan induksi juga kadang dilakukan pada kehamilan yang tidak terlambat, yaitu 40 minggu atau sebelumnya. Induksi dilakukan pada kondisi ini karena beberapa alasan medis, misalnya :

  • Bila ketuban sudah pecah sebelum waktunya namun persalinan belum juga dimulai
  • Bila ibu mengalami tekanan darah tinggi yang semakin memburuk
  • Bila ibu mengidap penyakit diabetes yang tidak dapat dikendalikan
  • Bila ada tanda-tanda pertumbuhan bayi yang kurang baik
  • Bila ada pertimbangan medis lainnya yang mengharuskan bayi segera dilahirkan.

Bagaimana langkah-langkah persalinan dengan induksi? Berikut ini adalah tahapan yang dilakukan oleh tim dokter :

3 Langkah Induksi Persalinan

tau Menjenguk Ibu yang Baru Melahirkan hal tidak perlu di katakan

1. Mematangkan Mulut Rahim (serviks)

Biasanya, mulut rahim mulai menjadi lembut, melebar, dan memendek sebelum persalinan dimulai. Proses ini disebut ripening atau pematangan mulut rahim.

Namun bila proses ini belum terjadi, tim medis dapat menggunakan jel yang menggandung hormon prostagladin E2 dan dioleskan melalui vagina.

Cara lain adalah menempatkan tabung karet yang ada balonnya pada serviks. Mematangkan serviks sangatlah penting sebelum melakukan induksi.

2. Memecahkan Ketuban

Bila serviks sudah matang dan ketuban belum pecah, makan tim dokter akan memecahkan membran ketuban. Caranya sederhana, yaitu dengan memasukkan alat khusus melalui vagina, sehingga membran ketuban pecah. Pada umumnya bila serviks sudah matang, persalinan akan terjadi 12 jam setelah ketuban pecah.

3. Memulai Kontraksi Buatan

Untuk membuat kontraksi pada rahim, tim dokter akan memberikan obat yang disebut oxytocin. Obat ini akan membantu persalinan dengan induksi karena mirip dengan hormon alami yang memacu kontraksi. Oxytocin diberikan melalui infus dan dipantau dosisnya agar sesuai dengan kebutuhan.

Pada umumnya kontraksi akan mulai dirasakan dalam waktu 30 menit setelah infus ini. Bila setelah 6-8 jam belum juga ada kemajuan, berarti persalinan dengan induksi gagal, dan dokter kemungkinan akan mengambil tindakan caesar.

Bila Anda ingin berbagi informasi ini dengan teman lainnya, sebarkanlah artikel ini melalui Facebook, Twitter, atau G+

ini dia Menjenguk Ibu yang Baru Melahirkan iini

5 Jenis Induksi Alami

Ada lima jenis induksi alami, Bunda sebaiknya berbicara dengan dokter sebelum mencoba untuk menginduksi persalinan sendiri, sebab semua jenis induksi persalinan meningkatkan risiko kelahiran sesar dan intervensi darurat lainnya, demikian dikutip dari Healthline.

1. Olahraga ringan

Olahraga bisa berupa apa saja yang meningkatkan detak jantung, seperti jalan kaki yang panjang. Bahkan jika metode ini tidak berhasil menginduksi kelahiran Bunda, olahraga ringan merupakan cara yang bagus untuk menghilangkan stres dan menjaga tubuh tetap bugar.

2. Seks

Secara teoritis, ada beberapa alasan mengapa berhubungan seks dapat menyebabkan persalinan. Misalnya, seks dapat melepaskan oksitosin, yang dapat membantu memicu kontraksi uterus. Berhubungan seks aman saat Bunda sudah hamil tua, tetapi Anda tidak boleh melakukan hubungan seks setelah air ketuban pecah, sebab dapat meningkatkan risiko infeksi.

Induksi Persalinan: Cara Mempercepat Kelahiran Anak

3. Stimulasi Puting

Merangsang puting Anda dapat menyebabkan rahim berkontraksi dan dapat menyebabkan persalinan. Oksitosin adalah hormon yang menyebabkan rahim berkontraksi dan ASI dikeluarkan dari payudara.

4. Akupunktur

Akupunktur merangsang pelepasan oksitosin dalam tubuh. Dalam percobaan acak 2013 di Denmark, lebih dari 400 wanita diberi akupunktur, pengupasan membran, atau kedua prosedur sebelum persalinan. Tidak ada perbedaan signifikan dalam hasil kelompok, tetapi sebagian besar wanita ini tidak memerlukan induksi medis.

5. Akupresur

Sebelum menerapkan akupresur untuk diri sendiri, pastikan Anda mendapatkan instruksi yang tepat dari profesional akupresur terlatih. Jika akupresur tidak membuat Bunda bersalin, akupresur masih merupakan cara yang bagus untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan selama persalinan.

Dan demikianlah informasi mengenai penjelasan induksi persalinan sebagai salah satu cara untuk mempercepat kelahiran si buah hati Bunda. Semoga bermanfaat untuk Parents ya!

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img

Penulis

Theva Nithy

  • Halaman Depan
  • /
  • Tips Kehamilan
  • /
  • Induksi Persalinan: Cara Mempercepat Kelahiran Anak
Bagikan:
•••
  • Dokter kandungan: "Melahirkan normal pasca caesar itu berisiko tinggi!"

    Dokter kandungan: "Melahirkan normal pasca caesar itu berisiko tinggi!"

  • 6 Jenis Komplikasi Persalinan yang Perlu Diketahui Ibu Hamil

    6 Jenis Komplikasi Persalinan yang Perlu Diketahui Ibu Hamil

  • 10 Fakta Efek Menelan Sperma, Hati-hati Berisiko Alergi dan IMS!

    10 Fakta Efek Menelan Sperma, Hati-hati Berisiko Alergi dan IMS!

  • Larangan Mudik Lebaran 2021, Denda 100 Juta Bagi yang Melanggar

    Larangan Mudik Lebaran 2021, Denda 100 Juta Bagi yang Melanggar

app info
get app banner
  • Dokter kandungan: "Melahirkan normal pasca caesar itu berisiko tinggi!"

    Dokter kandungan: "Melahirkan normal pasca caesar itu berisiko tinggi!"

  • 6 Jenis Komplikasi Persalinan yang Perlu Diketahui Ibu Hamil

    6 Jenis Komplikasi Persalinan yang Perlu Diketahui Ibu Hamil

  • 10 Fakta Efek Menelan Sperma, Hati-hati Berisiko Alergi dan IMS!

    10 Fakta Efek Menelan Sperma, Hati-hati Berisiko Alergi dan IMS!

  • Larangan Mudik Lebaran 2021, Denda 100 Juta Bagi yang Melanggar

    Larangan Mudik Lebaran 2021, Denda 100 Juta Bagi yang Melanggar

  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Sitemap
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami


  • Singapore
  • Thailand
  • Indonesia
  • Philippines
  • Malaysia
  • Sri Lanka
  • India
  • Vietnam
  • Australia
  • Japan
  • Nigeria
  • Kenya
Merek Mitra
Influencer Partner Brand LogoMama's Choice Partner Brand Logo
© Copyright theAsianparent 2021. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan
Artikel
  • img
    Komuniti
  • img
    Ramadan 2021
  • img
    Gizi & Stimulasi
  • img
    Hidrasi Keluarga
  • img
    Cek Alergi
  • img
    Sukses ASI Eksklusif
  • img
    Cari nama bayi
  • img
    Kehamilan
  • img
    Tumbuh Kembang
  • img
    Parenting
  • img
    Kesehatan
  • img
    Gaya Hidup
  • img
    Nutrisi
  • img
    Videos
  • img
    Belanja
Fitur
  • ?Komunitas Para Bunda
  • Pemantau Kehamilan
  • Pemantau Perkembangan Bayi
  • Resep
  • Makanan
  • Jajak
  • img
    VIP Parents
  • Kontes
  • Photobooth

Unduh aplikasi kami

  • Beriklan Dengan Kami
  • Tentang Kami
  • Tim Kami
  • Pedoman Komunitas
  • Hubungi Kami
  • Syarat dan Ketentuan
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Fitur
  • Artikel
  • ?Beranda
  • Jajak
Buka di aplikasi