Epidural adalah sebuah metode untuk menghilangkan rasa sakit saat melahirkan. Metode ini biasa disebut sebagai bius lokal untuk mengurangi sakit saat melahirkan. Meski memiliki manfaat, namun risiko epidural yang bisa mengakibatkan trauma juga bisa terjadi.
Beberapa ibu mengalami kondisi fatal karena kegagalan suntik epidural, hingga membuat kedua kakinya lumpuh. Bahkan ada yang mengalami trauma karena efek epidural habis saat operasi caesar berlangsung.
Artikel terkait: Kegagalan Suntikan Epidural Akibatkan Ibu Ini Lumpuh
Risiko epidural dari kacamata seorang pakar
Risiko epidural bisa sangat berbahaya bagi ibu.
Dr James Lozada, seorang ahli anestesi kebidanan di University Feinberg School of Medicine mengatakan, “Umumnya, kasus yang terjadi akibat risiko epidural sangat jarang terjadi. Kasus jarum patah atau tertinggal di tubuh pasien dilaporkan kurang dari 5 kasus dalam literatur medis yang ada.”
Dia juga menambahkan, “Suntik epidural saat melahirkan sudah semakin maju dari segi keamanan dan perawatan kebidanan. Epidural mengurangi rasa sakit yang dialami jutaan ibu melahirkan setiap tahun. Risiko epidural di mana jarum patah atau tertinggal di tubuh pasien sangatlah kecil. Jadi, ibu tidak perlu takut untuk menerima suntikan epidural.
Sebuah penelitian dilakukan dengan melihat data dari Anaesthesia Quality Institute’s National Anaesthesia Clinical Outcomes Registry. Penelitian ini menganalisis 80 ribu wanita yang menjalani proses epidural atau anestesi tulang belakang ketika melahirkan.
Dari jumlah tersebut, kurang dari 3% wanita mengalami komplikasi. Data ini menunjukkan bahwa prosedur epidural dalam proses persalinan dianggap aman dalam situasi normal.
Akan tetapi, risiko epidural dan kemungkinan komplikasi yang menyertainya juga tidak bisa dianggap remeh. Bunda perlu tahu mengenai risiko ini, untuk meminimalisasi kemungkinan terjadi.
Artikel terkait: Penelitian: Bius Epidural Dapat Mengurangi Depresi Pasca Melahirkan
Komplikasi yang bisa terjadi akibat risiko epidural
1. Tekanan darah yang menurun
Salah satu masalah umum yang sering terjadi dari efek samping epidural adalah menurunnya tekanan darah. Hal ini bisa memengaruhi janin yang dikandung. Bila ini terjadi, ibu hamil akan diberikan infus, oksigen juga kemungkinan obat. Dr. Lozada mengatakan, bahwa dia selalu menjelaskan kemungkinan hal ini terjadi pada para pasiennya.
2. Cairan merembes dari tulang belakang
Jika jarum suntik secara tidak sengaja menusuk membran yang menyelimuti saraf tulang belakang, Anda bisa mengalami inadvertent dural puncture, yang bisa menyebabkan ibu mengalami sakit kepala luar biasa. Bila ini terjadi, biasanya akan dilakukan penambalan yang disebut blood patch. Yakni dengan memberi injeksi darah ke lubang di membran yang tertusuk.
Ketika darah membeku, maka lubang menjadi tertutup, mencegah terjadinya rembesan cairan dari saraf tulang belakang. Risiko ini hanya terjadi 1% dalam setiap prosedur epidural.
3. Risiko infeksi
Sebuah penelitian mengungkapkan, adanya risiko pembentukan abses dalam prosedur epidural. Sebanyak 506 ribu kasus terjadi. Hal ini dikarenakan jarum suntik yang digunakan tidak steril, dan sebelum disuntik kulit dibersihkan menggunakan antiseptik.
Dr. Lozada menjelaskan, risiko epidural yang satu ini cukup besar. Bila terjadi bukaan di kulit, maka berpotensi membuat bakteri tumbuh hingga 3 kali lipat. Tulang punggung berhubungan langsung dengan otak, sehingga bisa terjadi infeksi saraf tulang belakang yang bisa mengancam nyawa pasien. Namun kasus ini termasuk langka.
4. Kemungkinan demam
William Camann MD, seorang direktur Obstetrik Anestesi di RS Brigham and Women, Boston, mengatakan, “Bagi ibu yang baru melahirkan pertamakali, 20% ibu akan mengalami kenaikan suhu tubuh, karena biasanya melahirkan anak pertama memakan waktu paling lama dibanding kelahiran lainnya.
Persalinan bisa memakan waktu lama, dan epidural yang digunakan selama 6 jam atau lebih, bisa memicu terjadinya demam. Bila ini terjadi, ibu dan bayi harus menjalani pemeriksaan juga perawatan untuk mencegah dampak yang lebih buruk.
5. Risiko kerusakan saraf
Meski terdengar buruk dan menyeramkan, Dr. Lozada menjelaskan bahwa kerusakan saraf saat epidural tidak akan bertahan lama.
“Ada peluang kecil terjadinya cedera saraf. Namun sifatnya hanya sementara, dan bertahan beberapa minggu,” paparnya.
Seringkali, kerusakan ini akan segera berakhir. Namun, dalam beberapa kasus langka, kerusakan saraf bisa menjadi permanen. Namun, Bunda tidak perlu khawatir karena kasus ini sangat jarang sekali terjadi, hingga data statistik tentang hal ini pun sulit ditermukan.
***
Selain kelima risiko di atas, kemungkinan Bunda juga akan mengalami gatal-gatal dan mual setelah disuntik epidural. Namun semua itu hanya sebentar.
Sebelum melahirkan, konsultasikan semua kemungkinan dan risiko yang bisa terjadi dalam proses persalinan. Jika Bunda ingin menjalani epidural, Bunda juga harus tahu manfaat dan risikonya. Agar lebih tenang dalam menjalaninya.
Semoga bermanfaat.
Baca juga:
Manfaat dan Risiko Prosedur Anestesi Epidural saat Melahirkan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.