Rasa antusias menyambut si kecil semakin melonjak ketika ibu hamil menginjak usia kandungan trimester tiga. Hari demi hari dijalani dengan penuh semangat hingga akhirnya HPL datang. Sayangnya, meski sudah memasuki HPL, ternyata sang buah hati belum ada tanda-tanda akan lahir ke dunia. Kondisi sudah lewat HPL ini bisa membuat ibu hamil semakin cemas.
Sampai saat ini belum ada penyebab pasti bayi belum lahir meski sudah lewat HPL. Namun, ada beberapa kemungkinan kondisi yang bisa membuat HPL seorang ibu hamil mundur, di antaranya yaitu:
- Hamil bayi laki-laki
- Merupakan kehamilan pertama
- Ibu hamil mengalami obesitas
- Ada anggota keluarga yang pernah melahirkan bayi postmatur atau suda lewat HPL
- Punya riwayat melahirkan postmatur sebelumnya
Hamil sudah melewati HPL ini bisa menjadi kondisi menantang untuk sebagian bumil. Jika ada kerabat Parents yang sedang dalam kondisi seperti ini, janganlah membuat mereka semakin terpuruk. Contohnya, dengan perkataan yang Anda lontarkan kepadanya.
Faktanya, melansir dari laman Today’s Parents, ada beberapa perkataan dianggap tidak membantu bahkan menyinggung ibu hamil yang berada dalam kondisi ini. Terlebih jika ini adalah kehamilan pertamanya.
Parents, inilah contoh perkataan yang sebaiknya jangan diucapkan kepada ibu hamil yang belum juga melahirkan meski sudah melewati hari perkiraan lahirnya.
Jangan Ucapkan Kalimat Ini kepada Bumil yang Sudah Lewat HPL!
1. Bertanya “Kenapa, kok, Belum Melahirkan?”
Basa-basi bertanya mengapa ia belum melahirkan rasanya tidak perlu lagi dilakukan oleh Anda. Pertanyaan seperti ini justru bisa membuat ibu hamil bersedih dan cemas akan kondisinya dan sang janin dalam kandungan.
Tak ada ibu yang menginginkan kondisi seperti ini, Parents. Sejak awal kehamilan, tentu saja ia berharap bisa segera menggendong buah hatinya dan bisa melahirkan sesuai HPL. Coba, deh, kalau sekarang di balik jadi Bunda yang berada dalam kondisi seperti itu dan ditodong pertanyaan yang sama, bagaimana rasanya? Pasti ada sedihnya juga, kan.
Daripada basa-basi bertanya alasan kenapa belum juga melahirkan, ada baiknya Anda merencanakan aktivitas yang membuat mereka merasa lebih rileks. Atau mentraktirnya makan siang di resto favorit.
2. Menyarankan Berbagai Upaya agar Cepat Melahirkan
“Bun, cobain ini, deh, supaya bisa cepat melahirkan” atau “Bunda sudah coba teknik ini belum? Ini bisa bikin Bunda cepat melahirkan, lo!” Pernyataan seperti itu agaknya kurang tepat untuk disampaikan kepada ibu hamil yang sudah lewat HPL.
Memang tujuan awal Anda adalah memberikan saran untuknya, tetapi hal itu justru bisa membuat ibu hamil lebih tertekan bahkan menyesal karena kenapa ia tidak tahu lebih cepat tentang saran itu. Sehingga kalau tahu lebih dulu, pasti kini ia sudah bisa menggendong buah hatinya.
Lagi pula, apabila dokter mengatakan kondisi si ibu hamil itu masih aman, meski sudah melewati HPL, sebaiknya Bunda tak perlu menggurui, apalagi dengan memberikan saran yang belum tentu aman secara medis.
Daripada memberikan berbagai saran yang bisa membuat ibu hamil kebingungan, lebih baik langsung saja mengajaknya untuk jalan santai di pagi atau sore hari. Salah satu manfaat jalan kaki untuk ibu hamil yaitu bisa membuatnya merasa lebih nyaman dan senang karena efek pengeluaran dopamin atau hormon pengendali emosi.
3. Mengatakan “Mumpung Bayi Belum Lahir, Nikmatin Dulu Waktu Tidurnya”
Kalimat seperti itu seakan ibu hamil sangat beruntung karena waktu tidurnya belum terganggu lantaran belum memiliki bayi. Padahal kenyataannya, sejak hamil pun waktu tidur ibu sudah cukup terganggu. Mulai dari harus bolak-balik toilet karena ingin buair air kecil pada malam hari, kondisi tubuh yang dirasa serba salah saat dalam posisi tidur, dan lain sebagainya.
Sebaiknya Parents, coba dengarkan keluh kesah mereka, kekhawatiran mereka akan kondisinya ini. Berikan semangat dan mengakui kalau kondisi yang sedang dihadapinya itu memang tidak mudah dan menantang.
4. Membandingkan dengan Ibu Lain yang Juga Mengalami Hamil Lewat HPL
Jangan katakan, “Ibu itu lewat HPL lebih lama, lo, Bun!” Jangan jadikan kondisi ini layaknya sebuah kompetisi bagi ibu yang mengalaminya. Perkataan seperti itu pun seolah kondisi yang dialami kerabat Anda lebih mending daripada orang lain. Padahal, Parents tidak tahu kondisi pastinya seperti apa, kan?
Hilary, seorang ibu yang mengalami kondisi ini, pernah berkata: “Mendengar bahwa seseorang mengalaminya lebih buruk daripada yang saya alami justru tidak membantu saya yang sedang bersabar menunggu untuk kelahiran buah hati.”
Daripada membandingkan kondisinya dengan ibu hamil lain, lebih baik berikan afirmasi positif untuknya seperti, “Tenang, Bun, anggap saja setiap hari menjadi satu hari lebih dekat untuk bertemu bayi Anda.”
“Saya mengakui bahwa bayi saya lahir di waktu yang tepat dan setiap hari membuat saya semakin dekat untuk bertemu dengannya. Daripada membandingkan waktu dengan HPL saya, ada baiknya memikirkan hari-hari yang berlalu saat saya semakin dekat dengan kedatangan bayi saya,” kata Hilary.
5. “Jangan Mau Diinduksi!”
“Berkali-kali, orang-orang memberi tahu saya betapa buruknya jika saya harus diinduksi. Dari mengingatkan saya bahwa persalinan akan sangat intens sehingga saya tidak akan bisa mengatur napas, hingga efek buruk yang dapat ditimbulkan oleh induksi kepada bayi. Saya mendengar semuanya kala itu,” curhat Hilary.
“Dengan setiap hari yang berlalu, saya merasa lebih panik karena nasib saya sedang diputuskan untuk saya dan komentar orang-orang tentang bagaimana saya harus menghindari induksi sangat jauh dari membantu,” sambungnya.
Padahal, dari pengalaman Hilary, beberapa temannya yang diinduksi justru mengaku hal itu memberikan manfaat.
“Beberapa teman saya menjalani induksi dan tetap menemukan pengalaman itu memberdayakan dan positif. Mendengar cerita-cerita itu membuatku merasa jauh lebih baik. Ketika saya harus membuat keputusan tentang berbagai tingkat induksi, saya menemukan saran dan dorongan dari sesama ibu yang berarti.
Secara pribadi, saya akhirnya mengikuti saran terbaik dokter saya untuk setiap langkah. Dan itu membuat saya mengetahui lebih banyak cerita ibu yang diinduksi yang tidak berakhir dengan pengalaman melahirkan yang traumatis,” ungkap Hilary.
Ketika ada teman atau keluarga yang sedang dalam kondisi lewat HPL, Parents perlu memikirkan setiap ucapan, pertanyaan, dan saran yang akan diberikan untuknya. Lebih baik, tanyakan kepada mereka tentang apa yang sedang dibutuhkan dan bagaimana Parents bisa mendukungnya. Yang terpenting, jangan berasumsi Anda memiliki semua jawaban atau tahu apa yang mereka butuhkan.
Baca juga:
11 Penyebab Kontraksi Palsu di Trimester Akhir Kehamilan
7 Kesalahan yang Sering Ibu Hamil Lakukan saat Trimester Ketiga, Bunda Termasukkah?
Mengenal Mucus Plug, Sumbat Lendir yang Berperan Penting bagi Bumil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.