Pemeriksaan dalam pada ibu hamil umum dilakukan sebelum melahirkan, tetapi juga bisa dilakukan dalam keadaan tertentu. Contohnya ketika terjadi perdarahan saat kehamilan atau sebagai salah satu metode induksi persalinan.
Bagi sebagian orang, pemeriksaan dalam mungkin terdengar menakutkan karena itu artinya dokter atau bidan akan memasukkan jari ke dalam vagina untuk memeriksa leher serviks. Tak jarang bagi beberapa orang ini dapat menyebabkan trauma atau ketakutan.
Nah, berikut adalah beberapa fakta mengenai pemeriksaan dalam pada ibu hamil yang menarik untuk diketahui.
Artikel Terkait: 9 Tips Persiapan Menjelang Persalinan Normal
Apa yang Dimaksud Pemeriksaan Dalam pada Ibu Hamil?
Smber: Freepik
Pemeriksaan dalam adalah prosedur yang dilakukan bidan atau dokter memasukkan jari-jari mereka ke dalam vagina untuk merasakan serviks, dan untuk memperkirakan seberapa melebarnya saat menjalani proses persalinan.
Dengan pemeriksaan dalam, apakah leher rahimnya menipis juga diperiksa. Ini merupakan bagian penting dari kemajuan proses persalinan. Terkadang, pemeriksaan dalam dilakukan untuk mencoba membantu menentukan posisi bayi, dengan merasakan “bagian presentasi” bayi, yaitu bagian yang menekan leher rahim.
Pemeriksaan dalam juga dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan untuk melihat apakah ketuban ibu hamil telah pecah.
Masalah paling umum yang disebabkan oleh pemeriksaan dalam adalah rasa sakit dan ketidaknyamanan, dan bagi sebagian orang, rasa malu.
Sebuah studi di Turki yang melibatkan ibu hamil dengan riwayat persalinan spontan dan yang pernah melahirkan sebelumnya menunjukkan bahwa pemeriksaan dalam secara rutin saat menjelang melahirkan dapat menyebabkan sedikit peningkatan rasa sakit dibandingkan dengan USG untuk menilai kemajuan persalinan.
Perlu diperhatikan bahwa pemeriksaan dalam dapat meningkatkan risiko infeksi, bahkan jika dilakukan dengan hati-hati dan dengan sarung tangan steril. Pemeriksaan internal dapat mendorong bakteri normal yang ditemukan di vagina ke arah serviks. Ada juga peningkatan risiko pecahnya selaput ketuban dengan memberikan terlalu banyak tekanan pada serviks.
Selama persalinan, melakukan pemeriksaan serviks seminimal mungkin adalah cara yang paling aman, terutama jika selaput ketuban sudah pecah untuk membatasi risiko infeksi.
3 Contoh Pemeriksaan Dalam pada Ibu Hamil
Smber: Freepik
1. Pemeriksaan Dalam untuk Melihat Bukaan
Jika kehamilan Bunda berjalan dengan baik dan normal tanpa kesulitan apa pun, dokter atau bidan hanya akan meminta untuk melakukan pemeriksaan dalam setelah saat hendak melahirkan. Pemeriksaan dalam dilakukan untuk memeriksa seberapa jauh serviks telah terbuka, yang akan memberi tahu mereka seberapa lanjut persalinan.
Bunda akan diminta untuk telanjang dari pinggang ke bawah. Dokter atau bidan akan menyuruh Bunda berbaring dengan nyaman, dengan lutut yang ditekuk. Kemudian dokter atau bidan akan memakai sarung tangan karet dan mengoleskan krim untuk pelumasan.
Lalu ia akan memasukkan dua jari ke dalam vagina untuk merasakan leher rahim Bunda. Dokter atau bidan mungkin juga meletakkan tangannya yang lain di perut untuk memeriksa bagian atas rahim Anda.
2. Membrane Sweep
Apabila sepertinya bayi lahir terlambat dari hari perkiraan lahir (HPL), Bunda mungkin akan ditawari membrane sweep atau yang juga dikenal sebagai metode induksi alami menjelang akhir kehamilan (sekitar 40-41 minggu).
Membrane sweep adalah prosedur di mana dokter atau bidan memasukkan jari ke dalam vagina untuk mencapai leher rahim Anda dan dengan lembut membuat gerakan menyapu untuk memisahkan selaput. Prosedur ini dapat membantu memulai persalinan dengan lebih cepat.
Membrane sweep bertujuan untuk merangsang produksi hormon prostaglandin untuk membantu persalinan dimulai dan mengiritasi serviks untuk menyebabkannya berkontraksi.
Pemisahan membran atau selaput pada serviks ini tidak terasa sakit, tetapi Bunda mungkin merasa sedikit tidak nyaman setelahnya.
3. Pemeriksaan Spekulum
Jika ada masalah pada kehamilan Bunda, misalnya kecurigaan jika Bunda mengalami infeksi, mengalami perdarahan, atau ketuban pecah dini. Bunda mungkin akan menjalani apa yang disebut pemeriksaan spekulum.
Pemeriksaan spekulum adalah saat instrumen kecil yang dilapisi gel dimasukkan ke dalam vagina untuk memeriksa apakah ada penyebab perdarahan, atau memastikan apakah ketuban Bunda pecah.
Untuk prosedur ini, instrumen yang terbuat dari plastik atau logam digunakan untuk pemeriksaan vagina. Bunda akan disuruh berbaring, dengan lutut ditekuk di tepi meja.
Setelah menghangatkan instrumen dalam air hangat, dokter akan dengan lembut memasukkan instrumen untuk membuka vagina. Pemeriksaan spekulum ini akan membantu dokter melihat ke dalam vagina dan leher rahim.
Prosedur ini tidak menyakitkan, tetapi kadang-kadang bisa membuat tidak nyaman. Bunda mungkin juga menjalani pemeriksaan dalam jika bidan atau dokter berpikir bahwa Bunda berada dalam persalinan dini atau harus melahirkan lebih cepat dari waktunya.
Artikel Terkait: 7 Langkah untuk Persalinan Lebih Mudah
8 Tujuan Melakukan Pemeriksaan Dalam pada Ibu Hamil
Smber: Freepik
Dokter, perawat, atau bidan akan melakukan pemeriksaan dalam untuk memeriksa leher rahim atau serviks ibu hamil. Serviks diperiksa untuk hal-hal berikut:
1. Pelebaran atau Bukaan
Seberapa terbuka serviks akan dicek. Ini diukur dari 1 hingga 10 cm. Jika sudah mencapai 10 cm, maka artinya sudah terbuka penuh atau melebar secara penuh.
2. Konsistensi Serviks
Selama kehamilan, serviks akan terasa tegas dan sempit, yang juga disebut belum matang. Jika sudah tiba saatnya melahirkan, maka serviks akan berubah menjadi tegas dan elastis. Dalam kondisi ini serviks disebut sudah matang dan sudah siap untuk melahirkan.
3. Posisi Serviks
Selama kehamilan, serviks condong berada di belakang (atau posterior) kepala bayi. Saat serviks sudah matang (siap melahirkan) dan selama persalinan serviks akan bergerak maju ke depan, sehingga membuatnya lebih mudah diakses oleh dokter/bidan.
4. Seberapa Jauh Kepala Bayi Telah Turun ke Panggul
Ini diukur dari minus 3 (-3), yang berarti kepala bayi tinggi dan tidak bergerak, hingga plus 3 (+3), di mana kepala bayi dapat terlihat saat lahir. Sebagian besar kepala bayi berada pada -2 pada awal persalinan dan 0 hingga +1 saat mengejan dimulai.
5. Kondisi Leher Rahim
Selama kehamilan, leher rahim panjang, serviks menipis, memendek, dan melunak untuk membuka saluran vagina untuk melahirkan.
Pemeriksaan dalam vagina juga dilakukan untuk memeriksa seberapa tipis serviks terasa dan diukur dalam persentase dari 0% hingga 100%.
0% adalah ketika serviks panjang dan tebal, 100% adalah ketika serviks setipis kertas, ketika sebagian besar telah ditarik ke atas dan diserap ke dalam segmen bawah dinding rahim.
6. Seberapa Baik Kepala Bayi Berada di Leher Rahim
Bagian bayi yang ‘memimpin jalan’ selama persalinan disebut ‘bagian presentasi’. Pada kondisi normal, bagian presentasi adalah kepala bayi. Namun, mungkin juga pantat bayi jika dalam posisi sungsang.
Dokter atau bidan akan mencoba memperkirakan seberapa baik kepala bayi atau bagian presentasinya berada condong ke arah serviks. Kepala yang posisinya baik dianggap lebih efisien dalam melebarkan serviks selama persalinan.
7. Posisi Bayi Berbaring
Bayi dapat berbaring dalam dua posisi yaitu posterior atau anterior. Hal ini dapat dirasakan jika pembukaan serviks lebih dari 4 cm, tetapi terkadang sulit untuk ditentukan secara akurat.
8. Untuk Mencegah Menginduksi Persalinan
Terkadang, pemeriksaan dalam selama persalinan dapat disarankan untuk mencegah Bunda minum obat induksi. Pemeriksaan internal membantu dokter mengetahui kemajuan persalinan, dan jika diperlukan maka induksi perlu diberikan pada ibu.
Artikel Terkait: 4 Cara Alami Untuk Merangsang Persalinan
Tips agar Tidak Nyeri Saat Menjalani Proses Periksa Dalam
Smber: Freepik
Kecemasan dan ketakutan sering terjadi sebelum dan selama pemeriksaan panggul. Pemeriksaan ini dapat memicu gejala fisik dan emosional yang negatif seperti nyeri, ketidaknyamanan, kecemasan, ketakutan, dan rasa malu.
Gejala-gejala negatif ini dapat mengganggu kelancaran pemeriksaan dalam yang mengakibatkan penundaan atau penghindaran perawatan dan konsekuensi kesehatan yang signifikan.
Komunikasikan dengan dokter atau bidan jika Bunda merasa gugup dan tegang. Mereka dapat membantu memosisikan Bunda agar merasa lebih nyaman.
Cobalah untuk melakukan latihan pernapasan yang lambat dan dalam. Tarik napas dan embuskan sebanyak beberapa kali sebelum melakukan pemeriksaan dalam jika Bunda takut untuk menenangkan diri. Merilekskan bahu, otot perut, dan otot di antara kedua kaki sangat penting selama prosedur pemeriksaan dalam.
***
Dengan mengetahui seluk beluk seputar pemeriksaan dalam pada ibu hamil, mungkin dapat berpengaruh terhadap rasa takut dan cemas yang Bunda rasakan menjelang menghadapinya. Agar pemeriksaan dalam tidak terasa menyakitkan, Bunda harus mencoba untuk rileks ketika menjalaninya. Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca Juga:
12 langkah pijatan perineum untuk hindari robekan vagina saat persalinan
8 Persiapan yang Perlu Bunda Ketahui Sebelum Persalinan Caesar
Catat, ini 5 gerakan olahraga sederhana untuk melancarkan persalinan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.