Kontraksi palsu yang dikenal dengan istilah Braxton Hicks adalah kontraksi yang umumnya terjadi di pertengahan trimester dan terkadang berlanjut hingga akhir kehamilan. Nah, Bunda sudah tahu belum apa bedanya kontraksi palsu ini dengan kontraksi yang sesungguhnya?
Lalu, kapan Bumil harus waspada? Simak artikel kami sampai habis, ya!
Artikel Terkait: Ketahui Kontraksi Jelang Melahirkan, Ciri hingga Cara Mengatasinya
Apa Itu Kontraksi Braxton Hicks atau Kontraksi Palsu?
Kontraksi Braxton Hicks adalah kontraksi palsu yang rasanya seperti ketika perut kita ditarik-tarik di bagian bawah dan area selangkangan.
Bisa dibilang, ini adalah ‘gladi bersih’ dari kontraksi normal.
Saat Braxton Hiks terjadi, otot-otot rahim Bunda menegang sebagai persiapan untuk kontraksi yang sesungguhnya saat bayi akan benar-benar lahir.
Memang terkadang sulit membedakan kontraksi Braxton Hicks yang sering disebut kontraksi palsu dengan kontraksi normal. Apalagi bila kontraksi ini muncul di akhir trimester kehamilan.
Penyebab kontraksi Braxton Hicks adalah hormon kehamilan, di mana hormon ini bekerja keras mengirimkan pesan ke tubuh ibu hamil untuk memulai proses persalinan secara perlahan.
Artikel terkait: Inilah 10 Cara Agar Bayi Cepat Masuk Panggul dan Kontraksi
Apa Ciri-Ciri Kontraksi Palsu?
Secara umum, kontraksi palsu ditandai dengan gejala berikut:
- Nyeri rahim ringan mirip dengan kram menstruasi.
- Kemunculannya tidak terlalu intens.
- Kontraksi mereda dengan hanya dengan perubahan posisi, gerakan, istirahat atau segelas air.
- Intervalnya tidak teratur dan tidak dapat diprediksi (sepuluh menit, enam menit, dua menit, delapan menit, dll.).
- Tidak ada kemajuan persalinan.
- Disebabkan oleh pengencangan perut.
- Perubahan aktivitas atau posisi tubuh menyebabkan kontraksi melambat atau berhenti.
- Tidak ada bercak darah atau flek.
Jika digambarkan, kontraksi satu ini tidak menyakitkan, tetapi tetap membuat Bunda tidak nyaman.
Akan tetapi, bila Bunda adalah seorang calon ibu baru, Anda mungkin tidak terlalu memperhatikan atau merasakannya secara intens seperti ibu hamil yang sudah berpengalaman.
Setelah kehamilan mendekati hari perkiraan lahir (HPL), kontraksi ini akan menjadi lebih sering dan intens.
Apa Penyebab Kontraksi Palsu?
Beberapa kemungkinan penyebab kontraksi palsu adalah:
- Bayi sudah bergerak mencari jalan lahirnya, terutama jika posisinya sungsang,
- Cemas atau stres,
- Faktor fisik seperti panggul yang tidak teratur,
- Anomali rahim,
- Sudah mengalami tiga atau lebih kehamilan sebelumnya.
Selain itu, faktor pemicu paling umum dari kontraksi Braxton Hicks adalah sebagai berikut:
- Penyakit yang menyebabkan mual atau muntah,
- Gerakan janin,
- Aktivitas ibu, terutama setelah mengangkat sesuatu yang berat atau berhubungan seks,
- Adanya sentuhan di area perut,
- Kantong kemih dalam kondisi penuh,
- Dehidrasi atau kekurangan cairan yang parah.
Meski begitu, tidak ada yang tahu pasti apa penyebab kontraksi palsu. Namun, penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa kontraksi palsu membantu otot dan ligamen rahim mempersiapkan persalinan yang sebenarnya.
Meskipun mungkin tidak ada perubahan yang terdeteksi pada leher rahim jika Anda diperiksa, kontraksi persalinan palsu dianggap melunakkan leher rahim sambil mendorong bayi ke posisi yang baik di panggul, dan mulai bersiap untuk persalinan yang sebenarnya.
Lantas, kok bisa hubungan seks menyebabkan kontraksi palsu? Ini bisa terjadi karena adanya peningkatan produksi oksitosin dan aliran darah ke area panggul.
Selain itu, ternyata air mani suami mengandung prostaglandin yang dapat memicu kontraksi rahim.
Dengan demikian, tidak heran jika banyak ibu hamil yang mengaku mengalami Braxton Hicks setelah melakukan hubungan seks.
Artikel terkait: 11 Penyebab Kontraksi Palsu di Trimester Akhir Kehamilan
Kapan Kontraksi Braxton Hicks Muncul?
Kontraksi Braxton Hicks dapat dimulai kapan saja setelah minggu ke-20 kehamilan pada trimester kedua.
Atau, terkadang kontraksi ini juga bisa muncul di bulan-bulan berikutnya pada trimester ketiga.
Ada juga ibu hamil yang mengalami peningkatan kontraksi palsu mulai sekitar minggu ke-32 kehamilan, hingga persalinan yang sebenarnya dimulai.
Meski menganggu, melansir dari laman WebMD, kondisi ini normal dan tidak perlu dikhawatirkan, Bunda.
Kontraksi palsu yang dialami ibu hamil merupakan kondisi wajar dan tak selalu berdampak buruk.
Namun, kondisi ini bisa menimbulkan kebingungan tersendiri dengan kontraksi persalinan yang asli.
Lagi pula, tahukah Bunda kalau sebenarnya Braxton Hicks ini bisa bermanfaat, lho, bagi ibu hamil?
Pasalnya, Braxton Hicks dapat membantu mengencangkan otot rahim, serta melancarkan alirah darah ke plasenta.
Plus, Braxton Hicks pun memengaruhi serviks menjadi lebih lunak dan menipis, di mana ini adalah salah satu cara persiapan melahirkan.
Meski begitu, Braxton Hicks atau kontraksi palsu ini memang tidak membantu melebarkan serviks.
Berapa Lama Durasi Kontraksi Palsu?
Kontraksi Braxton Hicks umumnya terjadi tidak teratur dan jarang. Saat terjadi, biasanya hanya berlangsung sekitar 15 hingga 30 detik, dan yang paling lama bisa berlangsung hingga 2 menit.
Jika rasa sakit pada kontraksi normal adalah nyata –benar-benar tak tertahankan dan bisa berlangsung selama 30-70 detik dalam satu durasi, maka pada kontraksi Braxton Hicks, rasa sakitnya bisa dibilang tidak ada.
Tidak adanya kontraksi Braxton Hicks juga merupakan hal yang normal. Ini tidak akan memengaruhi proses persalinan nanti.
Beberapa ibu hamil, terutama yang baru pertama kali hamil, tidak sadar bahwa Braxton Hicks sedang berlangsung pada mereka.
Pasalnya, meski rasanya cukup intens pada beberapa perempuan, terutama mereka yang pernah memiliki bayi sebelumnya, kontraksi palsu ini bisa sangat ringan (hanya sedikit mengencangkan perut) sehingga sering kali diabaikan.
Apa Perbedaan Kontraksi Palsu dan Asli?
Untuk membedakan kontraksi Braxton Hicks dengan kontraksi persalinan normal, Bunda bisa mencari tahu dari frekuensi, intensitas, dan lokasi kontraksi.
Begini tanda-tanda yang digambarkan kontraksi normal, melansir laman What to Expect:
- Terjadi secara berkala.
- Memiliki pola yang jelas.
- Kontraksi menjadi lebih kuat dari waktu ke waktu; berlangsung masing-masing sekitar 30 hingga 70 detik.
- Durasinya juga lebih lama dan jaraknya berdekatan seiring waktu.
- Rasa sakitnya konsisten dan intensif secara nyata. Terasa seperti kram menstruasi yang sangat kuat.
- Tidak mereda meski Bunda mengubah aktivitas atau posisi badan.
- Braxton Hicks muncul pada awal trimester kedua, tetapi lebih sering pada trimester ketiga. Sementara kontraksi normal muncul setelah minggu ke-37 kehamilan. Jika datang lebih awal, ini bisa menjadi tanda persalinan prematur.
Kontraksi normal biasanya juga disertai dengan tanda-tanda persalinan umum lainnya, seperti:
- Keluarnya cairan berwarna merah muda atau bercak darah yang dikenal sebagai “bloody show”.
- Air ketuban pecah dengan tetesan yang tidak berhenti atau kehilangan sumbat lendirnya (mucus plug).
- Cairan ketuban tidak memiliki bau. Jadi jika Bunda mendeteksi ada bau asam pada kemaluan atau celana dalam, itu adalah aroma dari urine (salah satu tanda persalinan palsu).
- Beberapa mengalami mual, diare, atau keduanya.
- Terkadang disertai dengan sakit perut.
Bila Bunda tidak yakin apakah yang sedang dirasakan kontraksi palsu atau kontraksi persalinan, cobalah untuk memerhatikan beberapa hal di bawah ini:
Artikel terkait: Cara Menghitung Kontraksi Menjelang Persalinan dan Kapan Bunda Harus Segera ke Rumah Sakit
Seberapa sering Bunda merasakan kontraksi?
Catat kontraksi Bunda menggunakan jam tangan atau handphone, catat waktu dimulainya setiap kontraksi.
Persalinan sesungguhnya berkembang menjadi pola yang teratur, dengan kontraksi yang semakin dekat.
Sedangkan persalinan palsu, kontraksi tetap tidak teratur.
Berapa lama masing-masing bertahan?
Catat berapa lama setiap kontraksi berlangsung dengan mencatat kapan mulai dan kapan berhenti.
Kontraksi persalinan sesungguhnya berlangsung lebih dari 30 detik saat onset dan semakin lama, hingga 60 detik; sedangkan kontraksi palsu bervariasi panjang dan intensitasnya rendah.
Apakah kontraksi berlanjut dengan perubahan aktivitas?
Kontraksi persalinan asli terus berlanjut terlepas dari aktivitas ibu, dan dapat dirasakan lebih kuat saat melakukan aktivitas dengan intensitas tinggi, seperti berjalan jalan.
Sedangkan kontraksi persalinan palsu sering berhenti terlepas dari aktivitas ibu.
Di mana Bunda merasakan kontraksi?
Dengan kontraksi persalinan asli, rasa sakit cenderung tinggi di perut, menjalar ke seluruh perut dan punggung bawah, atau sebaliknya.
Dalam kondisi kontraksi palsu, seringnya terkonsentrasi di perut bagian bawah dan selangkangan.
Beberapa wanita mengalami kontraksi yang menyakitkan selama berhari-hari tanpa perubahan serviks, sementara perempuan lain mungkin hanya merasakan sedikit tekanan dan sakit punggung.
Bagaimana Cara Mengatasi Kontraksi Palsu atau Braxton Hicks?
Cara mengatasi kontraksi Braxton Hicks adalah sebagai berikut:
- Minum banyak air putih. Dehidrasi ringan dapat menyebabkan kontraksi palsu. Jadi, jangan sampai Anda dehidrasi, ya, Bunda. Bila Bunda sadar sedang mengalami kontraksi palsu, segeralah minum segelas air putih.
- Bergerak. Coba ubah posisi Bunda saat mengalami kontraksi palsu. Bila Bunda sedang dalam posisi duduk, berdirilah, dan sebaliknya. Bunda bisa juga mengambil beberapa langkah untuk berjalan-jalan sejenak.
- Visualisasi. Gunakan pengalaman kontraksi palsu ini sebagai kesempatan untuk melatih teknik pernapasan dan visualisasi yang telah Bunda pelajari di kelas persalinan –seakan-akan Anda mengalami kontraksi normal.
- Mandi dengan air hangat.
- Relaksasi dengan pijatan lembut.
- Beristirahat
Jika Bunda merasa tidak yakin apakah ini Braxton Hicks atau kontraksi persalinan sesungguhnya, dokter atau bidan dapat membantu.
Mereka mungkin meminta Bunda untuk mengatur waktu kontraksi atau menjelaskan rasa sakitnya.
Di waktu lain, mereka akan memeriksa serviks untuk melihat apakah kontraksi sesungguhnya benar terjadi.
Jika tidak ada tanda pelebaran rahim, mungkin yang Bunda rasakan memang adalah kontraksi palsu.
Kapan Harus ke Rumah Sakit?
Bunda harus segera menghubungi dokter atau ke rumah sakit bila mengalami beberapa hal berikut, yang mungkin menjadi tanda dan gejala dari persalinan:
- Mengalami lebih dari empat kali kontraksi yang teratur dalam satu jam, kemudian kontraksi semakin kuat setiap 5 menit dalam satu jam.
- Merasa sangat kesakitan pada bagian perut dan punggung bawah.
- Sulit berjalan.
- Perubahan nyata dalam gerakan bayi, atau jika Anda merasakan gerakan bayi kurang dari 10 gerakan setiap 2 jam.
- Terjadi perdarahan atau flek pada kemaluan.
- Meningkatnya jumlah lendir yang keluar dari vagina baik bening hingga berwarna keruh atau pink kemerahan.
- Merasakan tekanan di bagian pelvis atau vagina.
- Air ketuban bocor.
- Gejala flu seperti mual, muntah, atau diare.
Bunda patut waspada bila mengalami kontraksi persalinan sebelum usia kehamilan 37 minggu, karena mungkin menjadi gejala awal dari kelahiran prematur.
Jangan ragu untuk mendatangi layanan kesehatan bila Bunda merasa tidak nyaman, khawatir, atau tidak yakin tentang gejala prapersalinan atau kehamilan yang Anda rasakan dari kontraksi.
Bunda juga bisa menelepon dokter kandungan untuk mendapatkan bantuan yang diperlukan.
Pertanyaan Populer
Dari banyaknya pertanyaan terkait kontraksi palsu, beberapa pertanyaan populer ini paling sering ditanyakan oleh kebanyakan ibu hamil. Karena itu, Bunda perlu mengetahui beberapa pertanyaan populer berikut ini. Simak, yuk!
Berapa lama jarak antara kontraksi palsu dengan persalinan?
Meskipun bisa berbeda-beda pada masing-masing perempuan, umumnya kontraksi palsu atau Braxton Hicks bisa berlangsung selama 30-60 detik, atau paling lama sekitar 2 menit. Perlu diingat pula bahwa biasanya kontraksi palsu cenderung lebih singkat daripada kontraksi persalinan sesungguhnya.
Apa yang terjadi pada janin saat kontraksi palsu?
Braxton Hicks dirasakan ketika kehamilan berusia 16 minggu. Ketika kontraksi palsu terjadi, kemungkinan tidak akan memengaruhi kesehatan ibu hamil.
Namun karena kontraksi palsu akan membuat otot-otot rahim menegang, kemungkinan janin akan bereaksi terhadap otot yang menegang ini. Jika posisi janin sungsang, dengan adanya kontraksi palsu mungkin bisa mengubah posisi siap dilahirkan.
Bolehkah ibu hamil tidur saat kontraksi?
Boleh saja tidur saat kontraksi berlangsung, bila memang ibu hamil merasa nyaman dan masih bisa tidur. Bila rasa sakit kontraksi ini masih bisa diatasi oleh ibu hamil, tidur diperbolehkan dan aman untuk dilakukan.
Semoga informasi ini berguna bagi Bunda dalam memahami perbedaan antara Braxton Hicks dengan kontraksi persalinan yang normal. Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter jika ada gejala yang menurut Bunda aneh dan tidak biasa.
***
Artikel diupdate oleh: Ester Sondang, Fadhila Afifah, Aulia Trisna
Baca juga:
12 Penyebab Cryptic Pregnancy atau Kehamilan yang Tidak Disadari
Waspada Penyakit Hati Berlemak atau Fatty Liver saat Hamil, Apa Saja Bahayanya?
Mengenal Nesting atau Naluri Bersarang pada Ibu Hamil, Pernahkah Bunda Merasakannya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.