Apakah boleh minum obat antidiare saat hamil? Simak penjelasannya dalam artikel ini, sekaligus daftar obat diare untuk ibu hamil yang aman dikonsumsi.
Artikel terkait: Bisa Berbahaya bagi Janin, Ini 9 Cara Mengatasi Diare Saat Hamil
Normalkah Diare Saat Hamil?
Diare bisa terjadi pada siapa saja dan kapan pun, tidak terkecuali Bunda yang sedang hamil. Namun memang, banyak calon ibu yang di akhir kehamilannya (trimester ketiga) atau mendekati hari perkiraan lahir mengalami diare. Menurut para ahli, ini normal. Katanya, ini merupakan gejala prapersalinan.
Ini cara alami tubuh ibu hamil ‘membersihkan’ dan mempersiapkan kedatangan bayi yang sebentar lagi akan lahir. Penyebab lainnya, bisa jadi karena perubahan pola makan.
Meski ini respons normal dalam kehamilan, tetap saja Bunda harus waspada. Jangan sampai Bunda mengalami dehidrasi karena banyaknya cairan yang keluar karena diare.
Meskipun sebagian besar masalah pencernaan pada ibu hamil seperti diare tidak disebabkan hal serius, tetapi tetap bisa menyebabkan komplikasi kehamilan –terutama jika gejalanya parah atau berkelanjutan.
Itulah alasannya ibu tetap harus mendapatkan perawatan jika masalah pencernaan tak kunjung hilang dalam beberapa hari.
Artikel terkait: Ibu hamil meninggal akibat diare akut setelah makan kerang mentah
Apa Penyebab Diare Selama Kehamilan?
Mengutip laman Healthline, jika Bunda mengalami tiga kali buang air besar atau bahkan lebih dalam satu hari, itu tandanya Bunda sedang mengalami diare.
Diare selama kehamilan adalah hal biasa. Namun, bukan karena Bunda mengalami diare saat hamil, itu pertanda diare ada kaitannya dengan kehamilan Anda.
Selain karena alasan kehamilan, diare saat hamil bisa jadi disebabkan oleh:
- Infeksi virus, seperti rotavirus, norovirus, atau viral gastroenteritis
- Infeksi bakteri, seperti Salmonella atau E. coli
- Parasit usus, seperti Giardia lamblia dan Cryptosporidium enteritis
- Keracunan makanan
- Efek samping obat
- Intoleransi makanan
Kondisi tertentu juga dapat membuat diare lebih sering terjadi, di antaranya:
- Sindrom iritasi usus besar (IBS)
- Penyakit crohn
- Penyakit celiac
- Kolitis ulseratif atau divertikulitis
- Ada penyakit langka, seperti penyakit liver –yang kerap memicu diare di akhir kehamilan.
Penyebab diare yang terkait dengan kehamilan adalah:
1. Perubahan Pola Makan
Banyak calon ibu yang mengubah pola makannya sesaat setelah mereka mengetahui dirinya sedang hamil. Perubahan pola makan ini dapat mengganggu kinerja perut dan berpotensi menyebabkan diare.
2. Sensitivitas Makanan Baru
Sensitivitas makanan mungkin salah satu dari banyak perubahan yang Anda alami selama kehamilan. Makanan yang Anda toleransi dengan baik sebelum hamil sekarang dapat menyebabkan Anda kembung, sakit perut, atau diare.
3. Vitamin Prenatal
Mengonsumsi vitamin prenatal baik untuk kesehatan ibu hamil dan bayi yang sedang tumbuh di dalam kandungan. Namun, vitamin ini juga dapat mengganggu perut Anda dan menyebabkan diare.
Vitamin prenatal juga bisa menjadi pemicunya, kata Karen Deighan, MD, FACOG, ketua departemen Obstetri dan Ginekologi di Gottlieb Memorial Hospital of Loyola University Health System melansir The Bump.
“Meskipun perempuan lebih mungkin mengalami sembelit karena kandungan zat besi, vitamin prenatal juga dapat menyebabkan diare,” jelas Karen.
4. Perubahan Hormon
Salah satu perubahan yang dapat menyebabkan diare adalah peningkatan kadar prostaglandin. Prostaglandin, seperti oksitosin, membantu merangsang kontraksi di rahim tetapi juga dapat meningkatkan gerakan di sepanjang saluran pencernaan.
Pergeseran hormon dapat menyebabkan sistem pencernaan Anda melambat, yang kemudian menyebabkan sembelit. Atau, perubahan hormon juga dapat mempercepat sistem pencernaan, sehingga menyebabkannya diare.
5. Stres
Stres atau cemas berlebihan bisa menjadi salah satu penyebabnya.
Artikel terkait: Waspada! Diare saat hamil berisiko mengancam kesehatan ibu dan janin
Apa Saja Gejala dan Komplikasi yang Disebabkan Diare Saat Hamil?
Diare juga bisa menyebabkan persalinan prematur. Itu karena kehilangan cairan menyebabkan dehidrasi dan hal ini bisa merangsang rahim untuk berkontraksi.
Kondisi di atas juga dapat menyebabkan berbagai gejala lainnya. Contohnya:
- Sakit perut dan kram
- Perut bergas dan kembung
- Penurunan berat badan
- Kelelahan
- Mual dan muntah
- Masalah kulit dan persendian
- Anemia
Jika diare disertai gejala lain, temui dokter untuk evaluasi.
Artikel terkait: 20 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil, Wajib Tahu!
Diare Saat Hamil Harus Makan Obat Apa?
Mengutip dari laman Hellodoctor, berikut beberapa pilihan obat diare untuk ibu hamil yang aman dan direkomendasikan para dokter:
1. Loperamide
Loperamide (Imodium) adalah obat yang memperlambat gerakan usus untuk menghasilkan tinja yang lebih padat selama diare. Obat ini bagus sekali untuk mengatasi diare parah pada ibu hamil.
Loperamide diproduksi dalam bentuk tablet telan, kapsul, sirup, atau tablet kunyah.
Efek samping yang sering dirasakan setelah mengonsumsi obat ini adalah berupa sakit perut, mulut kering, sulit berkonsentrasi, mengantuk, pusing, sembelit, hingga mual dan muntah.
Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai dosis yang tepat untuk kondisi Anda.
2. Kaolin+Pektin
Jenis obat lain untuk diare atau mencret yang aman untuk ibu hamil adalah kaolin dan pektin.
Kaolin adalah jenis tanah liat alami dengan sifat adsorben. Sedangkan pektin adalah serat yang ditemukan di banyak buah-buahan yang digunakan untuk membuat gel dan jeli.
Sama seperti loperamide, obat ini hanya diberikan kepada ibu hamil jika diarenya parah (buang air besar encer lebih dari 10 kali per hari). Selain meredakan gejala, obat diare yang aman untuk ibu hamil ini juga berguna untuk mencegah dehidrasi serius.
3. Oral Rehydration Salt (ORS)
Dikenal dengan istilah oralit, yaitu salah satu obat teraman untuk mengobati diare pada ibu hamil.
Garam rehidrasi oral mengandung senyawa elektrolit dan mineral seperti natrium klorida, kalium klorida, glukosa anhidrat, natrium bikarbonat, dan trisodium sitrat dihidrat. Kombinasi mineral tersebut berfungsi untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi akibat kehilangan cairan tubuh saat diare.
Setelah Bunda meminumnya, efek oralit bisa dirasakan dalam waktu sekitar 8-12 jam. Beberapa ahli percaya oralit bekerja lebih baik untuk mengobati diare daripada hanya minum air mineral.
4. Antibiotik
Jika diare belum juga hilang setelah 3 hari, ibu hamil disarankan untuk berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui penyebab dan pengobatan yang tepat.
Diare kemungkinan besar disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit. Dalam hal ini, dokter akan meresepkan antibiotik sebagai obat diare yang aman untuk kehamilan.
Akan tetapi, tidak semua antibiotik aman untuk ibu hamil. Hanya dokter yang dapat menentukan jenis dan dosis antibiotik yang tepat. Dokter juga akan memberi tahu Bunda berapa lama Anda harus minum obat tersebut.
Artikel terkait: Daftar Obat yang Aman bagi Ibu Hamil untuk Berbagai Kondisi Penyakit
Apa Cara Lain Mengobati Diare Selama Kehamilan?
Sangat penting untuk tidak mengalami dehidrasi selama diare.
Oleh karena itu, tingkatkan asupan cairan dengan banyak minum air putih, jus buah, serta sup kaldu bening. Makanan seperti pisang dan nasi juga dapat membantu feses Bunda kembali normal.
Faktanya, sebagian besar kasus diare selama kehamilan sembuh tanpa pengobatan. Apalagi jika Bunda mencurigai penyebab diare adalah obat-obatan yang dikonsumsi saat hamil, Bunda tidak perlu minum obat tambahan untuk mengobati diare.
Bila Anda ingin mencoba beberapa pengobatan rumahan, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan.
1. Tetap Terhidrasi dengan Baik
Dehidrasi dapat terjadi dengan cepat dan menyebabkan komplikasi serius, terutama jika Anda sedang hamil. Yang terbaik adalah minum air putih yang banyak untuk menggantikan cairan yang hilang karena diare.
Bunda juga bisa minum minuman rehidrasi berbasis air dan elektrolit dan kaldu untuk menggantikan beberapa elektrolit, vitamin, dan mineral yang hilang dari tubuh Anda.
Namun, cobalah untuk berhati-hati untuk tidak minum minuman yang mengandung gula tinggi. Baca label nutrisi dengan cermat dalam upaya membatasi asupan gula Anda.
2. Makan Makanan yang Hambar
Cobalah untuk tetap makan makanan hambar. Diet BRAT sudah selama bertahun-tahun direkomendasikan untuk mengatasi masalah perut, termasuk diare.
Diet BRAT terdiri dari: Banana (pisang), Rice (nasi), Applesauce (saus apel), dan Toast (roti panggang).
Bunda juga bisa menambahkan ini pada makanan Anda: makanan bertepung (kentang, sereal tanpa pemanis, dan crackers), sayuran yang dimasak (wortel, zucchini kupas, kacang hijau, atau bit), daging tanpa lemak, telur yang dimasak, yoghurt.
3. Hindari Kelompok Makanan Tertentu
Makanan yang dapat memperburuk masalah pencernaan seperti makanan berlemak, digoreng, pedas, mengandung gas, atau buah-buahan kering. Juga cobalah untuk membatasi asupan susu dan produk susu lainnya, hindari soda, jus atau minuman yang mengandung kafein.
4. Pertimbangkan Obat
Jika obat yang Bunda konsumsi menyebabkan diare, tubuh Anda mungkin dapat menyesuaikannya, dan diare dapat berhenti. Jika tidak, bicarakan dengan dokter tentang kemungkinan mengganti obat Anda.
Jangan berhenti minum obat yang diresepkan dokter tanpa terlebih dahulu membicarakannya dengan dokter Anda.
5. Tambahkan Probiotik ke Menu Makan Bunda
Probiotik adalah mikroorganisme kecil dan sejenis bakteri baik yang bekerja di saluran pencernaan Anda untuk menciptakan lingkungan usus yang sehat. Probiotik mungkin sangat membantu ketika diare disebabkan oleh obat antibiotik.
6. Beri Waktu
Sebagian besar kasus diare akan sembuh dalam beberapa hari, terutama jika diare disebabkan oleh keracunan makanan, serangga atau virus, atau bakteri.
7. Periksakan ke Dokter
Buat janji bertemu dokter jika diare tidak membaik setelah 2 hingga 3 hari. Dokter Anda akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin mengambil darah untuk menentukan apa yang menyebabkan diare Anda.
8. Jangan Sembarangan Minum Obat
Jangan minum obat antidiare yang dijual bebas tanpa berkonsultasi dengan dokter. Kondisi tertentu justru dapat diperburuk oleh obat-obatan ini, dan tidak semua obat aman untuk ibu hamil.
Artikel terkait: 5 Cara Alami Atasi Diare pada Ibu Menyusui, Sudah Mencobanya?
Kapan Harus Memeriksakan Diri ke Dokter?
Diare yang berkepanjangan dapat menyebabkan dehidrasi. Jika diare Anda berlangsung lebih dari 2 atau 3 hari, hubungi dokter.
Dehidrasi berat dapat menyebabkan komplikasi kehamilan. Gejala dehidrasi meliputi:
- Buang air besar lebih dari 6 kali dalam 24 jam.
- Ada darah pada feses
- Demam yang berhubungan dengan diare Anda
- Sakit perut parah yang terkait dengan diare Anda
- Mengalami tanda-tanda dehidrasi, seperti merasa sangat lelah, mulut kering dan lengket, selalu merasa kehausan, urine berwarna gelap atau urine lebih sedikit dari biasanya atau jarang buang air kecil (BAK).
- Gerakan atau kontraksi janin berkurang
- Sakit kepala
- Pusing.
Menurut Institute of Medicine, Bunda dapat mencegah dehidrasi selama kehamilan dengan minum sekitar 80 ons atau 10 gelas, air setiap hari.
Bila Bunda mencurigai diare disebabkan bakteri yang berasal dari makanan (keracunan makanan), ada baiknya Anda segera ke layanan kesehatan terdekat. Bakteri dapat menimbulkan ancaman bagi Anda dan janin di dalam kandungan.
Bila Anda memiliki IBS atau kondisi lain yang sudah ada sebelumnya, Bunda mungkin sudah tahu bagaimana cara mengobati diare.
Namun, jika itu adalah diare baru dan Anda mengalami 4-6 kali buang air besar sehari selama beberapa hari, jadi harus segera menemui dokter karena berisiko dehidrasi.
Masalah pencernaan, termasuk diare, adalah hal normal selama kehamilan. Penyebabnya ada banyak, di antaranya perubahan hormon, perubahan pola makan, vitamin prenatal, dan bisa juga stres.
Akan tetapi, sebagian besar kasus diare sembuh tanpa perlu pengobatan. Caranya adalah dengan banyak mengonsumsi cairan dan menambahkan probiotik ke dalam makanan untuk membantu menenangkan perut dan mencegah dehidrasi.
Pertanyaan Populer Terkait Obat Diare untuk Ibu Hamil
Diare adalah kondisi yang sangat umum yang dapat menyerang siapa saja, termasuk wanita yang sedang hamil. Menurut American College of Gastroenterology (ACG), belum ada penelitian terkini tentang prevalensi diare pada ibu hamil.
Selama kehamilan, diare bisa timbul karena perubahan hormonal atau fisik. Namun, itu juga bisa tidak berhubungan dengan kehamilan dan diakibatkan oleh infeksi atau gangguan usus yang mendasarinya.
Berikut beberapa pertanyaan populer terkait obat diare untuk ibu hamil.
Ibu hamil mengalami diare apakah berbahaya bagi janin?
Jika diare ibu hamil berlangsung lebih dari 2 atau 3 hari, segera hubungi dokter. Dehidrasi berat dapat menyebabkan komplikasi kehamilan.
Ibu hamil juga perlu melakukan konsultasi dengan dokter meski kondisi diare dianggap tidak berbahaya alias cenderung ringan.
Jika ibu hamil mengalami diare, Bunda mungkin khawatir hal itu dapat menyebabkan masalah pada kehamilan Anda atau merupakan tanda keguguran. Tetapi, diare bukanlah penyebab atau gejala keguguran yang khas.
Sangat umum untuk mengalami diare selama kehamilan, dan kebanyakan tidak memengaruhi kehamilan sama sekali. Jika Bunda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran atau khawatir tentang kehamilan karena alasan apa pun, Anda harus berbicara dengan dokter.
Bolehkah ibu hamil minum obat diare Entrostop?
Salah satu kandungan obat diare untuk ibu hamil yang aman dan direkomendasikan para dokter di antaranya adalah kaolin dan pektin.
Sementara itu, Neo Entrostop memiliki kandungan attapulgite dan pektin yang dikenal cukup aman bagi ibu hamil. Kandungan ini diklaim dapat menghentikan bakteri penyebab diare.
Neo Entrostop akan membantu mengurangi frekuensi buang air besar menjadi normal, serta memperbaiki bentuk feses yang sebelumnya cair akibat diare. Namun jika Anda ragu atau memiliki respons tertentu setelah mengonsumsi obat ini, segera konsultasikan ke dokter.
Bolehkah ibu hamil minum air kelapa saat diare?
Terdapat beberapa cara alami membuat tubuh tetap terhidrasi, salah satunya dengan minum air kelapa.
Ibu hamil boleh minum air kelapa. Air kelapa adalah jenis cairan yang sehat dan berfungsi untuk menggantikan cairan dalam tubuh yang hilang serta bisa untuk mencegah dehidrasi.
Bolehkah ibu hamil minum Yakult saat diare?
Ibu hamil boleh minum Yakult dan aman untuk dikonsumsi.
Yakult termasuk jenis minuman probiotik. Probiotik adalah mikroorganisme kecil dan sejenis bakteri baik yang bekerja di saluran pencernaan Anda untuk menciptakan lingkungan usus yang sehat.
Probiotik mungkin sangat membantu ketika diare disebabkan oleh obat antibiotik. Jenis probiotik yang paling umum digunakan termasuk Lactobacillus, Bifidobacterium, dan Saccharomyces.
Bunda, diare merupakan kondisi umum yang dapat menyerang siapa saja, termasuk ibu yang sedang hamil. Perubahan hormon, infeksi usus, dan gangguan usus yang mendasari semuanya dapat menyebabkan diare selama kehamilan.
Jika diare berlangsung lebih dari 48 jam, bicarakan dengan dokter. Dan segera cari perawatan medis untuk gejala seperti demam, dehidrasi, tinja berdarah, atau sering muntah.
Juga, penting untuk berbicara dengan dokter sebelum minum obat apa pun untuk diare.
***
Baca Juga:
Digunakan untuk Atasi Diare, Kenali Dulu Manfaat dan Efek Samping Obat Oralit Ini
Penyakit Diare – Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
8 Obat Diare yang Efektif dan Bisa Dibeli di Apotek, Apa Saja?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.