Dehidrasi pada ibu hamil bisa terjadi bila asupan cairan selama kehamilan tidak mencukupi kebutuhan ibu dan janin. Bila ini terjadi, ada berbagai risiko kesehatan yang berbahaya, baik bagi janin di kandungan, maupun Bumil.
Berikut ini adalah pembahasan lengkap tentang dehidrasi pada ibu hamil, termasuk penyebab, risiko dan cara mencegahnya.
Penyebab dehidrasi pada ibu hamil

Dilansir dari American Pregnancy Association, pada tahap awal kehamilan, volume darah Anda meningkat secara signifikan untuk memasok darah dan nutrisi ke janin dan plasenta. Cairan ketuban awalnya terbentuk dari cairan yang diminum ibu. Gejala morning sickness seperti muntah dapat membuat Anda lebih rentan terhadap dehidrasi.
Padahal selama kehamilan, tubuh Anda mengandalkan air untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh, jika tidak mendapatkan cukup cairan, maka hal ini dapat menimbulkan efek negatif pada bayi Anda yang sedang tumbuh.
Bahaya dehidrasi saat hamil yang harus diwaspadai
1. Tubuh menjadi terlalu panas
Panas tubuh akan menjadi mudah meningkat selama kehamilan, karena tubuh Anda tidak dapat menghilangkan panas dengan mudah. Dalam upaya untuk mengimbangi ini, tubuh Bumil akan lebih sering berkeringat.
Jika Bumil kurang mengonsumsi cairan pada fase ini, dia akan sangat rentan mengalami dehidrasi dan kepanasan tubuh yang berlebih.
Saat tubuh ibu hamil mengalami panas berlebih, janin juga dapat mengalami panas berlebih. Jika kondisi ini terjadi pada awal kehamilan, maka berisiko mengakibatkan cacat tabung saraf pada bayi.
2. Cairan ketuban sedikit

Walaupun ada berbagai faktor penyebab rendahnya volume cairan ketuban, namun dehidrasi bisa menjadi penyebab umum rendahnya air ketuban.
Cairan ketuban berfungsi sebagai sistem pendukung janin. Air ketuban memberikan perlindungan bagi janin yang belum lahir, serta membantu pertumbuhan banyak sistem tubuhnya.
Cairan ketuban yang rendah pada tahap awal kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir atau bahkan keguguran. Sementara itu, cairan ketuban yang rendah pada tahap akhir kehamilan dapat menyebabkan kelahiran prematur, gangguan pertumbuhan bayi Anda atau komplikasi persalinan seperti persalinan sesar atau kompresi tali pusat.
3. Bahaya lainnya
Dehidrasi selama kehamilan juga dapat memicu kelelahan, sembelit dan produksi ASI yang tidak memadai. Selain itu, dehidrasi juga dapat menyebabkan masalah pembuangan substansi limbah dari sel-sel janin, sehingga memicu ketegangan pada hati dan ginjalnya. Dehidrasi pada trimester ketiga dapat memicu kontraksi uterus dan menyebabkan persalinan prematur.
Cara mencegah dehidrasi saat hamil

Selain minum air putih yang cukup selama kehamilan (8-12 gelas air sehari), ada faktor lain yang harus Anda pertimbangkan untuk menghindari dehidrasi, diantaranya:
- Batasi minuman yang mengadung banyak gula atau kafein, karena sebenarnya dapat berfungsi sebagai diuretik. Yang membuat cairan tubuh lebih cepat hilang.
- Berolahraga atau bekerja terlalu keras di lingkungan yang panas atau lembab dapat sangat meningkatkan risiko kepanasan, yang dapat menyebabkan dehidrasi. Jadi, saat hendak melakukan aktivitas di ruangan lembab dan panas, pastikan Anda tetap terhidrasi, dengan membawa perbekalan air yang mudah diakses.
Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca juga:
Sering pusing saat menyusui? Waspada bahaya dehidrasi pada Busui!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.