Diare merupakan gangguan saluran pencernaan yang dapat terjadi pada siapapun termasuk juga ibu hamil. Apabila diare saat hamil terjadi, maka Bunda harus waspada terhadap kondisi ini.
Kondisi seperti ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada penderitanya, bahkan jika disertai mual dan muntah. Apabila tidak segera ditangani, diare dapat berdampak pada kondisi yang lebih parah, yaitu menyebabkan dehidrasi. Sedangkan dehidrasi bisa berakibat fatal pada ibu hamil, karena itulah Bumil harus mewaspadai gejalanya dan hindari faktor risikonya.
Klik image di bawah ini untuk baca lebih lanjut
Bahaya diare saat hamil yang patut Bunda ketahui
Dehidrasi bahaya bagi ibu hamil, bahkan janin yang dikandungnya pun berisiko terkena dampaknya. Salah satu bahaya dehidrasi yakni bisa menyebabkan rendahnya air ketuban, di mana kondisi ini dapat menyebabkan cacat lahir atau bahkan keguguran.
Sedangkan jika diare saat hamil di trimester ketiga, kemudian sang ibu hingga mengalami dehidrasi, ini bisa memicu kelahiran prematur akibat cairan ketuban yang rendah. Komplikasi persalinan seperti persalinan sesar maupun kompresi tali pusat pun rentan terjadi.
Untuk mencegah kondisi diare menjadi lebih berbahaya, pastikan untuk minum banyak air putih maupun cairan lainnya. Namun, jika sudah terlanjur diare, waspadai tanda dan gejala dehidrasi :
- Kencing lebih jarang
- Air seni berwarna kuning atau oranye yang sangat gelap
- Urin memiliki bau yang kuat
- Mulut kering
- Sakit kepala
- Merasa pusing, sakit kepala, atau dapat memicu Bunda bisa pingsan
Lantas, sebenarnya apa saja pemicu diare pada ibu hamil?
Penyebab diare saat hamil
Umumnya, penyebab diare selama hamil adalah karena adanya perubahan hormon. Terkadang hormon ibu hamil dapat menyebabkan proses pencernaan melambat dan akhirnya menyebabkan diare.
Selain itu, masih ada beragam penyebab lain diare pada ibu hamil, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Kebiasaan Makan
Kehamilan mungkin membuat Bunda untuk makan lebih sehat. Terkadang, perubahan mendadak ke makanan yang lebih bergizi dan kaya serat bisa menyebabkan perubahan buang air besar, salah satunya adalah membuat diare.
2. Vitamin Prenatal
Ada banyak merek vitamin prenatal, di mana beberapa suplemen mungkin menyebabkan sembelit dan beberapa dapat menyebabkan diare. Jika Bunda merasa diare karena vitamin yang dikonsumsi, sebaiknya langsung bicarakan pada dokter dan mintalah rekomendasi vitamin penggantinya.
3. Virus dan Bakteri
Paparan virus dan bakteri berisiko menyebabkan diare pada ibu hamil. Selain itu, keracunan makanan pun bisa menjadi penyebabnya, serta beberapa penyakit seperti crohn (salah satu penyakit radang usus kronis), penyakit celiac (penyakit autoimun yang terjadi akibat konsumsi gluten), dan hipertiroidisme.
Diare di trimester ketiga kehamilan
Apabila diare terjadi di trimester ketiga, mungkin saja ini tanda kalau hari persalinan Bunda semakin dekat. Ini biasanya terjadi tepat sebelum persalinan atau beberapa minggu sebelumnya.
Walau demikian, Bunda harus waspada jika diare terjadi beberapa minggu sebelum persalinan. Sebab, itu bisa menjadi tanda kalau persalinan prematur akan terjadi.
Meskipun begitu, kondisi tersebut tidak terjadi pada semua ibu hamil. Bunda disarankan konsultasi pada dokter untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya.
Kondisi yang mengharuskan Bunda segera pergi ke dokter
Diare yang serius dapat menjadi tanda infeksi hingga menyebabkan dehidrasi yang memicu gangguan kehamilan yang lebih parah. Maka dari itu, segera hubungi dokter apabila Bunda mengalami tanda-tanda seperti ini :
- Diare semakin parah, bukannya menjadi lebih baik
- Berlangsung lebih dari satu hingga dua hari
- Bunda melihat darah saat buang air besar
- Timbul gejala lain saat diare, seperti demam dan muntah
- Memiliki tanda-tanda dehidrasi
- Merasakan sakit di area bawah perut
- Mengalami kontraksi
- Tidak merasakan gerak bayi seperti sebelumnya
Cara mengatasi diare selama hamil
Sebagian besar kasus diare akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, saat diare, pastikan jika Bunda minum banyak air putih, jus, dan kaldu agar tubuh tetap terhidrasi dan mengganti elektrolit yang telah hilang dari tubuh.
Air akan membantu mengembalikan cairan yang hilang. Sementara, jus akan membantu memenuhi kembali kadar kalium dan kaldu akan membantu memenuhi kembali natrium.
Sedangkan jika diare tidak sembuh dengan sendirinya, segeralah konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan dan dokter. Hal itu pun untuk menentukan apa penyebabnya.
Itulah informasi terkait diare saat hamil yang patut Bunda ketahui. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga :
Bisa Berbahaya bagi Janin, Ini 9 Cara Mengatasi Diare Saat Hamil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.