Hari perkiraan lahir (HPL) yang seringkali tidak sesuai dengan waktu kelahiran bayi, adalah hal umum dialami ibu hamil. Ketika dokter memberikan hari perkiraan lahir, pikiran Parents pastinya langsung terisi dengan antisipasi untuk menyambut hari H.
Parents mulai memperkirakan kapan beli baju bayi, merenovasi gudang jadi kamar bayi, atau kapan harus mulai mencari pengasuh bayi. Tapi, bagaimana jadinya jika dokter mengubah tanggal hari perkiraan lahir bayi Anda?
Artikel terkait: Jangan Sampaikan 5 Perkataan Ini kepada Bumil Terlambat Melahirkan atau Lewat HPL
Cara Menghitung HPL

Namun tahukah, ada beberapa cara untuk menghitung hari perkiraan lahir.
1. Menghitung HPL Melalui Kalkulator Manual
HPL adalah tanggal dimana persalinan spontan diharapkan terjadi. Tanggal jatuh tempo ini dapat diperkirakan dengan menambahkan 280 hari (9 bulan dan 7 hari) ke hari pertama dari periode menstruasi terakhir (HPHT). Ini adalah metode yang digunakan oleh penyedia layanan kesehatan untuk memperkirakan tanggal kelahiran.
Keakuratan perhitungan HPL yang diperoleh dengan metode ini tergantung pada ingatan yang akurat oleh ibu, mengasumsikan siklus 28 hari yang teratur, dan bahwa ovulasi dan pembuahan terjadi pada hari ke-14 dari siklus. Penggunaan HPHT untuk menetapkan HPL dapat melebih-lebihkan durasi kehamilan, dan dapat menyebabkan kesalahan lebih dari 2 minggu.
2. USG Dokter
Cara terbaik untuk mengetahui hari perkiraan lahir adalah dengan melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) di klinik dokter spesialis kandungan dan kebidanan atau OBGYN. Dokter akan melihat kondisi janin dalam kandungan dan menentukan berapa minggu atau bulan usia kandungan Bunda.
Keakuratan perkiraan usia kehamilan dengan USG bervariasi sesuai dengan usia kehamilan. Pengukuran USG embrio atau janin pada trimester pertama (hingga dan termasuk 13 6/7 minggu kehamilan) adalah metode yang paling akurat untuk menetapkan atau mengkonfirmasi usia kehamilan.
The Society of Obstetricians and Gynecologists of Canada merekomendasikan USG paling awal dengan panjang crown-lump setara dengan setidaknya 7 minggu (atau 10 mm) harus digunakan untuk menentukan usia kehamilan.
3. Hari Perkiraan Lahir Dihitung Berdasarkan Detak Jantung Janin
Bidan atau dokter akan melihat beberapa faktor saat kehamilan berlanjut untuk memastikan bahwa hari perkiraan lahir tetap akurat. Detak jantung janin juga dapat membuat HPL berubah. Tergantung kapan penyedia layanan kesehatan mendengar detak jantung bayi dan alat apa yang mereka gunakan.
4. Gerakan Bayi untuk Menentukan HPL
Beberapa faktor yang akan penyedia layanan kesehatan gunakan untuk menentukan keakuratan hari perkiraan lahir, termasuk gerakan janin dalam kandungan. Ini ditentukan dari kapan pertama kali Anda merasakan bayi bergerak hingga gerakan tersebut mulai melambat seiring bertambahnya usia kandungan atau mendekati persalinan.
Cara Menghitung HPL untuk Kehamilan IVF
Jika hamil melalui proses bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF), hari perkiraan lahir akan dihitung menggunakan tanggal transfer embrio, dengan mempertimbangkan apakah embrio hari ke-tiga atau hari ke-lima yang digunakan.
HPL dihitung dengan menambahkan 266 hari pada tanggal pembuahan, jika transfer embrio di hari ke-5. Akan tetapi, jika Anda melakukan transfer embrio pada hari ketiga, hitung 263 hari dari tanggal transfer untuk menghitung HPL.
Penyebab HPL Suka Berubah-ubah

Bunda tak perlu khawatir, perubahan hari perkiraan lahir memang umum terjadi. Ini adalah beberapa alasan mengapa hal tersebut terjadi.
1. Hari Perkiraan Lahir Berubah karena Menstruasi yang Tidak Teratur
Untuk memperkiraan hari lahir, dokter akan bertanya kapan terakhir kali Anda menstruasi saat pertama kali memeriksakan kehamilan. Bagi Bunda yang haidnya tidak teratur hal ini bisa menjadi hal sulit.
Untuk memperkirakan HPL, perlu diketahui waktu ovulasi Bunda yang terjadi pada masa 14 hari setelah haid terakhir. Beberapa dokter juga akan menyarankan pemeriksaan USG pada trimester pertama untuk mengetahui usia janin di dalam rahim.
2. Perubahan Hari Perkiraan Lahir karena USG di Trimester Kedua
Sebuah penelitian yang dimuat dalam ACOG menyatakan, USG yang dilakukan pada trimester pertama, terutama di usia kandungan 13 minggu, jauh lebih akurat untuk memperkirakan HPL.
Sehingga, USG yang dilakukan di trimester kedua, hasilnya tidak terlalu akurat untuk memperkirakan tanggal kelahiran bayi.
Bila kehamilan Anda adalah hasil dari perawatan kesuburan (IVF), dokter akan melihat usia embrio dan tanggal embrio ditanamkan untuk memperkirakan HPL.
3. Pengukuran Fundus Kehamilan yang Tidak Teratur
Setiap kali mengunjungi dokter, bumil akan menjalani pengukuran fundus (bagian atas rahim) kehamilan. Pemeriksaan ini akan memberikan gambaran, berapa usia kandungan berdasarkan ukuran rahim.
Bila Anda mengandung bayi berukuran besar, atau ukuran bayi lebih kecil dari rata-rata bayi biasanya, HPL Anda bisa berubah. Setelah pemeriksaan fundus, dokter akan menyesuaikan HPL dengan melihat analisa dari pemeriksaan tersebut.
Artikel terkait: 6 Fakta penting tentang melahirkan bayi berukuran besar yang harus diketahui ibu
4. Tingkat Fetoprotein Alfa yang Tidak Normal
Alpha fetoprotein (AFP) protein yang diproduksi oleh janin yang terdapat dalam cairan amnion (ketuban) dan aliran darah ibu. Tingkat protein dapat diukur untuk mendeteksi cacat bawaan tertentu seperti spina bifida dan down syndrome.
Biasanya, tingkat AFP diukur pada usia kehamilan 14 dan 22 minggu. Jika level AFP tinggi, maka prediksi HPL akan menjadi tidak akurat. Dalam beberapa kasus, tingkat AFP tinggi juga bisa menjadi tanda bayi Anda akan lahir dengan kelainan genetik.
Bisakah Bunda Menentukan Tanggal Kelahiran Sendiri?

Tak dapat dipungkiri, adanya tanggal cantik di beberapa bulan tertentu membuat ibu hamil menginginkan anaknya lahir di hari tersebut. Namun sebenarnya, tidak ada yang dapat memetakan hari atau minggu dengan tepat kapan Anda akan melahirkan. Faktor lain, seperti ditemukannya kehamilan kembar, anomali rahim, dan berat badan ibu hamil juga dapat memengaruhi perhitungan tanggal perkiraan lahir.
Sementara itu, HPL yang berubah biasanya tidak akan berdampak langsung pada perawatan prenatal. Perubahan tersebut berpotensi terjadi pada akhir kehamilan ketika Bunda mungkin ingin bergerak menuju persalinan karena hari perkiraan lahir yang baru. Jika Anda memutuskan untuk melahirkan sesuai HPL yang berubah, ini adalah sesuatu yang perlu diingat jika tiba saatnya untuk mulai berbicara tentang induksi persalinan.
Salah satu cara terbaik untuk menghindari perubahan HPL adalah memastikan bahwa Bunda memiliki data yang paling akurat. Ketika penyedia layanan kesehatan melihat HPL yang berasal dari periode menstruasi terakhir, itu dianggap plus atau minus 14 hari. Ini berarti bahwa mereka mengharapkan bayi akan lahir antara minggu 38 dan 42 dari tanggal yang dihitung.
Panjang rata-rata kehamilan adalah 266 hari sejak tanggal pembuahan, yang dilaporkan 280 dari periode menstruasi terakhir. Namun, ada masalah dengan pengukuran ini karena mengasumsikan bahwa Anda berovulasi pada hari ke-14, yang mungkin tidak selalu benar. Jika Anda tidak tahu kapan berovulasi, Anda dapat mempertimbangkan untuk menggunakan panjang siklus Anda dan menghitung mundur 14 hari.
Aturan Naegle digunakan untuk menghitung tanggal jatuh tempo. Anda mengambil hari pertama menstruasi dan menghitung mundur tiga bulan, dan kemudian menambahkan tujuh hari.
Misalnya, jika periode Anda dimulai pada 1 Februari, Anda akan menghitung mundur tiga bulan hingga 1 November dan menambahkan tujuh hari untuk tanggal jatuh tempo 8 November.
Untuk seseorang dengan siklus 32 hari, perkiraan yang baik untuk tanggal ovulasi adalah hari ke 18. Ini akan mengubah HPL menjadi empat hari. Sementara empat hari mungkin tidak tampak seperti banyak waktu di awal kehamilan, itu bisa berarti banyak waktu menjelang akhir kehamilan ketika dokter mungkin mencoba memutuskan apakah akan menginduksi persalinan atau menunggu beberapa hari lagi.
Terlepas dari bagaimana Bunda hamil, ingatlah bahwa hari perkiraan lahir (HPL) pada akhirnya hanyalah perkiraan. Setiap kehamilan berbeda, dengan beberapa bayi datang lebih awal dan yang lain mengambil waktu manis mereka sendiri dengan datang terlambat. Hal terpenting yang harus Anda lakukan adalah bersiap untuk menghadapi hal tak terduga. Hal ini juga akan berguna saat Anda mengurus si kecil nanti, karena merawat anak penuh dengan hal tak terduga.
Semoga bermanfaat.
***
Artikel telah diupdate oleh: Nikita Ferdiaz
Artikel ditinjau oleh:
dr. Riyan Hari Kurniawan, Sp.OG(K)-FER
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi
Lokasi praktik:
RS Dr. Cipto Mangunkusumo
RS PELNI
Klinik Bocah Indonesia, RS Primaya, Tangerang
Baca Juga:
10 Pantangan Ibu Melahirkan Sebelum 40 Hari, Jangan Lakukan Bunda!
Cara Mudah Menghitung Usia Kehamilan dan Hari Perkiraan Lahir (HPL)
Usia Kehamilan Sudah Lewat HPL, Apa yang Harus Bumil Lakukan?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.