Penyakit celiac merupakan kondisi autoimun ketika tubuh salah mengenali senyawa yang terkandung di dalam gluten. Tubuh pengidap celiac menganggap gluten sebagai ancaman yang membahayakan.
Saat penderita celiac mengonsumsi gluten, maka sistem kekebalan tubuh ia akan bereaksi. Membentuk antibodi untuk mengatasinya dan menyerang jaringan tubuh yang sehat, sehingga lapisan usus halus rusak dan penyerapan nutrisi juga terhambat.
Dampaknya, penderita penyakit celiac akan mengalami diare, lemas, hingga anemia, sebagai bentuk kegagalan tubuh menyerap nutrisi (malabsorpsi nutrisi). Bahkan, penderita berisiko mengalami kondisi yang lebih parah, khususnya mereka yang tidak terdiagnosis.
Jika penderita celiac yang tak terdioagnosis terus-terusan mengonsumsi gluten, maka pencernaannya tidak bisa menyerap vitamin, zat besi, dan nutrisi lain dengan baik. Usus halus juga jadi meradang dan bengkak, tidak bekerja dengan baik menyerap nutrisi makanan yang masuk ke tubuh.
Parahnya, ada juga yang mengatakan jika celiac bisa berpengaruh kepada infertilitas atau masalah ketidaksuburan yang membuat perempuan sulit hamil. Lantas, apakah hal itu memang benar?
Bisakah penyakit celiac berpengaruh kepada masalah infertilitas?
Melansir dari laman Beyondceliac, belum ada penelitian yang dapat menjelaskan tentang hal ini. Akan tetapi, penelitian terbaru dari Human Reproduction, menyatakan jika penting bagi dokter untuk melakukan pemeriksaan kemungkinan mengalami celiac pada perempuan yang mengalami infertilitas.
Studi ini membandingkan catatan medis dari 6.319 perempuan yang diidentifikasi mengidap celiac. Ternyata, 153 orang di antaranya benar terdiagnosis mengidap celiac.
Selain itu, penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa perempuan dengan kondisi celiac yang tidak terdiagnosis, kemungkinan akan mengalami keguguran lebih sering dari pada yang tidak mengidap celiac. Perbandingannya, 11 keguguran per 1.000 kehamilan.
Lalu, 1,62 lebih banyak terjadi still birth alias lahir mati per 1.000 kehamilan. Kemudian, dua tahun sebelum terdiagnosis mengidap celiac, perempuan jarang hamil, tepatnya hanya sekitar 25 kehamilan per 1.000 kehamilan, dibaningkan dengan perempuan yang tidak memiliki celiac.
Oleh karena itu, agar kondisi ini tidak terjadi, lakukannya diet bebas gluten. Tidak mengonsumsi gluten sama sekali yang memicu kondisi autoimun pada penderita celiac.
Penyaktit celiac dan kaitannya dengan infertilitas pada laki-laki
Beyondceliac, sebuah organisasi yang memiliki perhatian khusus tentang kondisi celiac, menjelaskan tentang kaitan celiac dengan masalah kesuburan pada laki-laki, di antaranya:
- Laki-laki dengan penyakit celiac mungkin memiliki disfungsi testis yang dapat menimbulkan masalah kesuburan
- Masalah morfologi atau bentuk sperma pada laki-laki dengan penyakit celiac akan membaik setelah melakukan diet bebas gluten.
Bagaimana dokter mendiagnosis celiac?
Mengutip dari laman Alodokter, berikut ini adalah beberapa prosedur diagnosis yang akan dilakukan dokter jika pasien dicurigai menderita celiac :
- Tes darah yang dilakukan berupa tes serologi dan genetik. Tes serologi bertujuan mencari antibodi celiac dalam tubuh, sedangkan tes genetik mencari kelainan genetik pada penderita celiac.
- Endoskopi dan biopsi. Untuk mengetahui kondisi usus halus, maka dapat dilakukan endoskopi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan alat endoskopi (selang kecil dengan cahaya dan kamera) dari mulut atau dubur hingga mencapai daerah yang dituju. Setelah ditemukan, akan diambil sampel jaringan untuk dilihat perubahannya di bawah mikroskop.
- Biopsi kulit. Jika pasien terlihat menderita dermatitis herpetiformis, maka diperlukan pengambilan sampel kulit untuk memastikannya.
- BMD (Bone Mineral Density)Pasien akan menjalani pemeriksaan kepadatan tulang dengan BMD.
Tes untuk mengidentifikasi penyakit celiac ini dijalani pasien sebelum melakukan diet bebas gluten.
Pengobatan penyakit celiac
Untuk menangani penyakit celiac, biasanya dokter akan menyarankan penderita menghindari makanan atau bahan apa pun yang mengandung gluten dengan menjalankan program diet bebas gluten. Perlu diingat, selain di makanan, gluten juga bisa terdapat pada obat-obatan, vitamin, dan bahkan lipstik.
Setelah beberapa minggu menjalani diet bebas gluten, biasanya kondisi pasien sudah membaik, namun penyembuhan sistem pencernaan seluruhnya dapat memakan waktu selama 2 tahun. Dokter juga akan menyarankan diet dengan gizi yang seimbang agar nutrisi yang dibutuhkan tubuh dapat terpenuhi.
Lalu, beberapa terapi tambahan diperlukan untuk membantu mengatasi gejala dan mencegah komplikasi. Terapi tersebut antara lain vaksinasi, suplemen tambahan, kortikosteroid dan konsumsi obat dapsone dengan pengawasan dokter.
Demikian informasi tentang penyakit celiac. Jangan ragu ke dokter untuk memeriksakan diri, ya!
Referensi : Alodokter, Beyonceliac.org
Baca juga :
Ketahui Penyebab Kemandulan pada Wanita dan Cara Mengatasinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.