Pada kondisi tertentu, ibu bisa saja melahirkan dini sebelum 40 minggu dan melahirkan bayi prematur.
Disebut prematur jika bayi lahir di saat usia kehamilan belum genap 37 minggu. Sedangkan kelahiran bayi normal berkisar antara minggu ke-40 sampai minggu ke-42 kehamilan.
Lalu, bagaimana jika si buah hati lahir prematur? Berikut beberapa hal penting yang harus Parents ketahui!
Artikel terkait: Memahami Kelahiran Prematur, Penyebab hingga Cara Mencegah
Apa Itu Bayi Prematur?
Sumber: Pexels
Anak prematur adalah bayi yang lahir dini sebelum mencapai usia 37 minggu dalam kandungan.
Kelahiran prematur lebih cepat tiga minggu sebelum taksiran lahirnya.
Lantaran lahir lebih dini, perkembangan organ sang bayi pun belum sempurna dan belum sepenuhnya siap untuk berfungsi secara normal.
Oleh karena itu, dibutuhkan penanganan medis khusus dan intensif.
Bayi yang lahir prematur biasanya memiliki ukuran tubuh yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan bayi yang lahir normal.
Semakin dini bayi lahir, semakin tinggi pula risiko gangguan kesehatan, dan berisiko mengalami kecacatan serta komplikasinya.
Bayi prematur digolongkan dalam beberapa kelompok berdasarkan waktu kelahirannya, antara lain:
- Prematur akhir, lahir antara minggu ke 34-36 kehamilan, sebagian besar bayi ini lahir pada usia kehamilan ini.
- Prematur sedang, lahir antara minggu 32-34 kehamilan.
- Sangat prematur, lahir pada usia kehamilan kurang dari 32 minggu.
- Prematur ekstrem, lahir saat atau sebelum 25 minggu kehamilan.
Secara umum, berikut beberapa kondisi bayi yang lahir lebih dini:
- Kulit bayi belum sepenuhnya berkembang, karenanya lebih tipis, tampak mengilap, dan tembus cahaya, kering, serta bersisik dan kemerahan.
- Kelopak matanya masih menyatu dan si Kecil agak sulit untuk membuka kelopak mata.
- Akibat perkembangannya belum matang, bayi cenderung tidak dapat mengatur suhu tubuhnya, masih kesulitan dalam mengatur pernapasan, jantungnya pun belum stabil.
- Rambut di kepala lebih sedikit, tetapi memiliki bulu halus yang lembut pada permukaan tubuhnya, disebut lanugo.
- Alat kelamin sangat kecil dan kurang berkembang.
- Bayi menangis pelan bahkan ada yang tidak menangis saat lahir.
Artikel terkait: 4 Kebutuhan Bayi Prematur dan Cara Mencegah Kelahiran Prematur
Penyebab Bayi Prematur
Sumber: Pexels
WHO mencatat bahwa setiap tahunnya diperkirakan 15 juta bayi lahir prematur dan jumlah ini terus meningkat.
Ada berbagai penyebab yang mendasari lahirnya bayi prematur, baik dari segi medis maupun nonmedis. Dalam kebanyakan kasus, kelahiran prematur terjadi disebabkan oleh persalinan spontan.
Nah, berikut beberapa penyebab lahirnya bayi prematur.
1. Cairan Ketuban Terlalu Banyak
Penyebab selanjutnya adalah cairan ketuban yang terlalu banyak (polihidramnion). Kondisi ini dapat menyebabkan ketuban pecah dini sebelum usia 37 minggu kehamilan.
2. Ibu Terkena Infeksi dan Peradangan
Ibu yang terkena infeksi seperti infeksi bakteri vagina, infeksi saluran kemih (ISK), peradangan usus besar (IBS), asma, penyakit ginjal, atau gangguan tiroid sebelum kehamilan, dapat menyebabkan terjadinya kontraksi dini dan bayi lahir prematur.
3. Masalah pada Rahim atau Leher Rahim
Penyebab kelahiran prematur berikutnya adalah ibu memiliki masalah pada rahim atau leher rahimnya.
Dalam banyak kasus, rahim meregang terlalu lebar sehingga merangsang kontraksi. Kondisi ini biasanya terjadi karena bobot bayi terlalu besar atau bayi lebih dari satu (kembar).
4. Solusio Plasenta
Solusio plasenta merupakan komplikasi kehamilan di mana plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum waktunya.
Kondisi ini menyebabkan perdarahan dan kurangnya pasokan oksigen dan nutrisi pada janin. Karena terbilang gawat, dokter akan menyarankan operasi sesegera mungkin.
5. Ibu Mengalami Preeklamsia
Preeklamsia merupakan kondisi ibu hamil memiliki tekanan darah tinggi disertai adanya protein dalam urine.
Jika ibu mengalami kondisi ini, dokter akan menyarankan persalinan lebih cepat karena dapat membahayakan ibu maupun janin dalam rahim.
6. Kondisi Kronis seperti Diabetes
Ibu hamil sering mengalami peningkatan gula darah pada trimester kedua kehamilan, sehingga ibu hamil mengalami diabetes gestasional.
Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh hormon saat kehamilan.
7. Faktor Risiko
Mencegah kelahiran prematur dimulai dari kehamilan yang sehat. Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan ibu melahirkan bayi prematur.
8. Usia Ibu Saat Kehamilan
Usia ibu saat hamil terlalu muda di bawah 16 tahun atau hamil di atas usia 35 tahun.
Idealnya, seorang ibu hamil di usia 20-30 tahun, jika lebih muda atau lebih tua dari usia tersebut maka ia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur.
Sumber: Pexels
9. Riwayat Melahirkan Prematur
Ibu yang melahirkan prematur sebelumnya dapat menyebabkan ia melahirkan prematur kembali di persalinan berikutnya.
10. Kehamilan Ganda
Faktor risiko kelahiran prematur berikutnya adalah kehamilan ganda. Ibu hamil kembar, kembar tiga, atau lebih dapat menyebabkan bayi lahir prematur.
11. Jarak Kehamilan Terlalu Dekat
Faktor risiko selanjutnya adalah jarak kehamilan yang terlalu dekat. Yakni, interval kehamilan saat ini dengan kehamilan sebelumnya kurang dari enam bulan.
12. Masalah Kesehatan Rahim
Masalah dengan rahim, leher rahim dan plasenta meningkatkan juga risiko bayi lahir prematur.
13. Kebiasaan Merokok dan Alkohol
Riwayat merokok atau menggunakan obat-obatan terlarang dan kebiasaan minum beralkohol dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur.
14. Keadaaan Status Gizi Ibu
Status gizi ibu yang terlalu kurus atau gemuk dapat meningkatkan risiko melahirkan prematur.
15. Ibu Mengalami Stres Berat
Peristiwa atau keadaan penuh tekanan seperti kehilangan orang yang dicintai atau mengalami kekerasan dalam rumah tangga, dapat menyebabkan ibu stres berat.
Ini memengaruhi kondisi kesehatannya selama kehamilan sehingga berisiko melahirkan prematur.
16. Riwayat Abortus/Aborsi
Seorang ibu yang pernah mengalami keguguran atau aborsi sebelumnya beresiko melahirkan prematur.
17. Cedera Fisik atau Trauma
Terjatuh atau terbentur hebat sehingga menimbulkan cedera fisik atau trauma saat kehamilan juga dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur.
18. Program Bayi Tabung
Faktor risiko bayi lahir prematur berikutnya adalah pembuahan melalui fertilisasi in vitro atau hamil dengan program bayi tabung.
19. Faktor Keturunan atau Riwayat Kelahiran Prematur
Ibu yang melahirkan prematur sebelumnya dapat menyebabkan ia kembali melahirkan prematur di persalinan berikutnya.
Atau sebelumnya memiliki garis keturunan atau keluarga yang melahirkan prematur.
Artikel terkait: Manfaat tak terduga ASI pada bayi prematur, penelitian ini mengungkapnya
Tanda-Tanda akan Melahirkan Prematur
Sumber: Pexels
Beberapa kelahiran prematur dimulai secara tidak terduga dan spontan yang penyebabnya tidak diketahui.
Apabila ibu mengalami beberapa tanda di bawah ini, maka kemungkinan bayi akan lahir prematur:
1. Kontraksi Dini
Kontraksi setiap 10 menit atau lebih sering dan lebih dari empat kali dalam 1 jam (perut mengencang seperti kepalan tangan).
2. Keluar Cairan dari Vagina
Keluarnya cairan dari vagina atau terjadi peningkatan yang signifikan pada jumlah keputihan atau terjadi pendarahan dari vagina.
3. Terasa Tekanan pada Panggul
Tekanan panggul yang hebat, terasa bayi mendorong ke bawah. Ini juga merupakan salah satu tanda kelahiran prematur.
4. Sakit Panggul
Pada umumnya, ibu yang melahirkan prematur mengalami sakit panggul dan punggung bawahnya juga terasa sakit.
5. Kram Perut
Kram perut dengan atau tanpa diare biasanya dirasakan ibu yang melahirkan bayi prematur.
Artikel terkait: Kapankah waktu yang tepat memberi MPASI bagi bayi prematur?
Komplikasi yang Mungkin Terjadi pada Bayi Prematur
Sumber: Pexels
Bayi prematur lahir dalam keadaan yang belum stabil dan organ belum berkembang dengan sempurna, sehingga bayi bisa mengalami masalah kesehatan atau komplikasi.
Adapun komplikasi yang bisa dialami oleh bayi ini, antara lain:
Komplikasi Jangka Pendek
Pada minggu pertama kelahiran, beberapa komplikasi yang mungkin dialami bayi, antara lain:
- Pernapasan. Sistem pernapasan yang belum berkembang sempurna menyebabkan paru-paru bayi kekurangan surfaktan, yakni zat yang membuat paru-paru mengembang. Sehingga, bayi membutuhkan alat bantu pernapasan.
- Jantung. Masalah jantung paling umum dialami bayi prematur adalah PDA dan hipotensi atau tekanan darah rendah. PDA adalah pembukaan persisten antara aorta dan arteri pulmonalis.
- Otak. Bayi prematur memiliki risiko pendarahan pada otak atau dikenal sebagai pendarahan intraventrikular. Sebagian besar terjadi pendarahan ringan dan sembuh dengan dampak jangka pendek yang kecil.
- Kontrol suhu. Bayi tidak memiliki lemak tubuh yang tersimpan seperti bayi cukup bulan. Itulah sebabnya, ia membutuhkan panas tambahan dari penghangat atau inkubator sebab ia bisa kehilangan panas tubuh dengan cepat.
- Gastrointestinal. Sistem pencernaan yang belum matang mengakibatkan komplikasi seperti NEC, kondisi ini berpotensi serius, di mana sel-sel yang melapisi dinding usus terluka. Bayi prematur yang hanya menerima ASI memiliki risiko lebih rendah terkena NEC.
- Darah. Bayi lahir prematur cenderung anemia dan penyakit kuning. Anemia adalah kondisi bayi tidak memiliki cukup sel darah, sementara penyakit kuning terjadi karena darah bayi mengandung bilirubin.
- Metabolisme. Bayi sering mengalami kadar gula darah rendah (hipoglikemia) karena ia tidak memiliki simpanan glukosa yang cukup. Ia juga sulit mengubah glukosa menjadi bentuk aktif yang siap menjadi energi.
- Sistem kekebalan tubuh. Karena sistem kekebalan tubuh bayi kurang berkembang, ia lebih berisiko terkena infeksi yang dapat cepat menyebar ke aliran darah dan menyebabkan sepsis.
Komplikasi Jangka Panjang
Kelahiran prematur juga dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang sebagai berikut.
- Cerebral palsy. Adalah gangguan gerakan tonus otot, dapat disebabkan oleh infeksi, aliran darah yang tidak stabil, atau cedera pada otak bayi yang sedang berkembang.
- Gangguan belajar. Bayi prematur cenderung tertinggal dalam menangkap pelajaran. Saat usia sekolah mereka kemungkinan memiliki kemampuan belajar yang kurang dibandingkan sebayanya.
- Masalah penglihatan. Bayi dapat mengalami retinopati, terjadi ketika pembuluh darah membengkak dan tumbuh terlalu banyak di lapisan saraf yang sensitif terhadap cahaya di bagian retina. Hal ini dapat menyebabkan ablasi retina sehingga mengganggu penglihatan bahkan menyebabkan kebutaan.
- Masalah pendengaran. Sebelum keluar dari NICU, bayi akan menjalani tes pendengaran untuk memastikan ia tidak memiliki risiko gangguan pendengaran.
- Masalah gigi. Bayi yang lahir lebih dini berisiko mengalami masalah gigi seperti erupsi gigi yang tertunda, perubahan warna gigi, dan susunan gigi yang tidak tepat.
- Masalah perilaku dan psikologis. Saat tumbuh dewasa bayi lahir prematur lebih memungkinkan mengalami masalah perilaku dan keterlambatan psikologis tertentu.
- Masalah kesehatan kronis. Rentan memiliki masalah kesehatan kronis seperti infeksi, asma, dan masalah kesehatan lainnya.
Dengan penanganan dini yang tepat dan perawatan intensif, risiko komplikasi dapat diminimalisasi.
Dengan begitu, si Kecil dapat tumbuh dan berkembang secara normal sebagaimana bayi lainnya.
Penanganan Bayi Lahir Prematur
Sumber: Pexels
Normalnya, bayi lahir di usia 40 minggu kehamilan dan saat lahir organnya sudah dapat berfungsi dengan baik.
Sedangkan bayi yang lahir prematur, memiliki organ yang belum sempurna. Itulah sebabnya, ia memerlukan perawatan khusus dan intensif.
Perawatan terbaik bagi bayi prematur adalah NICU atau unit perawatan intensif neonatal.
Di unit tersebut, si Kecil akan ditangani oleh dokter dan tim medis khusus yang terlatih dalam merawatnya.
Lebih dari ¾ bayi prematur dapat diselamatkan dengan perawatan yang baik dan layak.
Bayi yang dirawat di ruang NICU akan diizinkan pulang jika bayi telah bisa bernapas sendiri tanpa alat bantu dan kondisinya dinyatakan stabil oleh dokter.
Perawatan yang Bisa Parents Lakukan di Rumah
- Perawatan bayi kanguru. Ini bisa Bunda terapkan dengan cara bayi digendong dengan kontak kulit ke kulit dan sering menyusui.
- Pemberian ASI. Ini adalah nutrisi yang optimal agar si kecil dapat mengejar pertumbuhan dan perkembangannya. ASI juga mengandung antibodi yang dapat meningkatkan respons kekebalan tubuh bayi agar tidak mudah sakit.
- Memantau pertumbuhan setiap minggu. Jika bayi tidak mengalami kenaikan berat badan, konsultasikan pada dokter atau ahli gizi untuk teknik menyusui yang tepat setiap hari untuk bayi.
- Pemberian antibiotik. Antibiotik diberikan untuk mengobati infeksi bayi baru lahir sesuai dengan anjuran dokter.
Pengalaman Ibu Tentang Bayi Prematur
Sumber: Unsplash
Melahirkan dan merawat bayi prematur memang penuh kekhawatiran.
Sejumlah ibu di komunitas theAsianparent membagikan pengalamannya terkait bayi prematur dengan berbagai permasalahan berbeda-beda.
Muarifah, salah satu ibu di komunitas theAsianparent mengungkapkan dirinya baru saja melahirkan bayi prematur dengan usia kandungan 34 minggu dengan berat badan janin 14 ons.
Dirinya merasa sedih lantaran tidak bisa langsung bertemu dengan bayinya yang masih di NICU. Dia tidak bisa menjenguk buah hatinya, hanya bisa mengantar ASI setiap pagi dan sore.
Ibu lain bernama Fabiola ET juga pernah mengalami hal serupa. Ia melahirkan pada usia kandungan 34 minggu karena sudah bukaan 8 bahkan belum sempat menjalani suntik pematangan paru.
Bayinya berada di NICU selama 5 hari bahwa setelah itu bayinya belum bisa minum ASI karena lambungnya bermasalah.
Sementara itu, seorang ibu bernama Nina juga memiliki kekhawatiran dengan bayi prematurnya yang sulit dibangunkan untuk menyusu. Saat terbangun, bayinya hanya menyusu sekitar 5 menit.
“Worry banget bunda baru anak pertama dan takut kalau BB-nya gak naik,”ungkapnya.
Pengalaman serupa juga dirasakan oleh Fita Kartika. Anaknya lahir dengan berat 1,8 kg.
Saat ini usianya sudah 2 bulan dengan berat 5 kg .
Dia mengingatkan para ibu lain yang memiliki bayi prematur agar jangan lupa melakukan skrining telinga, mata, dan kepala.
Ashita, seorang anggota komunitas theAsianparent menyarankan para ibu untuk bergabung dengan grup Facebook atau media sosial lain tentang komunitas prematur Indonesia.
Di dalamnya para ibu bisa mendapatkan banyak informasi terkait penanganan bayi prematur.
Dia pun mengingatkan untuk selalu melakukan skrining kesehatan bayi prematur karena risikonya cukung tinggi.
Pertanyaan Populer Terkait Bayi Prematur
1. Apa kelebihan anak lahir prematur?
Kelebihan bayi prematur salah satunya bisa tetap tumbuh dengan sehat hingga dewasa.
Menurut WebMd, sebuah studi terhadap lebih dari 2,5 juta anak menemukan bahwa lebih dari setengah dari mereka yang lahir prematur tidak memiliki masalah medis utama di masa dewasa.
Hampir 11% bayi yang lahir di seluruh dunia lahir prematur, sekitar 95% dari bayi saat ini mampu bertahan hingga dewasa karena kemajuan dalam perawatan medis.
Bayi prematur juga memiliki perhatian lebih dari orangtua sehingga mempererat hubungan antara anak dan orangtua.
2. Apa kekurangan anak yg lahir prematur?
Melansir Mayo Clinic, tidak semua bayi ini mengalami komplikasi kesehatan. Tetapi dilahirkan prematur menyebabkan semakin tinggi risiko komplikasi.
Komplikasi jangka pendek seperti masalah pernapasan, jantung, maupun otak. Ada juga risiko komplikasi jangka panjang seperti cerebral palsy, gangguan penglihatan, hingga gangguan belajar.
Bayi ini memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan pendengaran sehingga perlu diperiksa sebelum mereka pulang dari rumah sakit.
Selain itu mereka juga mungkin lebih mengalami masalah gigi dibanding dengan bayi yang cukup bulan.
3. Apa ciri ciri bayi prematur sehat?
Menurut March of Dimes, bayi prematur dinyatakan sehat dan bisa meninggalkan NICU (neonatal intensive care unit) sampai organ mereka bisa berkembang dan berfungsi tanpa dukungan medis.
Beberapa bayi mungkin butuh waktu berminggu-minggu sampai mereka bisa bernapas sendiri, makan melalui mulut, dan menjaga suhu tubuh serta berat badannya.
4. Kelahiran prematur apa bisa normal?
Sebagian besar bayi ini bisa dilahirkan secara normal atau pervaginam asalkan kepala bayi sudah berada di jalan lahir.
Melansir Tommy’s, terkadang dokter mungkin merekomendasikan persalinan pervaginam daripada operasi Caesar untuk kelahiran yang sangat prematur.
Namun, meski telah merencanakan persalinan pervaginam, ibu hamil mungkin disarankan untuk menjalani operasi Caesar jika dokter mengkhawatirkan kondisi kesehatan ibu atau kesehatan bayi.
Prosedur Caesar juga disarankan saat persalinan tidak berkembang atau posisi bayi sungsang.
5. Berapa kali bayi prematur mandi?
Bayi prematur seringkali harus tinggal di NICU selama beberapa hari sebelum pulang ke rumah.
Saat bayi sudah dinyatakan sehat, bayi prematur bisa dimandikan.
Seperti dikutip dari Verywell Family, bayi ini memiliki kulit sensitif yang cepat kering. sehingga perlu dimandikan setiap dua hingga empat hari.
Bayi yang banyak berkeringat atau sering gumoh bisa dimandikan lebih sering.
Jadi, Parents tidak perlu khawatir berlebihan jika bayi lahir prematur, ya.
Sebab, dengan perawatan yang baik dan layak, bayi akan tetap tumbuh layaknya bayi lainnya dengan sehat hingga dewasa kelak.
***
Baca Juga:
Mengulik Dampak Bayi Lahir Prematur, Bisa Berlanjut hingga Dewasa
Belajar dari Lesty, Ini Tips Hindari Kelahiran Prematur Saat Hamil di Atas 30 Minggu
Memahami Kelahiran Prematur, Penyebab hingga Cara Mencegah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.