Antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk mengobati infeksi dengan cara menghancurkan bakteri, bukan virus.
Pastikan dokter memberikan diagnosis tepat, yakni anak sakit karena bakteri, dan meresepkan antibiotik anak sesuai dengan penyebab penyakit anak.
Sebab bila tidak, antibiotik justru akan memberikan lebih banyak kerugian daripada kebaikan pada buah hati Anda.
Berikut ini jenis antibiotik anak yang aman dan ampuh menyembuhkan penyakit yang disebabkan infeksi bakteri pada anak, lengkap dengan aturan pemberiannya.
Kapan Antibiotik Benar-Benar Dibutuhkan Anak?
Sumber: Freepik
Baik bakteri maupun virus, keduanya bisa menyebabkan penyakit. Dalam hal ini, antibiotik berfungsi dalam membunuh bakteri ‘hidup’ dengan cara menghentikan pertumbuhan dan reproduksinya mereka.
Berbeda dengan virus, yang tidak dianggap “hidup” serta tumbuh dan berkembang biak hanya setelah mereka menyerang sel hidup lainnya. Sistem kekebalan tubuh manusia dapat melawan beberapa virus, tetapi tidak demikian dengan antibiotik.
Sejak pertama kali diresepkan pada tahun 1940-an, antibiotik sudah menyelamatkan jutaan nyawa dari berbagai penyakit yang disebabkan bakteri.
Penyakit yang dimaksud adalah pilek, sakit tenggorokan, batuk, demam, infeksi telinga juga beberapa penyakit serius lainnya yang disebabkan virus, tetapi dengan gejala yang sama seperti di atas. Misalnya pneumonia, batuk rejan, infeksi saluran kemih, infeksi sinus, atau radang tenggorokan.
Selain itu, antibiotik juga bisa diberikan kepada anak yang memiliki kondisi penyembuhan lebih sulit. Seperti masalah pada langit-langit mulut sumbing, sindrom down, gangguan kekebalan tubuh, dan anak yang memiliki implan koklea.
Artikel terkait: Peringatan CDC: Jangan Minum Antibiotik untuk Penyakit yang disebabkan oleh Virus
Apakah Antibiotik Aman untuk Anak?
Sumber: Freepik
Umumnya dokter tidak akan sembarangan memberikan antibiotik pada anak, terutama anak berusia di bawah 3 tahun. Bila penyakit yang diderita anak ringan, dokter mungkin tidak merekomendasikan antibiotik, melainkan cukup observasi atau pengobatan nonantibiotik.
Berbeda pada bayi dengan kasus demam tinggi, nyeri telinga sedang hingga berat, atau gejala pneumonia, adakalanya antibiotik diperlukan. Sebelum meresepkan antibiotik, dokter anak akan mencari tahu apakah obat ini tepat untuk mengobati infeksi anak.
Jadi jelasnya, antibiotik aman diberikan kepada anak sepanjang pemberiannya sesuai aturan ini:
- Jenis antibiotik anak harus sesuai dengan diagnosis penyakit anak.
- Berikan antibiotik anak sesuai dengan petunjuk penggunaan (pada kemasan).
- Minum antibiotik pada waktu yang sama setiap hari. Jika lupa, minumlah segera setelah Anda ingat kemudian lanjutkan penggunaan antibiotik anak seperti biasa. Namun, jika sudah mendekati dosis berikutnya, lewati dosis yang terlewat dan lanjutkan jadwal dosis reguler anak. Ingat, jangan mengonsumsi dosis ganda untuk menebus yang terlewat.
- Jangan gunakan antibiotik anak juga untuk saudara atau teman.
- Simpan antibiotik dan obat resep lainnya di tempat yang aman. Hitung dan pantau jumlah pil yang Anda miliki dan kunci.
- Penggunaannya tidak berlebihan. Jika berlebihan, khasiatnya menjadi kurang efektif dalam membunuh bakteri penyebab penyakit.
- Buang sisa antibiotik jika tidak digunakan lagi, atau kembalikan sisa resep ke rumah sakit, klinik, atau apotek.
Jenis-Jenis Antibiotik
Sumber: Freepik
Antibiotik memiliki banyak jenis, dan tiap jenisnya bekerja pada berbagai jenis bakteri atau penyakit yang berbeda pula. Berikut ini daftar antibiotik anak yang biasa diresepkan dokter, melansir laman Childrens:
Seperti amoxicillin dan penicillin G. Amoxicillin berada di urutan teratas daftar obat pediatrik yang paling sering diresepkan sebagai terapi lini pertama dalam mengobati radang tenggorokan, infeksi telinga, infeksi sinus, dan pneumonia anak. Pada anak dosisnya biasanya dua kali sehari dan diresepkan selama 10 hari.
-
Beta-Lactamase Inhibitors
Jenis antibiotik anak penghambat beta-laktamase ini ada Amoxicillin-clavulanic acid/Augmentin, yaitu gabungan antibiotik amoxicillin dengan kalium klavulanat.
Pada anak biasanya diresepkan untuk kasus infeksi telinga yang lebih rumit, anak dengan riwayat infeksi telinga berulang, anak dengan infeksi sinus yang lebih rumit, dan beberapa jenis pneumonia. Dosisnya diminum dua kali sehari selama 10 hari.
Seperti cefdinir, ceftibuten, dan lainnya. Obat ini juga diresepkan untuk penyakit infeksi telinga yang rumit, pneumonia dan untuk anak-anak dengan riwayat infeksi telinga berulang dan untuk infeksi sinus bakteri.
Di antaranya azithromycin dan erythromycin. Ini biasa diresepkan untuk batuk rejan dan bentuk pneumonia yang lebih ringan, dan dapat diberikan untuk kasus pengobatan yang lebih pendek, seperti tiga atau lima hari. Dosisnya satu kali saja dan diresepkan kadang-kadang.
Seperti trimethoprim-sulfamethoxazole. Diresepkan biasanya untuk mengobati infeksi staph resisten dan infeksi saluran kemih.
Artikel terkait: Jangan Asal! Kenali Bahaya Konsumsi Antibiotik Tanpa Resep Dokter
11 Daftar Antibiotik yang Biasa Diberikan pada Anak
Sumber: Freepik
Laman Kernodle menyebutkan 11 daftar antibiotik anak yang biasa diresepkan dokter anak. Ini dia!
1. Amoxicillin
Amoxicillin berada di urutan teratas daftar obat pediatrik yang paling sering diresepkan. Ini adalah antibiotik anak yang murah dan ditoleransi dengan baik oleh kebanyakan anak.
Obat ini diberikan secara oral dan biasanya diberikan dalam bentuk cair pada anak yang lebih kecil, lalu tablet atau kapsul pada anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa. Amoxicillin biasa digunakan untuk mengobati radang tenggorokan, infeksi telinga, infeksi sinus, dan pneumonia anak.
2. Amoxicillin/Clavulanic Acid
Antibiotik anak ini menggabungkan antibiotik amoxicillin dengan clavulanic acid, yaitu sejenis enzim yang membantu antibiotik melawan bakteri yang mungkin resisten terhadap antibiotik saja. Khasiatnya sama seperti amoksisilin biasa, tetapi umumnya diresepkan untuk membunuh bakteri akibat gigitan yang terinfeksi dan infeksi mulut.
3. Albuterol
Albuterol adalah sejenis obat yang disebut bronkodilator yang biasa digunakan untuk mengobati masalah pernapasan dengan memperlebar saluran udara paru-paru (bronkus) –diresepkan untuk meredakan gejala asma. Kemasannya berbentuk inhaler dosis terukur atau dalam nebulizer.
4. Cephalexin
Seperti banyak obat pediatrik yang biasa diresepkan, Cephalexin adalah antibiotik anak. Obat tersedia dalam bentuk kapsul, tablet, atau suspensi oral untuk mengobati masalah infeksi telinga, infeksi pernapasan, infeksi saluran kemih, dan infeksi kulit seperti impetigo.
5. Azithromycin
Antibiotik anak ini juga tersedia sebagai obat generik dan biasanya diresepkan untuk infeksi telinga yang tersedia dalam bentuk tablet, suspensi oral (cair), dan tetes mata.
6. Fluticasone
Fluticasone adalah steroid yang digunakan bersamaan dengan obat lain. Tergantung pada kombinasi jenis obatnya, Fluticasone bisa diresepkan dalam bentuk semprotan hidung, krim, dan salep. Obat ini ampuh dalam mengobati asma, eksim, dan alergi.
7. Ibuprofen
Ibuprofen adalah NSAID (nonsteroidal anti-inflammatory drug) yang digunakan untuk mengobati demam, nyeri, dan peradangan.
8. Cefdinir
Antibiotik anak ini digunakan untuk mengobati infeksi sinus, infeksi telinga, dan pneumonia. Biasanya bukan jenis antibiotik pertama yang akan diresepkan dokter anak. Harganya yang lebih mahal dibandingkan antibiotik lainnya menjadi salah satu alasannya.
9. Montelukast Sodium/Singulair
Montelukast Sodium digunakan untuk mengobati asma dan meredakan gejala alergi musiman. Ini adalah jenis obat yang disebut leukotriene inhibitor, yakni biasa digunakan untuk mencegah atau mengurangi reaksi tubuh terhadap alergen.
10. Prednisone
Prednisone adalah salah satu jenis kortikosteroid, yaitu golongan obat yang mengurangi peradangan dalam tubuh. Prednisone umumnya digunakan untuk mengobati serangan asma, croup, dan reaksi alergi terhadap hal-hal seperti poison ivy. Biasanya diresepkan untuk waktu yang singkat dalam dosis kecil.
11. Nystatin
Nystatin adalah obat antijamur yang mengobati infeksi yang disebabkan oleh jamur seperti ragi. Dapat diberikan melalui mulut untuk mengobati infeksi di mulut seperti sariawan, dan ada juga dalam bentuk topikal seperti krim, salep, dan bubuk untuk mengobati kondisi kulit seperti ruam popok.
Bila Antibiotik Digunakan Berlebihan
Pemakaian antibiotik yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi antibiotik atau yang diistilahkan dengan Antimicrobial Resistence (AMR).
Artinya, antibiotik tidak lagi mampu bekerja melawan bakteri dan bisa menyebabkan infeksi yang lebih serius dan dosis yang lebih tinggi lagi untuk pengobatan yang efektif.
Infeksi lebih parah yang dimaksud adalah infeksi pneumokokus (pneumonia, infeksi telinga, infeksi sinus, dan meningitis), infeksi kulit, dan TBC.
Artikel terkait: Clindamycin Obat Apa? Ini Kegunaan, Dosis, dan Efek Sampingnya
Apakah Antibiotik Harus Dihabiskan?
Iya, Bunda! Sering kali sakit sembuh sebelum antibiotik habis, dan ini kerap menjadi alasan untuk berhenti mengonsumsi antibiotik.
Padahal, antibiotik diresepkan sebagai pengobatan menyeluruh dalam membunuh bakteri penyebab penyakit secara optimal.
Mengutip Mayo Clinic, jika anak tidak meminum antibiotik sesuai resep (dosis dan lama penggunaan), anak kemungkinan perlu memulai pengobatan dari awal lagi.
Hal lain yang mungkin terjadi adalah, peningkatan penyebaran sifat resisten antibiotik di antara bakteri berbahaya yang ada di dalam tubuh anak.
Jadi untuk menghindari semua itu, habiskan antibiotik anak, ya, Bunda!
Bolehkah Menolak Resep Antibiotik dari Dokter?
Sumber: Freepik
Antibiotik adalah obat yang penting. Banyak antibiotik yang berhasil mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri (infeksi bakteri).
Antibiotik juga dapat mencegah penyebaran penyakit dan mengurangi komplikasi penyakit yang serius.
Bila Anda menolak karena ragu dengan diagnosis dokter, ada baiknya Anda meminta penjelasan kembali apakah penggunaan antibiotik anak diperlukan pada masalah infeksi bakteri yang dialami anak.
Akan tetapi, jika alasannya adalah harga antibiotik yang mahal, Anda bisa meminta dokter untuk mengganti merek antibiotik yang lebih murah (generik, misalnya).
10 Antibiotik yang Dilarang Diberikan pada Bayi dan Anak-Anak
Sumber: Freepik
Permenkes 2406 Tahun 2011 sudah mengeluarkan panduan penggunaan antibiotik yang tepat dan aman.
Nah, berikut ini 10 jenis antibiotik yang tidak disarankan untuk diberikan kepada anak karena bisa menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius, seperti:
- Kerusakan tulang rawan (cartilage disgenesis): Ciprofloksacin dan Norfloksacin; tidak dianjurkan diberikan pada anak kelompok usia kurang dari 12 tahun.
- Menyebabkan diskolorisasi gigi dan gangguan pertumbuhan tulang: Tetrasiklin; Tidak disarankan diberikan pada anak berusia kurang dari 4 tahun, atau dalam dosis tinggi.
- Grey baby syndrome: Thiamfenikol dan Kloramfenikol; Tidak disarankan diberikan pada bayi baru lahir atau bayi neonatus (newborn).
- Tidak ada data mengenai efektivitas dan keamanan: Linkomisin HCL, Piperacillin-tazobactam, Azitromisin Tigesiklin, Spiramisin, dan Kotrimokzasol; Tidak disarankan diberikan pada bayi baru lahir.
Jika si kecil sakit selama lebih dari beberapa hari atau jika gejalanya memburuk, segera temui dokter anak.
Si kecil mungkin akan diberi resep antibiotik. Untuk mendukung pemulihannya, berikan antibiotik sesuai dengan anjuran dokter dan ikutilah petunjuk pemakaian dengan cermat.
Antibiotik membutuhkan waktu untuk bekerja, dan anak mungkin tidak menunjukkan perbaikan selama beberapa hari setelah mengonsumsi antibiotik –sebagian besar infeksi bakteri membaik dalam waktu 48-72 jam setelah mengonsumsi antibiotik.
Jika gejala anak memburuk atau tidak membaik dalam 72 jam, segera bawa buah hati Anda ke dokter.
Sebaliknya, jika anak sembuh segera setelah mengonsumsi antibiotik, tetap habiskan sisa antibiotik yang diresepkan dokter. Ini agar infeksi dapat diobati sepenuhnya dan gejalanya tidak akan terulang lagi.
Artikel diupdate oleh: Ester Sondang
Baca juga:
7 Antibiotik alami ini bisa didapatkan dari bahan makanan, sudahkah Anda mencobanya?
Dikenal sebagai Antibiotik, Pahami Aturan Minum hingga Efek Samping Azithromycin
Tidak Bisa Sembarangan, Begini Aturan Minum Antibiotik yang Benar
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.