Hipoglikemia yaitu kondisi apabila kadar gula darah tubuh atau glukosa terlalu rendah. Tak hanya pada orang dewasa, hipoglikemia pada bayi pun dapat terjadi.
Kadar gula darah yang rendah dapat menyebabkan kerusakan pada otak. Alhasil hal ini menjadi sesuatu yang sangat diperhatikan dan menjadi kekhawatiran orangtua jika bayinya mengalami hipoglikemia.
Walau demikian, menurut penjelasan dalam situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), hipoglikemia sesaat pada awal kehidupan bayi baru lahir cukup bulan merupakan hal wajar. Hal ini akan normal dengan sendirinya, karena kadar glukosa darah meningkat secara spontan dalam 2-3 jam.

Kadar gula darah tubuh yang rendah pada bayi baru lahir karena belum mendapat asupan ASI, terjadi respon ketogenik yaitu metabolisme dari asam lemak menjadi badan keton. Otak bayi akan memanfaatkan badan keton untuk menghemat glukosa bagi otak dan melindungi fungsi neurologis bayi.
Selain itu, bayi yang mendapat ASI cenderung memang memiliki kadar glukosa rendah, dibanding dengan bayi yang mendapat susu formula. Maka dari itu, banyak kasus di mana bayi diberikan susu formula karena kadar glukosa rendah, padahal sebenarnya mereka tidak membutuhkan susu formula.
Faktor risiko terjadinya hipoglikemia pada bayi
Sudah dijelaskan jika bayi baru lahir dapat saja mengalami hipoglikemia. Hal ini terlepas dari asupan yang ia dapat, baik itu ASI maupun susu formula.
Menurut IDAI, berikut inilah 3 kategori bayi yang berisiko hipoglikemia. Simak baik-baik ya, Bun.
- Pemakaian glukosa yang berlebihan, termasuk kondisi hiperinsulinemia.
- Produksi dan cadangan glukosa yang tidak memadai.
- Peningkatan pemakaian glukosa dan penurunan produksi.
9 Kondisi bayi yang berisiko tinggi terkena hipoglikemia

Selain itu, terdapat berbagai kondisi lain yang meningkatkan risiko hiploglikemia pada bayi. Inilah penjelasannya.
1. Bayi dari ibu yang menderita diabetes
Ibu dengan diabetes yang tidak terkontrol memiliki kadar glukosa darah tinggi, bisa melewati plasenta hingga merangsang pembentukan insulin pada bayi baru lahir.
Ketika lahir, kadar glukosa darah bayi tiba-tiba turun karena pasokan dari plasenta berhenti. Padahal kadar insulin masih tinggi, inilah yang membuat hipoglikemia pada bayi terjadi.
2. Bayi besar untuk masa kehamilan (BMK)
Bayi BMK biasanya lahir dari ibu dengan toleransi glukosa yang abnormal. Itulah yang dapat memicu hipoglikemia terjadi.
3. Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)
Kekurangan gizi saat masih dalam kandungan membuat bayi tidak sempat memproduksi cadangan glikogen, dan kadang persediaan yang ada sudah terpakai. Bayi KMK memiliki kecepatan metabolisme lebih besar, sehingga menggunakan glukosa lebih banyak.
Meski terlihat bugar, tapi sering sekali bayi KMK mudah lapar dan memerlukan lebih banyak perhatian. Selain itu, ia juga perlu diberi ASI setiap 2 jam, dan terkadang hingga memerlukan pemberian suplementasi dan cairan intravena sambil menunggu ASI sang ibu cukup.
4. Bayi prematur

Deposit glukosa berupa glikogen biasanya baru terbentuk pada trimester ke 3 kehamilan. Maka, jika bayi lahir terlalu awal, persediaan glikogen terlalu sedikit dan akan lebih cepat habis terpakai.
5. Bayi postmatur
Fungsi plasenta pada bayi postmatur atau lebih bulan sudah mulai berkurang dan asupan glukosa dari plasenta juga berkurang, sehingga janin menggunakan cadangan glikogennya. Setelah bayi lahir, glikogen tinggal sedikit, akhirnya bayi rentan alami hipoglikemia.
6. Bayi yang terlambat diberi ASI
Bayi yang dipuasakan, termasuk telat melakukan IMD dapat berisiko mengalami hipoglikemia. Hal itu karena kadar glukosa darah tidak mencukupi.
7. Bayi stres selama kehamilan dan persalinan
Kondisi tersebut bisa terjadi misalnya jika ibu hamil mengalami hipertensi. Saat lahir, bayi memiliki kecepatan metabolisme yang tinggi dan memerlukan energi yang lebih besat daripada bayi lain.

8. Sakit
Bayi kembar identik yang terjadi twin to twin transfusion, hipotermia, distress pernapasan, abnormalitas endokrin, serta beberapa kondisi lainnya bisa berdampak pada hipoglikemia. Maka dari itu, cek kondisi bayi pada dokter.
9. Bayi lahir dari ibu yang memiliki masalah kesehatan.
Ibu yang menjalani pengobatan (terbutalin, propanolol, hipoglikemia oral), ibu perokok, ibu yang mendapat glukosa intravena saat persalinan, dapat meningkatkan risiko hipoglikemia pada bayinya. Maka dari itu, ibu hamil pun harus menjaga kesehatannya.
Itulah beberapa kondisi yang meningkatkan risiko hipoglikemia pada bayi baru lahir. Semoga bisa dihindari ya, Bun.
Baca juga :
id.theasianparent.com/mirip-tahnik-gel-gula-untuk-bayi-prematur
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.