Kontraksi merupakan salah satu dari beberapa tanda akan dimulainya proses melahirkan. Bukan sekadar rasa sakit biasa, kontraksi adalah proses alami tubuh untuk mempersiapkan diri mengeluarkan janin dari dalam rahim.
Lalu, apa saja penyebab kontraksi dan apa tahapan-tahapan yang harus dilalui hingga akhirnya Bunda berhasil melahirkan? Berikut ulasannya.
Artikel Terkait: Kenali Perbedaannya, 6 Jenis Kontraksi Selama Kehamilan
Apa Itu Kontraksi Persalinan atau Melahirkan?
Sumber: Freepik
Definisi medis dari kontraksi adalah pengencangan dan pemendekan otot-otot rahim.
Sepanjang kehamilan, mungkin Bunda akan beberapa kali merasakan kontraksi meski belum tiba saatnya melahirkan.
Selama persalinan, kontraksi akan menyebabkan dua hal.
Pertama, kontraksi otot rahim akan menyebabkan serviks menipis dan melebar. Kedua, dorongan dari kontraksi otot ini akan membantu bayi untuk turun ke jalan lahir.
Saat kepala bayi turun ke panggul, ia akan mendorong leher rahim. Hal ini menyebabkan leher rahim menjadi rileks dan menipis. Saat serviks menipis, leher rahim juga mulai terbuka.
Kontraksi akan terasa berbeda untuk setiap ibu hamil, dan mungkin terasa berbeda dari satu kehamilan ke kehamilan berikutnya.
Secara umum, Bunda mungkin merasakan gerakan seperti gelombang dari atas rahim ke arah bawah.
Kontraksi jelang melahirkan biasanya menyebabkan ketidaknyamanan atau nyeri yang terasa tumpul di punggung dan perut bagian bawah, bersama dengan tekanan di panggul.
Meskipun mungkin tidak nyaman, saat persalinan sedang berlangsung dan kontraksi dimulai, akan ada jeda di mana kontraksi menghilang.
Apa Saja Penyebab Kontraksi?
Sumber: Freepik
Kontraksi dimulai ketika kelenjar pituitari melepaskan hormon oksitosin. Hal ini akan merangsang otot-otot di rahim untuk mulai mengencang dan rileks.
Kontraksi membuat bagian atas rahim mengencang untuk mendorong bayi ke arah bawah.
Kontraksi yang terjadi juga melembutkan dan meregangkan bagian bawah rahim dan leher rahim untuk memungkinkan bayi lewat.
Apa Saja Jenis Kontraksi Persalinan?
Sumber: Freepik
1. Kontraksi Palsu atau Braxton-Hicks
Sekitar bulan keempat kehamilan, Bunda mungkin mulai merasakan rahim berkontraksi dari waktu ke waktu yang terasa sebagai sensasi kencang di perut. Pengencangan yang terasa ini dikenal sebagai kontraksi Braxton-Hicks.
Kontraksi Braxton Hicks dirasakan selama kehamilan dan sering disalahartikan sebagai kontraksi persalinan yang sebenarnya terjadi pada akhir masa kehamilan.
Tidak seperti kontraksi persalinan yang sebenarnya, kontraksi palsu ini biasanya jarang dan tidak teratur. Tak perlu khawatir karena ini adalah cara tubuh mempersiapkan otot-otot rahim secara alami untuk hari persalinan.
Kontraksi ini umumnya tidak menimbulkan rasa sakit dan terkonsentrasi di perut, tetapi membuat perut terasa kencang dan terkadang tidak nyaman.
Kontraksi ini tidak akan semakin sering, tidak bertambah lama, serta tidak bertambah kuat.
Braxton Hicks juga tidak akan menyebabkan perubahan pada serviks. Kontraksi Braxton Hicks umumnya terasa seperti kram menstruasi ringan yang biasanya akan mereda jika berganti posisi atau bergerak.
Bunda mungkin akan mengalami kontraksi ini ketika merasa lelah, dehidrasi, atau terlalu banyak berdiri.
2. Kontraksi Persalinan Prematur
Kontraksi teratur yang muncul sebelum usia kehamilan 37 minggu mungkin merupakan tanda persalinan prematur.
Persalinan prematur terjadi ketika kontraksi teratur mengakibatkan pembukaan serviks setelah minggu ke-20 dan sebelum minggu ke-37 kehamilan.
Semakin dini kelahiran prematur terjadi, semakin besar risiko kesehatan bayi yang lahir.
Penyebab spesifik persalinan prematur sering kali tidak jelas. Faktor risiko tertentu seperti kehamilan kembar atau kondisi medis tertentu dapat meningkatkan kemungkinan persalinan prematur, tetapi persalinan prematur juga dapat terjadi pada ibu hamil tanpa faktor risiko yang diketahui.
Kontraksi persalinan prematur adalah sensasi pengencangan perut yang terasa teratur atau sering.
Kontraksi ini seperti serangkaian sakit punggung rendah dan tumpul yang konstan.
Mungkin akan terasa seperti kram perut ringan yang juga disertai spotting atau pendarahan ringan, atau ketuban pecah dini.
Artikel Terkait: Sudah Lewati HPL? Coba 9 Cara Mempercepat Kontraksi Secara Alami Ini!
Apa Saja Tahapan Kontraksi Persalinan atau Melahirkan?
Kontraksi persalinan akan melalui beberapa tahap hingga akhirnya serviks terbuka dan dapat dilalui oleh bayi atau yang biasa disebut bukaan lengkap.
Berikut adalah beberapa tahapan kontraksi persalinan yang akan dilewati oleh ibu yang bersalin:
1. Tahap Awal Persalinan
Kontraksi pada tahap awal masih terbilang ringan. Pengencangan yang dirasakan akan berlangsung antara 30 hingga 90 detik.
Kontraksi ini terorganisir atau datang pada interval waktu yang teratur.
Awalnya mungkin kontraksi mulai dengan jarak yang berjauhan, tetapi pada saat Bunda mendekati akhir tahap persalinan awal, kontraksi harus berjarak hanya lima menit.
Selama tahap ini, Bunda mungkin juga memperhatikan tanda-tanda lain yang membantu Bunda menyadari bahwa ini adalah saatnya melahirkan, berbeda dengan kontraksi palsu yang dirasa saat hamil.
Serviks akan mulai terbuka sehingga Bunda mungkin melihat lendir bercampur darah yang keluar dari vagina.
Selain itu, di tahap ini juga beberapa ibu hamil mengalami pecah ketuban. Di tahap ini, Bunda masih bisa beraktivitas seperti biasa.
2. Kontraksi Persalinan Aktif
Kontraksi pada tahap persalinan aktif lebih intens daripada yang dialami sebelumnya pada tahap awal.
Tahap ini juga merupakan tahap transisi ke persalinan untuk mengejan atau tahap akhir.
Selama tahap persalinan ini, serviks akan terbuka sepanjang 4 hingga 10 centimeter sebelum waktunya untuk mendorong bayi keluar.
Bunda mungkin merasakan setiap kontraksi akan seperti ‘membungkus tubuh’.
Rasa sakit akan terasa mulai dari punggung dan bergerak di sekitar tubuh ke perut. Kaki juga mungkin akan terasa kram dan sakit.
Kontraksi dalam persalinan aktif umumnya berlangsung antara 45 hingga 60 detik, dengan tiga hingga lima menit jeda di antaranya.
Dalam transisi ketika serviks melebar dari 7 menjadi 10 centimeter, polanya akan berubah menjadi kontraksi yang berlangsung selama 60 hingga 90 detik, dengan jeda antara 30 detik hingga 2 menit saja.
Pusing dan mual juga merupakan keluhan umum yang menyertai kontraksi pada persalinan aktif.
Jika Bunda menduga sedang dalam proses persalinan aktif, inilah waktu yang tepat untuk pergi ke rumah sakit atau ke bidan.
3. Kontraksi Persalinan atau Melahirkan
Pada tahap ini, kontraksi akan melambat sedikit dan jarak di antaranya sedikit lebih lebar.
Pada akhirnya, Bunda akan merasakan sensasi untuk mengejan yang kuat saat berkontraksi dan rasanya mirip seperti ingin buang air besar.
Inilah tandanya Bunda sudah siap untuk melahirkan dan mengejan.
4. Kontraksi Setelah Melahirkan
Kontraksi tidak akan berhenti sepenuhnya bahkan setelah Bunda melahirkan dan bayinya sudah keluar.
Ada juga kontraksi yang terjadi setelah persalinan atau melahirkan.
Kontraksi ini menandakan proses involusi, yaitu proses rahim menyusut kembali ke ukuran dan bentuk sebelum hamil.
Dalam sembilan bulan terakhir, rahim tumbuh dan membesar hampir 25 kali dari ukuran aslinya.
Otot rahim akan berkontraksi karena rahim memerlukan waktu untuk kembali ke ukuran semula dan ini tidak sebentar, melainkan memakan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu.
Apa Ciri-ciri dan Gejala Kontraksi Jelang Melahirkan?
Sumber: Freepik
Saat Bunda mengalami kontraksi, rahim akan mengencang kemudian rileks kembali. Bagi sebagian orang, kontraksi mungkin terasa seperti nyeri haid yang ekstrem.
Kontraksi cenderung menjadi lebih lama, lebih kuat, dan lebih sering seiring kemajuan persalinan.
Selama kontraksi, otot-otot mengencang dan rasa sakit meningkat. Jika Bunda meletakkan tangan di perut, maka perut akan terasa keras ketika rahim menegang. Kemudian, ketika otot masuk ke dalam fase rileks perut pun akan terasa lebih lembek.
Selain kontraksi, ada beberapa tanda bahwa persalinan mungkin akan dimulai, termasuk:
- Keluarnya sumbat lendir dari leher rahim yaitu lendir bercampur darah dari vagina
- Sakit punggung
- Rasa ingin buang air kecil yang disebabkan oleh kepala bayi menekan kandung kemih
- Pecah ketuban.
Artikel terkait: 17 Tanda-Tanda Mau Melahirkan yang Sebaiknya Ibu Hamil Ketahui
Bagaimana Diagnosis Kontraksi Melahirkan?
Sumber: Freepik
Beberapa cara yang bisa dilakukan dokter untuk mendiagnosis kontraksi tanda persalinan adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan Tokodinamometer
Jika Bunda mengalami kontraksi, dokter bisa mengeceknya menggunakan tokodinamometer, yaitu alat yang dilekatkan pada pita dan ditahan di perut untuk memantau dan mengukur kontraksi rahim.
Alat ini akan membantu dokter untuk menentukan keteraturan dan frekuensi kontraksi, yang mungkin mengindikasikan persalinan.
2. Pemeriksaan Panggul atau Periksa Dalam
Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan panggul untuk menentukan apakah serviks sudah mulai melebar, atau terbuka, untuk mempersiapkan kelahiran.
3. USG Transvaginal
Pada beberapa kasus persalinan prematur, dokter mungkin juga akan menggunakan ultrasound transvaginal untuk menentukan apakah serviks telah menipis, atau menipis, untuk mempersiapkan pembukaan.
Artikel Terkait: Cara Menghitung Kontraksi Menjelang Persalinan dan Kapan Bunda Harus Segera ke Rumah Sakit
Kapan Harus ke Rumah Sakit?
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum Bunda pergi ke rumah sakit atau bidan ketika sudah merasakan kontraksi melahirkan.
Menurut prosedur, biasanya ibu hamil hanya akan ditangani jika sudah mencapai tahap persalinan aktif.
Jika kontraksi masih dalam tahap persalinan awal, ibu hamil akan diminta untuk pulang dan menunggu hingga tiba persalinan atau kontraksi aktif.
Tubuh perempuan secara alami akan memberi sinyal bahwa Bunda sedang menuju persalinan aktif. Berikut adalah tanda-tandanya kapan harus ke rumah sakit.
1. Keluar Darah Campur Lendir dari Vagina
Keluarnya sedikit darah dari vagina adalah respons normal saat serviks mulai menipis, melebar, dan meregang terbuka.
Bunda juga mungkin akan melihat keluarnya darah campur lendir dari vagina. Lendir ini disebut dengan mucus plug, yang menjadi pelindung atau penutup serviks sampai tubuh mulai bersiap untuk melahirkan.
Lendir ini membantu menjauhkan bakteri dari serviks dan melindungi bayi dari infeksi.
Biasanya tak lama setelah keluarnya darah dari vagina, kontraksi pun akan segera datang.
2. Ketuban Pecah
Jika ketuban pecah, Bunda mungkin tidak perlu buru-buru ke rumah sakit karena itu juga merupakan tanda tahap awal persalinan.
Namun, ada beberapa keadaan di mana Bunda harus segera pergi ke rumah sakit atau klinik bersalin untuk mencegah infeksi atau komplikasi.
Apabila ketuban pecah tetapi Bunda tidak mengalami kontraksi, sebaiknya tunggu hingga kontraksi muncul sebelum ke rumah sakit.
Fase ini bisa bervariasi antara 12 dan 24 jam. Namun, jika sudah lebih dari 24 jam dan kontraksi belum juga mulai, dokter atau bidan mungkin akan meminta Bunda datang ke rumah sakit atau klinik bersalin untuk diinduksi.
3. Kontraksi yang Rapat 4 atau 5 Menit Sekali
Ketika kontraksi Anda dimulai dengan kram ringan dan tidak teratur tetapi perlahan-lahan berkembang menjadi lebih menyakitkan dan teratur, itu adalah tanda bahwa persalinan aktif telah dimulai.
Kontraksi persalinan bertujuan untuk memindahkan bayi ke leher rahim menuju jalan lahir. Kepala bayi akan mendorong leher rahim yang perlahan menipis dan membuka (melebar) untuk mempersiapkan persalinan.
Menurut VeryWellFamily, untuk membantu Bunda memutuskan apakah sudah waktunya pergi ke rumah sakit, Bunda harus menghitung seberapa sering kontraksi datang, berapa lama masing-masing kontraksi berlangsung, dan bagaimana polanya.
Dokter atau bidan mungkin merekomendasikan penggunaan metode tertentu untuk menentukan waktu kontraksi, salah satunya adalah metode 411.
Metode ini adalah menghitung kontraksi hingga akhirnya menjadi teratur dengan selang waktu 4 menit, dimana masing-masing berlangsung minimal 1 menit, dan polanya berlangsung selama minimal 1 jam.
Ada juga metode 511 lainnya yang berarti Bunda harus segera pergi ke dokter saat kontraksi berjarak 5 menit.
Bagaimana Cara Menghadapi Kontraksi Jelang Melahirkan agar Tidak Terasa Sakit?
Sumber: Freepik
Untuk membantu mengatasi rasa sakit selama persalinan, berikut adalah beberapa hal yang dapat Bunda lakukan sebelum atau selama persalinan:
1. Olahraga
Melakukan olahraga teratur dapat membantu memperkuat otot dan mempersiapkan tubuh untuk menghadapi tekanan saat persalinan.
Olahraga juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh yang akan berguna jika Bunda harus menjalani persalinan yang lama.
Hal penting untuk diingat dengan olahraga apa pun adalah jangan berlebihan. Bicaralah dengan dokter tentang olahraga apa yang aman untuk Bunda.
2. Berjalan
Bangun dan bergerak dapat membantu mempercepat bukaan dengan meningkatkan aliran darah.
Berjalan di sekitar ruangan, melakukan gerakan sederhana di tempat tidur atau kursi, atau bahkan mengubah posisi dapat mendorong bukaan karena berat bayi memberikan tekanan pada leher rahim.
3. Rileks
Sangat mudah untuk menjadi tegang selama tahap terakhir persalinan, tetapi belajar untuk rileks dapat memiliki berbagai manfaat.
Stres dan ketegangan otot dapat menunda persalinan dengan mempersulit serviks untuk melebar. Masalah-masalah ini juga dapat membuat bayi tidak turun.
4. Teknik Pernapasan
Pernapasan yang tepat selama persalinan akan banyak membantu dalam proses melahirkan.
Bernapas dengan benar selama persalinan dapat meningkatkan fokus ibu dan membawa oksigen yang sangat dibutuhkan untuknya dan bayinya.
Teknik pernapasan tertentu juga telah terbukti mengurangi robekan perineum saat melahirkan.
Caranya mudah, Bunda dapat menarik napas dalam-dalam sebelum dan sesudah setiap kontraksi.
Tarik napas dalam-dalam melalui hidung dan keluarkan melalui mulut.
Ini akan membantu untuk tetap fokus dan memproses semua yang terjadi. Napas yang teratur di akhir kontraksi juga memberi bayi tambahan oksigen.
Ketika Bunda sudah tidak dapat berbicara atau bergerak saat melalui kontraksi, inilah saatnya untuk mulai bernapas perlahan.
Bernapaslah perlahan, masuk melalui hidung dan keluarkan melalui mulut.
Temukan titik fokus dan fokus padanya untuk melalui kontraksi. Cobalah untuk membuat tubuh rileks setiap kali mengembuskan napas.
Pertanyaan Populer Terkait Kontraksi Melahirkan
Berdasarkan pengalaman para Bunda di komunitas theAsianparent Indonesia, ciri-ciri kontraksi mau melahirkan adalah pinggang dan punggung yang terasa sakit, perut terasa kencang, dan vagina terasa berat dan sakit.
Bisa dibilang kontraksi mirip dengan sakit perut ketika mengalami menstruasi namun lebih kuat. Setelah pembukaan berjalan hingga tahap akhir, umumnya akan terasa sensasi seperti ingin buang air besar.
Berikut adalah beberapa pertanyaan populer terkait kontraksi melahirkan dan jawabannya yang menarik untuk disimak.
1. Bagaimana rasanya pembukaan 1?
Pembukaan adalah proses leher rahim untuk membuka per sentimeter sebagai jalur lahir bayi.
Leher rahim akan membuka hingga 10 cm atau yang sering disebut pembukaan 10 atau akhir.
Dengan demikian, pembukaan 1 adalah dimana leher rahim membuka sebanyak 1 cm.
Pada pembukaan 1, umumnya yang dirasakan oleh ibu hamil adalah kram perut atau kontraksi ringan.
Kontraksi tersebut terasa seperti perut yang mengencang dan terasa tekanan di daerah panggul.
Pada tahap ini, biasanya kontraksi tidak terasa menyakitkan dan cepat berlalu.
2. Apakah boleh tidur saat kontraksi?
Jawabannya tergantung dari berbagai faktor, termasuk fase persalinan mana yang dialami ibu hamil saat itu.
Jika Bunda bisa dan memungkinkan untuk tidur saat mengalami kontraksi, maka Bunda boleh saja tidur untuk memulihkan energi menjelang persalinan.
Biasanya, ibu hamil yang sedang berada dalam fase persalinan awal ketika kontraksi masih belum terlalu menyakitkan masih bisa tidur.
Namun, apabila kontraksi sudah rapat jaraknya dan menyakitkan, maka akan sulit untuk tidur.
3. Mules 15 menit sekali pembukaan berapa?
Kontraksi atau rasa mulas yang dirasakan pada perut saat persiapan persalinan akan semakin rapat jaraknya menjelang pembukaan 10 atau akhir.
Ketika Bunda merasakan mules 15 menit sekali, bisa jadi Bunda masih berada dalam tahap-tahap pembukaan awal.
4. Apa saja ciri-ciri kontraksi asli?
Biasanya, ciri-ciri kontraksi asli adalah berupa perut yang terasa kencang dan rasanya stabil atau muncul lebih sering.
Perut Bunda juga terasa semakin berat dan hal ini berlangsung lama ketika menjelang persalinan.
Selain itu, perbedaan ciri-ciri kontraksi asli dan palsu juga adalah, kontrokasi palsu biasanya tidak diikuti rembesan cairan di vagina, sedangkan kontraksi asli bisa saja diikuti dengan adanya rembesan cairan seperti mengompol akibat dari air ketuban yang sudah pecah.
5. Apa saja ciri-ciri kontraksi asli dan pembukaan?
Beberapa ciri-ciri kontraksi asli dan tanda pembukaan adalah sebagai berikut:
- Bunda merasa sakit punggung dan buang angin
- Pinggul, perut, dan area vagina terasa kencang atau tertekan
- Adanya nyeri atau perut terasa kencang seperti hendak menstruasi, rasa ini muncul secara stabil atau bisa muncul lebih sering menjelang waktu persalinan
- Selain itu, tanda akan melahirkan juga biasanya termasuk pecah ketuban, rasa ingin buang air kecil, keluarnya sumbat lendir atau lendir bercampur darah dari leher rahim.
***
Itulah beberapa fakta yang perlu diketahui oleh Bunda mengenai kontraksi melahirkan, terutama jika Bunda sudah memasuki trimester akhir dan bersiap untuk melahirkan.
Semoga bermanfaat!
Artikel ini telah diupdate oleh: Annisa Pertiwi
Si Kecil sudah lahir? Pantau perkembangannya dan update profil kamu sekarang di:
Baca Juga:
10 Makanan Ini Bisa Picu Kontraksi, Benarkah Makanan Pedas Salah Satunya?
Tak Hanya Kontraksi, Ini 9 Tanda yang Sering Terjadi Sebelum Melahirkan
Cara Membedakan Kontraksi Palsu dengan Kontraksi Persalinan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.