X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Retinopati Prematuritas, risiko kebutaan pada anak yang lahir prematur

Bacaan 3 menit

Bayi yang lahir prematur memiliki risiko kesehatan yang amat tinggi, salah satunya adalah Retinopati Prematuritas (ROP). Jika tidak dideteksi dini, Retinopati Prematuritas dapat menyebabkan kebutaan pada anak.

Pada tahun 2010 dalam laporan PBB berjudul Born Too Soon diketahui Indonesia menempati urutan ke-5 sebagai negara dengan jumlah bayi prematur terbanyak di dunia. Menurut data WHO (organisasi kesehatan dunia), kelahiran prematur menjadi penyebab kematian kedua tersering pada balita setelah pneumonia.

Selain menjadi penyumbang terbesar angka kematian bayi, kelahiran prematur diketahui juga menyebabkan cacat fisik.

Artikel terkait: Selalu ada harapan hidup bagi bayi prematur, 9 foto senyuman ini membuktikannya

Apa itu Retinopati Prematuritas?

retinopati prematuritas - beda mata normal dan ROP

Perbandingan anatomi mata normal dengan Retinopati Prematuritas. Sumber: Kidshealth.

Retinopati Prematuritas (ROP) adalah perkembangan abnormal pembuluh darah retina mata yang dijumpai pada bayi prematur akibat organ tubuh yang belum matang sempurna saat dilahirkan. Menurut data dari Pokja Nasional ROP dan Bayi Prematur, angka kejadian ROP di Indonesia adalah 11.09% di tahun 2012.

Bila dideteksi sejak dini, bayi prematur yang mengalami ROP bisa mendapatkan terapi untuk mencegah kebutaan. Gangguan mata ROP terjadi pada tahap ringan di mana dapat mengalami perbaikan spontan, hingga tahap berat yang dapat mengakibatkan lepasnya retina dan mengakibatkan kebutaan permanen pada anak.

Menurut Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp.A(K) menyampaikan bahwa angka kematian bayi prematur di Indonesia telah berkurang berkat kemajuan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) di rumah sakit. Di sisi lain, kejadian ROP akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya angka harapan hidup bayi prematur tersebut.

Kapan skrining ROP harus dilakukan?

  • usia kehamilan kurang dari 34 minggu sudah dilahirkan
  • bayi lahir dengan berat badan kurang dari sama dengan 1500 gram
  • bayi yang memiliki fakor risiko saat dilahirkan: infeksi berat (sepsis), gangguan pernapasan, gangguan jantung, mendapatkan terapi oksigen dosis tinggi dalam jangka panjang, membutuhkan transfusi darah secara berulang

Komplikasi Retinopati Prematuritas

Bila ROP tidak dideteksi sejak dini dan tidak mendapatkan terapi, maka bayi berisiko mengalami kebutaan permanen. Selain itu, ROP juga bisa berkembang menjadi penyakit berikut ini:

  • lepasnya lapisan retina
  • rabun jauh
  • mata juling
  • mata malas
  • glaukoma
  • kebutaan

Peluncuran program Jak-ROP

Retinopati Prematuritas - peluncuran program JAKR-ROP

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) telah menetapkan panduan ketat deteksi dini ROP sehingga angka kejadian penyakit ini di RSCM terbilang rendah. Namun, masih cukup banyak kasus rujukan ROP dari rumah sakit lain, bahkan untuk stadium yang lanjut.

RSCM bekerja sama dengan Standard Chartered Bank dan Hellen Keller Indonesia meluncurkan program Jak-ROP yang diharapkan dapat mendeteksi dini kasus ROP. Jak-ROP merupakan program mobile di mana tim RSCM akan secara aktif dan rutin mendatangi rumah sakit dengan membawa alat kamera retina untuk memeriksa bayi prematur.

Gambar yang didapatkan dari alat ini akan dikirimkan ke dokter spesialis mata di RSCM untuk dievaluasi kemungkinan terjadinya ROP. Harapannya dengan program Jak-ROP ini dapat menekan angka kebutaan pada anak-anak.

Semoga informasi ini bermanfaat.

 

Baca juga:

Penelitian Terkini: Lahir Prematur Tak Pengaruhi Kecerdasan Bayi

Cerita mitra kami
Nikmati Layanan Konsultasi Dokter Gratis Hasil Kolaborasi Lifebuoy dan Halodoc untuk Perlindungan Keluarga Sehat
Nikmati Layanan Konsultasi Dokter Gratis Hasil Kolaborasi Lifebuoy dan Halodoc untuk Perlindungan Keluarga Sehat
4 Cara Mudah Tetap Sehat & Bebas Kuman Saat Liburan
4 Cara Mudah Tetap Sehat & Bebas Kuman Saat Liburan
5 Manfaat Minum Susu Setiap Hari, Tak Sekadar Memenuhi Kebutuhan Kalsium 
5 Manfaat Minum Susu Setiap Hari, Tak Sekadar Memenuhi Kebutuhan Kalsium 
Bebas Stress, Ini Cara Agar Si Kecil Mau Minum Obat Batuk Tanpa Dipaksa
Bebas Stress, Ini Cara Agar Si Kecil Mau Minum Obat Batuk Tanpa Dipaksa

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Giasinta Angguni

  • Halaman Depan
  • /
  • Penyakit
  • /
  • Retinopati Prematuritas, risiko kebutaan pada anak yang lahir prematur
Bagikan:
  • Normalkah Jika Bayi Tak Bisa Lepas dari Gendongan Orangtua? Ini 4 Faktanya

    Normalkah Jika Bayi Tak Bisa Lepas dari Gendongan Orangtua? Ini 4 Faktanya

  • Waspadai Plasenta Lepas pada Trimester Kedua dan Ketiga

    Waspadai Plasenta Lepas pada Trimester Kedua dan Ketiga

  • 30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

    30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

  • Normalkah Jika Bayi Tak Bisa Lepas dari Gendongan Orangtua? Ini 4 Faktanya

    Normalkah Jika Bayi Tak Bisa Lepas dari Gendongan Orangtua? Ini 4 Faktanya

  • Waspadai Plasenta Lepas pada Trimester Kedua dan Ketiga

    Waspadai Plasenta Lepas pada Trimester Kedua dan Ketiga

  • 30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

    30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.