Kadang, demi memuaskan pasangan, kita rela melakukan apa saja untuk merawat organ intim kewanitaan kita. Dari mulai menggunakan produk pembersih terkenal, hingga menggunakan pelumas untuk memudahkan saat berhubungan seksual.
Tapi Anda perlu waspada, penelitian terbaru mengungkapkan, terlalu sering menggunakan pelumas dan pembersih vagina bisa menyebabkan terkena infeksi dan jamur vagina.
Sebuah studi di Amerika Serikat menemukan bahwa produk yang masuk ke dalam vagina seperti pelumas yang digunakan saat berhubungan seksual bisa merusak jaringan dalam vagina dan juga menjadikan vagina lebih rentan terkena infeksi menular seksual seperti herpes, HIV, dan chlamydia.
Joelle Brown dari Universitas California di Los Angeles yang melakukan penelitian ini menyatakan,”Para wanita seharusnya sadar bahwa ada banyak bukti bahwa beberapa produk yang dimasukkan ke dalam vagina dapat merusak jaringan vagina, bahkan meningkatkan resiko terkena infeksi menular seksual.”
Dr. Michael Zinaman dari St. Elizabeth Medical Center menimpali, “Perempuan seringkali melakukan hal yang merugikan dirinya sendiri, dengan menggunakan produk pembersih vagina yang ada di pasaran hanya karena menuruti saran dari ibu atau teman.”
Dr. Brown dan timnya merekrut 141 wanita di Los Angeles berusia 18-65 tahun yang bersedia menjawab pertanyaan seputar produk pembersih kewanitaan yang mereka gunakan.
Selain itu mereka juga melakukan uji lab terhadap infeksi vagina saat permulaan studi, lalu setahun kemudian mereka kembali dites untuk alasan yang sama. Studi ini dilakukan dari tahun 2008 hingga tahun 2010.
Peneliti menemukan bahwa 66% perempuan yang mereka uji menggunakan pembersih vagina serta pelumas sebulan sebelum mereka menjadi subjek penelitian ini. Diantara perempuan yang menggunakan pembersih vagina bagian dalam, 45% menggunakan produk yang dijual di pasaran, atau campuran cuka dan air.
Kebanyakan produk yang sering digunakan adalah pelumas saat berhubungan seksual, 70% perempuan menggunakan pelumas yang dijual di pasaran, sementara 17% menggunakan petroleum jelly seperti Vaseline dan 13% lagi menggunakan minyak, seperti minyak bayi.
Berdasarkan hasil uji laboratorium, perempuan yang menggunakan produk yang tidak diperuntukkan untuk vagina seperti minyak bayi dan Vaseline, cenderung memiliki jamur dan infeksi bakteri di dalam vaginanya.
Sebagai contoh, 40% perempuan yang menggunakan vaseline sebagai pelumas mengalami infeksi bacterial vaginosis, dibandingkan dengan 18% perempuan yang tidak menggunakan vaseline sebagai pelumas saat berhubungan seksual.
Dan 44% perempuan yang menggunakan minyak sebagai pelumas dilaporkan positif terinfeksi bakteri candida, yakni jamur yang menyebabkan infeksi pada vagina. Dibandingkan dengan 5% perempuan yang tidak menggunakan minyak bayi.
Pada dasarnya, vagina memiliki mekanisme alami untuk membersihkan diri. Vagina memproduksi zat sejenis asam yang berperan melawan bakteri dan virus yang masuk ke dalam vagina.
Sehingga dokter tidak menyarankan perempuan untuk menggunakan pembersih vagina karena bisa mengacaukan sistem alami vagina untuk memproduksi asam.
Menggunakan pembersih vagina, apalagi yang dimasukkan langsung ke dalam vagina akan turut membuang zat asam yang bermanfaat dalam melawan bakteri penyebab jamur dan infeksi di vagina.
Oleh karena itu, Anda disarankan untuk membersihkan vagina dengan air dan sedikit sabun, itupun tak boleh dimasukkan, hanya di bagian luar saja.
Organ intim memang penting untuk dirawat, tapi kita juga harus berhati-hati saat menggunakan produk untuk membersihkannya. Jangan sampai, keinginan kita untuk memiliki kewanitaan yang lebih bersih malah membuat kita jadi lebih rentan terhadap penyakit.
Baca juga:
Mencukur Rambut Kemaluan Tingkatkan Risiko Infeksi Menular Seksual
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.