Merawat bayi yang baru lahir sering kali menjadi pengalaman yang sangat melelahkan bagi orang tua baru. Harus memastikan kondisi bayi selalu dalam keadaan baik, sementara rasa khawatir terhadap risiko infeksi, gangguan perkembangan, serta berbagai masalah pada bayi baru lahir selalu menghantui.
Ya, usia newborn memang paling rentan dari beberapa masalah kesehatan umum dan penyakit. Dikutip dari laman resmi WHO, mayoritas dari semua kematian neonatal sebesar 75% bahkan terjadi selama minggu pertama kehidupan, dan sekitar 1 juta bayi baru lahir meninggal dalam 24 jam pertama.
Karena itu, penting bagi Moms untuk mengetahui tentang apa saja masalah pada bayi baru lahir, beserta penanganannya. Yuk, simak ulasannya melalui artikel berikut, Moms!
Apa Saja Masalah Umum pada Bayi Baru Lahir?
Secara fisik, ada beberapa masalah yang umum terjadi pada bayi baru lahir selama beberapa minggu pertama setelah ia lahir. Jika bayi mengalami salah satu dari poin berikut ini, hubungi dokter anak segera ya, Moms!
1. Perut Kembung
Perut kembung biasanya sering dialami bayi, terutama setelah menyusu dalam jumlah banyak. Namun, jika perut bayi terasa keras, membuncit, dan tidak buang air besar selama berhari-hari, atau si Kecil muntah, segera hubungi dokter anak ya, Moms.
Kemungkinan besar, masalah tersebut disebabkan karena gas atau sembelit, tetapi bisa juga menandakan masalah pada usus yang lebih serius.
2. Kulit Bayi Membiru
Bayi mungkin akan terlihat memiliki beberapa bagian di tangan dan kaki yang agak biru atau ungu, yang biasanya normal. Jika tangan dan kaki mereka sedikit membiru karena kedinginan, warnanya akan normal kembali merah muda segera setelah suhunya terasa hangat.
Kadang-kadang, wajah, lidah, dan bibir bayi newborn juga akan sedikit membiru saat mereka menangis keras. Tetapi begitu ia tenang, warnanya akan segera kembali normal.
Namun, waspadai jika warna kulitnya terus-menerus biru, karena bisa merupakan tanda jantung atau paru-paru tidak berfungsi dengan baik, dan bayi tidak mendapatkan cukup oksigen dalam darah. Jika itu terjadi, segera bawa ke rumah sakit, ya.
3. Masalah BAB
Mekonium
Setelah lahir, buang air kecil dan buang air besar pertama bayi (mekonium) akan dipantau petugas kesehatan untuk memastikan ada tidaknya masalah pada kesehatan si Kecil.
Jika bayi tidak mengeluarkan mekonium dalam empat puluh delapan jam pertama, maka diperlukan evaluasi lebih lanjut untuk memastikan tidak ada masalah pada ususnya.
Darah dalam Feses
Terkadang, bayi baru lahir akan mengeluarkan sedikit darah saat buang air besar. Jika terjadi selama beberapa hari pertama, biasanya bayi mengalami sedikit luka di anus akibat tinja.
Ini umumnya tidak berbahaya, tetapi meskipun demikian, beri tahu dokter anak tentang tanda-tanda darah untuk memastikan penyebabnya, ya.
Konstipasi
Kebiasaan buang air besar bayi bersifat unik dan setiap perubahan pada kebiasaan ini seringkali mengindikasikan konstipasi.
Gejala lain yang terkait dengan konstipasi dapat meliputi: bercak darah pada popok dan bayi mengerang serta kesulitan mengeluarkan tinja.
4. Batuk
Jika bayi menyusu sangat cepat, ia mungkin akan mengalami batuk dan tersedak; tetapi batuk ini akan berhenti segera setelah rutinitas menyusunya telah terbiasa.
Namun jika ia batuk terus-menerus atau sering tersedak saat menyusu, konsultasikan dengan dokter anak. Gejala-gejala ini dapat mengindikasikan adanya masalah mendasar pada paru-paru atau saluran pencernaannya.
5. Menangis Berlebihan atau Tampak Lesu
Semua bayi baru lahir berkomunikasi dengan cara menangis, bahkan sering kali tanpa alasan yang jelas.
Jika Moms sudah memastikan bahwa bayi sudah kenyang, disendawakan, tidak kedinginan, popoknya masih bersih, dan sudah mencoba cara lainnya yang membuatnya lebih tenang, namun tangisannya tetap tidak mereda atau bahkan terdengar aneh seperti jeritan kesakitan, itu bisa berarti masalah medis.
Apalagi, jika bayi terlihat sangat jarang bangun sendiri dan tampak terlalu lesu atau tidak nafsu untuk menyusu, Anda harus berkonsultasi dengan dokter anak, karena bisa jadi merupakan gejala penyakit serius.
6. Kolik
Bayi yang mengalami kolik akan sulit tenang dan tampak gelisah. Kolik dan masalah gastrointestinal lainnya mungkin menjadi penyebab di balik tangisan panjang yang terus-menerus selama tahap awal kehidupan bayi.
Menurut AAP, sekitar seperlima dari semua bayi mengalami kolik, biasanya dimulai antara usia 2 dan 4 minggu. Mereka mungkin menangis tak berhenti atau menjerit, menjulurkan atau mengangkat kaki, dan kentut.
Perut mereka mungkin membesar. Menangis dapat terjadi kapan saja, meskipun seringkali bertambah parah di sore hari.
Kolik kemungkinan akan membaik atau hilang pada usia 3 atau 4 bulan. Tidak ada penjelasan pasti mengapa beberapa bayi mengalami kolik. Terkadang pada bayi yang disusui, kolik merupakan tanda kepekaan terhadap makanan dalam pola makan ibu.
7. Gangguan Pernapasan
Mungkin butuh beberapa jam setelah bayi lahir untuk membentuk pola pernapasan normal, tetapi setelah itu ia seharusnya tidak mengalami kesulitan bernapas lebih lanjut.
Jika ia tampak bernapas dengan cara yang tidak biasa, hal itu paling sering disebabkan oleh saluran hidung yang tersumbat. Hal ini cukup umum terjadi dan bisa diatasi dengan menggunakan tetes hidung saline.
8. Masalah Tali Pusat
Pendarahan Tali Pusat
Saat merawat tali pusar bayi, Moms mungkin akan melihat beberapa tetes darah pada popok ketika tali pusar terlepas. Ini normal.
Namun, jika tali pusat berdarah, segera hubungi dokter bayi Anda, ya. Jika tali pusat terinfeksi, maka diperlukan perawatan medis.
Meskipun infeksi tali pusat jarang terjadi, segera hubungi dokter jika melihat tanda-tanda, seperti keluarnya cairan kekuningan yang berbau busuk dari tali pusat, kulit merah di sekitar pangkal tali pusat, bayi menangis saat tersentuh tali pusat atau kulit di sebelahnya.
Granuloma Pusar
Terkadang dalam kondisi tertentu, tali pusat akan membentuk granuloma atau massa jaringan parut kecil dan kemerahan yang menempel di pusar setelah tali pusat terlepas.
Granuloma ini akan mengeluarkan cairan kekuningan muda. Kondisi ini biasanya akan hilang dalam waktu sekitar seminggu, tetapi jika tidak, harus dievaluasi oleh dokter anak, ya.
Hernia Umbilikalis
Jika area tali pusat bayi Anda tampak menonjol keluar saat ia menangis, ia mungkin menderita hernia umbilikalis, yaitu lubang kecil di bagian otot dinding perut yang memungkinkan jaringan menonjol keluar saat terjadi peningkatan tekanan perut (misalnya saat menangis).
Ini bukan kondisi yang serius, dan biasanya sembuh dengan sendirinya dalam dua belas hingga delapan belas bulan pertama.
Jangan menempelkan selotip atau koin di pusar, karena tidak akan membantu mengatasi hernia, dan dapat menyebabkan ruam kulit.
9. Gumoh
Gumoh merupakan hal yang umum terjadi pada bayi baru lahir dan biasanya bukan merupakan tanda masalah yang lebih serius.
Setelah menyusu, usahakan agar bayi tetap tenang dan dalam posisi tegak selama beberapa saat. Sediakan handuk sendawa, untuk berjaga-jaga.
10. Cradle Cap
Kondisi kulit kepala bayi berkerak berwarna merah tua ini cukup terkait dengan penumpukan minyak dan sel kulit mati. Kondisi ini sama sekali tidak berbahaya dan umum terjadi pada bayi.
11. Diare dan Muntah
Penyebab paling umum muntah dan diare pada bayi adalah virus. Penyebab lainnya termasuk penyakit yang berhubungan dengan perjalanan atau penyakit yang berhubungan dengan makanan.
Gejala-gejala tersebut diobati dengan perawatan suportif, termasuk cairan dan probiotik.
Bayi harus dipantau untuk mengantisipasi tanda-tanda dehidrasi, termasuk berkurangnya air mata, berkurangnya frekuensi buang air kecil atau bibir kering dan pecah-pecah.
12. Masalah Kulit Bayi dan Ruam Popok
Kulit bayi akan terus mengalami pematangan setelah lahir. Kulitnya mungkin tampak kering, bercak-bercak, dan terlihat bintik-bintik atau area yang berubah warna. Sebagian besar dari bintik-bintik ini sangat umum dan menghilang dalam beberapa minggu pertama.
Jangan khawatir jika kulit bayi Anda kering, lakukan perawatan yang tepat, sesuai anjuran petugas kesehatan.
Selain itu, ada juga kondisi terkait dengan masalah popok basah dan kotor selama periode awal kehidupan bayi, yaitu ruam popok. Ruam pada kulit yang tertutup popok ini cukup umum terjadi.
Ruam ini biasanya disebabkan oleh iritasi kulit akibat kontak dengan tinja dan urine. Ruam ini dapat bertambah parah selama diare, dan biasanya dapat dicegah dengan mengganti popok secara teratur.
Penyakit Apa Saja pada Bayi Baru Lahir?
1. Penyakit Kuning atau Jaundice
Penyakit kuning pada bayi baru lahir adalah perubahan warna kuning yang terjadi pada kulit dan mata bayi yang baru lahir. Penyakit ini terjadi karena kelebihan bilirubin, yaitu pigmen kuning pada sel darah merah, dalam aliran darah bayi.
Penyakit ini merupakan kondisi umum, terutama pada bayi prematur dan beberapa bayi yang disusui, yang biasanya terjadi ketika hati bayi belum cukup berkembang untuk membuang kelebihan bilirubin dalam darah.
Meskipun penyakit kuning umum terjadi dan biasanya tidak serius, namun dalam beberapa kasus, kadar bilirubin yang tinggi dapat menyebabkan cedera otak. Semua bayi dengan penyakit kuning perlu penanganan medis ya, Moms.
2. Penyakit Infeksi
Bayi memiliki daya tahan tubuh yang sangat rendah dan mereka lebih rentan terhadap infeksi. Tangan dan pakaian kita pun dapat menyebabkan infeksi.
Oleh karena itu, penting bagi orang-orang di sekitar bayi untuk menjaga kebersihan, serta jangan lupa mencuci dan menggosok tangan sebelum menyentuh bayi.
Ada berbagai jenis infeksi, seperti infeksi pernapasan, pneumonia, infeksi jamur, infeksi darah (sepsis), hingga infeksi otak (meningitis).
Jika bayi mengalami infeksi, maka mereka harus mendapat penanganan medis, hingga dirawat di NICU, tergantung dari tingkat keparahan infeksi yang dialami bayi.
4. Infeksi Telinga
Infeksi telinga disebabkan oleh penumpukan cairan di telinga tengah yang menyebabkan gendang telinga meradang dan biasanya didahului oleh penyakit pernapasan akibat virus.
Bayi dan anak-anak lebih berisiko mengalami infeksi telinga karena saluran yang mengalirkan cairan dari telinga mereka lebih kecil daripada telinga orang dewasa.
Gejalanya biasanya meliputi demam, rewel, nyeri telinga (bayi kerap menarik-narik telinga) atau keluarnya cairan dari telinga. Penyakit ini juga harus ditangani dan dipantau dokter secara ketat.
5. Penyakit Tangan-Kaki-Mulut (HFMD)
Penyakit ini disebabkan oleh virus dan biasanya memuncak pada musim pancaroba. Penyakit tangan-kaki-mulut ini meliputi luka di mulut dan ruam pada telapak tangan dan telapak kaki. Ruam juga dapat menyebar luas.
Salah satu komplikasi penyakit ini adalah dehidrasi akibat nyeri dari lepuh di mulut. Bayi harus dipantau untuk mengetahui tanda-tanda dehidrasi dan umumnya paling menular pada minggu pertama terinfeksi penyakit
6. Konjungtivitis
Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva, membran yang melapisi kelopak mata dan menutupi bagian putih mata.
Konjungtivitis disebabkan oleh bakteri, virus, atau reaksi terhadap bahan kimia. Gejalanya bervariasi, tetapi dapat meliputi peradangan dan keluarnya cairan dari mata.
Infeksi ini dapat dicegah dengan obat tetes atau salep yang diberikan ke mata setelah bayi lahir.
Apa Saja Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir?
Bayi yang baru lahir mengalami banyak perubahan dalam beradaptasi dengan kehidupan di dunia luar. Penyesuaian ini hampir selalu berjalan baik, namun ada tanda-tanda peringatan tertentu yang harus Moms perhatikan pada bayi baru lahir.
Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir, di antaranya:
- Waspada jika bayi tidak buang air kecil dalam 24 jam pertama di rumah.
- Tidak buang air besar dalam 48 jam pertama setelah lahir.
- Mengalami demam hingga suhu 38 derajat Celcius atau kurang dari 36,5 derajat Celcius.
- Laju pernapasan cepat lebih dari 60 per menit, atau warna kulit membiru yang tidak kunjung hilang. Bayi baru lahir biasanya memiliki pernapasan yang tidak teratur, jadi Anda perlu menghitungnya selama satu menit untuk memastikannya. Tidak boleh ada jeda lebih dari sekitar sepuluh detik di antara napas.
- Retraksi, atau tarikan tulang rusuk ke dalam saat bernapas.
- Suara mengi, mendengus, atau bersiul saat bernapas.
- Bau, keluar cairan, atau pendarahan dari tali pusar.
- Warna kuning pada mata, dada, atau ekstremitas.
- Menangis tak kunjung reda atau tidak membaik dengan pelukan dan kenyamanan.
- Bayi terus mengantuk dan tidak dapat dibangunkan untuk menyusu atau justru tidak bisa tidur.
- Tanda-tanda sakit, misalnya, batuk, diare, kulit pucat.
- Bayi tidak nafsu menyusu.
- Muntah, terutama jika berwarna kuning atau hijau.
Setiap anak berbeda, jadi percayalah pada insting Anda sebagai ibu, dan segera hubungi dokter anak jika Anda melihat tanda-tanda yang mengkhawatirkan.
Bagaimana Kaitan Baby Blues dengan Perawatan Bayi Baru Lahir?
Faktanya, sebagian besar ibu baru mengalami baby blues, yaitu perubahan hormonal yang dapat menyebabkan kecemasan, ketidaksabaran, kesedihan, mudah tersinggung, perubahan suasana hati, dan kegelisahan yang biasanya hilang dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, atau setelah hormon ibu kembali stabil.
Dikutip dalam laman American Pregnancy, bahkan sekitar 70-80% dari semua ibu baru mengalami beberapa perasaan negatif atau perubahan suasana hati setelah kelahiran anak mereka.
Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, namun hal ini diduga terkait dengan perubahan hormon yang mengakibatkan depresi, serta dibarengi dengan penyesuaian pola hidup baru seorang ibu yang terjadi setelah melahirkan.
Melahirkan bayi menjadi momen paling membahagiakan, tetapi pengalaman merawat bayi yang baru lahir tentunya tidak selalu menyenangkan. Belum lagi, gangguan tidur yang dialami ibu setiap malam, karena pola tidur bayi baru lahir yang belum teratur.
Selain itu, perubahan dari rutinitas ibu, emosi, juga pengalaman melahirkan itu sendiri juga dapat berkontribusi pada perasaan ibu baru. Faktor kecemasan dan kelelahan yang ibu alami selama merawat bayi juga bisa memengaruhi.
Karena itu, penting bagi Moms untuk tetap merawat diri sendiri dan jangan sungkan untuk meminta bantuan suami atau seseorang yang Anda percaya dan anggota keluarga lainnya dalam merawat bayi, untuk meringankan beban Anda. Dengan begitu, risiko baby blues bisa berkurang.
Bagaimana Mengatasi Masalah pada Bayi Baru Lahir?
Banyaknya permasalahan yang umum terjadi pada bayi ketika baru lahir, mulai dari kolik, perut kembung, hingga ruam karena popok, kemerahan pada lipatan dan lainnya, kerap membuat bayi menjadi rewel.
Meskipun sangat rumit, sebagian besar masalah umum pada bayi baru lahir sebenarnya bisa diatasi setelah Moms mengetahui penyebabnya, dan mencari tahu apa yang harus dilakukan sesuai dengan Intuisi Ibu.
Ya, keyakinan dan Intuisi Ibu Nomor Satu menekankan pentingnya kepercayaan diri Moms dalam merawat bayinya. Dengan begitu, Moms bisa memutuskan langkah apa yang akan diambil untuk merawat dan menangani masalah yang dialami pada bayi baru lahir.
Namun, Moms tidak sendiri, nih! Untuk mengurangi kebingungan dan kegelisahan Moms, Birth Beyond hadir dengan tiga produk baru, yaitu Calming Cream, Skin Barrier Cream, dan Rash & Soothing Cream yang tergabung dalam Bibi NewBorn Essentials Kit. Ketiga produk Bibi NewBorn Essentials Kit dirancang untuk membantu ibu dalam mengatasi masalah umum pada bayi baru lahir.
Calming Cream membantu meredakan ketidaknyamanan akibat kolik dan membuat perut bayi nyaman. Diperkaya dengan Peppermint untuk meredakan kembung dan juga membantu melegakan saluran pernafasan, serta bisa juga meredakan gejala demam.
Ditambah kombinasi Lavender, Hydrogenated Vegetable, dan Geranium Essential Oil membantu menenangkan, membuat si Kecil rileks dan tidur lebih nyenyak.
Selain itu, ada juga Skin Barrier Cream yang diperkaya dengan 7x Ceramide yang berfungsi membantu memperbaiki dan menjaga skin barrier. Mengandung Black Oats, Provit B5, Allantoin dan Vitamin E yang membantu menjaga kulit bayi tetap lembap dan terhidrasi selama 24 jam.
Sementara Rash & Soothing Cream dengan 7 X Ceramide + 4 Natural Active Ingredients memberikan solusi efektif untuk ruam popok dan kemerahan, juga iritasi pada kulit bayi.
Bibi NewBorn Essentials Kit bisa dibeli di seluruh toko offline Birth Beyond di seluruh Indonesia dan e-commerce kesayangan Moms. Informasi lebih lanjut, cek sosial media Birth Beyond @birthbeyond.id.
Selain pemeriksaan rutin ke dokter anak untuk mendapatkan penanganan medis, keyakinan diri Moms akan masalah yang dialami pada bayi baru lahir dan cari tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya dapat memberdayakan ibu untuk merawat bayi dengan baik.
Yang terpenting, jangan ragu untuk meminta bantuan anggota keluarga yang Anda percaya untuk membantu merawat si Kecil dan selalu konsultasikan ke dokter jika ada kondisi si Kecil yang Anda khawatirkan.
Semoga membantu ya, Moms.
***
Baca Juga:
12 Tanda Bayi Baru Lahir yang Sehat, Kenali Sekarang Juga!
Penasaran Apa yang Dilihat Bayi Baru Lahir? Cek Jawabannya di Sini
Infografik: Frekuensi dan Durasi Menyusui Bayi Baru Lahir
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.