Terjadi di Awal Kehamilan, Ketahui 7 Penyebab Janin Tidak Berkembang

Salah satunya disebabkan gaya hidup, waspada penyebab janin tidak berkembang sebagaimana mestinya!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Intrauterine growth restriction (IUGR) atau pembatasan pertumbuhan intrauterin merupakan kondisi ketika janin dalam kandungan tidak tumbuh seperti yang diharapkan. Terdapat beragam penyebab janin tidak berkembang yang harus diketahui calon orangtua.

Berbicara mengenai janin tidak berkembang, terdapat dua jenis IUGR antara lain:

  • IUGR simetris, kondisi ketika semua bagian tubuh bayi berukuran kecil
  • IUGR asimetris adalah situasi kepala dan otak bayi sesuai dengan ukuran yang diharapkan, tetapi bagian tubuh bayi lainnya kecil

Apa penyebab janin tidak berkembang dan bisakah dicegah? Temukan jawabannya di artikel ini, Parents.

7 Penyebab Janin Tidak Berkembang

Janin tak berkembang atau kehamilan kosong (blighted ovum) terjadi ketika plasenta dan kantung embrio terbentuk, tetapi tidak ada bayi yang tumbuh. Hal ini dikenal juga sebagai kehamilan anembryonic.

Meskipun tidak ada embrio, plasenta masih menghasilkan human chorionic gonadotropin (hCG), yaitu hormon yang dirancang untuk mendukung kehamilan.

Mengingat janin tidak berkembang, kehamilan akan berhenti pada usia tertentu. Hal inilah yang biasanya menyebabkan perdarahan hebat bahkan keguguran.

Artikel terkait: Jangan Anggap Remeh, Ini 7 Manfaat Babymoon untuk Kehamilan dan Janin

Mengingat dampaknya sangat krusial, penting untuk mengetahui apa saja penyebab janin menjadi tidak berkembang.

1. Kelainan Kromosom

Adanya kelainan pada kromosom bisa saja membuat janin jadi tidak berkembang. Uniknya, kelainan ini tidak dipengaruhi oleh genetik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain kelainan kromosom, masalah lain yang dapat menimbulkan janin berhenti berkembang adalah kualitas sel telur dan sperma yang buruk serta sel terbentuk secara abnormal.

Jika hal ini terjadi, tubuh akan menghentikan kehamilan.

Karenanya, pasangan harus memperhatikan asupan nutrisi dan menghindari stres. Jalani gaya hidup sehat agar kehamilan berjalan sesuai dengan harapan.

2. Infeksi dan Penyakit

Infeksi juga bisa menjadi penyebab janin tidak berkembang sejak awal kehamilan.

Beberapa kasus contohnya janin terinfeksi sifilis atau infeksi bakteri menular seksual, cytomegalovirus atau infeksi virus yang memiliki dampak signifikan ketika kekebalan tubuh lemah selama kehamilan.

Janin yang tidak berkembang juga bisa disebabkan toksoplasmosis atau infeksi parasit yang ditularkan melalui kontak dengan hewan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Infeksi seperti ini tidak hanya berbahaya bagi janin, tapi juga bagi ibu hamil itu sendiri.

Artikel terkait: Perkembangan Kantung Janin 6 Minggu, Seperti Apa Ukuran yang Normal?

3. Plasenta Tidak Berfungsi

Plasenta memiliki peran vital untuk mengantarkan oksigen bagi janin.

Jika pemberi oksigen dan nutrisinya tidak berfungsi dengan baik, maka janin tidak akan berkembang sebagaimana mestinya.

Kondisi ini disebut juga insufisiensi plasenta, plasenta tidak mampu melaksanakan tugas secara maksimal.

4. Gaya Hidup

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jangan salah, gaya hidup tidak sehat juga bisa mengakibatkan janin berkembang tidak optimal.

Gaya hidup buruk yang dimaksud seperti konsumsi obat-obatan tertentu, minum minuman beralkohol, berat badan berlebih, diet yang tidak sehat, serta merokok yang berdampak pada kualitas sperma dan sel telur.

Di samping itu, pola makan dan stres berlebih juga bisa membuat sel telur dan sperma menurun.

Untuk itu, sebisa mungkin jalani pola hidup sehat dan jangan lewatkan konsumsi asam folat yang sangat bermanfaat untuk ibu hamil serta janin.

5. Usia

Faktanya, semakin matang usia suami atau istri maka kian memperbesar peluang kehamilan kosong alias janin tidak berkembang dengan baik.

Penelitian British Medical Journal (BMJ) menyebutkan bahwa risiko keguguran berhubungan erat dengan usia perempuan ketika hamil.

Sama halnya dengan janin lahir mati, risikonya meningkat sekitar 1,2 hingga 2,2 kali pada perempuan yang hamil di usia 35 tahun atau lebih.

Artikel terkait: Ketahui 5 Fungsi Plasenta yang Krusial Bagi Janin dan Masalahnya yang Harus Diwaspadai

6. Mengandung Janin Kembar

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kematangan usia ibu hamil memungkinkan seorang ibu mengandung janin kembar.

Hal ini disebabkan adanya perubahan hormon sehingga kehamilan ganda. Kondisi ini sangat mungkin terjadi ketika ibu hamil di usia 35 tahun atau lebih.

Walaupun menjadi impian banyak orang tua, kehamilan kembar membawa risiko tinggi. Antara lain kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah (BBLR), hingga preeklampsia.

Tak hanya itu, kehamilan kembar juga berisiko menyebabkan salah satu atau bahkan kedua janin tidak berkembang.

7. Preeklamsia

Preeklampsia juga bisa membuat janin tidak mampu berkembang. Kondisi ini ditandai dengan tekanan darah mencapai angka 140/90 mmHg.

Biasanya kondisi ini terjadi setelah kehamilan memasuki usia 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga).

Akibatnya, pembuluh darah jadi mengkerut dan memengaruhi tumbuh kembang janin. Bukan tanpa alasan, mengecilnya pembuluh darah membuat aliran darah ke plasenta menjadi terbatas. 

Mungkinkah Janin Tidak Berkembang Terdeteksi?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Melansir laman Kids Health, janin yang tidak berkembang dapat terdeteksi dengan pemeriksaan awal.

Sebelum bayi lahir, dokter akan memastikan janin tumbuh dengan baik.

Salah satunya mengukur perut ibu dari bagian atas tulang kemaluan hingga bagian atas rahim atau disebut fundus uteri.

USG prenatal juga menjadi cara yang digunakan dokter untuk mendiagnosis janin berkembang atau tidak.

Tenaga kesehatan akan melapisi perut ibu dengan gel lalu menggerakkan alat dan mengecek kondisi bayi.

Ultrasonografi juga dapat membantu menemukan masalah lain, seperti masalah plasenta atau rendahnya tingkat cairan ketuban.

Dokter juga akan menggunakan ultrasound untuk memeriksa aliran darah ke plasenta dan melalui tali pusar.

Jika janin ditengarai tidak berkembang, dokter bisa saja melakukan prosedur lain yaitu:

  • Memantau janin untuk melacak detak jantung dan gerakan bayi
  • Skrining ibu untuk infeksi yang dapat memengaruhi bayi
  • Amniosentesis untuk mencari penyebab genetik IUGR (dan terkadang untuk membantu melihat seberapa matang paru-paru bayi)

Bilamana hasil menunjukkan janin kurang berkembang, dokter akan merekomendasikan menginduksi persalinan dan melahirkan lebih awal.

Mereka mungkin melakukan ini jika bayi tampak berhenti tumbuh, atau jika ada masalah dengan plasenta atau aliran darah di tali pusat.

Cara Mencegah Janin Tidak Berkembang

Agar kandungan sehat, Anda bisa melakukan beberapa tindakan pencegahan berikut ini:

  • Hindari mengonsumsi alkohol, rokok, atau obat-obatan terlarang.
  • Konsumsi makanan sehat.
  • Patuhi jadwal pemeriksaan kehamilan.
  • Jika Anda memiliki masalah kesehatan atau harus mengonsumsi jenis obatan tertentu, berkonsultasilah dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan. Ini untuk mengurangi risiko pada kehamilan dan janin Anda.
 
 

Demikian penjelasan mengenai penyebab janin tidak berkembang. Parents, semoga informasi ini bermanfaat.

****

Grivell, Rosalie, et.al. (2009). The prevention and treatment of intrauterine growth restriction. DOI: 10.1016/j.bpobgyn.2009.06.004

KidsHealth
kidshealth.org/en/parents/iugr.html

Baca juga:

Jangan Panik Dulu, Ini Penyebab Detak Jantung Janin Belum Terdengar saat Hamil 12 Minggu

Penyebab Janin Bergerak Terasa Sampai Vagina dan Tips Mengatasinya

Penyebab Hasil USG Janin 6 Minggu Belum Terlihat, Apa Saja yang Perlu Diwaspadai?