Air ketuban tidak hanya berfungsi melindungi bayi di dalam kandungan, air ketuban juga bersifat sebagai penyalur oksigen dan makanan dari ibu ke janin. Oleh sebab itu, ibu hamil jangan sampai kekurangan air ketuban karena bisa memicu risiko buruk bagi janin yang dikandung. Dengan demikian, para ibu hamil harus mengetahui cara mengatasi air ketuban sedikit.
Kondisi Air Ketuban Sedikit (Oligohidramnios)
Dalam dunia medis, air ketuban sedikit atau lebih rendah dari yang diharapkan selama kehamilan dikenal dengan istilah oligohidramnion atau oligohidramnios.
Air ketuban ini adalah cairan seperti air yang mengelilingi janin di dalam rahim. Fungsinya melindungi janin dari infeksi dan kompresi tali pusat, serta melindungi gerakan janin selama berada di dalam rahim. Cairan ini juga membantu mengembangkan sistem pencernaan dan pernapasan bayi, serta mengatur suhu tubuhnya di dalam sana.
Bila volume air cairan ketuban sedikit, ini bisa menjadi tanda bahwa ada masalah pada janin. Dan yang terparah, bisa memengaruhi perkembangan janin hingga menyebabkan komplikasi selama persalinan dan melahirkan.
Air ketuban mulai keluar sekitar 12 hari setelah pembuahan. Jumlahnya akan terus meningkat hingga puncaknya pada usia kehamilan 36 minggu. Setelah itu, kadar cairan ketuban mulai menurun mendekati persalinan.
Kasus oligohidramnion memang tidak banyak terjadi pada ibu hamil. Menurut Cleveland Clinic hanya ada sekitar 4% ibu hamil yang mengalaminya, paling umum terjadi di tiga bulan terakhir kehamilan.
Angka tersebut biasanya meningkat menjadi sekitar 12% setelah kehamilan melewati tanggal jatuh tempo (hari perkiraan lahir/HPL). Sebab, memang kadar cairan ketuban menurun setelah usia kehamilan 40 minggu.
Artikel terkait: Kenapa ada air ketuban di perut ibu hamil? Ternyata ini fungsinya!
Gejala Air Ketuban Sedikit
Bagaimana Bunda tahu jika mengalami oligohidramnion? Salah satunya adalah ketika Bunda menyadari adanya kebocoran cairan dari vagina.
Ini merupakan tanda utama dari oligohidramnion. Segeralah memeriksakan diri ke dokter kandungan Anda. Selanjutnya dokter akan memeriksa tanda-tanda lain, seperti apakah berat badan bertambah selama kehamilan ataupun tidak, atau bayi tumbuh secepat yang seharusnya.
Dokter melakukan pemeriksaan tersebut dengan menggunakan ultrasound (USG). Dari alat ini akan terlihat berapa jumlah cairan ketuban. Ada dua cara untuk mengukur cairan: Indeks cairan ketuban (amniotic fluid index/AFI) dan maximum vertical pocket (MPV).
AFI memeriksa seberapa dalam cairan ketuban di empat area rahim Bunda. Jumlah ini kemudian ditambahkan. Jika AFI Bunda kurang dari 5 centimeter, Anda mengalami oligohidramnion.
Sementara MPV mengukur area terdalam rahim Bunda untuk memeriksa tingkat cairan ketuban. Jika MPV Bunda kurang dari 2 centimeter, Anda mengalami oligohidramnion.
Penyebab Oligohidramnion
Sering kali penyebab oligohidramnion tidak diketahui. Namun, dari beberapa kasus yang pernah ada, ahli kandungan merangkum penyebab mayoritas dari air ketuban sedikit, melansir dari March of Dimes, adalah:
- Masalah kesehatan, seperti hipertensi atau preeklamsia (masalah dengan tekanan darah tinggi) atau diabetes (tingginya kadar gula dalam darah) yang sudah ada sebelumnya.
- Obat-obatan tertentu, seperti obat yang dikonsumsi untuk mengobati tekanan darah tinggi. Bila Bunda memiliki riwayat tekanan darah tinggi, konsultasikan dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan untuk memastikan tekanan darah Anda terkendali.
- Kehamilan lewat waktu. Yaitu, kehamilan yang terjadi 2 minggu atau lebih melewati tanggal jatuh tempo (HPL). Kehamilan cukup bulan adalah kehamilan yang berlangsung 39 hingga 41 minggu.
- Cacat lahir, terutama yang memengaruhi ginjal dan saluran kemih bayi.
- Ketuban pecah dini (KPD), yakni ketika kantung ketuban pecah setelah 37 minggu kehamilan dan sebelum persalinan dimulai.
Ada juga penyebab lainnya, yaitu:
- Anomali kongenital yang memengaruhi ginjal atau saluran kemih bayi Anda.
- Masalah dengan plasenta.
- Dehidrasi.
- Sindrom transfusi kembar-ke-kembar. (Twin to Twin Transfusion Syndrome/ TTTS), yaitu komplikasi kehamilan pada janin kembar identik di mana ada ketidakseimbangan aliran darah antara kedua janin yang berbagi satu plasenta.
Dampak Air Ketuban Sedikit pada Janin
Jika oligohidramnion terjadi pada 2 trimester pertama (6 bulan pertama) kehamilan, kemungkinan besar akan menimbulkan masalah yang lebih serius dibandingkan jika terjadi pada trimester terakhir. Risiko yang mungkin dialami ibu dan janin di antaranya:
- Cacat lahir, masalah dengan tubuh bayi saat kelahirannya.
- Keguguran, kondisi bayi meninggal dalam kandungan sebelum usia kehamilan 20 minggu.
- Kelahiran prematur, kelahiran sebelum usia kehamilan 37 minggu.
- Lahir mati, di mana bayi meninggal dalam kandungan setelah kehamilan usia 20 minggu.
Jika oligohidramnion terjadi pada trimester ketiga kehamilan, faktor risiko yang mungkin dihadapi adalah:
- Bayi tumbuh perlahan atau lebih lambat, seperti ukuran dan berat badan bayi kurang.
- Masalah selama persalinan dan kelahiran, seperti tali pusar terjepit. Tali pusat membawa makanan dan oksigen dari plasenta ke bayi. Jika tali pusar tidak dalam posisi yang benar, bisa menghambat aliran nutrisi dan oksigen kepada bayi.
- Berpeluang besar operasi caesar.
Mencegah Air Ketuban Sedikit
Hal utama yang harus Bunda lakukan adalah dengan menghadiri semua jadwal pemeriksaan prenatal. Jujurlah kepada dokter kandungan mengenai kondisi kesehatan Bunda, terutama tentang riwayat kesehatan dan gejala penyakit yang dialami selama kehamilan.
Dengan mengetahui seperti apa kondisi Bunda, misalnya Anda berisiko kekurangan cairan ketuban, dokter bisa segera membantu mengatasinya dengan mengobati kondisi Anda.
Mendeteksi Air Ketuban Sedikit
Secara fisik Bunda mungkin tidak akan tahu bahwa cairan ketuban dalam rahim Anda sedikit atau kurang dari seharusnya. Hal ini hanya bisa diketahui saat dokter kandungan melakukan USG saat pemeriksaan prenatal.
Selain itu, dokter juga bisa mencurigai air ketuban Bunda kurang dengan mendeteksi tanda-tanda ini:
- Keluarnya cairan dari vagina.
- Rahim Anda berukuran kecil.
- Bunda tidak merasa bayi cukup bergerak.
- Berat badan Bunda tak kunjung naik.
Anda juga berada pada peningkatan risiko cairan ketuban rendah jika memiliki cairan ketuban sedikit pada kehamilan sebelumnya.
Menangani Oligohidramnion
Bunda disarankan minum air lebih banyak untuk membantu meningkatkan jumlah cairan ketuban. Selain itu, lakukanlah lebih sedikit aktivitas fisik atau perbanyak istirahat di tempat tidur.
Meski mengalami oligohidramnion, tetapi selama kehamilan –dari awal hingga akhir kehamilan- Bunda selalu dalam keadaan yang sehat, Bunda mungkin tidak memerlukan perawatan khusus.
Dokter kandungan mungkin hanya menyarankan kunjungan prenatal yang lebih sering agar ia bisa memantau kesehatan dan kondisi air ketuban melalui ultrasonografi, bisa dilakukan setiap minggu atau lebih sering.
Terkadang dokter juga akan merekomendasikan amnioinfusion untuk membantu mencegah masalah pada bayi, salah satunya tali pusat terjepit. Amnioinfusion adalah larutan garam (air asin) yang dimasukkan ke dalam rahim melalui leher rahim (pembukaan rahim yang berada di bagian atas vagina Anda).
Jika cairan ketuban masih juga terlalu rendah atau jika janin mengalami kesulitan untuk tetap sehat, dokter bisa saja merekomendasikan persalinan dini untuk mencegah masalah selama persalinan dan kelahiran. Namun, dengan perawatan prenatal yang teratur, kemungkinan bayi Anda akan lahir dengan sehat.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera temui dokter kandungan jika Bunda mengalami salah satu dari tanda bahaya ini:
- Mengalami kebocoran sejumlah besar cairan ketuban dari vagina
- Perdarahan vagina
- Kram atau nyeri panggul
- Kontraksi
- Merasakan kurangnya pergerakan bayi di dalam rahim Anda.
Daftar Buah untuk Mengatasi Air Ketuban Sedikit
Untuk mengatasi air ketuban sedikit, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh ibu hamil, misalnya dengan cukup minum air putih. Lalu, cara lainnya adalah makan makanan sehat seperti buah-buahan.
Buah mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan selama masa kehamilan. Serta, di dalam buah juga terdapat kandungan air yang dapat membantu kebutuhan air ketuban.
Untuk lebih lengkapnya, berikut ini daftar buah yang bisa mengatasi air ketuban sedikit.
1. Semangka
Sudah menjadi rahasia umum jika semangka merupakan buah yang mengandung banyak air, bahkan hingga 92%. Selain itu, semangka juga mengandung nutrisi yang diperlukan selama kehamilan.
Kemudian, kandungan semangka lainnya yaitu serat, yang mana bisa mencegah gangguan pencernaan ibu hamil. Tak ketinggalan, vitamin A yang dimiliki oleh semangka juga baik untuk kesehatan kulit dan rambut ibu hamil.
2. Jeruk
Tak kalah dengan semangka, buah yang berwarna oranye ini pun memiliki kandungan air yang banyak, yaitu sekitar 87%. Lalu, jeruk mengandung limonoid yang bisa mengurangi risiko kanker.
Jeruk adalah buah yang terkenal kaya akan vitamin C, yang mana ini baik untuk kesehatan kulit dan daya tahan tubuh para ibu hamil. Kalsium yang ada di jeruk pun tak bisa dilewatkan manfaatnya, yaitu untuk kesehatan ibu hamil dan janin.
3. Belimbing
Sama halnya dengan semangka dan jeruk, belimbing memiliki kandungan air yang tinggi yaitu sebanyak 91%. Selain itu, belimbing juga mengandung kalsium yang baik untuk tulang ibu dan janin.
4. Tomat
Jika dibandingkan dengan semangka, jeruk, dan belimbing, tomat merupakan buah yang paling banyak mengandung air, yaitu sebesar 94%. Tak hanya itu, tomat juga memiliki vitamin yang baik untuk kesehatan ibu hamil dan janin, seperti vitamin A dan C.
Artikel terkait: Air ketuban sedikit saat hamil, waspadai bayi alami cacat lahir
Bunda Mengalami Oligohidramnion? Hindari Ini!
Selain cukup minum air putih dan konsumsi buah, masih ada cara lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi air ketuban sedikit. Dilansir dari situs Parenting Firstcry, inilah cara-caranya.
1. Tidak Minum Alkohol
Ibu hamil harus menghindari alkohol, karena alkohol sangat berbahaya bagi kesehatan ibu hamil dan janin. Alkohol juga bisa menyebabkan tubuh dehidrasi dan menurunkan jumlah air ketuban.
2. Hindari Suplemen Herbal
Suplemen herbal tertentu berfungsi sebagai diuretik, yaitu bisa membuat Bunda menjadi lebih sering buang air kecil. Ketika ibu hamil semakin sering buang air kecil, maka berisiko mengalami dehidrasi.
Tubuh yang dehidrasi tidak baik untuk ibu hamil. Bunda harus menjaga tubuh agar terhidrasi demi meningkatkan cairan ketuban.
3. Olahraga Ringan Teratur
Untuk mengatasi air ketuban sedikit, ibu hamil bisa melakukan olahraga ringan setiap harinya dalam waktu sekitar 30 menit. Olahraga yang rutin membantu meningkatkan aliran darah ke berbagai bagian tubuh, sehingga berdampak pula pada tingkat cairan ketuban yang meningkat.
***
Air ketuban sedikit atau oligohidramnion adalah kondisi yang berpotensi serius. Ini dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan dan memengaruhi pertumbuhan janin. Apabila mengalami hal-hal di atas, cobalah untuk tetap tenang, karena kebanyakan kasus yang didiagnosis dengan oligohidramnion masih sangat mungkin memiliki bayi yang sehat.
Dokter kandungan akan memantau dengan cermat dan bekerja sama dengan Anda untuk menentukan rencana perawatan yang paling aman. Menghadiri semua kunjungan pranatal dan membagikan gejala kehamilan Anda adalah cara terbaik untuk mendeteksi potensi masalah, termasuk kemungkinan air ketuban sedikit.
Artikel diupdate oleh: Ester Sondang
Baca juga:
Warna Air Ketuban Jadi Tanda Kondisi Janin, Kapan Harus Waspada?
Air ketuban keruh bahaya bagi bayi, ketahui 3 penyebabnya!
Air ketuban sedikit saat hamil, waspadai bayi alami cacat lahir
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.