5 Persiapan Induksi Persalinan untuk Mempercepat Kelahiran

Ada beragam hal yang harus menjadi pertimbangan sebelum melakukan induksi jelang melahirkan. Ini ulasan lengkapnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Banyak diharapkan, tapi tidak semua ibu hamil bisa menjalani persalinan normal. Ada beberapa kondisi persalinan dengan induksi harus dilakukan demi keselamatan ibu dan janin.

Induksi adalah salah satu cara untuk mempercepat kelahiran bila tetap ingin melahirkan secara normal. Seperti apa prosesnya? Apakah metode ini ada risikonya? Baca sampai tamat ya, Parents!

Artikel Terkait: Cara Menghitung Kontraksi Menjelang Persalinan yang Perlu Bunda Tahu

Apa Itu Induksi Persalinan?

Induksi persalinan adalah upaya menstimulasi atau merangsang rahim agar terjadi kontraksi sebelum terjadi kontraksi alami, dengan tujuan mempercepat proses kelahiran.

Dokter biasanya menganjurkan induksi ini berdasarkan kondisi yang dialami ibu hamil, misalnya ketika ada kekhawatiran terkait keselamatan ibu maupun bayi dalam kandungannya. Salah satu faktor terpenting dalam memprediksi keberhasilan induksi adalah lembut tidaknya mulut rahim dan kondisi kematangan rahim.

Bila ketuban sudah pecah dan proses persalinan belum juga dimulai, dokter akan mempertimbangkan untuk menunggu persalinan terjadi secara alami atau melakukan induksi.

Keputusan ini tergantung dari berbagai faktor. Misalnya, berapa lama ketuban sudah pecah, apakah mulut rahim (serviks) sudah matang, risiko infeksi, dan perasaan dan kondisi ibu yang hamil.

Syarat Induksi Persalinan

Selain alasan keterlambatan, persalinan dengan induksi juga kadang dilakukan pada kehamilan yang tidak terlambat, yaitu 40 minggu atau sebelumnya. Induksi dilakukan pada kondisi ini karena beberapa alasan medis.

Terdapat syarat induksi persalinan yang harus menjadi perhatian:

  • Ibu hamil terlambat melahirkan (hamil lebih dari 41 minggu),
  • Ada kekhawatiran plasenta tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
  • Kondisi medis ibu hamil seperti diabetes, masalah ginjal atau tekanan darah tinggi,
  • Bayi membuat lebih sedikit gerakan, ada perubahan detak jantung, atau tidak tumbuh dengan baik,
  • Ketuban pecah, tetapi kontraksi belum dimulai secara alami,
  • Ibu hamil melahirkan lebih dari satu bayi (kembar atau banyak).

Tidak semua orang dapat mengalami persalinan induksi. Ini biasanya bukan pilihan jika Bunda pernah menjalani operasi caesar atau operasi perut besar sebelumnya, riwayat plasenta previa, atau jika bayi sungsang atau dalam posisi telentang.

Artikel terkait: Ini Cara Membedakan Kontraksi Palsu dengan Kontraksi Persalinan Asli

3 Langkah Induksi Persalinan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Cara induksi persalinan dilakukan dengan tiga langkah. Simak penjelasannya berikut ini.

1. Mematangkan Mulut Rahim (serviks)

Biasanya, mulut rahim mulai menjadi lembut, melebar, dan memendek sebelum persalinan dimulai. Proses ini disebut ripening atau pematangan mulut rahim.

Namun, bila proses ini belum terjadi, tim medis dapat menggunakan gel yang mengandung hormon prostaglandin E2 dan dioleskan melalui vagina.

Cara lain adalah menempatkan tabung karet yang ada balonnya pada serviks. Sebelum melakukan induksi, pematangan serviks akan dilakukan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Memecahkan Ketuban

Bila serviks sudah matang dan ketuban belum pecah, makan tim dokter akan memecahkan membran ketuban.

Caranya sederhana, yaitu dengan memasukkan alat khusus melalui vagina sehingga membran ketuban pecah. Pada umumnya bila serviks sudah matang, persalinan akan terjadi 12 jam setelah ketuban pecah.

3. Memulai Kontraksi Buatan

Untuk membuat kontraksi pada rahim, tim dokter akan memberikan obat yang disebut oxytocin.

Obat ini akan membantu persalinan dengan induksi karena mirip dengan hormon alami yang memacu kontraksi. Oxytocin diberikan melalui infus dan dipantau dosisnya agar sesuai dengan kebutuhan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pada umumnya kontraksi akan mulai dirasakan dalam waktu 30 menit setelah infus ini. Bila setelah 6-8 jam belum juga ada kemajuan, artinya persalinan dengan induksi gagal, dan dokter kemungkinan akan mengambil tindakan caesar.

Artikel terkait: 8 Gerakan Senam Ibu Hamil di Trimester 3 untuk Memudahkan Persalinan

5 Jenis Induksi Alami

Selain dengan bantuan tenaga kesehatan, ada juga jenis induksi alami. Bunda sebaiknya berbicara dengan dokter sebelum mencoba untuk menginduksi persalinan sendiri, sebab semua jenis induksi tersebut meningkatkan risiko kelahiran caesar dan intervensi darurat lainnya.

1. Olahraga Ringan

Olahraga bisa berupa apa saja yang meningkatkan detak jantung, seperti jalan kaki yang panjang. Bahkan jika metode ini tidak berhasil menginduksi kelahiran Bunda, olahraga ringan merupakan cara yang bagus untuk menghilangkan stres dan menjaga tubuh tetap bugar.

2. Induksi Persalinan Alami: Hubungan Seks

Secara teoritis, ada beberapa alasan mengapa berhubungan seks dapat menyebabkan persalinan. Misalnya, seks dapat melepaskan oksitosin untuk memicu kontraksi uterus.

Berhubungan seks aman saat Bunda sudah hamil tua. Kendati demikian, hindari melakukan hubungan seks setelah air ketuban pecah sebab dapat meningkatkan risiko infeksi. 

3. Stimulasi Puting

Merangsang puting Anda dapat menyebabkan rahim berkontraksi dan dapat menyebabkan persalinan. Oksitosin adalah hormon yang menyebabkan rahim berkontraksi dan ASI dikeluarkan dari payudara.

4. Akupunktur

Akupunktur merangsang pelepasan oksitosin dalam tubuh. Dalam percobaan acak 2013 di Denmark, lebih dari 400 perempuan diberi akupunktur, pengupasan membran, atau kedua prosedur sebelum persalinan.

Tidak ada perbedaan signifikan dalam hasil kelompok, tetapi sebagian besar perempuan ini tidak memerlukan induksi medis.

5. Akupresur

Sebelum menerapkan akupresur untuk diri sendiri, pastikan Anda mendapatkan instruksi yang tepat dari profesional akupresur terlatih. Jika akupresur tidak membuat Bunda bersalin, akupresur masih merupakan cara yang bagus untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan selama persalinan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: 11 Ciri-ciri Janin Masuk Panggul yang Perlu Diketahui, Persalinan Sudah Dekat!

Persiapan Induksi Persalinan

Selama tahap akhir kehamilan, dokter atau tim layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan rutin terhadap kesehatan ibu hamil dan kesehatan bayi.

Pemeriksaan ini membantu mereka memutuskan apakah lebih baik menginduksi persalinan atau membiarkan bayi tetap di dalam. Selalu beri tahu dokter atau bidan jika Bunda melihat bayi bergerak kurang dari biasanya.

Adapun beberapa persiapan sebelum menjalani induksi, yaitu:

1. Pemantauan Kesehatan Ibu Hamil

Jika mereka memutuskan secara medis perlu untuk menginduksi persalinan, pertama-tama dokter atau bidan akan melakukan pemeriksaan internal dengan meraba bagian dalam vagina.

Mereka akan merasakan serviks ibu hamil untuk melihat apakah sudah siap untuk melahirkan. Pemeriksaan ini juga akan membantu mereka memutuskan metode terbaik untuk Bunda.

Sebelum Bunda setuju untuk diinduksi, pertimbangkan untuk mencari tahu hal berikut dari penyedia layanan kesehatan:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Apa alasan untuk induksi?
  • Apa saja tanda-tanda yang membuat Anda menjadi kandidat yang baik untuk induksi?
  • Jenis induksi apa yang dipertimbangkan oleh penyedia layanan kesehatan Anda?
  • Apa tanggal jatuh tempo Anda? (Konfirmasi bahwa tanggal induksi memang ditetapkan setelah minggu ke-39 kehamilan.)
  • Bagaimana kondisi serviks Anda?
  • Bagaimana posisi bayi?
  • Berapa kali dokter atau bidan Anda melakukan prosedur ini?
  • Apakah Anda akan dapat bergerak?
  • Apa risiko dan manfaat dari setiap prosedur induksi yang dipertimbangkan?
  • Apakah itu memerlukan pemantauan konstan atau sesekali?
  • Apakah itu akan menyakitkan? Apa pilihan Anda untuk menghilangkan rasa sakit?
  • Apa rencana dokter atau bidan jika metode induksi yang dipilih gagal?
  • Kapan Anda akan dipulangkan, dengan jadwal induksi lain?
  • Apakah dokter atau bidan Anda akan tersedia selama seluruh prosedur?
  • Jika prosedurnya memakan waktu yang sangat lama, apakah Anda dapat menggunakan kamar kecil?
  • Apakah Anda memiliki kondisi atau pertimbangan medis sebelumnya yang akan memengaruhi induksi ini?

Ada berbagai pilihan untuk menginduksi persalinan dan Anda mungkin memerlukan kombinasi perawatan. Diperlukan waktu beberapa jam, atau bahkan dua hingga tiga hari untuk menginduksi persalinan.

Itu tergantung bagaimana tubuh merespons pengobatan. Kemungkinan akan memakan waktu lebih lama jika ini adalah kehamilan pertama atau Anda hamil kurang dari 37 minggu.

2. Konsumsi Makanan Ringan

Kebanyakan praktisi mengatakan tidak ada makanan setelah kontraksi dimulai. Namun, tidak ada salahnya untuk makan sesuatu yang ringan lalu coba buang air besar. Ini akan membuat ibu jauh lebih baik dan lebih bertenaga untuk melahirkan.

3. Pahami Diri dan Risiko Induksi Persalinan

Luangkan waktu sejenak untuk mempertimbangkan bagaimana Anda berpikir dan merasa tentang persalinan dan rencana persalinan. Aspek mental dan emosional dari persalinan dan persalinan cukup rumit, dan diinduksi memiliki manfaat dan risikonya sendiri.

4. Bawa Perlengkapan untuk Menghibur Diri

Jangan biarkan waktu menunggu kontraksi atau persalinan mengganggu Bunda. Bawa perangkat elektronik dengan film, acara favorit, atau buku, lalu masukkan ke tas rumah sakit.

5. Beri Pasangan Waktu Sendiri

Jika induksi berlangsung lebih lama dari 12 hingga 24 jam, pertimbangkan untuk memberikan waktu bagi pasangan melipir sejenak. Tak ada salahnya mengizinkan pasangan mengemas dan membawa benda favoritnya sendiri.

Sebut saja makanan ringan atau bantal yang nyaman. Sesampai di rumah sakit, komunikasikan perasaan Bunda sebaik mungkin agar suami tahu apa yang Bunda butuhkan.

Bagaimana Rasanya Induksi Persalinan?

Induksi persalinan biasanya lebih menyakitkan daripada persalinan alami.

Bergantung pada jenis induksi yang dijalani, ini bisa berkisar dari ketidaknyamanan dengan prosedur atau kontraksi yang lebih intens dan lebih lama sebagai akibat dari obat induksi persalinan yang telah diberikan. Perempuan yang telah diinduksi akan lebih mungkin untuk meminta bantuan epidural atau pereda nyeri.

Bunda mungkin juga mengalami kram dan bercak yang intens untuk satu atau dua hari berikutnya. Akibat hormon prostaglandin, Bunda mungkin juga mengalami kram yang kuat. Di sisi lain, hormon oksitosin menyebabkan kontraksi biasanya lebih sering dan teratur daripada persalinan yang dimulai secara alami.

Selain itu, induksi memungkinkan adanya sedikit ketidaknyamanan jika air ketuban pecah. Bunda mungkin merasakan tarikan diikuti oleh tetesan hangat atau semburan cairan. 

Risiko Induksi Persalinan 

Dikutip dari laman Mayo Clinic, induksi persalinan membawa berbagai risiko, antara lain:

Detak Jantung Janin Rendah

Obat-obatan yang digunakan untuk menginduksi persalinan akibat oksitosin atau prostaglandin ini dapat menyebabkan rahim berkontraksi terlalu banyak, yang dapat mengurangi suplai oksigen bayi dan menurunkan detak jantung bayi.

Infeksi

Beberapa metode induksi persalinan, seperti memecahkan selaput ketuban, dapat meningkatkan risiko infeksi bagi ibu dan bayi. Semakin lama waktu antara pecahnya ketuban dan persalinan, semakin tinggi risiko infeksi.

Ruptur Uteri

Ini adalah komplikasi yang jarang namun serius, di mana rahim robek di sepanjang garis bekas luka dari operasi caesar sebelumnya atau operasi rahim besar. Namun, ruptur uteri jarang terjadi pada perempuan yang belum pernah menjalani operasi rahim sebelumnya. 

Operasi caesar darurat diperlukan untuk mencegah komplikasi yang mengancam jiwa. Saat ini terjadi, rahim mungkin perlu diangkat.

Perdarahan Setelah Melahirkan

Induksi persalinan meningkatkan risiko otot rahim tidak berkontraksi dengan baik setelah melahirkan, yang dapat menyebabkan perdarahan serius setelah melahirkan. 

Induksi Gagal

Induksi dapat dianggap gagal jika metode yang digunakan tidak menghasilkan persalinan pervaginam setelah 24 jam atau lebih. Dalam kasus seperti itu, operasi caesar mungkin diperlukan.

Dalam kebanyakan kasus, induksi persalinan menyebabkan kelahiran pervaginam. Sayangnya, tidak semua metode induksi akan bekerja untuk semua orang.

Induksi yang gagal alias prosedurnya tidak mengarah pada kelahiran normal mungkin memerlukan induksi lain atau operasi caesar. Dokter akan mendiskusikan semua opsi ini dengan ibu hamil.

Itu dia informasi mengenai penjelasan induksi persalinan sebagai salah satu cara untuk mempercepat kelahiran si buah hati Bunda. Semoga bermanfaat untuk Parents, ya!

***

Artikel telah diupdate oleh: Nikita Ferdiaz

 

Baca juga:

9 Cara Mempercepat Pembukaan saat Melahirkan Tanpa Induksi Medis

7 Gerakan Olahraga Ringan untuk Induksi Persalinan Alami

Mencoba Induksi Alami, Salah Satu Upaya Menjalani Persalinan Normal