12 Jenis Makanan untuk Menaikkan Berat Badan Janin

Apa saran dari dokter kandungan untuk meningkatkan berat janin?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mendengar penjelasan dokter kandungan yang mengatakan bahwa berat janin tidak mengalami peningkatan, tentu bisa bikin hati Bunda khawatir. Bunda pun mungkin ingin segera mencari tahu cara tepat untuk menaikan berat badan janin.

Agar tidak bimbang, berikut adalah beberapa pilihan makanan yang bisa membantu menaikkan berat badan janin untuk Bunda konsumsi sehari-hari.

12 Makanan untuk Menaikkan Berat Badan Janin

Sumber: Freepik

1. Susu

Asupan susu harian 200-500 ml per hari dapat membantu ibu hamil meningkatkan berat badan janin.

Susu mengandung banyak protein dan kalsium yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Susu dapat dikonsumsi langsung atau dikreasikan dalam berbagai masakan misalnya puding, milkshake, ataupun smoothies.

2. Yoghurt

Selain susu, sebaiknya Bunda juga mengonsumsi produk olahan susu lainnya seperti yoghurt. Yoghurt mengandung kalsium, protein, Vitamin B, seng, dan nutrisi pembentuk tulang lainnya.

Sebagai calon ibu, kebutuhan kalsium harian Bunda adalah 1000 mg, dan Bunda dapat memenuhi kebutuhan ini dengan yoghurt.

Selain menjaga kesehatan tulang dan gigi, jumlah kalsium yang cukup dalam tubuh pun dapat mengurangi kemungkinan persalinan prematur atau bayi lahir dengan berat badan lahir yang rendah.

3. Keju

Makan keju dan susu penting selama kehamilan karena mengandung banyak nutrisi penting seperti protein, kalsium, fosfor dan vitamin D.

Nutrisi ini berfungsi untuk mendukung pertumbuhan sistem saraf dan perkembangan tulang bayi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Akan tetapi, hindari mengonsumsi keju dalam jumlah berlebihan karena keju umumnya tinggi sodium dan lemak jenuh.

Tak perlu khawatir karena keju aman dikonsumsi oleh ibu hamil. Pilihan keju terbaik selama hamil adalah keju yang keras (contohnya keju cheddar atau parmesan).

Keju keras mengandung lebih sedikit air dibandingkan keju lembek (misalnya keju ricotta, feta, atau brie). Dengan begitu dapat meminimalkan kontaminasi bakteri berbahaya.

Jika ingin makan keju yang lembut, selalu pastikan kejunya sudah dipasteurisasi. Pasteurisasi adalah proses pemanasan susu ke suhu tertentu untuk membunuh bakteri yang berpotensi berbahaya.

Faktanya, keju yang dipasteurisasi adalah sumber kalsium dan protein yang baik, yang dapat membantu meningkatkan pertumbuhan tulang yang kuat dan sehat pada bayi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

4. Telur

Telur adalah sumber protein, vitamin A, dan vitamin D yang luar biasa bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.

Selain itu, telur juga kaya akan asam folat dan zat besi, yang bekerja untuk memperkuat selaput ketuban dan mencegah cacat lahir dan berat badan lahir rendah pada janin.

Kandungan gizi telur termasuk yang terbaik di antara pilihan makanan lainnya sehingga usahakan untuk mengonsumsinya setiap hari.

5. Ayam

Daging ayam adalah makanan enak yang membantu meningkatkan berat badan janin. Daging ayam tanpa lemak kaya akan protein yang mendukung perkembangan sel dan otot dalam tubuh.

Selain protein, daging ayam juga memiliki kandungan zat besi yang tinggi sehingga dapat mengurangi risiko anemia pada ibu dan janin.

6. Salmon

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ikan salmon adalah salah satu sumber terbaik asam lemak omega-3 dan protein.

Asam lemak omega-3 sangat bermanfaat bagi janin yang sedang tumbuh karena membantu perkembangan otak dan mata, serta memasok jumlah protein yang dibutuhkan ibu.

Salmon adalah salah satu jenis ikan yang aman untuk dikonsumsi ibu hamil, karena memiliki kadar merkuri yang sangat rendah di dalamnya.

7. Sereal dari Gandum Utuh

Selain mengonsumsi nasi sebagai sumber karbohidrat utama, Bunda juga bisa mendapatkan karbohidrat dari bahan makanan yang terbuat dari gandum utuh. Sebagai contoh, sereal gandum atau roti gandum.

Gandum tinggi nutrisi penting seperti zat besi, selenium, magnesium dan serat yang cukup selain karbohidrat

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bunda juga bisa membuat berbagai macam kreasi camilan dengan menggunakan tepung gandum utuh yang tentunya lebih bergizi dibandingkan camilan yang terbuat dari tepung terigu biasa.

8. Ubi Jalar

Ubi jalar kaya akan serat, kalium, vitamin C, vitamin B6, zat besi, tembaga, dan betakaroten.

Kandungan senyawa betakaroten (antioksidan) dalam ubi jalar akan diubah menjadi vitamin A oleh tubuh kita.

Vitamin A, seperti yang kita ketahui, sangat penting untuk kulit, tulang, dan mata janin. Ubi jalar juga dapat meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh.

Merupakan sumber karbohidrat dengan rasa yang lezat, ubi jalar bisa dinikmati dengan aman oleh ibu hamil dengan berbagai cara, mulai dari dikukus, direbus, dipanggang, hingga dibakar.

9. Polong-polongan

Makanan yang termasuk polong-polongan antara lain adalah kacang tanah, kedelai, buncis, kacang kapri, kacang panjang, lentil, kacang polong, kacang hijau, dan kacang merah. 

Polong-polongan mengandung zat besi dan protein. Selain itu, dengan mengonsumsinya Bunda juga akan mendapatkan cukup serat, folat, dan kalsium.

Jika Bunda seorang vegetarian, kacang-kacangan akan memberikan mineral yang bisa juga didapatkan dari diet nonvegetarian (misalnya daging sapi dan daging unggas).

Tak hanya itu, polong-polongan kaya akan seng, sehingga sangat bagus untuk mengurangi risiko persalinan yang lama, bayi berat lahir rendah, atau kelahiran prematur.

10. Kacang-kacangan

Kacang-kacangan seperti kenari, mede, walnut, dan lain sebagainya juga dapat ditambahkan ke dalam pola makan sehari-hari untuk asupan nutrisi mikro seperti seng, besi, tembaga, asam folat

Selain itu, kacang-kacangan pun bisa menjadi camilan sehat dan sumber protein serta lemak sehat yang baik, sekaligus memastikan penambahan berat badan janin yang sehat.

11. Sayuran Berdaun Hijau

Sayuran berdaun hijau sangat bermanfaat bagi ibu hamil dan janinnya yang sedang berkembang.

Jenis sayuran hijau seperti bayam, kangkung, dan brokoli sarat dengan nutrisi penting dan antioksidan.

Bunda pun bisa mendapatkan dosis harian kalsium, potassium, vitamin A, folat, dan serat dengan makan sayuran berdaun hijau.

12. Jeruk

Jeruk kaya akan vitamin C dan asam folat.

Tahukah Bunda bahwa kekurangan asam folat selama kehamilan dapat menyebabkan cacat tabung saraf pada janin?

Tak hanya bermanfaat untuk bayi dalam kandungan, jus jeruk juga membantu menjaga kesehatan, metabolisme, dan fungsi otot tubuh ibu secara keseluruhan.

Mulailah hari dengan segelas jus jeruk segar yang juga merupakan sumber thiamin, kalium, serta sumber serat makanan yang sangat baik untuk membantu menghindari sembelit yang umum terjadi pada kehamilan.

Peran penting lain dari vitamin C adalah untuk membantu penyerapan zat besi terutama dari diet vegetarian.

Selain buah jeruk, Bunda juga bisa mengonsumsi paprika sebagai sumber vitamin C lainnya.

Panduan Gizi Umum untuk Ibu Hamil

Sumber: Freepik

Jika gizi ibu hamil baik, janin di dalam rahim mungkin tidak akan memiliki masalah berat badan dan kesehatan lainnya.

Berikut pedoman harian untuk makan sehat selama kehamilan, melansir laman Cleveland Clinic:

  • Kalsium: Kalsium dibutuhkan dalam tubuh untuk membangun tulang dan gigi yang kuat. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) merekomendasikan 1.000 miligram (mg) kalsium per hari untuk ibu hamil dan menyusui.
  • Asam folat: Asam folat digunakan untuk membuat darah tambahan yang dibutuhkan tubuh selama kehamilan. ACOG dan March of Dimes merekomendasikan 400 mikrogram (mcg) per hari untuk ibu hamil.
  • Zat Besi: Zat besi adalah bagian penting dari sel darah merah, yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. ACOG merekomendasikan Bumil menerima 27 mg zat besi sehari dari makanan dan vitamin prenatal. Sumber yang baik termasuk produk gandum, daging sapi tanpa lemak, buah kering, kacang kering, ikan sarden dan sayuran berdaun hijau.
  • Vitamin A: ACOG merekomendasikan Bumil menerima 770 mcg vitamin A setiap hari. Makanan yang kaya akan vitamin A adalah sayuran berdaun hijau, tumbuhan berwarna kuning atau oranye (misalnya wortel atau ubi manis), susu, dan hati hewan.
  • Vitamin D: Vitamin D bekerja dengan kalsium untuk membantu tulang dan gigi bayi berkembang. Ini juga penting untuk kesehatan kulit dan penglihatan. Semua perempuan, termasuk mereka yang hamil, membutuhkan 600 unit internasional vitamin D sehari. Sumber yang baik adalah susu yang diperkaya dengan vitamin D dan ikan berlemak seperti salmon. Paparan sinar matahari juga dapat mengubah bahan kimia di kulit menjadi vitamin D.
  • DHA: American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), merekomendasikan ibu hamil dan menyusui harus mengusahakan asupan rata-rata harian minimal 200 mg asam docosahexaenoic (DHA) harian.
  • Protein: Protein diperlukan untuk energi dan untuk membangun dan memperbaiki otak, otot, darah, dll. Setiap orang membutuhkan jumlah protein yang berbeda tergantung ukuran tubuhnya. Jadi, konsultasilah ke dokter gizi.

Cara Lain untuk Menaikan Berat Badan Janin

1. Pola Makan yang Sehat dan Seimbang

Pola makan memainkan peran paling penting dalam kehamilan.

Apabila ingin menambah berat badan janin, jangan lupa untuk makan sayuran, biji-bijian, dan sumber protein seperti daging dalam menu makanan sehari-hari Bunda.

Pola makan seimbang juga terdiri dari kacang-kacangan dan buah-buahan.

Jika tidak menemukan buah segar, Bunda bisa mengonsumsi buah kering atau kalengan, tetapi disarankan untuk tidak berlebihan mengonsumsinya.

2. Rutin Konsumsi Vitamin Prenatal

Setiap kunjungan ke dokter spesialis kandungan, Bunda akan diberikan resep vitamin prenatal yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi Anda.

Vitamin ini juga membantu bayi menambah berat badannya.

Oleh karena itu, Bunda harus mengonsumsi vitamin kehamilan secara teratur untuk mendapatkan berat badan janin yang optimal selama kehamilan.

3. Mencukupi Asupan Cairan

Minumlah cairan dalam jumlah yang cukup untuk menghindari segala jenis dehidrasi selama kehamilan.

Dehidrasi pada kehamilan dapat menyebabkan beberapa komplikasi medis yang serius. 

Tak hanya air putih, Bunda bisa minum jus buah, jus sayuran, atau susu untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik.

4. Istirahat yang Cukup

Istirahat yang cukup sangat penting bagi ibu hamil.

Pengeluaran tenaga yang berlebihan atau tekanan yang tidak perlu menyebabkan kelelahan dan itu dapat memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan janin. 

Cobalah untuk mendapatkan minimal delapan jam tidur tanpa gangguan untuk menjaga tingkat energi tetap baik.

5. Tetap Tenang dan Positif

Tidak hanya menjaga kesehatan fisik, Bunda juga perlu menjaga kesehatan mental.

Segala jenis stres dan kecemasan dapat memengaruhi tubuh ibu serta kesehatan bayi dalam kandungan.

Ledakan emosi yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan makan berlebihan, kurang makan, atau malah membuat pilihan makanan yang salah.

Semua ini dapat memengaruhi kesehatan janin dan tentu saja berat badannya.

6. Dapatkan Bantuan Medis

Jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter seputar kekhawatiran Bunda mengenai berat badan bayi.

Dokter akan memandu Bunda jika bayi tidak mendapatkan jumlah berat badan yang cukup.

Bunda mungkin diminta untuk mengonsumsi suplemen tambahan atau membuat perubahan pola makan untuk meningkatkan berat badan janin.

Benarkah Konsumsi Makanan Manis Dapat Menjadi Cara Menaikkan Berat Badan Janin?

Salah satu pendapat yang sering beredar terkait dengan menaikan berat badan janin adalah ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan manis.

Lalu, benarkah meningkatkan pertumbuhan berat badan janin Bumil perlu banyak mengonsumsi makanan manis?

Dalam hal ini, dr Ivander Utama SpOG menjelaskan, makanan manis yang sudah dikonsumsi setiap hari sebenarnya sudah cukup.

Artinya, ibu hamil sebenarnya tidak perlu menambah asupan manis hanya untuk menaikkan berat badan janin.

Penting untuk diketahui bahwa menaikkan berat badan janin ini memang tergantung dari asupan makanan bernutrisi.

“Bayi akan bertumbuh besar sesuai dengan usia kehamilan ibu bila janin mendapatkan nutrisi yang baik dan cukup. Namun jika mendapatkan asupan makanan manis secara berlebihan, justru bisa berpotensi merusak janin itu sendiri,” tegasnya.

Hal ini dikarenakan makanan manis dapat membuat berat badan janin naik berlebihan, dan bisa merusak kromosom bayi.

“Kelak, di masa depan, bayi justru bisa berpotensi mendapatkan penyakit metabolik seperti darah tinggi, kencing manis, hingga obesitas pada masa kanak-kanak.”

Oleh karena itu, meningkatkan berat badan janin bukan dengan cara mengonsumsi makanan manis secara berlebihan.

Asupan Gula Sudah Didapat dari Makanan Sehari-hari

Dokter yang berpraktik di RS Bunda Menteng ini mengingatkan pada ibu hamil bahwa asupan gula untuk Bumil sebenarnya sudah didapatkan dari makanan sehari-hari.

Tambahan untuk mengonsumsi es krim, cokelat, atau susu hamil yang berlebihan justru tidak dianjurkan.

Makanan paling dianjurkan untuk menaikan berat badan janin adalah makanan mengandung protein tinggi.

Sementara untuk makanan manis, yang disarankan adalah makanan yang mengandung gula alami, seperti buah-buahan.

“Pada prinsipnya, saat hamil tidak ada makanan yang dilarang asal dikonsumsi dengan tepat. Termasuk dengan mengonsumsi umbi-umbian, di mana kadar karbohidrat ini akan diubah menjadi manis saat masuk dalam saluran pencernaan. Jadi, kita mendapatkan gula bukan hanya dari makanan manis saja.”

Ia juga menambahkan bahwa, untuk menaikkan berat badan janin agar cepat besar, yang diperlukan adalah mengonsumsi makanan yang kaya akan protein dan serat

“Cara untuk menaikan berat badan janin agar cepat besar, yang diperlukan adalah mengonsumsi makanan yang kaya akan protein dan serat. Jadi tidak perlu menjadikan makanan manis sebagai makanan utama.”

***

Itulah beberapa cara dan jenis makanan yang bisa dicoba untuk menaikkan berat badan janin Semoga informasi di atas bermanfaat!

Baca juga:

Penyebab Berat Badan Ibu Hamil Susah Naik dan Tips Mengatasinya

Waspada bahaya janin terlambat berkembang, kenali ciri dan penyebabnya berikut!

Anemia pada Ibu Hamil: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi