Apakah Bunda termasuk ibu yang suka makan makanan manis? Mengonsumsi makanan manis memang bisa memberikan energi dan terkadang membuat mood lebih baik. Namun disisi lain, ibu hamil suka makan manis yang berlebihan juga berbahaya untuk janin.
Untuk mengetahui apa saja dampak makanan manis dan bagaimana takaran gula yang aman, simak penjelasannya di sini, Bunda!
Dampak Ibu Hamil Suka Makan Manis Bagi Kesehatannya
Terlalu banyak mengonsumsi makanan manis selama hamil bisa berdampak buruk pada kesehatan Bunda dan pertumbuhan bayi. Ditambah kadar gula dalam tubuh dapat menyebabkan penambahan berat badan, peningkatan kadar insulin dan glukosa, dan kekurangan nutrisi pada ibu hamil.
1. Menyebabkan Lesu dan Lelah
Gula dan makanan sarat gula memberikan kalori kosong dan tidak ada nutrisi. Satu-satunya lonjakan energi yang mungkin Anda rasakan adalah dari ledakan sukrosa yang mengenai uap darah Anda, tetapi kemudian turun dengan cepat juga. Kondisi ini membuat Anda merasa lesu, lelah, dan kehilangan energi lebih cepat.
2. Peningkatan Gula dalam Darah
Mengonsumsi terlalu banyak makanan manis selama kehamilan dapat meningkatkan kadar sukrosa dalam darah. Sumber utama sukrosa dalam makanan adalah makanan dan minuman manis. Lebih baik hindari makanan yang mengandung sukrosa, kecuali buah-buahan, untuk mencegah peningkatan kadar gula darah setelah makan.
3. Menyebabkan Kenaikan Berat Badan
Faktanya, kelebihan gula menyebabkan penambahan berat badan. Selama kehamilan, tubuh Anda secara alami bertambah berat untuk menopang bayi yang sedang tumbuh. Bila kenaikan berat badan alami ini ditambah dengan kenaikan akibat kelebihan gula, bisa menyebabkan obesitas dan komplikasi kelahiran.
4. Meningkatkan Risiko Perlemakan Hati
Asupan makanan dengan jumlah gula yang tinggi dapat menyebabkan sindrom hati berlemak akut. Ini juga dapat menghambat metabolisme janin dan menyebabkan obesitas di masa depan. Risiko jangka panjangnya ialah bisa membuat bayi berisiko mengalami diabetes tipe 2 di masa depan.
5. Memperburuk Gejala Kehamilan
Gejala kehamilan yang umum seperti mual, muntah, perubahan suasana hati, dan mulas menjadi lebih intens ketika gula dikonsumsi secara berlebihan.
6. Meningkatkan Risiko Preeklamsia
Semakin tinggi asupan gula ibu hamil, maka semakin tinggi pula risiko terjadinya preeklamsia. Preeklamsia adalah peningkatan tekanan darah dan kelebihan protein dalam urin. Ibu hamil yang menderita preeklamsia berisiko menyebabkan komplikasi yang berbahaya bagi ibu dan janin.
7. Membuat Bayi Menginginkan Lebih Banyak Gula
Selera bayi dapat dipengaruhi secara permanen oleh konsumsi gula yang berlebihan selama kehamilan. Setelah lahir, anak mungkin sangat menginginkan makanan manis dan ini dapat menyebabkan diabetes dan obesitas di awal kehidupannya.
8. Menyebabkan Kekurangan Nutrisi
Meskipun mengidam adalah hal yang normal selama kehamilan, jika Anda menginginkan lebih banyak makanan manis daripada makanan sehat, Anda mungkin mengalami kekurangan nutrisi yang lebih dibutuhkan selama kehamilan.
Artikel terkait: Bunda, 5 Buah Ini Tidak Boleh Dikonsumsi Berlebihan oleh Ibu Hamil
Dampak Konsumsi Gula Berlebih bagi Janin
1. Masalah Berat Badan Bayi
Mengonsumsi makanan dan minuman manis secara berlebihan bisa memengaruhi kesehatan bayi, termasuk memengaruhi berat lahir bayi. Terlalu banyak mengonsumsi makanan manis menyebabkan kelahiran prematur dengan peningkatan risiko komplikasi dan kelahiran prematur. Bayi juga dapat terlahir dengan berat badan berlebih jika ibunya mengonsumsi terlalu banyak makanan manis saat hamil. Dan mungkin berisiko terkena penyakit jantung, diabetes, sindrom metabolik, dan berbagai alergi di masa depan.
2. Memengaruhi Kemampuan Kognitif Bayi
Bayi berisiko terkena asma dan juga dapat memengaruhi kemampuan kognitifnya. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Preventive Medicine, konsumsi gula dan soda oleh ibu hamil dapat memengaruhi memori dan kemampuan otak anak.
3. Meningkatkan Risiko Autisme
Paparan janin terhadap gula darah tinggi dapat memengaruhi perkembangan otak bayi. Ini akan meningkatkan kemungkinan gangguan perkembangan, salah satunya autisme.
4. Berisiko Tinggi Terhadap Penyakit di Masa Depan
Beberapa studi observasional dan meta-analisis, baik pada orang dewasa dan anak-anak, telah melaporkan bahwa konsumsi makanan manis terkait dengan penambahan berat badan, obesitas, sindrom metabolik, dan diabetes tipe 2.
Pada studi lain juga menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami obesitas karena konsumsi gula berlebihan, dapat menurunkan pada janin dan bayinya setelah lahir.
Penyakit dan gangguan perkembangan lainnya yang bisa dialami si kecil adalah:
- obesitas
- berat badan lahir rendah
- gangguan hipertensi
- diabetes
- penurunan keterampilan kognitif
- atopi
- asma atopik
Artikel terkait: Penelitian: Makan Pisang Saat Hamil Tingkatkan Peluang Melahirkan Bayi Laki-laki
Takaran Konsumsi Gula yang Tepat Saat Hamil
Asupan harian rata-rata untuk perempuan adalah 100 kalori per hari (25 gram atau 6 sendok teh). Ini adalah jumlah yang masuk akal untuk perempuan yang sehat, ramping, dan aktif.
Minuman ringan, makanan yang dipanggang, dan makanan olahan seharusnya tidak dikonsumsi jika ibu hamil mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Jadi, sebaiknya konsumsi makanan sehat dan bernutrisi dengan bahan tunggal dan hindari makanan olahan yang tinggi gula dan karbohidrat olahan.
Selain itu, sangat disarankan untuk mengecek kemasan komposisi terlebih dahulu bila Bunda ingin mengonsumsi makanan dan minuman kemasan.
Apakah Pemanis Buatan Aman untuk Ibu Hamil?
Ibu hamil selalu memerhatikan pola makan dan nutrisinya selama kehamilan. Pemanis dapat dikategorikan sebagai nutritive (mengandung kalori) dan non-nutritive (tanpa kalori).
Pemanis atau gula alami selalu menjadi pilihan terbaik bagi ibu hamil. Tapi pemanis buatan tidak, terutama bila dikonsumsi secara berlebihan. Semua ibu hamil harus menghindari mengonsumsi sakarin dalam asupan harian mereka karena penggunaannya dapat meningkatkan kemungkinan bayi terkena kanker kandung kemih.
Pemanis buatan atau pemanis ‘table top’ dianggap aman selama kehamilan dan menyusui tetapi harus dikonsumsi dalam jumlah sedang. Namun, pemanis nutritif (gula) seperti sukrosa, dekstrosa, madu, gula jagung, fruktosa, dan maltosa dapat dikonsumsi selama kehamilan dalam jumlah sedang.
Makanan Sehat yang Bisa Menstabilkan Gula Darah saat Hamil
Jika Bunda sedang hamil dan kadar gula darah Anda lebih tinggi dari biasanya, berikut adalah beberapa makanan sehat untuk menurunkan gula darah. Tapi, perlu diingat kalau makanan ini pun harus diseimbangi dengan olahraga. Makanan ini juga diketahui dapat membantu menurunkan tekanan darah selama kehamilan.
1. Makanan Rendah Glikemik
Biji-bijian utuh, kacang-kacangan, jelai, buah-buahan, gandum dan sayuran semuanya rendah indeks glikemik. Makanan ini membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna, yang mencegah lonjakan kadar gula darah secara tiba-tiba.
2. Makanan Kaya Serat
Serat larut seperti yang ditemukan dalam gandum dan kacang-kacangan meningkatkan kadar gula darah. Makanan gandum utuh mengandung serat tidak larut yang menjaga kesehatan pencernaan. Buah dan sayuran mengandung kedua jenis serat tersebut.
3. Probiotik
Bakteri baik di perut ini sangat bagus untuk kesehatan pencernaan. Mereka menjaga kadar gula darah. Yogurt adalah probiotik terbaik untuk dikonsumsi, tapi tetap perhatikan komposisi gula di dalam kemasannya, ya.
4. Makanan Kaya Protein dan Lemak Sehat
Ayam, telur, ikan, susu rendah lemak, dan kacang-kacangan termasuk dalam kelompok makanan ini. Protein membantu mengontrol gula darah serta membuat Anda lebih energik dan kenyang lebih lama. Kacang-kacangan, minyak zaitun dan alpukat mengandung lemak sehat. Ini juga membuat Anda kenyang lebih lama dan menahan keinginan untuk makan makanan yang tidak sehat.
5. Sayuran Non-Tepung
Sayuran ini menyediakan vitamin, mineral, dan serat yang penting, dan Anda dapat menganggapnya sebagai makanan ‘gratis’ karena sangat rendah karbohidrat, yaitu:
- Brokoli
- Mentimun
- kacang hijau
- Bawang
- Paprika
- Salad hijau.
6. Lemak Sehat
Lemak sehat membantu Anda merasa kenyang dan bermanfaat bagi kesehatan jantung. Makanan ini termasuk:
- Alpukat
- Minyak zaitun
- Biji
- Selai kacang (almond, kacang tanah, jambu mete, dll.).
7. Karbohidrat Kompleks
Kita membutuhkan karbohidrat untuk energi, serat dan nutrisi tertentu. Karbohidrat kompleks meliputi:
- Kacang polong
- Berry
- Beras merah
- Greek Yogurt
- Ubi jalar
- Roti gandum
Cara Mengatasi Mengidam Manis Selama Kehamilan
Sulit untuk melepaskan makanan dan minuman manis, terlebih lagi saat Anda hamil dan mengidam gula. Tetapi selama kehamilan, Anda harus belajar mengelola hasrat ini untuk kehamilan yang sehat. Dan inilah cara yang bisa dilakukan:
1. Pertahankan Kadar Gula Darah
Makanlah dalam porsi kecil karena ini akan membantu Anda mempertahankan kadar gula darah dan menghindari kebutuhan untuk mengonsumsi gula berlebih. Makan dalam jumlah kecil akan melepaskan gula secara perlahan dalam tubuh dan membantu menjaga kadar gula.
2. Hindari Makanan Olahan
Hindari menelan makanan olahan dan minuman soda, karena makanan olahan memiliki jumlah gula yang berlebihan.
3. Minum Banyak Air
Dengan minum banyak air, Anda dapat mengisi perut Anda, menahan keinginan untuk makan. Minum air juga akan membuat Anda tetap terhidrasi, yang diperlukan selama kehamilan.
4. Bermeditasi dan Berolahraga
Cobalah yoga untuk mengalihkan perhatian Anda dari keinginan mengonsumsi makanan manis. Anda juga dapat bermeditasi, memikirkan hal-hal yang baik dan yang sehat selama kehamilan akan memotivasi untuk menjalani hidup yang sehat.
Meskipun ibu hamil suka makan manis, sebaiknya tetap dibatasi, ya. Lebih aman dan lebih baik makan dalam jumlah sedikit untuk menghindari risiko diabetes gestasional. Semoga informasi ini bermanfaat!
***
Baca juga
Makan Pedas Saat Hamil, Apakah Aman untuk Janin?
Makan Nanas Saat Hamil, Apa Saja yang Perlu Diperhatikan?
Atasi Mual dan Muntah Saat Hamil dengan Pola Makan Berikut Ini!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.