Bolehkah Ibu Hamil Puasa Ramadan? Ini Penjelasan Dokter!
Simak juga tips sehat puasa selama hamil dari ahli berikut ini, Bunda!
Tidak terasa ya, bulan Ramadan sebentar lagi tiba. Menyambut bulan penuh berkah ini, Bunda mungkin bertanya-tanya, apakah ibu hamil boleh puasa?
Apakah berpuasa bisa berdampak pada kesehatan Bumil dan janin dalam kandungan? Yuk, kita simak penjelasan dari ahli berikut ini.
Daftar isi
Apakah Ibu Hamil Boleh Puasa?
Selama Bunda sehat, maka sebenarnya tidak apa-apa melakukan puasa selama hamil, lho.
Meski begitu, Bunda memang disarankan menjalankan puasa ketika usia kehamilan sudah memasuki trimester kedua dan ketiga. Hal ini karena kondisi kesehatan Bunda di trimester tersebut dinilai lebih stabil sehingga aman melakukan puasa Ramadan.
Ibu hamil disarankan tidak berpuasa dulu apabila usia kehamilan masih muda atau saat masih trimester pertama. Sebab, di trimester ini Bunda biasanya masih sering merasakan morning sickness yang menyebabkan Anda kehilangan energi atau mudah lelah saat hamil. Nah, berpuasa dikhawatirkan akan memperparah kondisi tersebut.
Hal selaras juga dijelaskan oleh dokter spesialis kandungan, dr. Yassin Yanuar MIB, SpOG, Msc, dari Rumah Sakit Pondok Indah.
“Saat trimester pertama, ibu hamil masih beradaptasi sehingga banyak keluhan muncul seperti mual, muntah, pusing, atau gangguan saluran cerna. Apabila mengalami keluhan tersebut, tentunya puasa sudah jelas dilarang,” jelasnya kepada tim theAsianparent Indonesia.
Yassin menambahkan, trimester pertama juga merupakan waktu bagi janin mengalami pertumbuhan berbagai organ seperti otak, saraf, jantung, ginjal, hingga saluran cerna. Di saat krusial ini, janin masih membutuhan asupan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi Bunda sehingga puasa sebaiknya ditunda.
“Plasenta juga dalam masa perkembangan yang penting di trimester pertama. Ini merupakan fase krusial sebuah kehamilan. Sebaiknya ibu hamil tidak berpuasa pada trimester pertama, karena ibu perlu asupan nutrisi dan cairan yang cukup untuk mendukung tumbuh kembang janin,” sambungnya.
Memasuki trimester kedua dan ketiga, barulah Bunda bisa berpuasa. Hal ini karena beragam keluhan yang muncul di trimester pertama perlahan hilang, serta pembentukan organ dan plasenta juga sudah lengkap.
“Di trimester ketiga ini, ibu hamil juga relatif lebih tahan terhadap stres yang dialami, termasuk stres terhadap lapar dan haus. Maka itu, selama tidak ada masalah kesehatan tertentu, ibu hamil diizinkan berpuasa. Namun, ada baiknya jika aktivitas puasa selalu dalam pengawasan dokter,” lanjut Yassin.
Kondisi Ibu Hamil yang Tidak Disarankan Puasa
Selain itu, ada juga kondisi ibu hamil yang sebaiknya tidak berpuasa. Beberapa kelompok ibu hamil yang tidak diperbolehkan puasa di antaranya adalah:
- Ibu hamil yang mengidap diabetes.
- Mengalami dehidrasi atau anemia selama hamil.
- Ibu hamil mengalami gangguan pencernaan selama hamil, seperti konstipasi atau diare selama hamil.
- Ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit tertentu seperti asma, hipertensi, dan preeklamsia selama hamil.
- Mengalami hiperemesis gravidarum atau morning sickness yang ekstrem.
- Perdarahan.
- Kontraksi atau risiko persalinan prematur.
- Sedang hamil kembar, mengingat keluhan saat hamil kembar cenderung lebih banyak.
- Kondisi lain atas penilaian dokter.
Mengingat kondisi ibu hamil berbeda-beda, seperti yang dirasankan dokter Yassin, Bunda bisa berkonsultasi ke dokter kandungan terlebih dulu sebelum memutuskan berpuasa Ramadan.
Tips Tetap Sehat Saat Puasa Selama Hamil
Nah, apabila Bunda sehat dan diperbolehkan berpuasa selama hamil, maka ada beberapa tips yang perlu diperhatikan agar kesehatan tetap terjaga selama puasa, yaitu:
1. Perhatikan Jenis Makanan yang Dikonsumsi
Jenis asupan ketika sahur dan berbuka perlu diperhatikan. Bunda sangat dianjurkan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang agar kondisi tubuh tetap sehat selama berpuasa. Hindari makanan cepat saji dan makanan yang mengandung tinggi gula dan garam.
“Makan makanan dengan gizi seimbang. Hindari makanan dengan gula atau pemanis berlebihan saat sahur dan berbuka. Hal ini akan menyebabkan kadar gula dalam darah naik secara mendadak, tapi selanjutnya juga turun secara cepat sehingga berpotensi menimbulkan hipoglikemia dengan keluhan pusing atau lemas,” jelas Yassin.
Sebaiknya Bunda menyiapkan makanan sahur dan berbuka yang seimbang antara karbohidrat, protein, dan lemak. Serta, perbanyak makan sayur dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral.
Selengkapnya, tips makan sehat saat sahur yang bisa Bunda terapkan di antaranya:
- Konsumsi karbohidrat kompleks seperti kentang, gandum, beras merah, sereal, dan roti gandum. Jenis karbohidrat ini akan lebih tahan lama untuk dicerna, sehingga bisa membantu Bunda agar tidak mudah lapar saat puasa.
- Konsumsi juga protein dan serat agar saat puasa badan Bunda tetap fit. Bunda bisa mengonsumsi susu, telur, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran.
- Disarankan mengonsumsi suplemen multivitamin dan kalsium sebagai pelengkap agar daya tahan tubuh Bunda selama puasa tetap terjaga.
Sementara itu, berikut tips makan sehat ketika berpuka puasa yang bisa diterapkan:
- Saat buka puasa tiba, cobalah untuk makan dengan perlahan ya, Bunda. Maksudnya adalah, jangan langsung makan dalam jumlah banyak.
- Mulailah dengan makanan manis, seperti kolak atau kurma. Namun, hindari mengonsumsi makanan yang mengandung kadar gula atau pemanis yang terlalu tinggi seperti sirup atau minuman kemasan.
- Untuk makanan berat, Bunda bisa mengonsumsi nasi atau jenis karbohidrat lainnya, sayuran, daging, ikan, telur, kacang-kacangan, biji-bijian, dan susu.
- Bagi ibu hamil yang memiliki penyakit maag, harus menghindari makanan yang terlalu pedas dan asam saat berbuka.
Artikel terkait : Berbedakah Kondisi Bayi Bila Ibu Puasa Saat Hamil?
2. Pastikan Jumlah Kalori Harian Tetap Terpenuhi
Meski sedang berpuasa, asupan kalori ibu hamil tidak boleh kurang dari biasanya. Selama hamil, Bunda membutuhkan sekitar 2100-2500 kal setiap harinya.
Jika sebelum puasa Bunda bisa mencukupi kalori tersebut dalam tiga sesi makan, yaitu pagi, siang, dan malam, tapi berbeda dengan saat puasa. Sebab, saat puasa, porsi makan besar hanya terbagi dua, yaitu pada sahur dan berbuka. Atau Bunda juga bisa menambah porsi makan ketiga saat menjelang tidur.
“Perlu diingat juga, berat badan ibu hamil perlu tambahan sekitar 0,3 sampai 0,5 kilogram per minggu. Apabila berat badan tetap atau bahkan berkurang selama menjalankan puasa, sebaiknya puasa dihentikan saja,” kata Yassin.
3. Asupan Cairan Juga Harus Diperhatikan
Sama halnya dengan kalori, asupan cairan juga penting diperhatikan. Ibu hamil harus minum air sebanyak 2 hingga 2,5 liter per hari yang terbagi menjadi 8-10 gelas. Jangan sampai ibu hamil kekurangan cairan, karena ini berpengaruh pada kondisi kesehatan janin.
“Perlu trik agar jumlah tetap masuk dan tidak dehidrasi. Misalnya, Bunda bisa minum 2 gelas saat sahur, 2 gelas saat berbuka, 2 gelas setelah tarawih, dan 2 gelas menjelang tidur,” pungkas Yassin.
Selain itu, agar ibu hamil tidak dehidrasi selama puasa, maka harus mengurangi aktivitas yang menguras tenaga. Serta, hindari terpapar udara dan lingkungan yang terlalu panas.
4. Kurangi Aktivitas Fisik
Cobalah untuk tidak berjalan jauh atau membawa sesuatu yang berat. Kurangi juga pekerjaan rumah dan apa pun yang membuat Bunda cepat lelah. Segeralah istirahat saat Bunda merasa lesu atau lelah.
5. Segera Berhenti Jika Mengalami Keluhan Kesehatan
Lebih lanjut, dokter kandungan yang juga praktik di Klinik Bamed ini pun menegaskan, Bunda disarankan untuk segera membatalkan puasa apabila mengalami keluhan sebagai berikut:
- Lemas
- Pusing
- Sesak
- Keringat dingin
- Berdebar-debar
- Mual
- Muntah
- Nyeri perut
- Jumlah buang air kecil sedikit
- Diare.
***
Jadi, sudah terjawab, ya, pertanyaan terkait apakah ibu hamil boleh puasa. Semoga informasi ini bermanfaat dan selamat menjalankan ibadah puasa, Bun.
Artikel telah diupdate oleh: Nikita Ferdiaz
Fasting in pregnancy
www.babycentre.co.uk/a1028954/fasting-in-pregnancy
Fasting While Pregnant or Breastfeeding
www.whattoexpect.com/pregnancy/fasting-while-pregnant-breastfeeding/
Baca juga :
Puasa saat pandemi COVID-19, ini anjuran WHO yang harus umat Islam ketahui!
Niat Puasa Ganti Ramadhan, Waktu yang Diperbolehkan, dan Tata Cara Lengkapnya