Pernah mengalami kondisi mudah lapar, sering marah, wajah pucat disertai dengan jantung berdebar kencang? Hati-hati, bisa jadi Anda sedang mengalami Hipoglikemia atau kadar gula darah rendah.
Apa Itu Hipoglikemia?
Hipoglikemia merupakan kondisi ketika kadar gula (glukosa) di dalam darah rendah atau di bawah batas normal.
Padahal, glukosa sumber energi yang dibutuhkan bagi tubuh.
Umumnya, kondisi ini lebih sering dialami oleh penderita diabetes yang sudah mendapatkan suntikan insulin. Namun, seseorang tanpa diabetes pun bisa mengalaminya.
Meskipun kondisi ini bukanlah suatu penyakit, tetapi bila tidak ditangani dengan baik, maka akan berisiko memicu masalah kesehatan lainnya.
Apa Saja Jenis Hipoglikemia?

Hipoglikemia non-diabetes ini sendiri ada dua jenis, yaitu:
- Kadar gula reaktif: Saat gula darah rendah terjadi beberapa jam setelah makan.
- Hipoglikemia puasa: Gula darah rendah yang tidak dipengaruhi oleh makan. Biasanya dikaitkan dengan suatu penyakit, seperti penyakit hati, ginjal, penggunaan obat (salisilat, antibiotik golongan sulda atau quinine), konsumsi alkohol, jantung yang berat, insulonoma, dan hormon glukagon yang rendah.
Perlu diingat, hipoglikemia ini gangguan kesehatan yang bisa terjadi secara tiba-tiba.
Jika tidak segera diobati, kondisi penderitanya akan lebih buruk dan bisa menyebabkan masalah yang lebih serius.
Apa Saja Gejala Gula Darah Rendah?
Hipoglikemia terjadi ketika kadar glukosa darah turun di bawah 70mg/dL. Berikut ini ciri atau gejala gula darah rendah:
- Sering merasa lapar
- Hilang keseimbangan/mudah terjatuh
- Gelisah
- Berkeringat
- Kulit pucat
- Detak jantung cepat atau tidak teratur
- Sering mengantuk
- Pusing
- Mudah tersinggung atau mudah marah
- Sensasi kesemutan di sekitar mulut
- Lemah, lesu dan tidak bertenaga
- Sulit untuk berkonsentrasi
Ketika hipoglikemia semakin memburuk, gejalanya mungkin akan termasuk:
- Kebingungan
- Penglihatan kabur
- Pingsan atau kehilangan kesadaran
- Kejang
Bagaimana Tubuh Memproses Gula Darah?
Untuk memahami bagaimana hipoglikemia bisa terjadi, sebaiknya mengetahui bagaimana tubuh dapat memproses gula darah.
Saat kita makan, tubuh memecah karbohidrat dari makanan, seperti roti, nasi, pasta, sayuran, buah dan produk susu menjadi berbagai molekul gula, termasuk glukosa.
Glukosa merupakan sumber energi utama bagi tubuh, tetapi glukosa tidak bisa mencapai sel-sel bila tidak dibantu oleh insulin, hormon yang dikeluarkan oleh pankreas.
Bila kadar glukosa meningkat, sel-sel tertentu (sel beta) di pankreas melepaskan insulin.
Proses inilah yang memungkinkan glukosa untuk menyediakan bahan bakar bagi sel di seluruh tubuh.
Sedangkan, bila tidak mengonsumsi apa pun selama beberapa jam, dan kadar glukosa turun, hormon lain dari pankreas yang disebut glukagon memberi sinyal hati Anda untuk memecah glikogen yang disimpan, agar dapar melepaskan glukosa kembali ke aliran darah.
Hal ini dapat menjaga kadar gula darah dalam kisaran normal sampai Anda makan lagi.
Apa Penyebab Hipoglikemia pada Penderita Diabetes?

Orang dengan diabetes tipe 1 mungkin tidak cukup banyak menghasilkan insulin atau pada diabetes tipe 2, tubuh kurang responsif terhadap hormon insulin.
Akibatnya, glukosa cenderung menumpuk di aliran darah dan mungkin mencapai tingkat yang sangat membahayakan.
Di sisi lain, terlalu banyak mengonsumsi obat diabetes juga bisa menyebabkan kadar gula darah turun terlalu rendah dan menyebabkan hipoglikemia.
Hipoglikemia juga dapat terjadi jika Anda tidak makan makanan sebanyak biasanya setelah minum obat diabetes, atau bila berolahraga lebih sering dari biasanya.
Apa Penyebab Hipoglikemia pada Non-Diabetes?

Ada beberapa penyebab gula darah rendah bisa dialami oleh seseorang yang tidak menderita diabetes, yaitu:
1. Konsumsi alkohol berlebihan
Minum alkoohol terlalu banyak tanpa makan bisa menghalangi hati untuk melepaskan glukosa yang tersimpan ke dalam aliran darah, sehingga menyebabkan hipoglikemia.
2. Kondisi medis
Penyakit hati yang parah, seperti hepatitis berat, dapat menyebabkan hipoglikemia.
Gangguan pada ginjal, yang menyulitkan tubuh untuk mengeluarkan obat-obatan dengan benar, dapat memengaruhi kadar glukosa karena penumpukan obat-obatan tersebut.
3. Kelaparan jangka panjang
Kondisi ini mungkin terjadi pada gangguan makan anorexia nervosa, dapat menyebabkan penipisan zat yang dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan glukosa (glukoneogenesis).
4. Produksi insulin berlebihan
Tumor pankreas (insulinoma) dapat menyebabkan produksi insulin yang berlebihan, sehingga terjadi hipoglikemia.
Tumor lain juga dapat menyebabkan produksi insulin berlebihan.
Pembesaran sel beta pankreas yang menghasilkan insulin (nesidioblastosis) dapat menyebabkan pelepasan insulin yang berlebihan dan menyebabkan hipoglikemia.
5. Gangguan hormon
Gangguan kelenjar adrenal dan kelenjar hipofisis tertentu dapat menyebabkan defisiensi hormon inti yang mengatur produksi glukosa.
Anak-anak bisa mengalami hipoglikemia jika mereka memiliki kekurangan hormon pertumbuhan.
6. Makan makanan manis berlebihan
Mengonsumsi makanan manis atau terlalu banyak mengandung karbohidrat, kadar gula darah akan meningkat terlalu tinggi sehingga hormon insulin lebih banyak dikeluarkan.
Karena itu, penurunan gula darah bisa terjadi dalam waktu cepat.
Apa Risiko atau Efek Bila Gula Darah Rendah Tidak Terdeteksi dengan Cepat?
Gejala hipoglikemia yang terabaikan dan tidak diobati bisa memicu risiko yang lebih berbahaya, sebab otak selalu membutuhkan glukosa untuk bisa berfungsi dengan baik. Hipoglikemia yang tidak diobati dapat menyebabkan:
- Kejang
- Hilang kesadaran
- Kematian
Hipoglikemia juga bisa membuat seseorang:
- Terjatuh
- Cedera
- Risiko alami kecelakaan saat berkendara
Karena itu, bila mencurigai mengelami beberapa gejala hipoglikemia atau gula darah rendah seperti penjelasan di atas, sebaiknya segera mencari pertolongan medis.
Semoga bermanfaat!
***
Baca Juga:
Hipoglikemia pada Bayi Baru Lahir: Gejala, Penyebab, Diagnosis
Makanan yang Bisa Bantu Atasi Gula Darah, Cek 5 Daftar Ini!
7 Makanan Penurun Gula Darah Alami, Penderita Diabetes Wajib Tahu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.