Ada begitu banyak manfaat vitamin D untuk tumbuh kembang anak. Namun sayangnya, masih banyak yang menyepelekan kebutuhan vitamin D untuk anak karena kurangnya wawasan mengenai manfaatnya tersebut.
Banyak juga yang menganggap pemenuhan nutrisi ini cukup hanya dari sinar matahari. Padahal, masih ada beberapa sumber asupan vitamin D lainnya yang perlu sekali diberikan pada si kecil, lho.
Untuk tahu lebih lengkapnya, simak penjelasannya di bawah ini, ya!
Mengapa Anak Butuh Vitamin D?

Anak membutuhkan vitamin D untuk menunjang tumbuh kembangnya agar optimal, Parents. Vitamin D berperan dalam kesehatan jantung dan melawan infeksi. Terutama pada bayi dan anak-anak, vitamin D sangat dibutuhkan untuk membangun tulang yang kuat, juga membantu penyembuhan tulang setelah cedera atau operasi.
Vitamin D adalah nutrisi yang membantu tubuh menyerap kalsium dari makanan yang dikonsumsi. Bersama-sama, kalsium dan vitamin D, bertugas membangun tulang dan membuatnya semakin kuat.
Itulah mengapa American Academy of Family Physicians (AAFP) mengatakan, kekurangan vitamin D pada anak dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan seperti kegagalan pertumbuhan dan rakitis.
Rakitis adalah suatu kondisi pelunakan tulang yang dapat terjadi pada anak-anak yang sedang tumbuh.
Apa Manfaat Vitamin D untuk Anak?

Manfaat vitamin D untuk anak di antaranya adalah membantu menyerap kalsium dan mineral dalam tubuh, mengurangi risiko autoimun, meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak, hingga membantu perkembangan fungsi otak anak.
Tingkat vitamin D yang cukup dalam tubuh juga dapat membantu mengurangi risiko kondisi autoimun, infeksi, dan diabetes tipe 2.
Saat ini, sudah ada banyak studi observasional yang mendukung peran suplementasi vitamin D dalam mengurangi risiko diabetes tipe 1 pada bayi dan anak-anak.
Selain itu, beberapa manfaat lain dari vitamin D untuk anak adalah:
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak
- Membantu perkembangan fungsi otak
- Memperbaiki suasana hati anak dan mencegah anak stres maupun depresi
- Menjaga kesehatan gigi dan mulut
- Memperkuat tulang
- Meningkatkan fokus anak
- Membantu menjaga kenaikan berat badan ideal untuk anak.
Sejak Kapan Anak Butuh Vitamin D?
Kebutuhan akan vitamin D pada anak ini sudah harus diberikan segera setelah ia lahir. Selanjutnya, si kecil butuh vitamin D di sepanjang hidupnya hingga ia dewasa.
Pada bayi dan anak-anak, vitamin D diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan sistem kerangka.
Selanjutnya, kebutuhan akan vitamin D ini berguna untuk mempertahankan kadar kalsium dan fosfor yang optimal dalam tubuh, serta untuk pengembangan sel kekebalan, mineralisasi tulang, pengaturan produksi protein inflamasi, dan masih banyak lagi.
Fakta menarik: dibandingkan anak-anak dan orang dewasa, bayi memiliki kebutuhan vitamin D yang relatif lebih rendah.
Dosis yang direkomendasikan menggunakan istilah “asupan yang memadai” (adequate intake/AI) karena memang belum ada recommended dietary allowance (RDA) atau diet yang direkomendasikan untuk bayi terkait kebutuhan vitamin D ini.
RDA adalah asupan harian rata-rata yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi orang sehat.
Berapa Kebutuhan Vitamin D Anak Sesuai Usia?
Melansir situs Healthline, kebutuhan vitamin D pada bayi 0-12 bulan adalah 400 IU per hari, sementara anak 1-12 tahun membutuhkan 600 IU per harinya. Dengan catatan, beberapa anak mungkin butuh lebih banyak vitamin D (600–1.000 IU per hari), terutama kalau:
-
Anak punya masalah kesehatan seperti obesitas, gangguan pencernaan (misalnya celiac), atau pernah patah tulang.
-
Anak sedang dalam masa pemulihan operasi tulang.
-
Anak minum obat tertentu, seperti obat kejang.
Apa Ciri-ciri Anak Kurang Vitamin D?
Ciri-ciri kekurangan vitamin D pada anak lebih mudah dilihat pada si Kecil yang masih bayi. Namun pada umumnya, ciri-ciri anak kurang vitamin D adalah anak sering rewel, terlihat lemas, hingga tumbuh kembangnya terhambat. Berikut ini penjelasan lebih rincinya:
Gejala dan Ciri-ciri Bayi Kekurangan Vitamin D
Berikut ini beberapa gejala dan ciri-ciri bayi kekurangan vitamin D:
- Kejang karena kadar kalsium yang rendah
- Kegagalan pertumbuhan
- Mudah rewel
- Lesu
- Kelemahan otot
- Infeksi saluran pernapasan
- Rakitis. Kekurangan vitamin D yang ekstrim juga dapat menyebabkan rakitis, suatu kondisi tulang yang dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan dan kelainan bentuk sendi.
Gejala dan Ciri-ciri Kekurangan Vitamin D pada Anak dan Remaja
Pada anak 1-12 tahun, kekurangan vitamin D dapat menyebabkan sejumlah gejala, termasuk:
- Sifat mudah marah
- Keterlambatan perkembangan
- Patah tulang
- Pertumbuhan lambat
- Nyeri otot
Kekurangan atau defisiensi vitamin D lebih mungkin terlihat pada anak yang lebih kecil daripada remaja. Ini karena usia remaja yang mengalami defisiensi memang kebanyakan atau sering kali tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala yang tidak jelas.
Makanya pada remaja, gejala defisiensi yang tak terdeteksi ini, baru terlihat setelah mereka mengalami demineralisasi dan patah tulang, kejang, dan kerusakan jantung.
Bagaimana Cara Memenuhi Kebutuhan Vitamin D untuk Anak?

Cara memenuhi kebutuhan vitamin D untuk anak adalah dengan mengonsumsi makanan sumber vitamin D, mendapat sinar matahari yang cukup, dan mengonsumsi suplemen sebagai tambahan. Berikut penjelasannya:
1. Sumber Makanan Vitamin D Terbaik
Dari sekian banyak jenis makanan alami, ternyata hanya beberapa makanan yang mengandung vitamin D tingkat tinggi, yaitu:
- Ikan berlemak seperti salmon, tuna, dan ikan trout
- Susu yang diperkaya seperti yogurt, susu formula
- Sereal
- Jus
- Hati ayam
- Beberapa jenis kuning telur
- Minyak ikan
- Tahu dan tempe
Ini juga yang menjadi alasan, mengapa beberapa orang tua kesulitan dalam mencukupi kebutuhan nutrisi vitamin D setiap hari kepada anaknya. Karena kadang, anak-anak tidak cocok dengan jenis makanan tersebut.
2. Sinar Matahari
Banyak sumber yang mengatakan bahwa sinar matahari merupakan salah satu sumber vitamin D yang baik.
Meski paparan sinar matahari memenuhi beberapa kebutuhan harian akan vitamin D, tetapi tidak jelas berapa banyak paparan sinar matahari yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat optimal pada anak-anak dan orang dewasa.
Sementara, paparan sinar matahari langsung bisa menyebabkan risiko radiasi ultraviolet dan pigmentasi kulit.
Maka itu, hindari berjemur di atas jam 10 pagi sampai jam 4 sore karena di jam tersebut matahari sedang terik-teriknya. Serta, saat berjemur jangan lupa menggunakan tabir surya juga, ya.
3. Suplemen
Bila buah hati Parents tidak mendapatkan asupan vitamin D yang cukup dari makanan, Anda bisa membantu melengkapinya dengan mengonsumsi multivitamin atau suplemen vitamin D. Terkadang, pada kemasannya dilabeli sebagai vitamin D3.
Saat ini sudah ada banyak produk suplemen vitamin D untuk bayi dan anak yang dijual dalam bentuk permen kenyal seperti gummies, chewable, cairan sirup, atau susu, dan bisa dibeli tanpa resep dokter.
Namun, bila Anda bingung, mintalah saran dari dokter anak mengenai produk suplemen yang tepat untuk si kecil.
Artikel terkait: 7 Makanan yang mengandung banyak kalsium yang penting untuk tubuh
Mudah-mudahan penjelasan di atas dapat membantu membuka mata Anda tentang betapa pentingnya vitamin D untuk anak ya, Parents!
***
Baca juga:
Anak Jarang Main di Luar? Waspadai Anak Kekurangan Vitamin D
Benarkah Waktu Terbaik Menjemur Bayi Jam 10 Pagi? Ini Jawaban Dokter Anak
Penelitian: Kekurangan Vitamin D berisiko tingkatkan kematian akibat COVID-19
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.