Ketika memasuki bulan puasa, sering kali muncul pertanyaan apakah ibu hamil boleh puasa? Sebenarnya, Islam telah memberi keringanan ibu hamil untuk tidak berpuasa, terlebih jika khawatir dengan kondisinya dan janin yang sedang dikandung.
Walau demikian, tetap masih ada ibu hamil yang ingin berpuasa, khususnya di bulan puasa, bahkan selama satu bulan penuh. Kalau begitu, apakah berpuasa akan berpengaruh kepada kesehatan ibu hamil dan apa pendapat medis terkait kondisi ini?
Apakah Ibu Hamil Boleh Puasa?

Puasa selama kehamilan adalah keseimbangan yang rumit. Tumbuh kembang bayi meningkatkan kebutuhan nutrisi Anda sekitar 300 hingga 450 kalori per hari. Bahkan, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa tidak makan untuk waktu yang lama ketika ibu hamil dapat menyebabkan produksi badan keton, molekul yang diproduksi oleh hati selama periode asupan makanan rendah yang mungkin berdampak negatif pada janin.
Mempertimbangkan risiko-risiko itu, taruhan terbaik adalah menghindari puasa saat Bunda hamil. Tidak perlu merasa bersalah, karena agama memberikan izin kepada calon ibu dan ibu menyusui.
Studi Soal Puasa saat Hamil
Penelitian terbaru tentang puasa selama kehamilan menunjukkan sedikit atau tidak ada efek pada bayi baru lahir yang ibunya berpuasa selama kehamilan. Namun, beberapa perempuan mungkin mengalami dehidrasi atau kekurangan energi, karena berpuasa.
Ada beberapa hal dari para peneliti yang harus digarisbawahi apakah ibu hamil boleh puasa, antara lain:
- Puasa tidak membuat bayi lebih mungkin lahir lebih awal (prematur).
- Puasa selama kehamilan tidak berarti bahwa bayi cenderung memiliki berat badan lahir yang lebih rendah.
- Bunda mungkin memiliki lebih sedikit energi jika berpuasa, karena tidak mengonsumsi makanan dan air sebanyak yang dibutuhkan.
- Puasa selama trimester kedua kehamilan dapat mengurangi risiko terkena diabetes gestasional dan mencegah menambah banyak berat badan.
Manfaat Puasa bagi Ibu Hamil
Selama ibu hamil berada dalam kondisi normal dan sehat, maka tidak apa-apa untuk berpuasa, justru bisa memberikan manfaat juga. Misalnya, dapat meningkatkan ketenangan batin, perasaan bahagia, dan bonding antara ibu dan anak karena bisa menjalani ibadah puasa bersama dengan janin yang dikandung.
Persiapan yang Harus Dilakukan sebelum Puasa saat Hamil

Ada beberapa persiapan untuk membuat puasa lebih mudah bagi ibu hamil, yaitu:
1. Bicaralah dengan Dokter atau Bidan
Pertanyaan tentang apakah ibu hamil boleh puasa ini dijawab oleh dr. Yassin Yanuar MIB, SpOG, Msc. Ia menegaskan kalau ibu hamil boleh saja berpuasa. Namun dengan catatan, sebaiknya berkonsultasi dahulu kepada dokter kandungan.
Tujuannya, untuk mengetahui apakah kondisi kehamilannya aman untuk menjalankan ibadah puasa atau tidak. Mengingat janin yang dikandung harus mendapat asupan cairan nutrisi selama 24 jam tanpa henti, yang disalurkan dari tubuh ibu melalui plasenta dan tali pusat.
2. Perhatikan Usia Kandungan
Menurut dr. Yassin, sebaiknya ibu hamil tidak berpuasa ketika usia kandungannya masih trimester pertama. Sebab, di waktu ini, ibu hamil akan melewati masa adaptasi yang terkadang bisa merepotkan.
“Keluhan yang sering muncul berupa mual, muntah, pusing, gangguan keluhan saluran cerna sangat lazim menyertai. Pada kondisi mual dan muntah hebat, berpuasa sudah pasti dilarang,” ujar spesialis obstetri dan ginekologi, RSPI Pondok Indah.
Artikel terkait : Perlu tahu! Ini hukum berpuasa Ramadan untuk ibu hamil
Dokter Yassin menambahkan, trimester pertama juga merupakan waktu bagi janin mengalami pertumbuhan berbagai organ. Seperti otak, saraf, jantung, ginjal, saluran cerna hingga siap memasuki tahap maturasi organ pada trimester kedua.
“Plasenta juga dalam masa perkembangan yang penting di trimester pertama. Ini merupakan fase krusial sebuah kehamilan. Sebaiknya ibu hamil tidak berpuasa pada trimester pertama, karena ibu perlu asupan nutrisi dan cairan yang cukup, selain harus menghadapi berbagai keluhan pada masa adaptasi ini,” sambungnya.
Memasuki trimester kedua dan ketiga, ibu hamil mulai bisa beradaptasi dengan kondisinya. Beragam keluhan yang muncul di trimester pertama juga perlahan hilang, serta pembentukan organ dan plasenta sudah lengkap, hingga siap mengalami maturasi.
Di tahap ini, ibu hamil juga relatif lebih tahan terhadap stres yang dialami, termasuk stres terhadap lapar dan haus. Maka dari itu, selama tidak ada masalah, keluhan dan kondisi yang memberatkan, ibu hamil diizinkan berpuasa, tapi ada baiknya jika selalu dalam pengawasan dokter.
3. Perhatikan Asupan Makanan saat Sahur dan Buka Puasa
Bicaralah dengan dokter atau bidan yang dapat memeriksa kesehatan. Kehamilan bisa menjadi waktu yang menuntut bagi tubuh. Bunda dan bayi membutuhkan banyak nutrisi dan cairan. Dokter atau bidan dapat membantu memenuhi kebutuhan diet. Anda mungkin juga perlu melakukan pemeriksaan lebih sering selama puasa.
Dalam hal ini, setidaknya ada dua hal yang harus ibu hamil perhatikan, yaitu jenis makanan atau minuman dan jumlahnya. Untuk jenis makanan atau minuman, ibu hamil disarankan menghindari makanan cepat saji atau junk food dan yang mengandung pengawet.
“Hindari juga makanan dengan gula atau pemanis berlebihan saat sahur dan berbuka. Hal ini akan menyebabkan kadar gula dalam darah naik secara mendadak, tapi selanjutnya juga turun secara cepat sehingga berpotensi menimbulkan hipoglikemia dengan keluhan pusing atau lemas,” jelas Yassin.
Lalu, hindari makanan bersantan dan mengandung minyak berlebih, karena akan menghambat pengosongan lambung. Sebaiknya Bunda menyiapkan makanan sahur dan berbuka yang seimbang antara karbohidrat, protein, dan lemak. Serta, perbanyak makan sayur dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral.
Artikel terkait : Berbedakah Kondisi Bayi Bila Ibu Puasa Saat Hamil?
Tak luput, karbohidrat kompleks seperti kentang, gandum, beras merah, sereal, roti gandum, bisa menjadi pilihan saat sahur karena tahan lebih lama untuk dicerna. Dengan demikian, ini dapat menunda timbulnya rasa lapar.
Ketika berbuka, makananan atau minuman dengan gula sederhana mampu memulihkan kadar gula yang rendah setelah seharian berpuasa.
Di samping itu, bagi ibu hamil yang memiliki penyakit maag, harus menghindari makanan yang terlalu pedas, mengandung asam, dan yang menghasilkan gas seperti sayur kol. Tidak lupa juga untuk mengonsumsi suplemen multivitamin dan kalsium sebagai pelengkap nutrisi kehamilan.
4. Pastikan Jumlah Kalori Tercukupi
Setelah mengetahui jenis makanan yang baik dan harus dihindari ibu hamil selama puasa, kini ibu hamil perlu mengetahui jumlah asupan kalori yang dibutuhkan.
Meski sedang berpuasa, asupan kalori ibu hamil tidak boleh kurang dari biasanya. Selama hamil, Bunda membutuhkan tambahan 300-500 kal dari kebutuhan kalori asal, atau total yang dibutuhkan ibu hamil sekitar 2100-2500 kal setiap hari.
Jika sebelum puasa Bunda bisa mencukupi kalori tersebut dalam tiga sesi makan, yaitu pagi, siang, dan malam, tapi berbeda dengan saat puasa. Sebab, saat puasa, porsi makan besar hanya terbagi dua, yaitu sahur dan berbuka. Atau Bunda juga bisa menambah porsi makan ketiga saat menjelang tidur.
“Perlu diingat, berat badan ibu hamil perlu tambahan sekitar 0,3 sampai 0,5 kilogram per minggu. Apabila berat badan tetap atau bahkan berkurang, sebaiknya puasa dihentikan saja,” kata Yassin.
5. Jumlah Cairan Harus Sesuai
Sama halnya dengan kalori, asupan cairan juga penting diperhatikan. Ibu hamil harus minum air sebanyak 2-2,5 liter per hari yang terbagi menjadi 8-10 gelas. Jangan sampai ibu hamil kekurangan cairan, karena ini berpengaruh pada kondisi kesehatan janin.
“Perlu trik agar jumlah tetap masuk dan tidak dehidrasi, yakni minum 2 gelas saat sahur, 2 gelas saat berbuka, 2 gelas setelah tarawih, dan 2 gelas menjelang tidur,” pungkas Yassin.
Selain itu, agar ibu hamil tidak dehidrasi selama puasa, maka harus mengurangi aktivitas yang menguras tenaga. Serta, hindari terpapar udara dan lingkungan yang panas.
6. Kelola Penyakit
Lebih lanjut dokter kandungan yang berpraktik di Klinik Bamed ini pun menegaskan hanya kehamilan sehat tanpa komplikasi atau keluhan yang dapat berpuasa. Sedangkan, jika ibu hamil mengalami beberapa faktor ‘penyulit’, maka ia tidak dianjurkan berpuasa, begitu juga dengan yang memerlukan pengobatan tertentu.
Selain itu, ibu hamil dengan kondisi berikut ini juga yang disarankan untuk tidak berpuasa :
- Hiperemesis gravidarum atau morning sickness yang ekstrem
- Perdarahan
- Kontraksi atau ancaman persalinan prematur
- Hamil kembar (risiko kehamilan meningkat)
- Berbagai penyakit penyerta, seperti hipertensi, preeklampsia, diabetes, asma, dan lainnya
- Kondisi lain atas penilaian dokter
Jika ibu hamil berpuasa, lalu mengalami keluhan ini, maka harus segera membatalkan puasanya dan periksa ke dokter. Adapun jenis keluhannya, yaitu:
- Lemas
- Pusing
- Sesak
- Keringat dingin
- Berdebar-debar
- Mual
- Muntah
- Nyeri perut
- Jumlah buang air kecil sedikit
- Diare.
Jika menderita diabetes dan ingin berpuasa, bicarakan dengan bidan atau dokter sebelumnya. Juga, rencanakan makanan dan minuman dengan cermat.
7. Bicarakan dengan Rekan Kerja
Bicaralah dengan atasan atau rekan kerja tentang mengelola pekerjaan selama berpuasa. Ada kemungkinan bagi Bunda untuk mengurangi jam kerja atau memiliki waktu istirahat tambahan.
8. Buat Buku Harian Makanan
Buat buku harian makanan, sehingga Bunda tahu apa yang dimakan dan diminum. Mulailah mempersiapkan diri sejak dini dengan berbelanja dan melakukan tugas sebelum berpuasa.
Cara Membuat Puasa saat Hamil jadi Menyenangkan

Tetap Terhidrasi
Dehidrasi sangat berisiko bagi calon ibu dan ibu menyusui. Minumlah cairan ekstra sebelum berpuasa dan pastikan Bunda terhidrasi sepanjang puasa.
Perbanyak Makan Makanan Berserat
Perubahan kebiasaan makan dan kekurangan cairan dapat membuat Bunda sembelit. Perbanyak makan makanan berserat tinggi saat berbuka puasa, seperti biji-bijian, buah, sayuran, dan kacang-kacangan.
Kurangi Minuman Berkafein
Melansir laman Baby Center, jika Bunda biasanya mengonsumsi minuman berkafein, seperti kopi, teh, dan cola, ada baiknya mengurangi sebelum berpuasa untuk mencegah sakit kepala akibat putus obat. Bunda tidak boleh mengonsumsi lebih dari 200 mg kafein sehari saat hamil, yaitu sekitar dua cangkir kopi instan.
Ingatlah bahwa cokelat dan teh hijau juga mengandung kafein. Jadi, Bunda juga harus membatasinya.
Kurangi Aktivitas Fisik
Cobalah untuk tidak berjalan jauh atau membawa sesuatu yang berat. Kurangi pekerjaan rumah dan apapun yang membuat Bunda lelah.
Hindari Puasa dalam Waktu Lama
Puasa untuk waktu yang lama dapat berdampak pada janin jika Anda sedang hamil. Periode perkembangan yang rumit ini bukanlah waktu untuk berpuasa lebih dari satu hari.
Santai Saja
Ada kemungkinan Bunda akan memiliki lebih sedikit energi saat berpuasa, jadi hindari aktivitas berat atau olahraga.
Dengarkan Tubuh
Beristirahatlah saat Bunda merasa lesu atau lelah. Dan jika suatu saat mulai merasa pusing atau lemah, Bunda harus makan.
Terlepas dari itu, jika Bunda masih ragu untuk puasa, coba mintalah tips dan saran kepada keluarga atau teman yang telah berpuasa saat hamil.
Asupan Buka Puasa Terbaik untuk Ibu Hamil

Cobalah untuk makan perlahan saat berbuka puasa. Mulailah dengan makanan ringan seperti sup. Makanan yang mengandung gula alami seperti buah dan minuman susu juga merupakan pilihan yang baik, karena akan memberi Bunda energi yang sangat dibutuhkan.
Setelah Bunda berbuka puasa, pilihlah makanan yang memberi keseimbangan yang sehat, seperti:
- makanan bertepung
- buah dan sayuran
- buah-buahan kering (kurma)
- susu
- daging
- ikan
- telur
- kacang-kacangan
- biji-bijian.
Makanan tersebut akan membantu bayi tumbuh dengan baik.
Makan sedikit dan sering jika Bunda bisa dan pastikan minum banyak cairan seperti air, minuman rendah gula, dan minuman bebas kafein untuk membantu tetap terhidrasi dengan baik. Cobalah untuk tidak memiliki banyak makanan manis yang akan meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. Gula darah kemudian bisa turun dengan cepat, yang mungkin membuat merasa pingsan dan pusing.
Asupan Sahur Terbaik untuk Ibu Hamil

Sahur sangat penting untuk memulai hari. Untuk itu, makanan saat sahur harus cukup lengkap untuk memberi makan anak sepanjang hari. Yang penting untuk memastikan untuk bangun cukup pagi (sebelum matahari terbit) agar tidak melewatkan makanan ini.
Makanan berenergi tinggi, terutama karbohidrat, serat dan makanan yang mengandung protein penting untuk sahur. Kombinasi nutrisi makanan tersebut akan memungkinkan tubuh menggunakan energi yang diberikan sepanjang hari. Contoh makanan yang dianjurkan saat sahur untuk ibu hamil, yaitu:
- Energi: produk biji-bijian yang terbuat dari tepung gandum utuh, oat, barley, atau beras merah
- Protein: susu, telur, kacang polong, dan kacang-kacangan
- Serat: buah-buahan dan buah-buahan kering.
Jadi, sudah terjawab, ya, pertanyaan terkait apakah ibu hamil boleh puasa? Semoga informasi ini bermanfaat dan selamat menjalankan ibadah puasa, Bun.
***
Artikel telah diupdate oleh: Nikita Ferdiaz
Baca juga :
Puasa saat pandemi COVID-19, ini anjuran WHO yang harus umat Islam ketahui!
Tata Cara dan Niat Ganti Puasa Ramadhan yang Ditinggalkan
Berbedakah Kondisi Bayi Bila Ibu Puasa Saat Hamil?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.