Apa itu trimester kehamilan?
Pada dasarnya, kehamilan memiliki jumlah tiga trimester yang pada masing-masingnya ditandai dengan perkembangan janin.
Nah, supaya lebih paham dan tidak keliru antara trimester dan semester, yuk baca penjelasannya di bawah ini.
Artikel Terkait: Kehamilan Trimester Ketiga, Apa Saja Yang Harus Diperhatikan Bumil?
Apa Itu Trimester Kehamilan?
Trimester adalah sebuah istilah yang digunakan sebagai pembeda masa kehamilan yang dibagi menjadi 3 fase atau periode. Yaitu trimester satu, trimester dua, dan trimester tiga.
Tentunnya istilah trimester ini berbeda dengan semester ya, Bunda. Buat membedakan, semester ada perhitungan periode selama enam bulan.
Sementara trimester adalah perhitungan periode selama tiga bulan dan istilah inilah yang dipakai untuk menghitung usia kehamilan.
Nah, kehamilan dianggap cukup bulan bila kandungan ibu berada di usia 40 minggu. Dari 40 minggu kehamilan tersebut, berikut ini pembagian periode pada trimester:
- Trimester pertama berada di kehamilan minggu 0-13: waktu pembentukan organ dan sel dasar.
- Trimester kedua berada di kehamilan minggu 14-26: masa pertumbuhan dan pematangan sistem tubuh yang cepat.
- Trimester ketiga berada di kehamilan minggu 27-40: menandai tahap akhir pertumbuhan janin dan janin akhirnya bergerak ke posisi lahir. Trimester ini berakhir dengan adanya kelahiran bayi.
Akan tetapi, ada beberapa bayi yang dilahirkan lebih cepat dari seharusnya (prematur), entah itu saat masih berada di trimester kedua atau ketiga (kurang dari 37 minggu).
Janin yang lahir prematur mungkin dapat hidup dengan perawatan rumah sakit yang optimal.
Namun, ada kemungkinan juga mereka memiliki masalah dengan pertumbuhan dan perkembangan fisiknya, seperti masalah pernapasan dan pencernaan.
Artikel terkait: Bumil, Ketahui 10 Ciri-Ciri Janin Sehat pada Trimester Pertama Berikut Ini!
Trimester Pertama (0-13 Minggu)
Apa itu trimester pertama? Trimester pertama merupakan fase kehamilan yang paling penting untuk perkembangan janin.
Selama periode ini, struktur tubuh dan sistem organ bayi berkembang. Apabila gagal, umumnya ibu akan mengalami keguguran dan cacat lahir di mana penyebabnya terjadi di periode ini.
Artikel Terkait: Pilihan Hadiah untuk Ibu Hamil dan Bayi, Harga Terjangkau dan Bermanfaat
Gejala-Gejala Kehamilan Trimester Pertama
Tubuh ibu juga mengalami perubahan besar selama trimester pertama di mana perubahan ini kerap menyebabkan berbagai gejala, seperti:
- Periode menstruasi yang terlewat.
- Perdarahan atau bercak.
- Keputihan.
- Mual muntah.
- Kelelahan.
- Payudara bengkak.
- Ngidam atau tidak nafsu makan.
- Perut kembung dan bergas.
- Sering buang air kecil.
- Suhu tubuh basal naik sekitar ovulasi dan berlangsung sampai periode menstruasi berikutnya.
- Melasma (chloasma) di mana kulit menggelap di sekitar di dahi, pangkal hidung, bibir atas, atau tulang pipi.
- Sakit kepala.
- Sembelit.
Artikel Terkait: 12 Hal Menyebalkan yang Terjadi pada Trimester Pertama Kehamilan
Keluhan Ibu Hamil Trimester Pertama
Meskipun ini adalah gejala kehamilan yang umum, setiap ibu hamil memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Yang paling sering adalah mood swing atau perubahan suasana hati yang cepat.
Penyebabnya adalah perubahan kadar hormon yang cepat selama kehamilan yang menyebabkan lebih mudah merasa emosional, cemas, atau tertekan, dan sering menangis. Atau ada yang mengalami peningkatan tingkat energi selama periode ini.
Pemeriksaan Ibu Hamil di Trimester Pertama
Tes rutin akan membantu mengawasi Anda dan bayi di trimester awal ini. Pemeriksaan yang bisa Anda lakukan meliputi:
- Anamnesis dan pemeriksaan fisik pada kunjungan pranatal pertama atau kedua. Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan keluarga untuk mencari tahu risiko khusus yang perlu ditangani seperti kelainan genetik bawaan. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menghitung tanggal persalinan (perkiraan) berdasarkan tanggal periode menstruasi terakhir Anda.
- Pemeriksaan panggul dan Pap smear untuk memeriksa kesehatan sel serviks Anda. Pemerikaan ini menyaring kanker serviks dan penyakit menular seksual (PMS) tertentu.
- Tes darah untuk mengidentifikasi golongan darah dan faktor Rh (rhesus), skrining untuk anemia, memeriksa kekebalan terhadap rubella (campak Jerman), dan tes untuk hepatitis B, sifilis, dan HIV dan PMS lainnya.
- Pemeriksaan urine untuk mencari tanda-tanda infeksi ginjal dan, jika perlu, dapat memastikan kehamilan Anda dengan mengukur kadar hCG.
- Tes genetik. Biasanya ditawarkan di akhir trimester pertama. Tujuannya untuk memastikan bayi secara genetik normal setelah melahirkan.
Diskusikan semua opsi dengan dokter kandungan agar Anda dapat memutuskan mana yang terbaik untuk Bunda dan janin.
Trimester Kedua (14 hingga 26 Minggu)
Trimester kedua kehamilan sering disebut “masa emas” karena banyak gejala di trimester pertama yang tak menyenangkan, menghilang di periode ini!
Misalnya, tidak ada mual lagi, tidur lebih nyaman, nafsu makan meningkat, dan lebih berenergi.
Di fase ini Anda membutuhkan sekitar 300-500 kalori ekstra sehari dan kenaikan berat badan sekitar 200-450 gram seminggu.
Gejala-Gejala Kehamilan Trimester Kedua
Gejala-gejala kehamilan yang masih dialami ibu hamil di kehamilan trimester kedua biasanya keputihan, sakit kepala, sembelit, dan sering buang air kecil. Selain itu, ada juga:
- Kram perut ringan.
- Kram kaki.
- Gusi berdarah.
- Kontraksi Braxton-Hicks.
- Hidung tersumbat atau mimisan.
- Wasir atau varises (vena biru atau ungu bengkak) yang terbentuk di sekitar anus.
Gangguan Kehamilan Trimester Kedua
Selain gejala-gejala di atas, ada juga beberapa gangguan kehamilan yang diakibatkan perubahan bentuk tubuh.
- Sakit di perut bagian bawah
Bunda mungkin akan merasakan kram atau nyeri di perut bagian bawah dikarenakan rahim mengembang selama kehamilan dan adanya tekanan pada otot dan ligamen di dekatnya.
Ini menyebabkan rasa sakit tumpul atau tusukan yang tajam di perut bagian bawah, dan kadang membuat tidak nyaman.
Kenaikan berat badan memberi tekanan pada punggung, membuat pegal dan nyeri. Untuk mengurangi tekanan, duduk tegak dan gunakan kursi yang memberikan penyangga punggung yang baik.
Tidur miring dengan bantal terselip di antara kaki. Hindari mengambil atau membawa sesuatu yang berat. K
enakan sepatu hak rendah yang nyaman dengan penyangga lengkung yang baik. Atau, minta pasangan menggosok bagian yang sakit, atau manjakan diri Anda dengan pijat kehamilan.
Wajah Anda terlihat seperti “bercahaya” karena perubahan kadar hormon.
Melasma di wajah kemungkinan masih ada dan akan memudar setelah bayi lahir. Jika itu menganggu, tutupi saja dengan riasan.
Bayi membuat gerakan halus di dalam perut Anda. Dan ini kerap membuat perut Anda terasa geli atau tidak nyaman.
Pemeriksaan Ibu Hamil di Trimester Kedua
Tujuan perawatan prenatal di trimester ini adalah untuk memastikan kesehatan Anda dan bayi. Di antaranya:
- Melacak pertumbuhan bayi di rahim. Yakni dengan mengukur jarak dari tulang kemaluan ke bagian atas rahim Anda (tinggi fundus).
- Mendengarkan (dengan instrumen Doppler) detak jantung janin.
- mengkaji gerakan janin.
Dalam kesempatan pemeriksaan ini, tanyakan kepada dokter tentang vaksinasi apa yang mungkin diperlukan.
Pertimbangkan juga untuk melakukan tes prenatal. Seperti:
- USG janin untuk menghasilkan gambar bayi di dalam rahim sehingga dokter dapat mengevaluasi anatomi janin dan untuk mengetahui jenis kelamin bayi.
- Tes genetik untuk menyaring kondisi genetik atau kromosom, seperti spina bifida atau down syndrome.
- Tes darah. Bisa dilakukan antara minggu 24-28 kehamilan untuk memeriksa jumlah darah dan kadar zat besi serta menyaring diabetes yang dapat berkembang selama kehamilan (diabetes gestasional).
Artikel Terkait: 6 Kebutuhan Ibu Hamil Trimester 2 Rekomendasi di 2024, Cek!
Trimester Ketiga (27 hingga 40 Minggu)
Trimester ketiga dimulai dari bulan ke-7 hingga ke-9 atau minggu ke-28 hingga ke-40 kehamilan.
Total, trimester ketiga ini ada sekitar 13 minggu.
Secara teori, persalinan terjadi di minggu ke-40 kehamilan, tapi kenyataannya sekitar 30% bayi lahir melewati itu (minggu ke-41 atau ke-42).
Di usia kehamilan ini berat badan Anda dan bayi akan terus bertambah. Namun, untuk Bunda sendiri, kenaikan berat badan mungkin akan melambat mendekati hari melahirkan.
Jadi tak heran bila di trimester ketiga Bunda hanya akan mendapatkan kenaikan berat badan maksimal 3,6-4,5 kg saja.
Artikel terkait: Perkembangan Janin Trimester Tiga dari 7 hingga 9 Bulan, Bumil Perlu Tahu!
Gejala-Gejala Kehamilan Trimester Ketiga
Anda hampir mencapai garis finish, dan masih ada beberapa gejala fisik yang dirasakan. Di antaranya sakit kepala, wasir, inkontinensia urine, kontraksi Braxton Hicks, varises, kelelahan, dan masalah tidur.
Gejala lain yang mungkin akan mengikuti Anda di trimester ini adalah:
- Mual. Beberapa ibu hamil mengalami mual berkelanjutan di trimester ini.
- Saat tubuh bersiap untuk melahirkan, beberapa otot termasuk rektum mengendur dan menyebabkan apa yang dikenal sebagai diare sebelum persalinan. Ini mungkin akibat dari semua serat ekstra dalam makanan, atau penyakit perut yang Anda alami.
- Mulas (refluks asam).
- Sakit pada selangkangan (lightning crotch).
- Tidak dapat mengontrol kandung kemih. Saat Bunda bersin, batuk, atau tertawa, Anda kencing. Beban ekstra di dasar panggul membuat Anda lebih sulit mengontrol kandung kemih. Latihan kegel bisa membantu mengatasi ini.
Gangguan Kehamilan Trimester Ketiga
Adapun gangguan kehamilan yang mungkin akan Bunda alami di trimester ketiga ini adalah:
- Beberapa gejala di atas bisa membuat Anda insomnia. Faktanya, insomnia memengaruhi lebih dari 75% persen kehamilan.
- Stretch mark. Guratan-guratan mulai muncul di kulit mengikuti perubahan bentuk tubuh Anda (yang membesar).
- Sakit punggung. Oleh karena hormon kehamilan relaxin mengendurkan persendian dan perut yang membesar sehingga menarik pusat gravitasi Anda ke depan dan memungkinkan Anda mulai mengalami sakit punggung.
- Mimpi buruk mendekati waktu persalinan. Salah satunya mimpi melahirkan tapi bayi Anda masuk kembali ke dalam rahim. Mimpi ini biasanya dipengaruhi oleh hormon, atau secara psikologis Anda merasa khawatir menghadapi persalinan.
- Hormon Anda sedang overdrive dan mengakibatkan kehilangan keseimbangan dan lebih pelupa dari sebelumnya.
- Payudara bocor sebagai reaksi dari ‘pemanasan’ sebelum Anda memberi makan si kecil nanti.
Pemeriksaan Ibu Hamil di Trimester Ketiga
Persalinan sudah semakin dekat. Jadwal Anda untuk konsultasi kehamilan pun menjadi lebih sering, dari yang awalnya 1 bulan sekali menjadi 2 minggu dan 1 minggu sekali (dimulai sejak minggu ke-36).
- Pemeriksaan kesehatan rutin
Untuk mengecek tanda atau gejala, termasuk kontraksi dan kebocoran cairan atau perdarahan, tekanan darah, berat badan ibu dan bayi, serta detak jantung dan gerakan bayi.
Mayo Clinic juga menyarankan agar Bunda jangan lupa menanyakan kembali vaksinasi apa yang mungkin Anda perlukan, termasuk suntikan flu dan toksoid tetanus, pengurangan toksoid difteri, dan vaksin pertusis aselular (Tdap yang idealnya diberikan antara minggu 27-36 kehamilan).
- Skrining streptokokus grup B (GBS)
GBS adalah bakteri umum yang sering dibawa dalam usus atau saluran genital bagian bawah yang biasanya tidak berbahaya pada orang dewasa, tetapi bisa menginfeksi bayi saat persalinan dan menyebabkan sakit parah.
Apakah posisi bayi sungsang atau tidak. Jika posisi bayi sungsang (pantat/kaki di bawah) setelah minggu ke-36 kehamilan, kecil kemungkinan bayi akan pindah posisi.
Dokter mungkin akan mendiskusikan perencanaan persalinan Caesar.
Artikel Terkait: Penting! Ini Panduan Nutrisi Ibu Hamil Trimester 3 yang Perlu Diketahui
Parents, itulah penjelasan soal apa itu trimester kehamilan dan hal-hal yang perlu diketahui seputar kehamilan di ketiga trimester tersebut.
Semoga bermanfaat!
Baca juga:
50 Tanda-Tanda Hamil Muda Selain Mual yang Perlu Bunda Ketahui
Tanda Hamil 1 Minggu yang Mungkin Bunda Tidak Sadari, Apa Saja?
Ketahui Ini 7 Ciri-Ciri Ada Janin dalam Perut
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.