Melakukan pap smear secara rutin memang memberi banyak manfaat bagi kesehatan tubuh perempuan. Namun, kendati demikian, masih banyak yang bertanya-tanya apakah mereka bisa melakukan pap smear saat hamil? Dan apakah manfaatnya lebih besar daripada risikonya?
Melansir dari berbagai sumber, berikut penjelasan selengkapnya mengenai pap smear saat hamil. Yuk, disimak Bun!
Pengertian Pap Smear
Pap smear atau juga disebut tes pap merupakan sebuah prosedur untuk menguji kanker serviks pada perempuan. Prosedur tersebut melibatkan pengumpulan sel-sel dari leher rahim Bunda – bagian bawah rahim yang sempit dan berada di bagian atas vagina Anda.
Mendeteksi kanker serviks sejak dini dengan pap smear memberi peluang lebih besar bagi perempuan untuk sembuh. Selain itu, ia juga dapat mendeteksi perubahan pada sel serviks Bunda yang menunjukkan kemungkinan kanker berkembang di masa mendatang.
Dokter umumnya merekomendasikan tes pap berulang setiap tiga tahun untuk perempuan usia 21 hingga 65 tahun. Sementara, perempuan berusia 30 tahun ke atas dapat mempertimbangkan prosedur ini setiap lima tahun.
Apabila Bunda memiliki faktor risiko tertentu, dokter mungkin merekomendasikan pap smear lebih sering, tanpa memandang usia Anda. Faktor risiko tersebut di antaranya:
- Diagnosis kanker serviks atau pap smear yang menunjukkan sel prakanker
- Paparan dietilstilbestrol (DES) sebelum lahir
- Infeksi HIV
- Sistem kekebalan yang melemah karena transplantasi organ, kemoterapi, atau penggunaan kortikosteroid kronis
- Riwayat merokok
Artikel Terkait: 9 Jenis Keputihan Normal dan Tidak Normal, Ini Artinya bagi Kesehatan
Tujuan Pap Smear Saat Hamil
Sebagian besar dokter merekomendasikan untuk melakukan pap smear pada awal kehamilan sebagai bagian dari perawatan prenatal rutin. Tujuannya untuk mencari perubahan pada sel serviks yang mengindikasikan kanker serviks atau kondisi yang dapat berkembang menjadi kanker.
Meskipun pap smear tidak secara khusus menguji masalah ginekologi atau penyakit menular seksual lainnya, prosedur ini akan menunjukkan adanya sel abnormal yang memerlukan pengujian atau pemeriksaan lebih lanjut.
Jika Bunda memiliki hasil tes pap yang tidak normal selama kehamilan, maka dokter akan mendiskusikan perawatan yang dapat dilakukan dengan aman, atau tergantung diagnosisnya, bahkan tunda perawatan sampai bayi Anda lahir.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Pap Smear Saat Hamil?
Jika Bunda sedang hamil dan belum melakukan pap smear dalam beberapa tahun terakhir, dokter mungkin akan meminta Bunda untuk melakukan pap smear selama kunjungan prenatal pertama Anda. Mereka mungkin memerlukannya sebagai bagian dari tes dan skrining prenatal rutin Parents terlepas dari kapan terakhir kali Bunda melakukannya.
Apabila Anda hamil 24 minggu atau kurang, tidak apa-apa untuk menerima pap smear secara teratur. Tetapi, setelah tanda bulan keenam, tes bisa menjadi sangat tidak nyaman atau bahkan menyakitkan. Oleh karena itu, dokter biasanya tidak merekomendasikan pemeriksaan tersebut. Parents harus menunggu 12 minggu sebelum menerima tes pap usai melahirkan.
Hal ini dikarenakan tingkat dan kualitas hormon di sekitar serviks sebelum 12 minggu dapat menyebabkan tes tidak dapat diandalkan dan bahkan negatif palsu.
Artikel Terkait: Jaga Kestabilan Psikologis, Ini Tontonan yang Dilarang Saat Hamil
Bagaimana Prosedur Pap Smear Saat Hamil?
Parents, mungkin sudah mengetahui bagaimana prosedur pap smear berjalan. Tes pap selama kehamilan pun hampir sama. Bunda akan berbaring telentang dengan kaki di sanggurdi. Kemudian, dokter akan menggunakan alat medis yang disebut spekulum, bersama dengan lubrikasi, untuk memeriksa serviks.
Mereka juga menggunakan sikat kecil atau spatula untuk mengambil sampel sel dari serviks guna pengujian. Beberapa orang tidak merasakan apa-apa saat melakukan pap smear, sementara yang lain merasa sedikit tidak nyaman. Semakin Bunda mampu merilekskan otot tubuh dan vagina, semakin nyaman tes biasanya.
Pertanyaan Populer Terkait Pap Smear Saat Hamil
Pap smear saat hamil bolehkah?
Jawabannya, iya. Faktanya, sebagian besar dokter merekomendasikan untuk melakukan pap smear pada awal kehamilan. Hal ini dikarenakan tes ini dapat memeriksa sel-sel serviks abnormal yang bisa berarti kanker serviks.
Oleh karenanya, itu merupakan ide bagus untuk melakukan tes tersebut secara teratur bahkan saat Parents tidak hamil.
Tujuan dari pap smear saat hamil?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tujuan melakukan pap smear saat hamil adalah untuk mendeteksi sejak dini jika ada perubahan serviks yang tidak normal. Selain itu, tes ini juga dapat mencari beberapa penyakit menular seksual dan infeksi lainnya.
Artikel Terkait:Bolehkah Ibu Hamil Makan Ketoprak? Perhatikan Hal Ini Bun!
Apa yang terjadi jika hasil pap smear tidak normal?
Apabila hasil pap smear menunjukkan kelainan, maka dokter mungkin melakukan tes kedua yang disebut kolposkopi, yang memungkinkan mereka untuk melihat serviks Parents lebih dekat. Tes ini masih aman selama kehamilan, karena hanya melihat bagian luar serviks.
Bergantung pada hasil kolposkopi, dokter mungkin akan merekomendasikan pap smear lanjutan dalam setahun. Bila mereka khawatir bahwa sel-sel abnormal tersebut dapat menjadi kanker, mereka akan mengangkatnya melalui pembedahan.
Bunda, itulah penjelasan mengenai pap smear saat hamil. Ternyata, pap smear selama kehamilan sangat aman dan tidak meningkatkan risiko keguguran. Jadi, jangan khawatir lagi ya, Bun!
***
Baca Juga:
10 Obat Cacingan Anak Rekomendasi di 2023 yang Aman, Cek!
Arti Nama Reynand yang Gagah untuk Anak Laki-Laki beserta Ide Rangkaian Namanya
5 Doa Sebelum Misa, Wujud Mendekatkan Diri pada Tuhan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.