Memiliki anak kembar mungkin terlihat lucu dan menggemaskan, tetapi sebenarnya ada banyak hal yang menjadikannya sangat berbeda dengan kehamilan tunggal.
Contohnya saja, hamil anak kembar cenderung memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi dan tentunya memerlukan perawatan dan pengawasan yang lebih ketat. Yuk, simak beberapa hal menarik yang perlu diketahui seputar hamil anak kembar berikut ini!
Artikel Terkait: Apa Perbedaan Kembar Fraternal dan Kembar Identik? Ini Penjelasannya!
Definisi Anak Kembar
Sumber: Freepik
Memiliki anak kembar atau hamil kembar adalah kehamilan di mana terdapat lebih dari satu janin yang tumbuh dan berkembang di dalam rahim. Menurut sebuah survei yang dilakukan pada tahun 2007, angka kelahiran kembar di Indonesia sebesar 14 per 1.000 kelahiran.
Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan kehamilan kembar.
Pertama, kembar identik (monozigot) yang terjadi ketika satu sel telur (zigot) dibuahi. Telur tersebut kemudian membelah menjadi 2, menciptakan kembar identik yang memiliki gen yang sama. Kembar identik selalu berjenis kelamin sama.
Kemudian ada kembar nonidentik (dizigotik) terjadi ketika 2 sel telur terpisah dibuahi dan kemudian ditanamkan ke dalam rahim (uterus). Kembar nonidentik ini lebih sering terjadi. Bayi-bayi kembar nonidentik mungkin berjenis kelamin sama atau juga bisa berbeda jenis kelamin.
Sepertiga dari semua kembar akan identik dan dua pertiganya tidak identik.
Selain itu, ada juga kembar dichorionic dan monochorionic. Beberapa anak kembar ada yang berbagi plasenta, sementara yang lainnya tidak. Kembar yang berbagi satu plasenta adalah monochorionic, sedangkan yang memiliki plasenta terpisah adalah dichorionic.
Terakhir, ada istilah kembar monoamniotik dan diamniotik. Kembar monoamniotik adalah istilah untuk anak kembar yang berbagi kantung ketuban, sedangkan kembar diamniotik adalah anak kembar yang memiliki kantung ketuban sendiri-sendiri.
Bagaimana Seorang Ibu Bisa Hamil Anak Kembar?
Sumber: Freepik
Ada dua cara utama terjadinya kehamilan kembar, yaitu:
- Satu sel telur yang telah dibuahi (ovum) pecah sebelum ditanam di lapisan rahim
- Dua atau lebih sel telur yang terpisah dibuahi oleh sperma yang berbeda pada waktu yang sama
Kedua jenis kehamilan kembar yang berbeda ini menghasilkan saudara kembar yang identik atau fraternal (nonidentik). Perbedaan antara bayi identik dan fraternal kembali ke bagaimana kehamilan kembar tersebut terjadi.
Kembar identik atau kembar tiga terjadi ketika satu sel telur dibuahi dan kemudian membelah. Embrio yang baru membelah ini identik, sehingga anak-anak yang lahir akan terlihat mirip satu sama lain dan berjenis kelamin sama.
Sedangkan kembar fraternal berkembang dari telur terpisah yang dibuahi oleh sperma yang berbeda. Lantaran berasal dari telur yang berbeda dan sperma yang berbeda pula, materi genetiknya pun bervariasi. Anak-anak kembar fraternal tidak akan terlihat identik dan bisa berbeda jenis kelamin satu sama lain.
Dalam kehamilan dengan kembar tiga atau lebih, bayi bisa menjadi kembar identik, kembar fraternal atau campuran keduanya. Ini terjadi jika tubuh ibu melepaskan banyak sel telur dan ada lebih dari satu yang berhasil dibuahi.
Pada kasus di mana seorang ibu mengandung anak kembar identik dan fraternal sekaligus, ada lebih dari satu telur dibuahi dan kemudian setidaknya satu dari telur itu juga terbelah setelah pembuahan.
Kasus yang jarang, kembar identik bisa jadi gagal untuk benar-benar terpisah menjadi dua individu, atau dikenal sebagai kembar siam.
Meskipun faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk memiliki anak kembar, tidak ada cara untuk meningkatkan kemungkinan memiliki anak kembar secara alami.
4 Faktor yang Memengaruhi Ibu Hamil Bayi Kembar
Sumber: Freepik
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan hamil kembar:
1. Riwayat Keluarga
Seorang perempuan memiliki kesempatan yang lebih tinggi untuk memiliki anak kembar jika memiliki riwayat kelahiran kembar di keluarganya.
Riwayat keluarga kembar di pihak ibu meningkatkan kemungkinan ini lebih dari riwayat keluarga di pihak ayah. Namun, ini hanya berlaku jika pembuahan terjadi tanpa menggunakan perawatan kesuburan atau terjadi secara alami.
Beberapa ahli percaya bahwa anak kembar dapat melewati satu generasi, artinya seseorang berpotensi memiliki anak kembar jika salah satu kakek nenek mereka adalah anak kembar. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini
2. Usia Ibu
Menurut Office on Women’s Health Amerika Serikat, perempuan yang berusia 30 tahun ke atas memiliki lebih banyak kemungkinan untuk hamil anak kembar.
Alasannya adalah perempuan pada usia ini cenderung memiliki kemungkinan untuk melepaskan lebih dari satu sel telur selama siklus reproduksi mereka, dibandingkan perempuan yang lebih muda. Jika sperma membuahi dua sel telur yang terpisah, maka kehamilan kembar pun dapat terjadi.
3. Tinggi dan Berat Badan Ibu
Menurut sebuah penelitian, kehamilan kembar memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk terjadi pada perempuan yang tinggi dan berbadan besar, dibandingkan perempuan yang perawakannya kecil.
Memang masih belum ditemukan alasan pasti mengapa hal ini terjadi. Namun, para peneliti beranggapan bahwa nutrisi yang lebih baik menjadi salah satu alasannya.
Perempuan dengan berat badan lebih besar dinilai memiliki lebih banyak sumber daya yang tersedia untuk janin yang sedang berkembang.
4. Perawatan Kesuburan
Menurut American Society for Reproductive Medicine, faktor utama yang meningkatkan kemungkinan memiliki anak kembar adalah penggunaan perawatan kesuburan. Berbagai jenis perawatan kesuburan dapat meningkatkan kemungkinan kembar dengan cara yang berbeda.
Beberapa obat kesuburan bekerja dengan merangsang indung telur perempuan, yang terkadang dapat menyebabkan mereka melepaskan lebih dari satu sel telur. Jika sperma membuahi kedua telur ini, maka bisa menghasilkan anak kembar.
Fertilisasi in vitro (IVF) atau bayi tabung juga dapat meningkatkan kemungkinan hamil anak kembar. IVF dilakukan dengan mengekstrak sel telur ibu dan membuahinya dengan sperma di laboratorium untuk menghasilkan embrio.
Dokter kemudian mentransfer embrio yang telah dibuahi tersebut ke dalam rahim ibu. Untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan pembuahan, dokter dapat menempatkan lebih dari satu embrio ke dalam rahim. Kehamilan kembar dapat terjadi jika ada lebih dari satu embrio yang ditanamkan dan berkembang dengan sukses.
Artikel Terkait: Kisah Ibu Melahirkan Bayi Kembar Tiga, Apa Saja Risiko Kehamilan Kembar?
Apakah Anak Kembar Faktor Genetik yang Diturunkan?
Sumber: Freepik
Beberapa jenis anak kembar terjadi karena adanya faktor genetik.
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa memiliki kerabat yang merupakan kembar fraternal dalam keluarga dekat ibu dapat melipatgandakan kemungkinan seseorang untuk hamil kembar fraternal.
Salah satu teori yang melandasi penelitian ini adalah adanya gen tertentu dapat memengaruhi beberapa perempuan untuk mengalami hiperovulasi atau melepaskan lebih dari satu sel telur selama setiap siklus menstruasi.
Perempuan yang memiliki gen ini memiliki tingkat hormon tertentu yang lebih tinggi secara alami, termasuk yang terkait dengan regulasi pelepasan sel telur. Secara umum, gen ini diturunkan dari pihak ibu.
Sementara itu, keturunan dari pihak ayah tidak meningkatkan kemungkinan seseorang memiliki anak kembar karena tidak menurunkan gen tersebut. Oleh karena itu, meskipun keluarga dari ayah memiliki banyak anak kembar, kemungkinan seseorang untuk juga mengalami kehamilan anak kembar tidaklah lebih tinggi dibandingkan faktor dari keluarga ibu.
Para ahli juga menyatakan bahwa sebagian besar kasus kembar identik tidak selalu berhubungan dengan faktor genetik. Namun, ada beberapa kasus keluarga dengan jumlah kembar identik yang lebih besar dari biasanya yang menunjukkan bahwa mungkin saja ada hubungan genetik.
Diagnosis Hamil Bayi Kembar
Sumber: Freepik
Bunda mungkin mengalami gejala kehamilan yang lebih intens selama kehamilan kembar dibandingkan dengan kehamilan tunggal. Beberapa di antaranya adalah:
- Mual dan muntah (morning sickness) yang parah
- Merasa sangat lelah
- Kenaikan berat badan yang cepat pada trimester pertama kehamilan
Ultrasonografi atau USG biasanya dapat mendiagnosis kehamilan kembar. Namun, dalam beberapa kasus ada pula dokter yang tidak melihat janin kedua saat melakukan USG, terutama pada awal kehamilan.
Selain USG, memeriksa detak jantung janin menggunakan alat fetal doppler juga bisa memeriksa adanya kehamilan kembar. Jika terindikasi adanya dua detak jantung atau lebih saat melakukan pemeriksaan dengan fetal doppler, maka dapat dipastikan ibu mengandung anak kembar.
Tes darah juga dapat membantu mendiagnosis kehamilan kembar. Tingkat HCG akan muncul lebih tinggi dari biasanya pada awal kehamilan jika seorang ibu mengandung anak kembar. Tak hanya itu, protein alfa-fetoprotein dalam jumlah tinggi dalam darah biasanya ditemukan saat hamil anak kembar.
Hal-Hal yang Harus Dilakukan Ibu Saat Hamil Anak Kembar
Sumber: Freepik
Ada beberapa tips hamil anak kembar yang perlu Bunda perhatikan, di antaranya:
1. Pengawasan Ketat
Kehamilan kembar dianggap lebih berisiko daripada kehamilan tunggal. Ada beberapa perbedaan dalam perawatan ibu hamil dengan kehamilan kembar dibandingkan dengan mereka yang memiliki kehamilan tunggal seperti kunjungan prenatal dan USG yang lebih sering untuk memeriksa posisi janin.
Ibu yang hamil kembar juga harus mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko komplikasi, seperti mengikuti pola makan khusus dari dokter atau jadwal olahraga tergantung pada keadaan mereka. Selain itu, mereka mungkin juga menerima perawatan tambahan untuk komplikasi apa pun, seperti obat-obatan tertentu.
2. Lebih Banyak Kalori dan Cairan
Jika Bunda sedang hamil kembar, Bunda memiliki kebutuhan diet tambahan yang harus dipenuhi. Sangat penting untuk mendapatkan cukup protein dan cukup hidrasi atau cairan. Bunda juga harus memastikan Anda mendapatkan kalori ekstra yang cukup untuk janin yang sedang berkembang.
Salah satu aturan dasar makan selama hamil adalah tambahan 300 kalori per hari per bayi. Dengan demikian jika Bunda hamil anak kembar, Bunda perlu menambahkan 600 kalori ke dalam diet harian Anda.
Konsultasikan dengan dokter atau spesialis ahli gizi tentang pola makan sehari-hari dan jumlah spesifik yang diperlukan untuk kehamilan yang sehat.
3. Istirahat yang Banyak
Ibu yang hamil kembar mungkin juga mengalami ketidaknyamanan yang lebih intens, misalnya mual dan muntah yang lebih parah serta lebih mudah lelah.
Sangat penting untuk merawat diri sendiri dan mendapatkan banyak istirahat untuk membantu meringankan lelah dan stress yang dirasakan selama hamil.
Artikel Terkait: 8 Jenis Anak Kembar yang Ada di Dunia, Apa Saja?
Risiko Komplikasi
Sumber: Freepik
Mengandung atau melahirkan anak kembar bisa berbeda dengan hanya satu bayi. Ada beberapa risiko yang mengintai termasuk:
Komplikasi Kehamilan
Kehamilan kembar memiliki tingkat keguguran yang lebih tinggi. Dalam beberapa kasus, satu kembar mungkin keguguran meninggalkan kembaran yang masih hidup.
Kembar juga berisiko mengalami ketidaksesuaian pertumbuhan intrauterin, yaitu ketika satu kembar tumbuh secara signifikan lebih lambat dari yang lain.
Pada kehamilan kembar identik atau kehamilan di mana kembar berbagi satu plasenta, bisa terjadi sindrom transfusi kembar-ke-kembar (TTTS), di mana satu kembar mengambil lebih dari bagiannya aliran darah dari plasenta.
Preeklamsia juga lebih sering terjadi pada kehamilan kembar dibandingkan pada kehamilan tunggal. Faktanya, preeklamsia 3,5 kali lebih tinggi pada kembar dizigotik dibandingkan dengan kembar monozigot dan 2,6 kali lebih tinggi pada kembar monozigot.
Lahir Prematur
Lebih dari setengah dari semua anak kembar lahir lebih awal. Hal ini dapat terjadi secara alami, atau dokter dapat merekomendasikan menginduksi persalinan pada hari tertentu jika diperlukan. Misalnya apabila membiarkan kehamilan berlanjut menimbulkan risiko.
Prematuritas dapat menyebabkan sejumlah masalah pada tumbuh kembang bayi, termasuk paru-paru yang belum matang yang menyebabkan kesulitan bernapas, masalah perut dan saluran usus, masalah sistem saraf, berat badan lahir rendah, dan masalah menyusu/makan.
Persalinan Caesar
Kurang dari setengah dari semua kehamilan kembar berlanjut setelah 37 minggu. Umum bagi anak kembar untuk dilahirkan pada minggu ke-38, dan sekitar 60% anak kembar dilahirkan melalui operasi caesar.
Akan tetapi, bukan berarti Bunda harus selalu melahirkan secara caesar jika memiliki anak kembar. Persalinan pervaginam untuk bayi kembar bisa dilakukan tergantung pada posisi bayi, seberapa besar mereka, berapa banyak plasenta (satu atau dua), dan usia kehamilan.
***
Itulah beberapa hal yang perlu Bunda ketahui seputar kehamilan anak kembar. Semoga dapat bermanfaat, ya!
Baca Juga:
10 Fakta Menarik Anak Kembar Fraternal, Parents Harus Tahu!
Ini Peluang dan 7 Cara Mendapatkan Anak Kembar
6 Hal yang Harus diperhatikan saat Mengasuh Bayi Kembar
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.