Selama hamil, tubuh membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhan bayi dan kesehatan ibu. Salah satunya adalah protein. Kira-kira apa yang terjadi jika ibu hamil kurang protein?
Protein mengandung 20 asam amino, termasuk sembilan asam amino esensial. Menurut Perpustakaan Kedokteran Nasional AS, asam amino esensial tidak dapat dibuat oleh tubuh Anda sendiri sehingga harus berasal dari makanan.
Mengutip dari situs SELF, Andy Brill, M.D., dokter pengobatan darurat di Klinik Cleveland di New York City menjelaskan bahwa semua asam amino esensial ini terlibat dalam segala hal di tubuh kita: Darah, jaringan, otot, hingga sistem kekebalan tubuh kita.
Itulah sebabnya ketika asupan protein harian terlalu rendah, tubuh akan mengalami kesulitan melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk membuat kita tetap hidup.
Artikel Terkait: 5 Tanda Kurang Kalsium pada Ibu Hamil yang Membahayakan Janin
Pentingnya Protein untuk Ibu Hamil
Sumber: Freepik
Di masa kehamilan, protein menjadi salah satu nutrisi yang penting dan sangat dibutuhkan oleh ibu dan bayinya.
Bagi ibu hamil, zat gizi makro ini merupakan sumber energi penting yang memperbaiki bagian-bagian tubuh seperti otak, otot, dan darah ibu, yang semuanya mengalami perubahan selama kehamilan.
Protein juga berperan dalam keseimbangan cairan dalam tubuh Bunda, yang dapat membantu mempertahankan tekanan darah normal dan mencegah pembengkakan selama kehamilan.
Untuk bayi, protein merupakan ‘bahan dasar’ bagi pertumbuhan sel-sel bayi dan membantu bayi mengembangkan kulit, rambut, kuku, dan otot.
Penting untuk mendapatkan cukup protein selama kehamilan Bunda, tetapi ini menjadi sangat penting selama trimester kedua dan ketiga. Alasannya, saat itulah bayi tumbuh paling cepat, dan tubuh Bunda tumbuh secara substansial untuk mengakomodasi pertumbuhan bayi.
6 Tanda Ibu Hamil Kurang Protein
Sumber: Freepik
Jumlah protein yang harus Bunda makan saat hamil tergantung pada beberapa faktor yang berbeda, seperti usia kehamilan, gaya hidup, aktivitas fisik, dan berat badan. Namun, pada dasarnya sekitar 71 gram protein adalah jumlah yang mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Kekurangan protein dapat menyebabkan efek samping yang luas, seperti:
1. Lemah dan Mudah Lelah
Kelemahan dan kelelahan merupakan dua tanda awal kekurangan protein.
Makan terlalu sedikit protein selama satu hari tidak akan membuat Bunda merasa kurang energi atau kekuatan, terutama jika Bunda mendapatkan jumlah kalori yang cukup pada hari itu
Akan tetapi, dalam jangka panjang, tubuh yang kekurangan protein akan memecah otot untuk memasok protein yang cukup sehingga menyebabkan hilangnya energi dan kekuatan.
Jika kita tidak mendapatkan cukup protein, tubuh kita sebenarnya tidak akan dapat membangun kembali dengan baik dan kita juga akan mulai kehilangan massa otot.
2. Kelaparan
Protein menurunkan tingkat hormon ghrelin (hormon yang memicu rasa lapar) Bunda dan merangsang produksi hormon lain yang membuat Bunda merasa kenyang.
Jika Bunda tidak mendapatkan cukup protein, maka hal ini dapat meningkatkan nafsu makan dan justru menyebabkan Bunda jadi makan lebih banyak.
3. Mengidam Protein dan Gula
Jika Bunda tidak makan cukup protein, dalam jangka pendek, tubuh mungkin memberi tahu Bunda dengan memunculkan rasa ingin memakan sesuatu yang mengandung protein misalnya daging atau ikan.
Alissa Rumsey, M.S., R.D., ahli diet yang berbasis di New York City dan penulis buku ‘Unapologetic Eating’ menjelaskan bahwa protein bersama dengan lemak dicerna lebih lambat daripada karbohidrat.
Jadi jika Bunda kebanyakan makan karbohidrat sementara proteinnya tidak mencukupi, maka makanan akan lebih cepat dicerna.
Hal ini menyebabkan gula darah naik. Kenaikan ini diikuti oleh penurunan. Ketika gula darah terus melonjak dan turun, secara tidak sadar kita akan menginginkan lebih banyak asupan gula atau makanan yang manis-manis.
4. Masalah Kulit
Protein berfungsi sebagai bahan pembangun untuk kesehatan rambut, kulit, dan kuku.
Dalam sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam Indian Dermatology Online Journal, ditemukan bahwa orang yang mengonsumsi kurang dari setengah dari asupan protein harian yang direkomendasikan akan menghadapi masalah kulit dan rambut termasuk rambut rontok, jerawat, melasma, dan penuaan dini.
5. Luka yang Sulit Sembuh
Protein dibutuhkan untuk membangun komponen sistem kekebalan tubuh kita. Oleh karena itu, kekurangan protein dapat memengaruhi kecepatan penyembuhan luka.
Dalam jangka panjang, kekurangan protein dapat memperlambat tubuh untuk memperbaiki sel-sel yang membantu menjaga tubuh tetap sehat. Seiring waktu, sistem kekebalan tubuh akan melemah.
6. Edema atau Pembengkakkan
Jika seseorang sangat kekurangan gizi termasuk protein, kadar albumin (protein yang ditemukan dalam darah) akan menjadi sangat rendah dan dapat menyebabkan edema atau penumpukan cairan di kaki, jari kaki, dan perut mereka.
Artikel Terkait: Tanda Ibu Hamil Kurang Cairan, Penyebab, dan Bahayanya, Bumil Wajib Simak!
6 Dampak Ibu Hamil Kurang Protein
Sumber: Freepik
1. Komplikasi Kehamilan
Asam amino diperlukan untuk pertumbuhan dan fungsi sel normal. Memenuhi kebutuhan protein harian Bunda dapat menurunkan risiko komplikasi seperti gangguan pertumbuhan janin dan persalinan prematur.
2. Retensi Cairan
Asupan protein yang optimal juga dapat membuat kehamilan lebih nyaman, karena penelitian menunjukkan protein yang mencukupi selama kehamilan dapat mengurangi gangguan seperti pembengkakan dan retensi cairan selama hamil.
Kadar protein atau albumin yang rendah dalam darah dapat menyebabkan osmolaritas (kekentalan) darah yang lebih rendah. Osmolaritas yang lebih rendah ini menyebabkan cairan ‘bocor’ keluar dari pembuluh darah ke jaringan sekitarnya, yang dikenal sebagai edema dan menyebabkan pembengkakkan.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2020, protein dan albumin plasma rendah dikaitkan dengan edema cenderung terjadi pada trimester ke-2 dan ke-3.
3. Kenaikan Berat Badan yang Tidak Sehat
Protein adalah makronutrien yang paling mengenyangkan, mencegah mengidam makanan manis, dan makan berlebihan. Asupan protein akan mendukung respons glikemik yang sehat, yang merupakan kunci untuk mengelola gula darah dan penambahan berat badan selama kehamilan.
Makanan kaya protein secara alami tinggi dalam beberapa nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah yang lebih tinggi selama kehamilan, seperti vitamin B12, kolin, seng, dan zat besi. Memenuhi kebutuhan protein berarti juga memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dari makanan.
4. Ibu Hamil Kurang Protein Berisiko Preeklamsia
Sepanjang masa kehamilan, tubuh akan membangun lebih banyak darah, pembuluh, dan berbagai jaringan untuk membantu mendukung tubuh ibu dan bayi yang sedang tumbuh.
Makanan kaya protein akan memasok bahan pembangun untuk membantu tubuh memenuhi kebutuhan yang meningkat ini.
Tercukupinya asupan protein akan mengurangi beberapa faktor risiko untuk mengembangkan preeklamsia, seperti hipertensi dan gula darah tinggi.
5. Tekanan Darah Tidak Sehat
Ada satu asam amino yang terkandung dalam protein, yaitu Glycine. Glycine menghasilkan elastin, protein struktural yang membantu pembuluh darah mengembang dan berkontraksi. Ini akan membantu untuk mendukung tekanan darah yang sehat dan sangat penting selama kehamilan.
Sumber terbaik dari Glycine adalah jaringan ikat, kulit, dan tulang dari makanan hewani yang dimasak dengan lambat, seperti kaldu tulang, daging panggang atau rebusan, ayam dengan kulitnya, dan bubuk kolagen atau gelatin.
6. Risiko Kesehatan Bayi di Masa Depan
Protein yang tidak memadai selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko anak untuk mengembangkan diabetes, penyakit jantung, obesitas, atau tekanan darah tinggi di kemudian hari.
Artikel Terkait: 8 Risiko Ibu Hamil Kurang Vitamin A, Salah Satunya Bisa Memicu Keguguran
Sumber Protein untuk Ibu Hamil
Sumber: Freepik
Sangat mudah untuk memenuhi kebutuhan protein harian selama kehamilan dengan cara makan makanan yang sehat dan tidak melalui banyak pemrosesan. Makanan yang kaya protein juga cenderung menjadi sumber nutrisi utama kehamilan seperti vitamin A dan D, serta zat besi.
Berikut adalah beberapa makanan kaya protein terbaik untuk ibu hamil:
- Dada ayam
- Telur
- Keju
- Susu rendah lemak
- Yoghurt atau greek yoghurt
- Daging sapi tanpa lemak
- Ikan salmon dan ikan lainnya
- Tahu dan tempe
- Polong-polongan
- Kacang-kacangan
Pernahkah Bunda berpikir untuk mengonsumsi bubuk protein (protein powder) untuk memenuhi asupan protein harian saat hamil? Ingat untuk selalu berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi suplemen apa pun termasuk bubuk protein.
Tidak seperti sumber protein makanan utuh seperti ayam segar atau telur, bubuk protein dapat mengandung sejumlah kecil logam berat, kafein atau herbal seperti gingko yang dapat tidak aman untuk ibu hamil.
Penelitian juga menunjukkan bahwa asupan protein yang berlebihan selama kehamilan dapat merugikan. Bubuk protein dan suplemen lainnya sering kali mengandung sejumlah besar protein dalam bentuk terkonsentrasi, dan juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan selama kehamilan.
***
Nah, jangan sampai ibu hamil kurang protein karena dampaknya bisa bermacam-macam. Konsumsilah makanan sehat dan padat gizi selama kehamilan karena sangat berpengaruh untuk kesehatan ibu hamil dan bayinya. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, ya, Bun!
Baca Juga:
Ketahui 20 Keluhan Ibu Hamil dan Solusinya
Bahaya berat badan kurang saat hamil bagi janin, Bumil wajib tahu!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.