Mengenal Hamil Kosong: Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegah

undefined

Mual layaknya orang hamil, tapi tidak ada janin terlihat? Bisa jadi Bunda mengalami hamil kosong. Cek informasinya berikut ini!

Pernah mendengar istilah hamil kosong? Di dunia medis, kondisi ini dikenal dengan nama anembryonic gestation.

Lantas, bagaimana calon ibu bisa tahu bahwa kehamilannya kosong? Apakah kondisi ini bisa diatasi? Yuk, baca artikel ini untuk tahu jawabannya.

Artikel Terkait: Ini Penyebab dan Penanganan Kehamilan Kosong, Bumil Wajib Tahu!

Apa Itu Hamil Kosong?

hamil kosong

Kehamilan kosong bisa menjadi jenis kehamilan tanpa embrio, penyebab kegagalan kehamilan hingga keguguran.

Blighted ovum atau hamil kosong adalah kehamilan tanpa adanya janin.

Saat dinyatakan hamil kosong, seorang perempuan sebenarnya sudah hamil. Namun, bakal janin tidak juga berkembang. Hal ini biasanya terjadi saat trimester pertama kehamilan.

“Setiap kehamilan berisiko 10-20 persen mengalami keguguran. Biasanya, sebanyak 80 persen keguguran terjadi pada 12 minggu pertama kehamilan atau trimester satu,” kata dr. Gorga I. V. W. Udjung, Sp.OG saat dihubungi via whatsapp.

Lebih lanjut, dr. Gorga menuturkan bahwa lebih dari separuh keguguran merupakan nembryonic, yaitu kondisi kantung kehamilan tidak mengandung embrio.

Kebanyakan kasus disebabkan oleh anomali kromosom seperti Trisomy, Monosomy, Triploidy, dll, sehingga mayoritas keguguran itu tidak dapat dicegah.

Merujuk American Pregnancy, normalnya calon janin akan terbentuk dalam waktu sekitar 2 minggu setelah pembuahan, kemudian diikuti terbentuknya kantung ketuban saat usia kehamilan memasuki minggu ke- 5–6.

Namun pada blighted ovum ini, baik janin dan kantung ketubannya tidak terbentuk alias kosong walaupun seorang perempuan sudah merasakan tanda kehamilan.

Apa Saja Penyebab Kehamilan Kosong?

Mengenal Hamil Kosong: Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegah

Kehamilan kosong bisa disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya:

  • Kelainan kromosom saat proses pembuahan sperma dan sel telur.
  • Kualitas sperma dan sel telur yang kurang baik
  • Gangguan pembelahan sel atau abnormal.
  • Infeksi TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Herpes, HIV dan Sifilis), imunologi dan diabetes melitus yang tidak terkontrol.
  • Usia ibu hamil.
  • Jumlah anak yang dikandung.
  • Kadar hormon kehamilan HCG (Human Chorionic Gonadotropin) yang rendah

Menariknya, faktor risiko lebih tinggi pada perempuan yang hamil ketika usianya sudah matang yakni di atas 35 tahun. Penyebabnya karena di usia ini, kualitas sel telur menurun.

“Semakin usia wanita meningkat semakin turun juga kualitas telurnya, dan sel telur itu membawa kelainan genetik atau kromosom.

“Ibarat gudang penyimpanan telur, waktu muda lebih banyak mengeluarkan sel telur berkualitas bagus sehingga lebih mudah hamil. Semakin bertambah usia, telur semakin menurun,” tukas dr. Gorga lagi.

Artikel terkait: Stillbirth Adalah Kondisi yang Perlu Diwaspadai Bumil, Ini Gejala, Pencegahan, dan Bedanya dengan Keguguran

Apa Saja Tanda-Tanda Kehamilan Kosong?

Hamil Kosong

Merujuk Mayo Clinic, nyatanya kehamilan kosong gejalanya tidak jauh berbeda dengan tanda hamil normal. Saat seorang perempuan mengalami hamil kosong, ini sederet tanda yang mungkin terjadi:

  • Terlambat haid
  • Mual
  • Muntah
  • Payudara terasa kencang
  • Perdarahan ringan dari vagina
  • Kram ringan

Tak kalah penting: kehamilan yang nantinya ternyata kosong juga hasilnya positif saat Bunda melakukan uji kehamilan dengan test pack.

Ini dikarenakan, meski kosong dan tidak ada janin yang berkembang, tapi tetap terjadi peningkatan hormon kehamilan HCG.

Lebih lanjut, tanda kehamilan ini akan menghilang bersamaan dengan kadar hormon kehamilan yang menurun di minggu-minggu berikutnya. Berbeda dengan kehamilan normal, gejala kehamilan kosong hanya dirasakan dalam waktu singkat.

Berhubung tandanya mirip, ada baiknya Bunda melakukan pemeriksaan dengan dokter kandungan. Saat diperiksa, dokter akan melakukan pemeriksaan USG melalui perut atau vagina (USG transvaginal).

Jika pemeriksaan dilakukan sejak dini, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk kembali USG seminggu kemudian. Tujuannya untuk memastikan bahwa memang tidak ada janin yang berkembang di dalam rahim.

Artikel terkait: Missed Abortion Alias Keguguran Tanpa Gejala, Ini Penyebab dan Penanganannya

Apakah Kehamilan Kosong Bisa Dicegah?

Hamil Kosong

Parents, sayangnya kondisi ini pada banyak kasus belum bisa dicegah.

Pada kondisi tertentu, pasangan yang mengalaminya disarankan untuk melakukan pengujian genetik guna mengetahui lebih lanjut dan mengantisipasi kejadian tersebut terulang.

Ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendeteksi faktor risiko terjadinya blighted ovum, antara lain:

  • Pemeriksaan genetik pra-implantasi (PGT) untuk memeriksa kondisi genetik embrio sebelum terjadinya implantasi embrio ke dalam rahim.
  • Analisis sperma untuk memeriksa kualitas sperma.
  • Tes hormon FSH (hormon perangsang folikel) atau tes hormon AHM (anti-mullerian hormone). Tujuannya untuk mengukur kadar kedua hormon tersebut di dalam tubuh, sehingga bisa menjadi acuan perlu tidaknya tindakan peningkatan kualitas sel telur.

Seperti kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati. Untuk itu, penting bagi Bunda dan suami melakukan pemeriksaan rutin sejak awal kehamilan.

Pemeriksaan dapat dilakukan sebulan sekali saat trimester pertama. Lalu pemeriksaan menjadi dua minggu sekali saat usia kehamilan 28 hingga 36 minggu, dan seminggu sekali di trimester akhir hingga jelang persalinan.

Perlu diingat bahwa pemeriksaan sangat perlu dilakukan, terutama bagi Bunda yang pernah mengalami hamil kosong pada kehamilan sebelumnya dan ingin merencanakan kehamilan. Hal ini agar kehamilan kosong berulang dapat dicegah.

Selain pemeriksaan rutin ke obgyn, menata gaya hidup juga diperlukan. dr. Gorga membeberkan sejumlah lifestyle yang sebaiknya diadaptasi ibu hamil demi mengurangi risiko kehamilan kosong antara lain:

“Semua langkah diatas bisa membantu agar kualitas telur dan sperma baik, sehingga menurunkan kejadian hamil dengan blighted ovum,” jelas dr. Gorga.

Bagaimana Tindakan Medis Kehamilan Kosong?

Hamil Kosong

Kehamilan kosong biasanya akan berakhir dengan tanda keguguran.

Namun ada juga perempuan yang bahkan tidak menyadari dirinya mengalami hamil kosong sehingga menganggap gejala keguguran ini seperti menstruasi biasa.

Bagaimana kalau sudah terdiagnosis hamil tanpa adanya janin? Dokter biasanya akan melakukan langkah medis berikut ini.

  1. Menunggu Jaringan Luruh. Pada beberapa kasus, bisa jadi dokter hanya akan memantau dan menunggu keguguran terjadi secara alami
  2. Konsumsi Obat-obatan. Untuk membantu mengeluarkan jaringan embrio yang gagal terbentuk dengan sempurna, dokter akan memberikan obat-obatan di klinik atau di rumah sakit. Tentunya, pemantauan oleh dokter juga bidan akan dilakukan selama proses ini.
  3. Menjalani Dilatasi dan Kuretase. Dilatasi dan kuretase dilakukan dengan membuka leher rahim (serviks), kemudian mengangkat sisa jaringan dan kantong kehamilan yang kosong dari dalam rahim. Prosedur ini juga dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab keguguran. Caranya, yakni dengan melakukan pemeriksaan jaringan yang diangkat di laboratorium. Kuret biasanya lebih disarankan dibandingkan cara lain karena risiko jaringan sisa di dalam rahim tertinggal lebih kecil.

Seperti yang disebutkan di atas, penyebab kehamilan kosong masih belum diketahui secara pasti.

Oleh sebab itu, saat sedang hamil atau merencanakan kehamilan, selalu terapkan gaya hidup sehat dan berkonsultasilah dengan ahli secara teratur ya, Parents.

***

Baca juga:

Apa Itu Hamil Anggur? Ini Jenis, Tanda, Penyebab, dan Cara Menanganinya

Kurangi Risiko Keguguran, Ini 6 Jenis Tes Kesuburan Genetik yang Bisa Anda Lakukan

Gejala Abortus Inkomplit Alias Keguguran dengan Jaringan Janin Tersisa di Rahim

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.