Bintik merah pada bayi terkadang muncul begitu saja di berbagai area tubuh mungilnya. Dan bintik merah tersebut sering membuat Parents panik dan khawatir.
Padahal, ruam atau bintik merah pada kulit bayi adalah hal yang biasa terjadi karena kulit bayi memang sensitif. Itu artinya si Kecil sedang beradaptasi dengan lingkungan baru.
Ruam atau bintik merah itu umumnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Meski begitu, kemunculan bercak atau bintik merah yang disertai gejala lain mungkin juga merupakan tanda suatu penyakit.
Penyebab Bintik Merah pada Bayi yang Biasa Terjadi
1. Biang Keringat
Bintik merah pada bayi yang paling umum adalah biang keringat.
Biang keringat terjadi akibat keringat yang terjebak di bawah kulit dan menyumbat pori-pori kulit bayi.
Biasanya disebabkan paparan cuaca panas, kondisi kamar yang panas (kurang ventilasi), atau baju yang terlalu tebal dan bahan yang tidak menyerap keringat.
Bintik merah karena biang keringat biasanya menyebar di sekitar leher, bahu, dada, ketiak, lipatan siku, dan lipatan paha.
Si Kecil akan merasa tidak nyaman dan bahkan rewel karena bintik ini terasa panas, gatal, dan perih.
Biang keringat ringan bisa sembuh tanpa pengobatan medis khusus.
Untuk pencegahan, rawat kulit bayi agar tetap kering, bersih, dan tidak lengket karena lembap dengan memakaikan baju yang longgar dan menyerap keringat.
2. Gigitan Nyamuk
Cukup mudah untuk membedakan mana bintik merah akibat gigitan nyamuk dan biang keringat pada kulit bayi.
Bercak merah pada kulit bayi yang menandakan biang keringat tampak banyak dan menyebar, sementara bentol gigitan nyamuk hanya terdiri dari satu bintik merah yang kadang menonjol.
Bekas gigitan nyamuk ini akan hilang dengan sendirinya.
Oleskan minyak telon pada kulit bayi sebelum ia tidur atau beraktivitas untuk menghindari gigitan nyamuk.
3. Bintik Merah pada Bayi Akibat Ruam Popok
Kulit bayi yang terlalu lama terkena urine atau feses dapat menyebabkan ruam popok berupa bintik merah di sekitar kulit bokong bayi.
Untuk mengatasinya, gantilah popok si Kecil dengan rutin dan oleskan krim atau salep untuk ruam popok sebelum memakai popok.
Jika muncul bintik merah terang atau kulit menjadi bengkak, melepuh, kering atau pecah-pecah, ini menunjukkan adanya infeksi jamur. Segera periksakan si kecil ke dokter.
Artikel terkait: Bintik Putih Muncul di Wajah Bayi, Perlukah Merasa Khawatir?
4. Biduran
Biduran atau urtikaria adalah kemerahan atau ruam gatal pada kulit yang muncul sebagai reaksi alergi terhadap zat tertentu seperti makanan, obat-obatan, sengatan serangga, lebah, dan suhu (dingin atau panas).
Biasanya ruam akan menghilang setelah beberapa hari.
Namun, jika biduran disertai oleh sesak napas atau wajah bengkak, itu bisa menjadi tanda reaksi alergi serius yaitu anafilaksis. Segera periksakan si Kecil ke dokter jika biduran tidak sembuh dalam beberapa hari.
5. Jerawat
Bayi juga bisa berjerawat lho, Parents.
Jerawat ini menyebabkan kemunculan bercak merah atau bintik putih kecil pada kulit di sekitar pipi, hidung, dan dahi bayi dan muncul sekitar dua sampai empat minggu setelah bayi dilahirkan.
Belum diketahui secara pasti penyebabnya namun periset percaya kondisi ini berhubungan dengan perubahan hormon bayi dan sang ibu.
Jerawat pada bayi akan hilang sendiri dalam tiga sampai empat bulan tanpa meninggalkan bekas.
6. Bintik Merah pada Bayi Akibat Eksim
Tipe eksem yang paling sering terjadi pada bayi dan anak (namun bisa berlanjut hingga dewasa) adalah eksem atopik (atopic dermatitis) yang disebabkan oleh kulit sensitif atau alergi.
Eksim menyebabkan kulit bayi menjadi gatal, kering, merah, dan pecah-pecah.
Pada umumnya, eksim muncul pada lipatan kulit, seperti di belakang lutut, lipatan siku, lipatan leher, dan daerah di sekitar mata dan telinga.
Untuk mengatasinya, hindarkan si Kecil dari dari hal-hal yang dapat menimbulkan alergi. Mandikan ia dua atau tiga hari sekali dan keringkan kulitnya dengan ditepuk-tepuk secara lembut.
Selain itu, oleskan salep atau krim yang telah diresepkan oleh dokter dan jangan gunakan pewangi atau pelembut pakaian ketika mencuci.
Jika eksEm tidak kunjung membaik, konsultasikan dengan dokter.
7. Impetigo
Jika bintik merah dimulai dengan kemunculan ruam dan lepuhan yang pecah lalu meninggalkan kerak tebal berwarna kuning kecokelatan dan menciptakan luka atau lecet yang berwarna merah, itu impetigo.
Infeksi kulit impetigo disebabkan oleh bakteri dan cenderung muncul di sekitar hidung dan mulut dengan disertai rasa gatal.
Penyakit ini dapat menular melalui kontak langsung atau jika berbagi penggunaan barang dengan penderita.
Penyakit menular ini dapat sembuh sendiri dalam 2-3 minggu tanpa pengobatan.
Namun, jika diobati dengan krim, salep, atau tablet antibiotik dapat sembuh lebih cepat.
8. Cacar Air
Penyakit ini disebabkan oleh virus varicella dan ditandai dengan bercak merah pada kulit bayi seperti gigitan nyamuk.
Namun, dalam beberapa jam, bercak tersebut akan membentuk lenting berisi cairan dan menimbulkan rasa gatal dan menyebar ke seluruh tubuh.
Bintik merah karena cacar air biasanya disertai dengan demam dan nyeri pada tubuh. Penyakit ini menular dari cairannya yang bisa pecah jika terkena goresan.
Setelah lima atau tujuh hari, bekas luka akan mengering dan tidak akan menularkan penyakitnya pada orang lain.
Kondisi ini cukup serius sehingga Parents harus segera memeriksakan si kecil ke dokter jika mengalaminya.
Cacar air bisa dicegah perkembangan penyakitnya, maupun tingkat keparahan gejalanya dengan melakukan vaksin cacar.
9. Meningitis
Bintik merah pada bayi juga bisa menjadi pertanda penyakit meningitis yang berbahaya.
Meningitis adalah radang pada selaput pelindung otak dan saraf tulang belakang yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.
Tanda-tanda awal meningitis pada bayi meliputi:
- Bayi tidak responsif
- Kaku pada leher dan tubuh
- Rewel
- Muntah
- Kulit pucat
- Tidak mau makan
- Demam
- Bayi lemas
- Muncul ruam merah atau keunguan yang tidak memudar bila ditekan dengan gelas kaca
- Terdapat pembengkakan di ubun-ubun.
Segera periksakan bayi ke dokter atau rumah sakit karena kondisi ini adalah kondisi serius yang berisiko tinggi menyebabkan kecacatan bahkan kematian.
10. Bintik Merah pada Bayi Akibat Luka Dingin
Tempat munculnya: di atau dekat bibir.
Luka dingin atau cold sores adalah lepuh kecil berisi cairan yang mungkin membesar, pecah, atau mengeras. Mereka dapat muncul secara individu atau dalam kelompok.
Biasanya muncul di bibir atau di dekat bibir anak.
Jarang terjadi pada anak sebelum usia 2 tahun. Namun, luka dingin menular, sehingga perlu pengobatan dari dokter.
11. Roseola
Roseola adalah infeksi virus menular yang dapat menyebabkan gejala seperti pilek dan demam tinggi.
Anak-anak dengan roseola infantum akan mengalami bintik-bintik merah muda yang dimulai di dada, perut dan punggung dan menyebar ke anggota badan.
Bintik merah dapat menyebar ke lengan, kaki, dan wajah
Anak itu menular sebelum ruam muncul, tetapi tidak setelahnya. Ruam biasanya berlangsung 3 sampai 5 hari.
Anak mungkin mudah tersinggung dan mengalami diare atau muntah. Paling sering terjadi pada anak-anak antara usia 6 bulan dan 3 tahun.
12. Campak
Campak biasanya dimulai dengan gejala yang sama seperti pilek, ditambah suhu tinggi, sakit mata yang sensitif terhadap bintik-bintik terang dan abu-abu di dalam pipi.
Setelah beberapa hari, ruam merah akibat campak muncul di belakang telinga atau leher dan menyebar ke seluruh tubuh.
Bintik-bintik itu bisa tampak merah atau cokelat, tetapi mungkin kurang terlihat pada kulit cokelat dan hitam.
Ruam dimulai sebagai bercak merah datar tetapi akhirnya berkembang menjadi benjolan dan mungkin gatal. Berlangsung sekitar lima hari kemudian memudar menjadi warna kecoklatan, meninggalkan kulit kering dan bersisik.
Jarang karena vaksinasi; paling mungkin terjadi pada anak-anak yang tidak divaksinasi.
Campak sangat menular, segera bawa anak ke dokter jika mengalaminya.
Artikel Terkait: Kenali ciri-ciri bintik merah tanda DBD supaya tidak keliru dengan campak
13. Penyakit Kelima (Fifth Disease)
Penyakit ini sering disebut dengan penyakit pipi tamparan (slapped cheek disease) atau eritema infectiosum.
Penyakit kelima adalah infeksi virus yang terutama menyerang anak-anak prasekolah dan usia sekolah.
Biasanya menyebabkan ruam merah terang di kedua pipi yang menyebar sebagai ruam ‘berenda’ pada tubuh dan anggota badan. Terkadang gatal setelah demam ringan, nyeri, dan gejala pilek.
Selain itu, bisa juga menyebabkan demam.
Penyakit ini biasanya ringan dan hilang dalam beberapa hari tanpa pengobatan. Anak itu menular sebelum ruam muncul, tetapi tidak setelah muncul.
Virus ini dapat menyerang ibu hamil, berpotensi menyebabkan jenis anemia pada bayinya yang belum lahir. Itu juga bisa menyebabkan keguguran.
Jika Anda mencurigai Anda atau anak menderita penyakit kelima, Anda harus menghindari kontak dengan perempuan yang sedang hamil.
14. Kurap (ringworm)
Kurap adalah infeksi kulit ringan yang menular yang menyebabkan ruam merah seperti cincin dengan pusat yang jelas.
Ini dapat terjadi hampir di mana saja di tubuh, meskipun area yang paling umum adalah kulit kepala, kaki, dan selangkangan bayi.
Kurap disebabkan oleh jamur, bukan cacing, dan biasanya diobati dengan krim antijamur yang dijual bebas.
Parents harus menjauhkan bayi dari penitipan anak (daycare) atau sekolah sampai sehari setelah Anda memulai pengobatan untuk mencegah penyebaran infeksi. Pasalnya, kurap sangat menular.
Bagian kulit yang gatal, kering, dan berbentuk cincin mungkin merupakan kurap. Bercak mungkin terlihat merah, merah muda, perak, atau lebih gelap dari kulit di sekitarnya.
15. Milia
Bintik-bintik yang sangat kecil, yang disebut milia, sering muncul di wajah bayi saat berusia beberapa hari. Milia mungkin tampak putih atau kuning, tergantung pada warna kulit bayi.
Milia tidak menular. Mereka biasanya hilang dalam beberapa minggu dan tidak memerlukan perawatan.
16. Scarlet Fever
Demam berdarah atau scarlet fever menyebabkan ruam yang terlihat seperti tusukan jarum dan terasa kasar, seperti amplas.
Ruam bisa berwarna merah, tetapi ini mungkin kurang terlihat pada kulit cokelat dan hitam.
Demam berdarah biasanya dimulai dengan lapisan putih di lidah, sakit tenggorokan, sakit kepala dan suhu tinggi. Pada awal infeksi, lidah mungkin memiliki lapisan putih atau kekuningan yang kemudian berubah menjadi merah.
Benjolan di lidah mungkin tampak lebih besar dari biasanya, suatu kondisi yang disebut lidah stroberi. Amandel mungkin bengkak dan merah.
Saat ruam memudar, kulit mungkin mengelupas, terutama di tangan dan kaki serta di selangkangan.
Segera temui dokter umum jika anak menderita scarlet fever. Biasanya, dokter akan mengobati dengan antibiotik.
Cara Mengatasi Bintik Merah pada Bayi
Melansir laman Pregnancy, Birth and Baby’s, cara mengatasi ruam dan masalah kulit pada bayi yaitu:
Jaga Kebersihan
Rajin mencuci tangan setiap kali akan menyentuh atau setelah menyentuh kulit bayi agar tidak terjadi kontaminasi infeksi dari berbagai patogen.
Selain itu, segera ganti popok bayi jika basah atau kotor.
Jangan Menggosok Kulit Bayi
Alih-alih membersihkan, menggosok kulit bayi dapat menyebabkan ruam meluas atau bahkan lepuhan pecah sehingga bayi semakin merasa gatal.
Gunakan Pakaian yang Menyerap Keringat
Cuaca panas akan menyebabkan ruam bertambah banyak atau gatal. Bahkan kelembapan juga bisa menyebabkan bintik merah pada bayi semakin banyak.
Untuk itu, gunakan pakaian yang menyerap keringat dan nyaman. Pastikan juga, suhu ruangan atau kamar bayi sejuk.
Jangan Keluar Rumah
Jika Parents berpikir bintik merah pada bayi mungkin menular, mereka harus tinggal di rumah. Jauhkan mereka dari sekolah, penitipan anak, dan anak-anak lainnya.
Parents juga harus menjauhkannya dari ibu hamil, karena beberapa infeksi masa kanak-kanak dapat menyebabkan masalah serius pada bayi yang belum lahir.
Berikan Obat Penurun Demam
Parents dapat menggunakan parasetamol atau ibuprofen pada bayi berusia di atas 3 bulan untuk menurunkan demam.
Baca instruksi pada label kemasan dengan cermat untuk memastikan anak menerima jumlah yang tepat sesuai usia dan berat badan mereka.
Apoteker mungkin menyarankan untuk mengobati gejala ruam umum. Misalnya, dengan menggunakan krim yang dijual bebas untuk mencegah rasa gatal.
Konsultasi ke Dokter
Jika masih ragu untuk memberikan obat penurun demam, Parents wajib membawa anak ke dokter. Terutama jika bintik merah pada bayi tergolong menular atau sangat menular.
Artikel terkait: Bintik Merah Muncul di Pipi Bayi? Ini 9 Penyebab dan Cara Mengatasinya
Tips Mengatasi Bintik Merah pada Bayi
Kunci mengatasi bintik merah pada bayi adalah dengan menjaga kesehatan kulit bayi, dengan cara:
1. Tidak Menggunakan Bedak
Bayi dapat menghirup butiran bedak talek yang sangat halus, atau partikel tepung yang lebih besar.
Hal itu bisa menyebabkan masalah paru-paru. Jadi, sebaiknya hindari penggunaan bedak pada kulit bayi.
2. Gunakan Deterjen yang Diformulasikan Khusus Bayi
Gunakan deterjen lembut untuk mencuci semua yang menyentuh kulit bayi, mulai dari seprai dan selimut hingga handuk dan bahkan pakaian Parents sendiri.
Hal tersebut akan mengurangi kemungkinan gatal atau iritasi.
3. Oleskan Tabir Surya
Oleskan tabir surya ke area kulit bayi yang tidak dapat ditutupi oleh pakaian. Parents juga dapat menggunakan tabir surya yang mengandung seng oksida pada hidung, telinga, dan bibir bayi.
Tutupi sisa kulit bayi dengan pakaian dan topi bertepi lebar. Kacamata hitam melindungi mata anak-anak dari sinar berbahaya.
4. Pilih Produk Perawatan Kulit Khusus Bayi
Carilah barang-barang tanpa pewarna, pewangi, ftalat, dan paraben yang dapat menyebabkan iritasi kulit.
Jika ragu, bicarakan dengan dokter anak untuk melihat apakah suatu produk sesuai.
5. Perhatikan Saat Mandi
Ingat, kulit bayi baru lahir lembut dan sensitif. Jaga agar kulit bayi tetap terhidrasi dengan memandikannya dalam air hangat hanya selama 3 hingga 5 menit.
Hindari membiarkan bayi duduk atau bermain atau berendam lama di air sabun.
Jika memandikan bayi baru lahir, gunakan spons mandi jika tali pusarnya belum lepas.
Oleskan losion atau pelembap bayi segera setelah mandi saat kulitnya masih basah, lalu keringkan, bukan digosok.
6. Pijat Bayi
Jika ruam atau kondisi kulit lainnya membuat bayi mudah rewel, cobalah pijat bayi.
Mengelus dan memijat kulit bayi dengan lembut tidak hanya dapat membantu meningkatkan relaksasi, tetapi juga dapat membuat tidur lebih nyenyak dan meredakan tangis bayi.
Kapan Harus ke Dokter?
Banyak bayi mengalami ruam kulit pada hari atau minggu pertama kehidupannya. Hal ini dikarenakan kulit sensitif bayi masih beradaptasi dengan lingkungan baru.
Kebanyakan ruam tidak berbahaya dan hilang dengan sendirinya. Tetapi jika bayi tampak tidak sehat, atau jika Parents khawatir, segera menemui dokter.
Mereka dapat memberi saran tentang penyebabnya dan apakah pengobatan diperlukan.
Berapa pun usianya, Parents harus membawa anak ke dokter jika mengalami ruam dan suhu tinggi yang terus-menerus, gejala pilek atau batuk, atau pembengkakan kelenjar leher.
Bintik merah pada bayi umumnya memang bukan penyakit yang membutuhkan penanganan serius.
Namun, jika terdapat gejala yang tidak biasa sebaiknya Parents memeriksakan si Kecil ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
***
Baca Juga:
Kenali ciri-ciri bintik merah tanda DBD supaya tidak keliru dengan campak
Penyebab dan Cara Tepat Mengatasi Ruam Popok Pada Bayi
Serupa tapi Tak Sama, Kenali Perbedaan Ruam Susu Bayi dengan Alergi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.