Penyakit cacar air dapat menimpa siapa saja, baik tua maupun muda, perempuan maupun laki-laki. Lalu, bagaimana jika cara mengatasi cacar air pada anak?
Kita akan membahas berbagai hal yang perlu Parents ketahui mengenai cara mengatasi cacar air pada anak.
Apa Itu Cacar Air?
Melansir laman Mayo Clinic, cacar air adalah infeksi yang disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV) atau virus varisela zoster.
Penyakit ini sangat mudah menyebar dan ditularkan kepada siapa saja yang berada di dekat si penderita.
Penderita pada umumnya adalah anak-anak. Mengutip WebMD, pada hampir semua kasus cacar air penderitanya adalah anak-anak, dan anak di bawah usia 2 tahun paling berisiko terkena cacar air.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan orang dewasa juga dapat tertular penyakit ini. Bila ibu hamil terinfeksi virus ini, bisa berdampak sangat serius. Terutama bila janin di dalam kandungan juga ikut tertular, ia bisa lahir dalam keadaan cacat atau meninggal.
Penyakit ini umumnya ringan pada anak-anak yang sehat. Dalam kasus yang parah, ruam dapat menutupi seluruh tubuh, dan lesi dapat terbentuk di tenggorokan, mata, dan selaput lendir uretra, anus, dan vagina.
Diagnosis
Melansir laman Mayoclinic, dokter umumnya mendiagnosis cacar air berdasarkan ruam.
Jika ada keraguan tentang diagnosis, cacar air dapat dikonfirmasi dengan tes laboratorium, termasuk tes darah atau kultur sampel lesi.
Artikel terkait: Mengenal Hand Foot Mouth Disease (HFMD) pada Anak, Parents Harus Waspada!
Cara Penularan Penyakit Cacar
Proses penularan penyakit ini sangatlah mudah.
Anak bisa tertular virus hanya dengan menghirup partikel yang berasal dari lepuhan cacar air atau dengan menyentuh sesuatu di mana partikel itu mendarat atau menempel.
Partikel virus tersebut bisa tersebar di udara bila si penderita batuk atau bersin. Atau bila si penderita memegang suatu benda seperti meja, tangga, atau kenop pintu dan cairan pada lepuhannya menempel di sana.
Jika anak Anda kemudian memegang benda yang sama dan ia dalam kondisi tidak fit atau kurang sehat, maka kemungkinan besar ia bisa tertular.
Penyakit ini ditulari pada 1 atau 2 hari pertama saat bercak kemerahan belum muncul. Setelah ruam muncul, penderitanya akan sembuh dalam 5 hingga 10 hari ke depan sampai semua lepuhannya kering dan berkerak.
Namun, dengan penanganan kesehatan serta pemberian obat-obatan dan vitamin yang tepat, bukan mustahil anak akan pulih lebih cepat.
Bila si Kecil menderita cacar air, dia dapat menyebarkan virus yang sama ke orang lain hingga 48 jam sebelum ruam muncul, dan virus tetap menular sampai semua lepuh pada tubuh yang pecah mengeras.
Faktor Risiko
Si Kecil akan lebih berisiko terkena cacar air jika:
- Siapa saja yang belum pernah terkena atau terinfeksi virus ini, mulai dari bayi baru lahir, anak, remaja, dewasa, ibu hamil, hingga janin.
- Belum mendapatkan vaksinasi Varicella (cacar air).
- Sering berada di penitipan anak.
- Menggunakan obat steroid untuk penyakit atau kondisi lain, seperti asma.
Anak yang sudah menerima vaksin cacar air masih mungkin terinfeksi virus ini, tetapi dengan gejala yang lebih ringan, dengan lepuh lebih sedikit, serta demam ringan atau tidak sama sekali.
Dan anak yang sudah pernah terkena cacar air biasanya lebih kebal terhadap virus ini. Namun, ada juga anak yang terkena cacar air lebih dari sekali, tetapi sangat jarang.
Bisakah Cacar Air Dicegah dengan Imunisasi?
Cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus adalah dengan mendapatkan imunisasi atau vaksin varicella, seperti yang direkomendasikan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Anak-anak yang belum pernah menderita cacar air harus mendapatkan dua dosis vaksin –yang pertama pada usia 12 hingga 15 bulan, dan yang kedua antara usia 4 dan 6.
Begitu juga dengan orang berusia di atas 13 tahun yang belum pernah divaksinasi harus mendapatkan dua dosis vaksin –vaksin setidaknya diberikan jeda 28 hari terpisah.
Vaksin cacar air adalah cara yang aman dan efektif untuk mencegah penyakit ini dan kemungkinan komplikasinya.
Namun, cacar air sangat menular kepada orang yang belum pernah menderita penyakit ini juga pada yang telah divaksinasi.
Gejala Cacar Air pada Anak
Umumnya cacar air ditandai dengan adanya ruam gatal dan berbintik-bintik di seluruh tubuh tidak terkecuali area kelamin.
Meski Anda curiga si Kecil terkena cacar air, Anda tetap harus memastikannya dengan memeriksa ruam yang ada pada tubuhnya.
Cacar air terjadi dalam 3 tahap yang diawali dengan kemunculan bintik-bintik merah, lecet berupa lepuhan berair hingga menjadi keropeng.
Berikut ini penjelasan dari tahapan cacar air.
Tahap 1: Bintik-Bintik Kecil Muncul
Bintik-bintik bisa berupa:
- Terdapat benjolan yang akan pecah selama beberapa hari ke depan.
- Berada di mana saja di tubuh, termasuk di dalam mulut dan di sekitar alat kelamin, dan rasanya bisa menyakitkan.
- Menyebar atau tinggal di area-area tertentu pada tubuh.
- Berwarna merah (papula), merah muda, lebih gelap atau warna yang sama dengan kulit di sekitarnya, tergantung pada warna kulit si kecil –lebih sulit terlihat pada kulit cokelat atau hitam.
Tahap 2: Bintik-Bintik Menjadi Lecet
Bintik-bintik yang muncul di awal mulai terisi cairan (vesikel) dan menjadi melepuh. Lepuhan terasa sangat gatal dan bisa pecah.
Lepuhan ini terbentuk dalam waktu sekitar satu hari dan kemudian pecah dan bocor nantinya.
Tahap 3: Lepuh Menjadi Keropeng
Bintik-bintik lepuhan berubah membentuk keropeng atau kerak yang menutupi lepuhan yang pecah –ada yang bersisik dan ada juga yang masih mengeluarkan cairan.
Ini tanda beberapa hari lagi anak akan sembuh.
Gejala Lain
Selain ruam gatal, gejala lain yang dialami penderitanya yaitu:
- Suhu tubuh tinggi atau demam tinggi.
- Cairan terasa sangat gatal –meski bintik atau ruamnya tidak banyak- dan sering kali membuat ketidaknyamanan pada penderitanya.
- Tubuh terasa lemah.
- Merasa tidak enak badan (malaise).
- Pusing.
- Kehilangan selera makan.
Gejala-gejala di atas biasanya terjadi di awal-awal terinfeksi dan akan bertahan 1-2 hari saja.
Setelah itu tubuh anak akan mendekati normal, baru kemudian muncul bercak-bercak kemerahan di wajah, dada, atau punggung.
Bintik cacar air terlihat sama pada anak-anak dan orang dewasa. Namun, orang dewasa biasanya mengalami demam lebih lama dan lebih banyak bercak daripada anak-anak.
Artikel terkait: Waspada Anak Cacingan! Kenali Penyebab, Gejala, Diagnosis, serta Cara Mengobatinya
Komplikasi yang Mungkin Ditimbulkan
Cacar air sebenarnya adalah penyakit ringan. Namun, bisa menjadi serius bila tidak ditangani dengan baik dan dapat menyebabkan komplikasi, seperti:
- Infeksi bakteri pada kulit, jaringan lunak, tulang, sendi atau aliran darah (sepsis)
- Dehidrasi
- Radang paru-paru
- Peradangan otak (ensefalitis)
- Toxic shock syndrome
- Sindrom Reye pada anak-anak dan remaja yang mengonsumsi aspirin selama cacar air
- Kematian
Cara Mengatasi Cacar Air pada Anak
Melansir laman National Health Services, berikut cara mengatasi cacar air pada anak:
- Minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi.
- Berikan parasetamol untuk membantu mengatasi rasa sakit, gatal dan ketidaknyamanan yang disebabkan gejala lain.
- Potong kuku anak dan kenakan kaus kaki di tangan pada malam hari untuk menghindari atau menghentikan mereka menggaruk-garuk tubuhnya. Sarankan anak (yang sudah lebih besar) untuk menepuk-nepuk area yang gatal, alih-alih menggaruknya. Garukan hanya akan memperlambat proses penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi oleh bakteri.
- Gunakan krim atau gel pendingin dari apotek.
- Jangan berikan ikan atau seafood untuk anak agar bekas luka tidak semakin gatal. Menu yang dianjurkan untuk diberikan kepada anak adalah sayuran hijau, daging, dan buah-buahan yang kaya vitamin C.
- Konsultasikan dengan apoteker tentang penggunaan obat antihistamin untuk membantu mengurangi atau meredakan gatal.
- Mandi dengan air dingin dan keringkan badannya dengan menepuk-tepuk kulitnya hingga kering (jangan digosok terlalu keras, ya, Parents).
- Kenakan pakaian yang longgar pada anak.
Hindari melakukan ini bila si Kecil mengalami cacar air:
- Memberikan ibuprofen, kecuali disarankan oleh dokter, karena dapat menyebabkan infeksi kulit yang serius.
- Memberikan aspirin, terutama kepada anak berusia di bawah 16 tahun.
- Bersosialisasi. Si kecil harus diisolasi sementara dari orang lain, khususnya bayi baru lahir, orang yang sedang hamil dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah, karena cacar air bisa menulari dan membahayakan mereka. Meski bekas luka tampak kering, bukan berarti anak Anda aman untuk didekati. Dalam kondisi itu virus masih bisa menyebar dan menulari siapa pun.
- Menenangkan anak dengan turut menggaruk-garuk bintik-bintik di tubuhnya, karena menggaruk dapat menyebabkan jaringan parut.
Bolehkah Mandi Saat Anak Terkena Cacar Air?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bila anak Anda terkena cacar air ia boleh mandi, Parents.
Saat seeorang terinfeksi virus aktif dari varisela, tubuhnya akan demam dan timbul ruam gatal disertai lepuh di tubuhnya. Hal ini mungkin yang menyebabkannya sulit untuk mandi.
Akan tetapi, Dr. Pradip Shah, Konsultan Dokter di Fortis Hospital, Mulund, Mumbai, mengatakan bahwa tidak ada aturan untuk tidak mandi karena menjaga kebersihan dan sanitasi sangat penting untuk pemulihan yang lebih cepat pada penderita cacar air.
Ini yang perlu Anda perhatikan saat memandikan anak yang terkena cacar air:
- Pastikan air yang digunakan bersuhu suam-suam kuku. Mandi air hangat dapat membantu menenangkan kulit yang gatal, terutama jika Anda menambahkan oatmeal yang ditumbuk halus atau produk mandi berbahan dasar oatmeal ke dalam mandi anak.
- Mereka mungkin ingin mengenakan jumper wol favorit mereka, tetapi bahan yang longgar, dingin, dan lembut seperti katun halus adalah yang terbaik.
- Hindari penggunaan sabun karena bahan kimia yang terkandung dalam sabun dapat menyebabkan kulit gatal dan perih, apalagi bila terkena lepuhan yang pecah.
- Jangan menggosok kulit terlalu keras saat mandi karena dapat menyebabkan pecahnya bisul.
- Setelah mandi, biarkan tubuh kering secara alami. Kalaupun memutuskan menggunakan handuk, keringkan dengan cara menepuk-nepuk kulit secara lembut.
- Segera cuci handuk terpisah dari pakaian kotor lainnya untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi.
- Setelahnya, kenakan pakaian berbahan lembut yang tidak mengiritasi kulit.
Ingat, menjaga kulit dan lepuhan ruam tetap bersih dengan mandi secara teratur akan membantu menghindari infeksi, seperti juga sering mengganti pakaian dan sprei tempat tidur.
Artikel terkait: Mengenal Onikolisis, Kondisi Kuku Copot yang Bisa Dialami si Kecil
Pengalaman Ibu Terkait Cacar Air pada Anak
Sumber: Pixabay
Beberapa Bunda di komunitas theAsianparent rupanya memiliki pengalaman merawat buah hati mereka yang terkena cacar.
Yanni Salsabila, seorang ibu dari anak laki-laki mengungkapkan putranya pernah terkena cacar air saat berusia 5,5 tahun.
Dia sempat kebingungan mengenai obat cacar yang cocok untuk membantu mengempeskan dan menghilangkan bekas cacar. Ibu ini pun bercerita hanya mendapat obat salep dari apotek.
Yanni juga bimbang, apakah boleh atau tidak saat anak mengalami cacar air.
Sebagai informasi, tidak ada larangan untuk memandikan anak saat mengalami cacar air. Justru mandi bisa membantu mengurangi sensasi gatal yang muncul saat terkena cacar.
Winda Kustiara juga memiliki kisah serupa dalam merawat anak yang terkena cacar air. Winda pun membagikan pengalamannya agar bisa membantu ibu lainnya.
Dia mengatakan sempat memberikan Acyclovir Syrup 3x sehari 1 sendok teh (5ml) diminum sampai habis. Winda juga memberikan sejumlah saran tentang cara mengatasi cacar air pada anak:
- Beri anak obat demam jika demam.
- menggunakan paket acyclovir salep.
- Tetap memandikan anak
- Jangan diberi bedak
- Jangan sekolah dulu/keluar rumah. Karena cacar bisa nular.
- Untuk bekasnya harus disembuhkan dulu cacarnya sampai kering.
- Menghilangkan bekas cacar menggunakan dermatik atau mederma.
Namun, menurutnya bekas cacar pada anak bisa hilang dengan sendirinya seiring dengan pertambahan usia.
Pengalaman tersebut bisa menambah informasi bagi Parents dalam merawat anak yang terkena cacar air. Namun, sebaiknya tetap memeriksakan batuah hati ke dokter untuk mendapat obat dan penanganan yang tepat.
Pertanyaan Populer Terkait Cacar Air pada Anak
Apa nama salep untuk cacar air?
Salep Acyclovir atau asiklovir obat antivirus yang paling sering digunakan sebagai obat cacar air dewasa dan anak-anak.
Obat ini tidak bekerja dengan menghentikan infeksi secara langsung melainkan menghambat virus untuk menggandakan diri.
Penggunaanya harus dengan resep dokter.
Selain itu, ada juga Losion Calamine yang mengandung seng dioksida yang dapat mengurangi rasa gatal dan peradangan pada kulit. Biasanya digunakan untuk bayi yang tidak boleh diberikan salep cacar air dewasa.
Losion ini bisa diperoleh tanpa resep dokter.
Apakah cacar air harus di bawa ke dokter?
Sebagian besar kasus cacar air terbilang ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya.
Namun, sebaiknya tetap menemui dokter untuk mendapat informasi penanganan yang tepat. Terutama jika ruam menyebar ke mata atau ketika ruam menjadi sangat merah, hangat, atau lunak.
Dokter juga akan meresepkan obat untuk mengurangi keparahan cacar air.
Oleh karenanya, segera temui dokter bila mengalami cacar disertai pusing, sesak napas, batuk parah, tremor, kehilangan koordinasi otot, muntah, leher kaku serta demam lebih tinggi dari 38,9 derajat Celcius
Apakah cacar air bisa kena kipas angin?
Penggunaan kipas angin pada anak yang terkena cacar air sebaiknya tidak dilakukan. Sebab, penyebab penyakit ini adalah virus sehingga dikhawatirkan akan menyebar pada orang sekitar.
Cacar air disebabkan virus Varicella yang bisa menular dengan sangat mudah dan cepat. Virus ini juga bisa menyebar melalui udara saat penderita batuk atau bersin.
Sebaiknya gunakan pakaian yang nyaman dan menyerap keringat saat sakit. Bila terpaksa menggunakan kipas angin, nyalakan dengan kecepatan rendah.
Bedak apa yang cocok untuk cacar air?
Penggunaan bedak pada anak yang terkena cacar air memang bisa dilakukan. Tujuannya untuk mengurangi rasa gatal. Beberapa jenis bedak yang bisa dipakai, antara lain: bedak bayi, bedak dengan kandungan kalamin (mentol ringan), atau bedak kocok.
Selain mengurangi gatal, penggunaan bedak dapat menghambat gesekan, sehingga lenting tidak mudah pecah.
Selain itu, disarankan memilih bedak salicyl dengan tujuan memberikan sensasi dingin sehingga agar rasa gatal berkurang. Rasa ingin menggaruk kulit pun semakin berkurang.
Apakah boleh minum susu saat cacar air?
Tidak ada pantangan makan daging, telur, maupun susu saat terkena cacar. Minum susu saat sakit justru dianjurkan.
Sebab, makan makanan bergizi seimbang saat sakit bisa membantu memperkuat imunitas tubuh dalam melawan penyakit.
Sebaliknya, beberapa makanan yang perlu dihindari antara lain akanan yang terlalu asam, pedas, dan berminyak. Selain itu perhatikan juga konsumsi makanan berlemak tinggi seperti daging olahan (seperti sosis), dan keripik.
Parents, pencegahan cacar air pada anak selalu lebih baik daripada mengobati.
Oleh karena itu, jangan lupa memberikan vaksinasi varicella pada si Kecil dan selalu jaga kesehatan keluarga Anda.
***
Baca juga:
Waspadai Demam Tifoid di Musim Penghujan
3 Pasien Virus Zika Asal Kolombia Meninggal Dunia
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.