Lonjakan pasien yang mengalami gangguan gagal ginjal akut pada anak balita sejak akhir Agustus hingga Oktober 2022 makin meningkat. Tercatat saat ini terjadi 206 kasus dari 20 provinsi di Indonesia yang kemungkinan karena penggunaan obat cair atau sirup pada anak balita. Namun jangan panik ya Parents, berikut saran IDAI soal parasetamol dan keputusan Kemenkes dalam pemberian obat sirup pada anak balita!
Metabolisme Ginjal Kurang Baik karena Obat yang Dijual bebas selama Pandemi
Selama pandemi pasti Parents dan keluarga sangat akrab dengan gejala batuk, pilek dan demam yang gejalanya mirip dengan sakit flu.
Sehingga tidak heran kalau penggunaan obat-obatan untuk mengatasi gejala tersebut sering dikonsumsi. Begitupun pada anak balita yang biasanya lebih sering minum obat dalam bentuk cair atau sirup.
Artikel Terkait : IDAI Laporkan 131 Anak Indonesia Terserang Penyakit Ginjal Misterius
Fenomena virus corona ini juga membuat banyak orang yang membeli obat-obatan secara bebas tanpa dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter.
Masyarakat memiliki kecenderungan ketika anak sakit langsung diberi obat. Bahkan, mereka memberi obat dengan dosis cukup keras seperti antibiotik yang mudah dibeli.
Sehingga penggunaannya makin meningkat dan melebihi dosisnya dari yang disarankan. Bahkan tidak jarang penggunaan obat bebas tersebut digunakan dalam waktu lama, karena penyakit tidak kunjung sembuh. Ternyata ini membuat kinerja ginjal menjadi kurang terlalu berat, sehingga membuat metabolisme tubuh tidak berjalan baik.
Saran IDAI Soal Parasetamol, Jangan Minum Obat Sembarangan!
Dalam Tanya IDAI di IG Live pada Selasa, 18 Oktober 2022 dalam topik “Klarifikasi IDAI terkait Gangguan Ginjal yang Dikaitkan dengan Parasetamol” bersama narasumber dr. Piprim B. Yanuarso, Sp.A(K) dan moderator Dr. dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH, menyarankan orang tua untuk bijak dalam menggunakan obat penurun panas pada anak.
Saran IDAI soal Parasetamol juga menyebutkan karena belum ada kepastian uji lab yang menyebabkan Parasetamol sebagai faktor utama penyebab gagal ginjal misterius atau Acute Kidney Injury (AKI) pada anak dan hingga saat ini masih dalam penyelidikan pihak terkait.
dr Piprim juga mengatakan bagi semua orang tua untuk tetap konsultasi ke dokter terlebih dahulu, sebelum memberikan obat pada anak. Beliau juga mengatakan agar berhenti minum obat sembarangan mulai sekarang tanpa pengawasan dokter terkait.
Kementerian Kesehatan Sementara Melarang Penggunaan Obat Sirup Apapun
dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH sebagai juru bicara Kemenkes dalam press conference pada 19 Oktober 2022 jam 11.00 WIB mengatakan karena semakin bertambahnya balita yang mengalami gangguan gagal ginjal akut maka untuk sementara melarang penggunaan obat sirup dalam bentuk apapun.
Beliau menghimbau pada para nakes dan apoteker untuk sementara tidak memberikan obat sirup dan sediaan cair lainnya ketika mengobati anak terutama balita.
Bukan hanya terbatas pada sirup Parasetamol saja, tapi juga obat lainnya termasuk vitamin dalam bentuk sirup.
Larangan pencegahan ini berlaku sampai ada kabar dari BPOM yang hingga sekarang sedang meneliti kandungan senyawa dalam sirup tersebut. Karena yang dikhawatirkan memang bukan dari obatnya, tapi dari larutan sirup yang digunakan dalam obat tersebut.
Adanya kasus ginjal akut misterius pada anak ini juga tidak ada hubungannya dengan vaksin Covid. Karena vaksin diberlakukan untuk usia enam tahun ke atas, sedangkan saat ini penderita Acute Kidney Injury ditemukan pada balita yang tidak divaksin Covid.
Gejala Gagal Ginjal Akut Misterius Pada Anak
Anak biasanya mengalami gejala flu seperti pada umumnya. Namun wajib Parents pantau terus kesehatan anak secara berkala.
Gejala gagal ginjal akut terlihat bila tiba-tiba anak mengalami penurunan jumlah urin, frekuensi BAK menurun, tidak ada urin selama 12 jam, urin berubah menjadi coklat dan pekat dan disertai mual muntah yang terus berlanjut. Jika ini terjadi, Parents langsung bawa anak ke pelayanan kesehatan terdekat.
Pemerintah dan IDAI menghimbau kepada masyarakat tenang dengan tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat, konsumsi obat dengan baik dan benar, serta konsumsi air putih yang cukup.
Tips Mengobati Demam Anak Tanpa Obat Sirup
1. Kompres Anak Menggunakan Kain Hangat
Untuk meredakan demam, gunakan kompres hangat di lipatan badan mulai dari ketiak, tangan, kaki dan juga kepala untuk menyerap panas badan. Ulangi hingga anak sudah nyaman dan demam turun.
2. Perbanyak Minum Agar Tidak Dehidrasi dan Makan Makanan Bergizi Seimbang
Agar anak cepat turun demamnya, Parents jaga asupan minumnya agar tidak mengalami dehidrasi. Menjaga cairan dalam tubuh akan sangat membantu mengatasi demam. Jangan lupa juga untuk mengkonsumsi makan sehat bergizi dan nutrisi seimbang, sehingga anak cepat sehat.
3. Berjemur Terkena Sinar Matahari Pagi Hari
Ajak anak untuk menjemur badan pada pagi hari selama 10-15 menit agar vitamin D dalam tubuh bisa bekerja maksimal untuk proses penyembuhan.
4. Konsultasi ke Dokter
Bila demam lebih dari 38 derajat celcius, sudah demam selama tiga hari tapi tidak turun, atau bisa menimbulkan kejang, lebih baik Parents pergi ke dokter untuk konsultasi lebih lanjut.
Saran IDAI soal Parasetamol adalah untuk sementara hindari penggunaan obat bebas tanpa pengawasan dokter! Selain itu, Kemenkes mewajibkan keluarga pasien untuk membawa obat-obatan yang diminum sebelumnya saat ke faskes atau nakes.
Pilihlah obat dalam bentuk tablet atau chewy gummy yang masih boleh dikonsumsi anak. Biasanya obat untuk balita ini rasanya seperti permen dan membuat anak tidak menolak memakannya.
Parents juga bisa menggunakan obat suppositoria yaitu obat yang dimasukkan dari dubur atau anal untuk mengatasi demam yang tidak turun.
Parents diharapkan bijak menggunakan obat, terutama obat sirup untuk anak. Jangan membeli obat secara bebas tanpa pengawasan dari dokter. Mari jaga kesehatan anak-anak menuju Indonesia lebih sehat!
Baca Juga :
Perhatikan 15 Gejala Penyakit Ginjal Pada Anak
Kencing berbusa bisa jadi tanda gagal ginjal pada anak dan orang dewasa, waspada!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.