Pernahkah Parents menemukan bercak merah di pipi bayi? Bayi pun menjadi rewel karena rasa perih atau gatal yang sering menyertai. Bercak merah tersebut sering kali disebut sebagai ruam susu bayi dan banyak yang menyangka bahwa gangguan tersebut disebabkan karena bayi alergi air susu ibu (ASI).
Adanya anggapan mengenai alergi ASI menyebabkan pipi bayi merah, membuat banyak ibu yang membatasi bahkan menghentikan pemberian ASI. Padahal ASI adalah asupan terbaik bagi bayi hingga usia 2 tahun.
Ditambah lagi pipi bayi merah pun tidak selalu disebabkan oleh alergi. Maka, penting untuk mengetahui penyebab pipi bayi merah dan membedakannya dengan alergi. Alergi memang dapat menimbulkan ruam, tetapi ruam tak selalu karena alergi.
Penyebab Ruam Susu Bayi
Sumber: Freepik
Mendapati si kecil yang rewel dengan bercak kemerahan di pipi tentu mengkhawatirkan bagi setiap orang tua. Namun tak perlu langsung memberhentikan pemberian ASI. Ruam pada pipi bayi paling banyak disebabkan oleh dermatitis atopik.
Dermatitis atopik adalah kondisi saat terjadinya peradangan di kulit. Nah, peradangan ini tidak selalu disebabkan oleh alergi. Beberapa penyebab dermatitis atopik adalah:
- Faktor genetik
- Lingkungan
- Gangguan fungsi pelindung kulit
- Faktor imunologi
- Infeksi
Setiap bayi bisa saja memiliki penyebab dermatitis atopik yang berbeda-beda. Jadi jangan mendiagnosis secara mandiri mengenai apa yang menyebabkan terjadinya ruam pada bayi.
Artikel terkait: Pemilihan Nutrisi Tepat Cegah Dermatitis Atopik pada Si Kecil
Faktor Risiko Ruam Susu Bayi
Sumber: Freepik
Ada beberapa hal yang meningkatkan risiko terjadinya ruam susu pada bayi. Bunda sebaiknya menyadari setiap faktor risiko ini sehingga dapat mengantisipasinya saat ruam terjadi. Faktor risiko tersebut di antaranya adalah:
1. Riwayat Keluarga
Ini merupakan faktor risiko yang paling banyak dimiliki. Bila Parents atau anggota keluarga lain memiliki riwayat dermatitis atopik, maka Parents perlu waspada bila suatu hari si kecil turut mengalaminya juga. Sayangnya, faktor riwayat keluarga ini tidak bisa dicegah. Yang perlu Bunda lakukan adalah mewaspadai dan mengantisipasinya.
2. Memiliki Riwayat Dermatitis Kontak
Bila kulit si kecil sensitif dan pernah memiliki riwayat dermatitis kontak, maka mereka berisiko untuk mengalami dermatitis atopik juga. Yang perlu dilakukan adalah menjauhkan si kecil dari alergen yang dapat memicu terjadinya dermatitis.
3. Sering Dititipkan di Tempat Penitipan Anak
Meski menjanjikan keamanan dan kebersihan, nyatanya tidak ada tempat penitipan anak yang menjamin 100% anak tidak akan tertular masalah infeksi kulit. Dengan banyaknya interaksi dengan anak lain, bisa saja si kecil mengalami peradangan kulit ini.
Bila si kecil memiliki faktor risiko tersebut, Parents sebaiknya bekerja ekstra untuk menjaga lingkungan sekitar dan kesehatan kulit si kecil.
Artikel terkait: Wajib tahu! 3 jenis kulit bayi dan cara tepat merawatnya
Cara Mengatasi Ruam Susu Bayi
Sumber: Freepik
Saat melihat tanda-tanda ruam susu yang dialami bayi, Parents sebaiknya tidak membiarkannya begitu saja. Rasa gatal yang muncul bisa saja membuat si kecil terus menggaruk area ruam yang akhirnya dapat memperparah kondisinya.
Berikut ini beberapa cara untuk mengatasi ruam susu bayi:
- Mandi 2x sehari dengan menggunakan air hangat. Pastikan air tidak terlalu panas dan jangan mandi terlalu lama.
- Gunakan sabun yang memiliki kandungan untuk melembapkan.
- Hindari penggunaan produk perawatan kulit yang mengandung pewarna dan pewangi.
- Gunakan pelembap setiap setelah mandi ke seluruh tubuh, termasuk area pipi yang mengalami ruam. Pastikan untuk menggunakannya segera setelah mandi saat kulit masih terasa moist.
- Gunakan krim antiruam yang diresepkan dokter.
Saat langkah-langkah tersebut tidak kunjung menunjukkan hasil dan ruam semakin parah, segera periksakan si kecil ke dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Artikel terkait: Ini Pentingnya Menggunakan Produk Dermatologist untuk Kulit Bayi
Cara Mencegah Ruam Susu Bayi
Sumber: Freepik
Meski namanya ruam susu, bukan berarti si kecil memiliki alergi susu. Untuk memastikan apakah si kecil memiliki alergi susu atau tidak, hanya bisa ditentukan melalui serangkaian pemeriksaan di dokter.
Adapun langkah-langkah yang bisa Parents lakukan untuk mencegah terjadinya ruam susu bayi adalah:
- Bersihkan area pipi setelah menyusu. Sisa ASI atau susu formula yang menempel di kulit bayi akan membuat bakteri dan kotoran mudah menempel, sehingga kemudian menimbulkan infeksi yang menjadi penyebab dermatitis atopik.
- Ganti sprei dan sarung bantal yang digunakan si kecil secara berkala.
- Gunakan losion yang dapat melembapkan kulit bayi, termasuk pada area wajah.
- Jaga suhu ruangan tetap sejuk, tidak kedinginan atau kepanasan.
- Gunakan pakaian berbahan katun yang lembut sehingga tidak melukai kulit si kecil saat harus bergesekan.
- Hindari penggunaan deterjen yang banyak mengandung pewangi.
Perbedaan Antara Ruam Susu Bayi dan Alergi
Sumber: Freepik
Meski memiliki gejala yang serupa dengan alergi dan bisa disebabkan oleh alergi, ruam susu bayi tidak selalu berarti alergi. Seperti yang telah disebutkan di atas, dermatitis atopik yang menimbulkan ruam disebabkan oleh banyak hal.
Parents perlu memeriksa apa yang menjadi penyebabnya. Dermatitis atopik tersebut bisa saja terjadi meski si kecil tidak memiliki alergi, misalnya karena infeksi akibat kebersihan yang kurang terjaga atau munculnya peradangan karena masalah pada skin barrier atau pelindung kulit.
Sementara itu, alergi hanya terjadi saat ada alergen yang mencetuskan munculnya reaksi alergi. Ada banyak alergen yang bisa menyerang tubuh si kecil, misalnya susu sapi, tungau, debu, kandungan dalam produk perawatan, hingga cuaca dingin.
Untuk memastikan apakah ruam yang dialami si kecil akibat dermatitis atopik atau alergi, Anda bisa mengonsultasikannya ke dokter anak. Utarakan keluhan yang dialami anak dan riwayat keluarga yang dimiliki. Sehingga dokter dapat memberikan perawatan yang tepat.
Demikian informasi terkait ruam susu bayi. Semoga Parents dapat membedakannya dengan alergi sehingga si kecil bisa mendapatkan perawatan yang tepat, ya.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca juga:
5 Masalah Kulit Bayi Ini Paling Sering Terjadi, Intip Cara Perawatannya
3 Cara Merawat Kulit Bayi yang Tepat, Ini Saran Dokter Kulit
Ketahui 3 Jenis Alergi Kulit pada Anak, Apa Faktor Pemicu dan Gejalanya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.