Diare pada bayi tentunya membuat orang tua khawatir. Di tahun-tahun pertama kehidupannya, bayi masih belajar dan beradaptasi dengan proses makan dan pencernaan yang terjadi di dalam tubuhnya. Oleh karena itu, tidak heran bahwa feses bayi biasanya encer, terutama jika bayi minum ASI. Beberapa bayi juga terkadang mengalami tekstur tinja yang lebih cair, warna yang berbeda, dan bau yang berbeda dari biasanya. Tanpa gejala fisik lainnya, buang air besar yang encer tidak selalu berarti anak sakit atau diare kok, Parents.
Jika bayi sehat, bertambah berat badannya, dan buang air sekitar 6 hingga 8 kali sehari, buang air besar dengan tekstur yang encer tidak perlu dikhawatirkan.
Akan tetapi, jika frekuensi teksturnya lebih encer dari biasanya malah cenderung sangat, ia mungkin mengalami diare.
Diare pada bayi harus diwaspadai karena membuat tubuh kehilangan terlalu banyak air dan mineral yang disebut elektrolit. Kehilangan elektrolit akan mengarah pada dehidrasi.
Bayi dapat mengalami dehidrasi dengan sangat cepat, umumnya dalam satu atau dua hari setelah diare dimulai dan ini bisa sangat berbahaya, terutama pada bayi yang baru lahir.
Artikel Terkait: Diare pada Anak, Perbedaan Diare Karena Bakteri dan Diare Rotavirus
Penyebab Diare pada Bayi
Sumber: Freepik
Sebagian besar kasus penyakit diare akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa waktu. Diare pada bayi biasanya tidak berlangsung lama. Namun, dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, diare mungkin merupakan tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres, dan bayi mungkin memerlukan perawatan lebih lanjut.
Lalu, apa saja penyebab diare pada bayi? Parents perlu tahu, ada banyak penyebab diare pada bayi. Penyebab diare pada bayi yang diberi ASI dan bayi yang diberi susu formula juga bisa berbeda, lo.
Mengutip dari Healthline, sebuah studi medis pada 150 bayi menemukan bahwa bayi yang diberi ASI mengalami diare lebih jarang dibandingkan bayi yang diberi susu formula ataupun campuran ASI dan susu formula. Sebesar 27% bayi yang mendapat ASI sering mengalami diare, sedangkan hampir 72% bayi yang mendapat susu formula eksklusif sering mengalami diare.
Lalu apa saja yang bisa mengakibatkan diare pada keduanya?
1. Makanan yang Dikonsumsi Ibu
Jika Bunda menyusui bayi secara langsung, perubahan pola makan dapat memicu diare pada bayi. Misalnya, jika Bunda makan banyak makanan pedas atau makanan yang manis-manis, bayi yang sensitif mungkin akan sakit perut dan mencerna ASI terlalu cepat sehingga menyebabkan diare.
2. Obat-obatan yang Dikonsumsi Ibu
Apabila Bunda mengonsumsi obat-obatan seperti antibiotik, kandungannya juga dapat masuk ke dalam ASI dan memicu diare pada bayi. Beberapa suplemen nutrisi seperti vitamin dan bubuk protein mungkin juga bisa diteruskan ke dalam ASI dan membuat bayi sakit perut.
3. Makanan yang Dikonsumsi Bayi
Pada saat bayi berusia sekitar 6 bulan, mereka mungkin sangat tertarik dengan apa yang orang tuanya makan. Saat ini Bunda mungkin siap untuk memperkenalkan mereka pada makanan padat. Perubahan pola makan dari susu ke makanan padat ini memerlukan adaptasi lagi dari sistem pencernaan bayi.
Perut bayi mungkin memerlukan beberapa waktu untuk adaptasi mencerna ASI atau susu formula dengan makanan baru yang padat sebagai tambahan. Hal ini dapat menyebabkan diare sampai ia sudah terbiasa.
4. Obat-Obatan yang Dikonsumsi Bayi
Beberapa obat dapat memengaruhi pencernaan bayi dan menyebabkan diare. Di antaranya termasuk antibiotik untuk infeksi bakteri dan obat untuk infeksi parasit.
Beberapa bayi juga mungkin sensitif terhadap obat demam dan nyeri yang dijual bebas untuk bayi sehingga mereka kerap mengalami diare saat mengonsumsinya.
5. Sakit Perut
Jika bayi tiba-tiba mengalami diare, mereka mungkin mengalami gastroenteritis. Sakit perut adalah penyebab umum diare pada bayi, dan juga dapat menyebabkan gejala lain seperti muntah dan demam ringan.
Diare yang diakibatkan oleh sakit perut biasanya disertai gejala lain dan berlangsung hingga 24 jam. Ini adalah penyakit yang umum diderita bayi dan biasanya hilang dengan sendirinya.
6. Kandungan Susu Formula Tertentu
Menggunakan merek susu formula tertentu atau mengubah merek susu formula dapat menyebabkan diare pada bayi. Ada bayi yang tidak cocok pada sebagian kandungan susu formula.
Hal ini dapat menyebabkan kram perut, gas, dan diare. Mungkin perlu sedikit waktu bagi mereka untuk terbiasa dengan susu formula baru dan beradaptasi.
7. Alergi atau Intoleransi Susu Sapi
Sekitar 7% bayi yang berusia di bawah 1 tahun mengalami alergi susu sapi. Alergi jenis ini dapat menyebabkan diare, muntah, atau gejala lain segera setelah minum susu formula, atau bahkan berjam-jam hingga berhari-hari kemudian.
Tak perlu khawatir karena sebagian besar anak-anak sembuh dari alergi ini sekitar usia 5 tahun. Sedangkan intoleransi susu sapi terjadi ketika perut si kecil tidak dapat mencerna laktosa, yaitu gula yang terkandung di dalam susu.
Bayi Anda mungkin mengalami diare segera setelah diberi makan meskipun sebelumnya mereka baik-baik saja dengan susu formula nya yang biasa.
8. Infeksi Virus atau Bakteri
Diare pada bayi dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau parasit. Bayi dapat terpapar virus atau bakteri dengan kontak dengan makanan atau minuman yang kurang bersih, atau ketika mereka menyentuh permukaan yang terpapar kuman dan memasukkan tangan ke mulut.
9. Kondisi Medis Tertentu
Faktor penyebab lain dari diare yang sangat jarang terjadi adalah kondisi medis tertentu termasuk penyakit serius. Penyebab ini tidak umum, tetapi dapat menyebabkan diare dan gejala lain yang berlangsung lama, atau tidak benar-benar hilang sama sekali. Penyebab diare bayi yang jarang terjadi meliputi infeksi usus besar (usus) yang serius (seperti kolitis Shigella), infeksi C. Difficile, cystic fibrosis, dan tumor neuroendokrin.
Artikel Terkait: Penyebab Anak Diare yang Jarang Disadari Bunda, Berikut Faktanya!
Ciri-Ciri Diare pada Bayi
Sumber: Freepik
Apabila mengalami diare, bayi biasanya mengalami gejala atau ciri-ciri sebagai berikut:
- Frekuensi buang air besar bayi menjadi lebih sering
- Feses lebih cair dari biasanya atau sangat cair cair hingga bisa bocor keluar dari popok
- Tinja mengandung lendir, darah atau berbau tidak sedap
- Hilangnya nafsu makan
- Bayi terlihat sakit
- Demam
Tingkat Keparahan Diare pada Bayi
Sumber: Freepik
Diare dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu:
- Ringan: 3-5 kali buang air besar yang encer per hari
- Sedang: 6-9 kali buang air besar yang encer per hari
- Parah: 10 kali atau lebih buang air besar yang encer per hari
Berapa Lama Diare pada Bayi Sembuh?
Sumber: Freepik
Diare pada bayi adalah penyakit yang umum terjadi dan biasanya akan sembuh dalam waktu 3 hingga 7 hari, tergantung dari penyebab diare tersebut terjadi.
Jika diare pada bayi bertahan lebih lama dari seminggu, Parents sebaiknya berkonsultasi pada dokter spesialis anak.
Dampak Diare pada Bayi
Sumber: Freepik
Jika bayi mengalami diare yang sangat parah, waspada efek samping yang serius seperti dehidrasi. Dehidrasi bisa dengan sangat mudah terjadi pada bayi, terutama jika bayi juga mengalami muntah dan demam.
Hubungi dokter segera jika bayi memiliki tanda atau gejala dehidrasi akibat diare berikut ini:
- Popok kering selama 8 hingga 12 jam
- Makan hanya sedikit/menolak makan
- Rewel atau mudah marah
- Menangis tanpa meneteskan air mata
- Terus-menerus terlihat mengantuk
- Tidak mudah dibangunkan
- Mulut kering
- Kulit kering
- Mata cekung
- Tampak lesu dan lemas
Dehidrasi berat dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ tubuh dan kematian. Oleh karena itu, dehidrasi pada bayi dianggap sebagai kondisi yang mengancam jiwa yang memerlukan perawatan darurat segera.
Kerusakan otak, kejang, pembentukan trombus, dan kematian adalah beberapa komplikasi serius dari dehidrasi parah.
Artikel Terkait: Diare Saat Hamil, Berbahayakan Bagi Janin dan Bumil?
Cara Mengatasi Bayi Diare
Sumber: Freepik
Parents tidak selalu dapat menghentikan atau mencegah diare pada bayi. Dalam kebanyakan kasus, diare bayi sembuh dengan sendirinya dan bayi Anda tidak memerlukan perawatan medis.
Parents dapat membantu membuat si kecil lebih nyaman dan mencegah dehidrasi serta komplikasi lainnya.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meredakan gejala diare pada bayi:
- Jaga agar bayi tetap terhidrasi, dengan ASI atau susu formula.
- Ganti popok bayi sesering mungkin, untuk mencegah ruam popok.
- Beri bayi makanan yang dapat membantu meredakan diare (jika bayi berusia 6 bulan atau lebih), seperti biskuit, sereal, pasta, dan pisang.
Jangan memberikan obat antidiare pada bayi, kecuali diresepkan oleh dokter anak.
Kapan Harus ke Dokter?
Dua warna kotoran atau diare bayi (dan orang dewasa) tidak boleh putih dan merah. Jika melihat kedua warna tersebut pada popok si kecil, segera hubungi dokter. Hal itu dikarenakan kotoran yang sangat ringan atau putih bisa menjadi tanda masalah hati.
Sementara diare atau kotoran merah bisa berarti ada pendarahan di suatu tempat di dalam. Hubungi juga dokter jika anak Parents mengalami diare parah atau buang air besar (BAB) lebih dari 10 kali sehari.
Segera dapatkan pertolongan medis jika si kecil memiliki gejala atau tanda penyakit lain bersamaan dengan diare. Seperti misalnya:
- Banyak muntah
- Muncul ruam kulit
- Suhu badan tinggi atau demam
- Penurunan berat badan
- Tidak bertambah berat badan
- Kotoran berwarna merah atau putih
- Bayi mengantuk berlebihan
- Ada tanda-tanda dehidrasi
Dokter biasanya tidak merekomendasikan obat antidiare yang dijual bebas untuk anak-anak. Tetapi dia mungkin meresepkan antibiotik untuk infeksi bakteri atau obat antiparasit untuk infeksi parasit.
Selain itu, dokter mungkin juga akan menyarankan Parents supaya tidak memberikan makanan apa pun yang dapat memperburuk kondisi si kecil. Ini termasuk:
- Makanan berminyak
- Makanan yang tinggi serat
- Produk susu seperti susu dan keju
- Permen, kue, dan soda
Perlu diketahui, diare yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri sangat menular. Cuci tangan dengan air hangat dan sabun setiap kali mengganti popok bayi untuk mencegah penyebaran infeksi.
Pengalaman Ibu yang Sharing tentang Diare pada Bayi
Melalui laman theAsianparents Community, ada seorang ibu membagikan pengalamannya saat sang anak mengalami diare. Dia adalah Avidha Kuchiki yang menceritakan bahwa sang anak mengalami demam, diare, dan muntah secara bersamaan.
“Anak saya usia 6 bulan 22 hari.. Demam diare dan muntah… gimana ya cara mengatasinya?” tulisnya dalam laman tersebut.
Dari pertanyaan tersebut, terdapat beberapa ibu lainnya yang menanggapi sekaligus memberikan rekomendasi obat supaya diare pada anak itu cepat sembuh. Bahkan, ternyata ada salah seorang ibu bernama Reefa yang juga mengalami hal yang sama seperti Avidha Kuchiki.
Dalam kolom komentar, Reefa bercerita bahwa anaknya juga pernah mengalami hal serupa. Pada saat itu, dia segera memeriksakan si kecil ke dokter spesialis anak (DSA) karena takut anaknya mengalami dehidrasi. Dan untuk mengatasi masalah dehidrasi, dia jadi sering memberikan susu dan minum air putih atau oralit pada sang anak.
“Persis kayak anakku dulu.. Buru2 ke DSA bun… Takutnya anaknya dehidrasi… Biar ga dehidrasi sering disusuin sama minumin air putih atau oralit..” ujar Bunda Reefa.
Lalu, para ibu lainnya juga menganjurkan supaya pengguna akun Avidha Kunchiki segera membawa anaknya ke dokter atau puskesmas terdekat. Hal ini mengingat kondisi si kecil mengalami diare sekaligus muntah.
Pertanyaan Populer Terkait Diare pada Bayi
Bagaimana ciri-ciri bayi mencret?
Anak-anak yang mengalami diare mungkin memiliki lebih sedikit energi, mata kering, atau mulut yang kering dan lengket. Di sisi lain, mereka juga tidak mengompol sesering biasanya.
Petunjuk lain untuk diare adalah feses tiba-tiba bertambah banyak atau encer dan frekuensi bab jadi lebih sering sekitar tiga kali atau lebih. Selain itu, pola makan yang buruk dan demam juga bisa menjadi tanda si kecil mengalami diare.
Apa obat alami mencret pada bayi?
Hal terpenting yang dapat Parents lakukan untuk mengatasi diare pada bayi adalah dengan terus menyusuinya. Dengan menyusui lebih sering berguna untuk memberikan cairan tambahan pada si kecil. Apabila si kecil makan makanan padat, beri mereka sedikit makanan yang dapat membantu meredakan diare. Seperti misalnya:
- Apel
- Pisang
- Jelai
- Gandum
- Kacang polong
- Ubi jalar
- Biskuit
- Sereal
Kenapa pup bayi berwarna kuning encer?
Kotoran berwarna kuning dan lembek sangat normal untuk bayi yang disusui. Hal ini menandakan kalau saluran pencernaan si kecil mulai berkembang. Dan ada banyak corak normal dalam hal kotoran bayi, Parents.
Seperti misalnya, kotoran bayi yang mengkonsumsi ASI umumnya berwarna kuning, cokelat muda, atau hijau dengan tekstur agak berair atau lembek. Sedangkan bayi yang mengonsumsi susu formula biasanya fesesnya akan berwarna kuning pucat, hijau kecokelatan, cokelat muda, atau cokelat kekuningan.
Anak diare apa boleh minum susu formula?
Mengutip dari laman healthychildren, Bunda bisa tetap memberikan ASI, susu formula, maupun susu sapi. Itu karena berbagai cairan dan nutrisi yang ada dalam kandungan susu formula diperlukan supaya anak tidak mengalami dehidrasi.
Namun, apabila anak Parents terlihat kembung setelah minum susu formula atau susu sapi, maka segera tanyakan kepada dokter apakah ini harus dihindari atau tidak.
***
Untuk mencegah diare pada bayi, perhatikan kebersihan lingkungan sekitar dan apa saja yang dikonsumsi bayi dan juga ibunya (jika bayi minum ASI). Semoga informasi ini dapat bermanfaat, ya, Bun!
Artikel ini telah diupdate oleh Fadhilla Arifin.
Baca Juga:
Boleh nggak, sih, anak minum susu saat diare? Ini penjelasan pakar
Saat bayi diare, ini asupan penting yang perlu diperhatikan!
5 Cara Alami Atasi Diare pada Ibu Menyusui, Sudah Mencobanya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.