Si kecil tiba-tiba mengalami ruam merah di kulitnya? Jangan-jangan itu bintik merah DBD.
Memasuki musim hujan, terlebih setelah kejadian musibah banjir di beberapa wilayah di Indonesia, penyakit DBD perlu diwaspadai. Genangan air yang tersisa setelah banjir atau hujan, dapat menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes.
Bila manusia digigit oleh nyamuk dengan virus dengue, maka setelah 4 sampai 7 hari, gejala-gejala DBD akan mulai timbul. Penting bagi Parents untuk mengetahui gejala DBD supaya dapat segera memberikan pertolongan jika ada anggota keluarga yang terjangkiti virus dengue.
Mungkin Parents sudah tahu bahwa salah satu gejala demam berdarah dengue (DBD) yang sering dijumpai adalah munculnya bintik-bintik merah pada kulit. Namun ternyata, gejala tersebut masih sering disalahartikan dengan gejala penyakit lain seperti campak.
Parents sebaiknya mengetahui ciri-ciri bintik merah DBD supaya tidak keliru mengidentifikasikannya.
Perbedaan bintik merah DBD dengan campak
Bintik merah karena DBD
Menurut dokter spesialis anak Widodo Judarwanto, pada awal-awal gejala DBD ruam atau bintik merah biasanya timbul pada daerah muka, leher dan dada.
Ciri khas bintik merah pada pasien DBD, bintik merah tersebut akan tetap terlihat meski kulit direnggangkan. Kemudian memasuki hari ke-4 dan ke-5, bintik merah tersebut biasanya akan berkurang hingga akhirnya menghilang setelah hari ke-6.
Seringkali gejala awal DBD juga disertai dengan panas tinggi yang terjadi secara mendadak. Demam ini bisa menjadi tanda yang membedakan bintik merah gejala DBD dengan bintik merah karena penyakit lainnya.
Selain bintik merah dan demam tinggi, gejala DBD biasanya juga diikuti dengan kejadian syok (fase kritis) yang dipercepat oleh kondisi kekurangan cairan. Hal ini dapat terjadi karena trombosit turun yang mengakibatkan kelainan pada pembuluh darah (pendarahan).
Kondisi tersebut sering kali dikaitkan dengan penyebab kematian penderita DBD. Kematian dapat dihindari, bila penderita mendapatkan penanganan yang cepat dan benar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium segera setelah mengalami panas tinggi hingga 3 hari berturut-turut.
Bintik merah karena campak
Berbeda dengan penyakit campak yang biasanya timbul pada hari ke-3. Lalu bintik merah akan bertambah banyak pada hari ke-6 dan ke-7. Hingga akhirnya berubah warna jadi kehitaman dan bertahan selama seminggu.
Menurut National Foundation for Infectious Diseases, gejala campak muncul dalam 14 hari setelah terpapar virus penyebab campak. Salah satu gejala yang cukup umum adalah munculnya bintik merah pada beberapa bagian tubuh. Bintik merah dapat menyebar dari kepala hingga bagian bawah tubuh.
Campak rubella jadi salah satu jenis campak pada bayi yang berbahaya.
Dilansir dari National Health Service UK, bintik merah yang disebabkan oleh gejala campak bisa berwarna merah kecoklatan. Umumnya, bintik merah muncul pada area kepala atau bagian leher terlebih dahulu sebelum menyebar pada bagian tubuh yang lain. Selain itu, bintik merah campak akan menyebabkan rasa pedih dan gatal pada pengidapnya.
Ada beberapa gejala lainnya yang dialami oleh pengidap campak. Yaitu batuk, demam, sensitif terhadap cahaya, mata merah, nyeri otot, sakit tenggorokan, hidung berair, nafsu makan turun, dan terus merasa lelah.
Pada pasien campak, mungkin juga terdapat bintik-bintik putih yang muncul di dalam mulut sebagai gejala lain dari campak. Meski begitu, tidak semua pengidap campak mengalami gejala ini.
Pertolongan pertama sebelum ke rumah sakit
Setelah Parents sudah mengetahui perbedaan gejala kedua penyakit yang disebabkan oleh virus itu, akan lebih mudah untuk menanganinya.
Jika Parents sudah yakin bahwa bintik merah di tubuh si kecil adalah gejala DBD, lakukan tindakan berikut sebagai bentuk pertolongan pertama:
- Minum air sebanyak mungkin untuk mencegah dehidrasi, karena demam dan muntah yang tinggi dapat mendehidrasi tubuh. Penderita DBD harus minum air bersih, idealnya air botol daripada air keran. Garam rehidrasi juga dapat membantu mengganti cairan dan mineral.
- Berikan obat penghilang rasa sakit, seperti Tylenol atau parasetamol: Ini dapat membantu menurunkan demam dan mengurangi rasa sakit. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti aspirin atau ibuprofen, tidak disarankan, karena dapat meningkatkan risiko perdarahan internal.
- Berikan kompres agar panasnya turun.
- Minum obat penurun panas.
- Jika dalam waktu 3 hari demam tidak turun atau malah naik, segera bawa ke rumah sakit atau puskesmas
- Jika tidak bisa minum atau muntah terus menerus, kondisi bertambah parah, kesadaran menurun atau hilang maka harus dirawat di rumah sakit.
Itulah informasi terkait gejala dbd, semoga informasi ini bermanfaat.
Sumber: Hellosehat, Halodoc, Doktersehat
Baca juga:
Cegah DBD, ini cara Shireen Sungkar melindungi keluarga dari DBD
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.