Berita soal Nakagawa Shoko tengah menjadi pembicaraan publik, lantaran ia mengungkapkan bahwa tengah mengidap anafilaksis. Nakagawa Shoko terkena Anafilaksis ini diketahui melalui updateannya di akun Twitter @shoko55mmts.
Bahkan, penyanyi sekaligus ilustrator dan pengisi suara, Nakagawa Shoko, menyatakan dia sempat dirawat di rumah sakit karena anafilaksis pada 1 Januari 2022 kemarin.
Bagaimana fakta sebenarnya terkait Nakagawa Shoko terkena Anafilaksis ini? Apa itu anafilaksis dan seberapa berbahaya? Berikut penjelasan selengkapnya.
Artikel terkait: Apa yang Harus Dilakukan jika Si Kecil Terinfeksi Rotavirus?
Kabar Nakagawa Shoko terkena Anafilaksis Diungkap di Twitter
Berita Nakagawa Shoko terkena Anafilaksis ini diceritakan melalui cuita di twitter pribadinya @shoko55mmts.
“Aku pergi ke rumah sakit karena tenggorokanku bengkak, aku tidak bisa bernapas, dan seluruh tubuhku terasa gatal. Ternyata, anafilaksis dan juga disfungsi hati? Jadi, aku dirawat di rumah sakit mulai hari ini. Ini pertama kalinya bagiku berada di rumah sakit di tahun baru,” tulis ilustrator yang juga sangat menyukai BTS terutama dengan V ini.
Nakagawa Shoko Jelaskan Soal Gejala Anafilaksis yang Ia Derita
Ia juga menjelaskan telah memutuskan ke rumah sakit usai mengalami beberapa gejala yang mengganggu.
Selanjutnya, Nakagawa juga menjelaskan kondisinya dan bagaimana anafilaksis memengaruhi tubuhnya.
“Anafilaksis, ketika obatnya habis, aku merasa gatal lagi, dan itu menyebar. Muncul kemerahan di wajahku sekarang. Namun, yang paling menakutkan seperti tenggorokanku yang bengkak dan sulit bernapas kini sedikit lebih baik. Lalu, lorong rumah sakit di malam hari terlalu menakutkan,” tulis presente Pokemon Sunday ini.
Artikel terkait: Waspada! Penelitian Buktikan Banyak Kematian Akibat Kanker Paru karena Asap Rokok
Apa itu Anafilaksis?
Sebagaimana dikutip dari laman kesehatan Mayo Clinic, anafilaksis adalah reaksi alergi parah yang berpotensi mengancam jiwa. Ini dapat terjadi dalam beberapa detik atau menit setelah terpapar sesuatu yang membuat Anda alergi, seperti kacang atau sengatan lebah.
Anafilaksis menyebabkan sistem kekebalan tubuh melepaskan banyak sekali bahan kimia yang dapat menyebabkan Anda mengalami syok, yang ditandai dengan tekanan darah turun tiba-tiba dan saluran pernapasan menyempit dan menghalangi pernapasan.
Artikel terkait: Gejala dan Penyebab Alergi Makanan pada Anak, Parents Perlu Tahu!
Gejala Anafilaksis
Gejala anafilaksis biasanya terjadi dalam beberapa menit setelah terpapar alergen. Namun begitu, dalam kasus yang jarang terjadi, anafilaksis dapat tertunda selama berjam-jam. Dikutip laman Web MD, berikut beberapa tanda dan gejalanya, antara lain:
- Batuk; mengi; dan rasa sakit, gatal, atau sesak di dada Anda
- Pingsan, pusing, kebingungan, atau kelelahan
- gatal-gatal; ruam; dan kulit gatal, bengkak, atau merah
- Hidung berair atau tersumbat dan bersin
- Sesak napas atau kesulitan bernapas dan detak jantung yang cepat
- Bibir, lidah bengkak atau gatal
- Tenggorokan bengkak atau gatal, suara serak, kesulitan menelan, sesak di tenggorokan
- Muntah, diare, atau kram
- Nadi lemah, pucat
Penyebab Anafilaksis
Sistem kekebalan menghasilkan antibodi yang bertahan melawan zat asing, seperti bakteri atau virus tertentu. Tetapi, sistem kekebalan beberapa orang bereaksi berlebihan terhadap zat yang biasanya tidak menyebabkan reaksi alergi.
Gejala alergi memang biasanya tidak mengancam jiwa, tetapi reaksi alergi yang parah dapat menyebabkan anafilaksis. Bahkan, jika Anda atau anak Anda hanya mengalami reaksi anafilaksis ringan di masa lalu, ada risiko anafilaksis yang lebih parah setelah terpapar zat penyebab alergi lainnya.
Pemicu anafilaksis yang paling umum pada anak-anak adalah alergi makanan, seperti kacang tanah dan kacang pohon, ikan, kerang, gandum, kedelai, wijen, dan susu. Selain alergi terhadap kacang tanah, kacang-kacangan, ikan, wijen dan kerang, pemicu anafilaksis pada orang dewasa, antara lain:
Obat-obatan tertentu, termasuk antibiotik, aspirin, dan pereda nyeri lain yang tersedia tanpa resep, dan kontras intravena (IV).
Sengatan lebah, jaket kuning, tawon, lebah, dan semut api juga bisa jadi penyebab anafilaksis.
Meskipun tidak umum, beberapa orang bisa terserang anafilaksis dari latihan aerobik, seperti jogging, atau bahkan aktivitas fisik yang kurang intens, seperti berjalan. Makan makanan tertentu sebelum berolahraga atau berolahraga saat cuaca panas, dingin atau lembap juga telah dikaitkan dengan anafilaksis pada beberapa orang.
Bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan Anda tentang tindakan pencegahan yang harus diambil saat berolahraga.
Jika Anda tidak tahu apa yang memicu serangan alergi, tes tertentu dapat membantu mengidentifikasi alergen. Dalam beberapa kasus, penyebab anafilaksis tidak teridentifikasi (anafilaksis idiopatik).
Kapan Harus ke Dokter?
Cari bantuan medis darurat jika Anda, anak, atau orang lain yang bersama Anda memiliki reaksi alergi yang parah. Jangan menunggu apakah gejalanya bisa hilang.
Jika mengalami serangan dan Anda membawa autoinjector epinefrin, segera berikan. Bahkan jika gejala membaik setelah injeksi, Parents mungkin perlu memeriksakannya ke IGD untuk memastikan gejala tidak kambuh.
Buat janji bertemu dengan dokter jika Anda atau si kecil di rumah pernah mengalami serangan alergi parah atau tanda dan gejala anafilaksis di masa lalu.
Referensi
www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anaphylaxis/symptoms-causes/syc-20351468
www.webmd.com/allergies/anaphylaxis
Baca juga
Gejalanya Mirip, Kenali Perbedaan Alergi Dingin Pilek dan Pilek Infeksi
Berisiko Mengancam Jiwa, Kenali Ciri Batuk Alergi, Penyebab, hingga Cara Mengatasinya
Mengenal 3 Jenis Tes Alergi Kulit dan Efek Samping yang Bisa Terjadi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.