Vitamin memang diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh, apalagi jika sedang hamil. Namun tahukah Parents bahwa ada beberapa jenis vitamin yang dilarang untuk ibu hamil?
Mendapatkan nutrisi yang tepat adalah hal yang sangat penting, terlebih lagi selama kehamilan karena nutrisi dibutuhkan oleh ibu dan juga bayinya yang sedang tumbuh.
Kehamilan meningkatkan kebutuhan zat gizi yaitu makronutrien dan mikronutrien.
Asupan zat gizi makro atau makronutrien seperti karbohidrat, protein, dan lemak akan meningkat secara signifikan saat hamil.
Kebutuhan zat gizi mikro atau mikronutrien yang meliputi vitamin dan mineral bahkan meningkat lebih dari kebutuhan zat gizi makro.
Bunda akan mendapatkan sebagian besar vitamin dan mineral yang dibutuhkan dengan makan makanan yang sehat dan bervariasi.
Namun, saat hamil Bunda juga perlu mengonsumsi suplemen, terutama vitamin prenatal.
American College of Obstetricians dan Ginecology (ACOG) merekomendasikan agar semua ibu hamil mengonsumsi vitamin prenatal dan suplemen asam folat.
Artikel Terkait: Tidak Minum Vitamin saat Hamil Berbahaya atau Tidak? Ini Jawaban Ahli
4 Vitamin yang Dilarang untuk Ibu Hamil
Sumber: Freepik
Suplemen dapat membantu mengurangi risiko kekurangan nutrisi yang dikaitkan dengan cacat lahir.
Ibu hamil yang memiliki kondisi khusus seperti kehamilan kembar atau hiperemesis gravidarum juga sangat membutuhkan suplemen vitamin dan mineral.
Beberapa suplemen dapat membantu selama kehamilan.
Namun, ada pula yang sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya pada ibu dan bayi.
Berikut adalah beberapa di antaranya.
1. Vitamin A Tambahan
Vitamin A adalah vitamin yang penting untuk pertumbuhan bayi di dalam kandungan.
Termasuk untuk perkembangan jantung, paru-paru, ginjal, mata, dan tulang serta sistem peredaran darah, pernapasan, dan saraf pusat.
Vitamin A pun sangat bermanfaat jika dikonsumsi segera setelah melahirkan karena dapat membantu perbaikan jaringan pascapersalinan.
Manfaat lainnya dari vitamin A adalah membantu menjaga penglihatan normal, melawan infeksi, menjaga sistem kekebalan tubuh, dan membantu metabolisme lemak.
Mengutip dari BabyCenter, ada dua bentuk vitamin A, yaitu vitamin A preformed dan provitamin A karotenoid.
Vitamin A preformed atau yang juga disebut retinol dapat digunakan langsung oleh tubuh tanpa perlu diubah terlebih dahulu dan dapat ditemukan dalam produk hewani seperti telur, susu, dan hati/liver.
Sedangkan karotenoid provitamin A seperti betakaroten ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran, dan tubuh harus mengubah jenis vitamin A ini menjadi retinol agar bisa digunakan.
WHO merekomendasikan konsumsi vitamin A sebaiknya tidak melebihi 10.000 IU setiap hari selama kehamilan, termasuk dari suplemen dan makanan yang dikonsumsi.
Para ahli berpendapat bahwa selama kehamilan sebaiknya tubuh tidak terlalu banyak untuk mengonsumsi vitamin A preformed karena diketahui dapat menyebabkan risiko cacat lahir dan keracunan hati jika dikonsumsi dalam dosis yang tinggi.
Sebagian besar vitamin prenatal sudah mengandung kadar vitamin A dalam bentuk betakaroten yang cukup untuk kebutuhan ibu hamil berhari-hari.
Beberapa jenis suplemen lain dan makanan yang difortifikasi juga biasanya mengandung vitamin A dalam jumlah yang signifikan.
Tidak disarankan untuk mengonsumsi vitamin A tambahan saat hamil karena konsumsi vitamin prenatal saja sudah cukup, terlebih lagi kita bisa mendapatkan vitamin A dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Lebih baik memperbanyak konsumsi buah dan sayuran yang tinggi karotenoid karena lebih aman untuk ibu hamil.
Artikel Terkait: Vitamin untuk Ibu Hamil Kapan Bisa Mulai Dikonsumsi? Ini Kata Dokter
2. Yodium yang Berlebihan
Yodium adalah mineral yang ditemukan dalam makanan dan termasuk salah satu nutrisi terpenting yang dibutuhkan janin untuk perkembangan otak dan pertumbuhan fisiknya.
Asupan yodium bisa didapat dari makanan protein hewani, seperti telur, ayam, daging sapi, ikan, dan makanan olahan susu. Sayuran laut seperti rumput laut juga merupakan sumber yodium yang baik.
Yodium dapat mempertahankan fungsi normal tiroid, di mana tiroid bekerja mengatur hormon yang mengontrol metabolisme, detak jantung, suhu tubuh, dan fungsi inti tubuh lainnya.
Bayi dari ibu hamil yang mendapatkan cukup yodium selama kehamilan pun mendapatkan manfaatnya yaitu mengembangkan tiroid yang berfungsi normal.
Ini dapat mengurangi risiko tiroid yang kurang berkembang yang nantinya dapat berdampak negatif pada bayi seperti IQ rendah, keterlambatan perkembangan, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan, dan masalah kesehatan lainnya.
National Institutes of Health’s Office of Dietary Supplements merekomendasikan perempuan mengonsumsi 220 mcg yodium selama kehamilan dan 290 mcg saat menyusui.
Vitamin prenatal atau vitamin kehamilan biasanya sudah mengandung jumlah yodium yang cukup untuk ibu hamil, tetapi tergantung kepada jenis vitamin prenatal yang dikonsumsi tersebut.
National Institutes of Health merekomendasikan agar orang dewasa mengonsumsi tidak lebih dari 1.100 mcg yodium setiap hari.
Kelebihan yodium dapat meningkatkan risiko hipotiroidisme dan masalah bagi bayi dalam kandungan seperti pengaruh untuk perkembangan sarafnya.
Artikel terkait: Waspada Kekurangan Vitamin D untuk Ibu Hamil, Ini Pengaruhnya pada Janin
3. Vitamin C Dosis Tinggi
Ketika hamil, ibu dan bayinya membutuhkan vitamin C untuk membuat kolagen, yaitu protein struktural yang merupakan komponen tulang rawan, tendon, tulang, dan kulit.
Vitamin C juga penting untuk sistem kekebalan tubuh yang sehat.
Juga dikenal sebagai asam askorbat, vitamin C sangat penting untuk perbaikan jaringan, penyembuhan luka, pertumbuhan dan perbaikan tulang, dan kulit yang sehat.
Vitamin C dapat membantu tubuh melawan infeksi dan bertindak sebagai antioksidan, melindungi sel dari kerusakan.
Vitamin C juga membantu memaksimalkan jumlah zat besi yang didapatkan dari makanan lain yang dimakan. Ibu hamil membutuhkan lebih banyak zat besi selama kehamilan untuk mencegah gangguan kesehatan seperti anemia.
Perempuan hamil membutuhkan lebih banyak vitamin C daripada orang yang sedang tidak hamil.
Ibu hamil usia 18 tahun ke bawah membutuhkan 80 miligram (mg) per hari, sedangkan ibu hamil usia 19 tahun ke atas membutuhkan 85 mg per hari.
Biasanya, vitamin prenatal sudah mengandung vitamin C dalam jumlah yang tepat.
Sebaiknya hindari konsumsi suplemen vitamin C tambahan karena vitamin C dosis tinggi tidak aman untuk Bumil.
Jumlah harian maksimum yang dianggap aman adalah 1800 mg untuk perempuan berusia 18 tahun ke bawah dan 2000 mg untuk yang berusia 19 tahun ke atas.
Vitamin C yang berlebihan dapat mengganggu sistem pencernaan dan diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami bagaimana suplemen ini dapat memengaruhi kehamilan.
Artikel Terkait: 8 Vitamin yang Bagus untuk Ibu Hamil di 2022, Ini Cara Memilihnya
4. Suplemen Vitamin E dengan Kombinasi Vitamin Lainnya
Vitamin E bermanfaat bagi sistem kekebalan tubuh dan berkontribusi pada kesehatan mata, otak, dan kulit.
Jenis vitamin ini juga telah digunakan selama beberapa dekade di bidang dermatologi sebagai perisai untuk melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas.
Secara topikal vitamin E dapat meningkatkan produksi kolagen.
Ketika dikonsumsi secara oral, vitamin E membantu mengurangi waktu yang dibutuhkan tubuh untuk menyembuhkan luka karena sifat antiinflamasinya.
Akan tetapi, sebaiknya konsumsi vitamin E dihindari saat sedang hamil.
Sebuah penelitian pada tahun 2015 menemukan bahwa mengonsumsi vitamin E dalam kombinasi dengan suplemen lain selama kehamilan tidak membantu mencegah masalah pada kehamilan.
Konsumsi vitamin E justru dapat meningkatkan nyeri perut pada ibu hamil dan meningkatkan risiko ketuban pecah dini saat kandungan sudah memasuki usia cukup bulan.
Untuk mendapatkan vitamin E yang dibutuhkan sehari-hari selama kehamilan, sebaiknya mengonsumsi makanan yang kaya vitamin E seperti kacang almond, biji bunga matahari, alpukat, kiwi, dan mangga.
***
Berhati-hatilah terhadap obat dan vitamin apa pun yang mungkin Anda konsumsi saat hamil.
Obat-obatan termasuk tablet, minyak, inhalansia, salep, apa pun yang masuk ke tubuh ibu dapat diteruskan ke bayi melalui plasenta.
Obat-obatan dan senyawa tertentu memiliki kemungkinan menyebabkan cacat lahir dan dapat memengaruhi perkembangan bayi.
Selalu konsultasikan kepada dokter mengenai dosis, keamanan, dan potensi risiko dan manfaat konsumsi vitamin dan obat-obatan tertentu selama kehamilan.
Semoga daftar vitamin tambahan yang dilarang untuk ibu hamil di atas dapat bermanfaat.
Baca Juga:
Lebih Cepat Lebih Baik! Minum Vitamin Prenatal sebelum Hamil
5 Jenis Vitamin Prenatal dan Beragam Manfaatnya untuk Ibu Hamil
Jangan keliru, begini aturan minum vitamin yang aman bagi ibu hamil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.