Salah satu gangguan kehamilan yang banyak ditakuti oleh para ibu hamil adalah plasenta previa. Seperti kita semua ketahui, plasenta merupakan satu-satunya jalan bagi bayi untuk mendapatkan oksigen dan nutrisi. Jadi memastikan kondisi plasenta atau ari-ari bayi ini dalam keadaan baik sangatlah penting.
Normalnya, plasenta menempel di sisi atas atau samping uterus, sementara pada kasus plasenta previa, plasenta bayi menempel di sisi bawah uterus dan menutupi jalan lahir/ serviks.
Dokter biasanya akan melarang ibu hamil dengan kasus ini untuk beraktivitas fisik yang memerlukan tenaga berlebih; seperti mengangkat atau memindahkan beban yang berat.
Gejala Plasenta Previa yang Perlu Diwaspadai
Waspadai gejala plasenta previa yang berbahaya bagi janin.
Munculnya pendarahan berwarna merah segar (bright red vaginal bleeding) tanpa rasa sakit pada trimester kedua merupakan salah gejala yang umum. Gejala pendarahan sangat bervariasi; dari yang ringan hingga berat.
Pendarahan bisa berhenti dengan sendirinya meski tanpa perawatan apapun; namun akan terjadi kembali beberapa hari/ minggu kemudian. Beberapa kasus juga disertai dengan adanya kontraksi.
Berikut ini adalah beberapa gejala plasenta previa yang harus Anda waspadai:
- Terjadi perdarahan setelah melakukan hubungan suami istri
- Nyeri hebat di bagian perut atau rasa kram yang ekstrim
- Perdarahan pada kehamilan di trimester kedua.
- Flek atau muncul darah lalu berhenti kemudian muncul lagi dalam jangka beberapa hari atau beberapa minggu kemudian.
Gejala plasenta yang menutup leher rahim tidak terlalu berbahaya jika disadari sejak dini di awal masa kehamilan
Dalam kasus seperti ini, Bunda disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Sebelum terjadi komplikasi yang jauh lebih parah.
Penyebab Plasenta Previa Terjadi

Plasenta tumbuh di mana embrio menempel di rahim. Jika embrio menempel di bagian bawah, maka plasenta bisa saja tumbuh tepat di atas serviks atau leher rahim yang merupakan jalan lahir janin saat persalinan. Hal inilah yang kemudian menimbulkan plasenta previa.
Beberapa penyebab plasenta previa terjadi ialah:
- Adanya kelainan pada ari-ari bayi
- Bunda memiliki kelainan pada bagian lapisan rahim, seperti jaringan parut atau fibroid.
- Memiliki riwayat endometriosis
Kebanyakan kasus ini bisa diketahui melalui USG. Jika diketahui sebelum usia kehamilan 20 minggu, ada kemungkinan plasenta akan bergeser dengan sendirinya sesuai dengan perkembangan rahim.
Sebaliknya, bila baru diketahui pada pertengahan trimester kedua, maka dokter akan memutuskan penanganan terbaik sesuai dengan besar kecilnya pendarahan.

Penyebab lainnya adalah:
Plasenta previa bisa juga terjadi karena beberapa hal berikut ini:
- Pernah mengalami kasus serupa pada kehamilan sebelumnya
- Bekas luka pada uterus, misalkan pernah mengalami operasi di bagian perut atau rahim seperti dilatasi dan kuretasi (meskipun saat ini sangat jarang kuretasi dan dilatasi menjadi penyebab plasenta previa).
- Pernah melahirkan atau sedang mengandung bayi kembar (lebih dari satu)
- Si Ibu berusia lebih dari 35 tahun
- Si Ibu adalah perokok dan pengguna obat terlarang seperti kokain.
- Baru saja melahirkan
- Memiliki bentuk rahim yang tidak normal
- Posisi bayi sungsang
- Ari-ari bayi berukuran cukup besar
- Bunda memiliki riwayat keguguran di kehamilan sebelumnya
Jika Ada Kemungkinan Plasenta Previa
Bila mengalami plasenta previa, segeralah menghubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Jika ibu mengalami pendarahan saat kehamilan diatas 12 minggu segeralah hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut sesuai dengan gejala, serta usia kehamilan.
Ajak salah satu anggota keluarga pada saat konsultasi sebagai tindakan preventif apabila ibu mengalami pendarahan lanjut. Ceritakan kondisi ibu pada anggota keluarga tersebut agar ia juga dapat menjawab pertanyaan dokter apabila kondisi ibu tidak memungkinkan.
Beritahukan pada dokter sejauh mana pendarahan terjadi; apakah hanya bercak atau malah pendarahan terjadi cukup banyak. Pastikan juga apakah pendarahan disertai rasa sakit dan kontraksi.
Bumil, semoga ulasan di atas bermanfaat.
Baca juga:
Bagaimanakah posisi normal plasenta selama kehamilan?
Sulit merasakan tendangan janin bisa jadi tanda plasenta anterior, bahayakah?
Waspadai Plasenta Lepas pada Trimester Kedua dan Ketiga
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.