Bila biasanya plasenta menempel pada dinding rahim ibu, terdapat juga kondisi plasenta yang menempel terlalu dalam ke dinding rahim. Kondisi ini disebut juga pelekatan plasenta, salah satunya yakni plasenta perkreta.
Dibandingkan plasenta akreta maupun inkreta, kondisi ini mungkin lebih asing terdengar. Padahal, ini termasuk kelainan perlekatan plasenta yang paling membahayakan.
Apa itu plasenta perkreta?
Dari ketiga jenis kelainan perlekatan, terdapat perbedaan tingkat keparahan yang terjadi antara plasenta akreta, inkreta, atau perkreta. Plasenta Akreta terjadi ketika plasenta menempel terlalu dalam di dinding rahim tetapi tidak menembus otot rahim, terjadi paling sering sekitar 75 persen dari semua kasus.
Sedangkan, kondisi Plasenta Inkreta terjadi ketika plasenta menempel lebih dalam ke dinding uterus dan menembus ke dalam otot uterus. Di sisi lain, Plasenta Perkreta terjadi ketika plasenta menembus seluruh dinding rahim dan menempel pada organ lain, seperti kandung kemih.
Kondisi ini dianggap paling fatal yang bisa menimbulkan perdarahan serius, serta bahaya pada janin maupun ibu hamil itu sendiri.
Faktor risiko
Kondisi ini bisa terjadi pada ibu mana pun, namun tetap ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko kejadiannya. Beberapa faktor yang diketahui berkaitan erat dengan kondisi ini, antara lain:
Riwayat
Bila Bunda mengalami operasi uterus pada kehamilan sebelumnya atau sebelum hamil, risiko kelainan plasenta ini bisa lebih rentan terjadi. Selain itu bila mengalami persalinan caesar sebelumnya, Anda bisa lebih mungkin mengalami dibandingkan ibu yang belum pernah mengalaminya.
Posisi plasenta
Kondisi ini berkaitan erat dengan kondisi plasenta previa, yakni ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruhnya serviks Anda. Ibu yang mengalaminya bisa lebih rentan mengalami plasenta akreta, inkreta, maupun perkreta.
Sebanyak 5-10 persen ibu hamil dengan kondisi plasenta previa diketahui juga mengalami kondisi plasenta akreta.
Usia ibu
Kelainan plasenta ini juga diketahui memiliki kaitan dengan usia kehamilan ibu. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita berusia di atas 35 tahun.
Kebiasaan merokok
Ada juga kebiasaan ibu hamil yang dikaitkan dengan kondisi ini, misalnya saja ibu yang menjadi perokok aktif.
Komplikasi plasenta perkreta
Beberapa kondisi yang fatal bisa terjadi sebagai bagian dari komplikasi kehamilan, seperti:
Kelahiran prematur
Pada banyak kasus, kondisi kelahiran prematur bisa juga disebabkan oleh kelainan plasenta satu ini. Khususnya bila terjadi perdarahan, Bunda mungkin diharuskan melahirkan bayi lebih awal dari kondisi normal.
Pendarahan vagina yang berat
Plasenta akreta menimbulkan risiko besar perdarahan vagina yang parah (perdarahan) setelah melahirkan. Pendarahan dapat menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa dan mencegah darah Anda membeku secara normal (koagulopati intravaskular diseminata), serta gagal paru-paru (sindrom gangguan pernapasan dewasa) dan gagal ginjal. Transfusi darah kemungkinan akan diperlukan.
Diagnosis plasenta perkreta
Kondisi plasenta ini seringkali menyebabkan perdarahan vagina pada trimester ketiga. Bila Bunda mengalaminya, segera lakukan tes dan konsultasi dengan dokter.
Kelainan ini biasanya didiagnosis menggunakan USG. Pada beberapa kondisi, Anda juga bisa disarankan untuk melakukan tes MRI bila fasilitas mendukung.
Semoga bermanfaat!
Baca Juga:
Sulit merasakan tendangan janin bisa jadi tanda plasenta anterior, bahayakah?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.