Bayi Masuk Angin: Penyebab, Cara Mengatasi, Pencegahan

Si kecil sering rewel karena masuk angin? Inilah saran dokter yang perlu Parents perhatikan!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bayi Anda terlihat sedang tidak fit, badannya tampak lesu, dan ia juga cenderung rewel. Apakah mungkin bayi masuk angin?

Umumna, kesehatan anak menjadi lebih rentan di musim pancaroba. Itu karena temperatur udara yang sering berubah-ubah (dari hujan ke panas, panas ke hujan) akan memicu virus dan bakteri menjadi lebih cepat berkembang biak. 

Pada bayi dan balita yang sistem kekebalan tubuhnya belum optimal, mereka jadi lebih mudah terserang penyakit. Di antaranya adalah infIuenza, demam berdarah, ISPA, tipes, atau lainnya di mana semua gejalanya biasanya diawali dengan gejala masuk angin.

Artikel terkait: 3 Langkah Mudah Atasi Perut Kembung pada Bayi, Bunda wajib tahu!

Masuk Angin Bukan Penyakit

Ya Bunda, bayi masuk angin sebenarnya bukanlah penyakit, melainkan gejala dari penyakit yang akan timbul. ‘Masuk angin’ tidak ada dalam istilah medis. Jadi jika bayi Anda masuk angin, bukan berarti bayi Anda mengidap suatu penyakit, melainkan mungkin memang ada sesuatu yang tidak beres dengan tubuhnya.

dr. Andina Chrisnawati Rahardjo, Sp.A, M.Kes., dari Omni Hospitals Group memaparkan, masuk angin sebenarnya mekanisme dan respons tubuh akibat ada suatu hal yang tidak baik masuk ke dalam tubuh manusia.

“Jadi, sebenarnya itu bukan penyakit. Bukan juga karena ada angin yang masuk, kita jadi sakit. Melainkan ada sesuatu hal yang tidak bagus untuk kesehatan, masuk (ke dalam tubuh) lalu tubuh merespons sehingga aliran darah jadi cepat dan menimbulkan rasa pusing, mual, atau kembung,” terang dr. Andina. 

“Itu adalah kumpulan gejala dari penyakit yang akan datang,” katanya lagi melalui acara Instagram Live ‘Pentingnya Multivitamin Anak saat Liburan di Musim Hujan’ yang diselenggarakan theAsianparent Indonesia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Akan tetapi, meski bukan termasuk dalam penyakit, bukan berarti kondisi tersebut bisa diabaikan begitu saja. Parents tetap perlu mengatasi dan mencegah agar anak terhindar dari berbagai gejala penyakit lainnya.

Terutama penyakit yang kerap muncul pada musim hujan. Mengingat anak akan lebih rentan terpapar oleh berbagai bakteri dan kuman jahat pada masa-masa tersebut.

Penyebab Bayi Masuk Angin

Sumber: Freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ada banyak sekali jenis virus dan bakteri yang hidup di sekitar Anda. Untuk virus yang menjadi penyebab pilek saja jenisnya ada lebih dari 200 jenis, kebanyakan pilek disebabkan oleh rhinovirus.

Semuanya berusaha menyerang tubuh Anda dan juga anggota keluarga yang lainnya, baik itu melalui makanan, minuman dan udara. Dan ketika sistem kekebalan tubuh Anda sedang lemah, virus dan bakteri itu pun berhasil membuat Anda sakit. 

Salah satu gejala awal yang disebabkan oleh virus dan bakteri tadi adalah masuk angin. Bagaimana sebenarnya cara virus atau bakteri ini menginfeksi tubuh bayi Anda atau bayi? 

1. Udara

Ketika seseorang yang pilek itu bersin atau batuk, ia akan mengeluarkan droplet yang mengandung sejumlah kecil virus dan mengontaminasi udara. Dan bila bayi Anda ada di dekatnya dan menghirup udara tersebut, besar kemungkinan virus tersebut akan menempel di hidungnya (selaput hidung) dan masuk ke saluran pernapasannya. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Kontak Langsung

Bayi secara langsung menyentuh orang yang terinfeksi dan kemudian ia menyentuh hidung, mulut, atau matanya. 

Hal yang perlu Anda ketahui, pilek sangat mudah menular pada anak-anak dan virus dapat menyebar melalui benda-benda, seperti mainan atau lainnya yang telah disentuh oleh penderita flu.

Artikel terkait: Perut Bayi Sering Kembung? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Ciri-Ciri Bayi Masuk Angin

 

Gejala bayi masuk angin biasanya ditandai dengan kondisi seperti ini: 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Tidak enak badan
  • Pusing atau sakit kepala
  • Rewel 
  • Suhu lebih tinggi dari biasanya (bukan demam) –biasa disebut sumeng
  • Mata berair
  • Hidung berair
  • Tubuh lemah
  • Nafsu makan berkurang
  • Sakit tenggorokan

Dalam kondisi ini anak lebih rentan lagi terhadap virus dan bakteri. Oleh karena itu, segera atasi gejalanya agar tubuh bayi dapat menangkal serangan virus dan bakteri. 

Artikel terkait: Benarkah perut buncit tanda bayi masuk angin? Berikut penjelasan dokter

Cara Mengatasi Bayi Masuk Angin

Sumber: Freepik

 

Sebenarnya tidak ada obat untuk masuk angin. Sebagian besar anak sembuh dari gejala masuk angin dengan sendirinya. Jadi ada baiknya, untuk membantu mengembalikan kondisi bayi, Bunda melakukan perawatan di rumah yang difokuskan untuk meringankan gejala bayi masuk angin dan juga menyembuhkannya. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Agar bayi Anda merasa lebih baik, lakukanlah ini:

  • Tambah cairan. Terus meng-ASI-hi bila bayi Anda masih menjalani ASI eksklusif. Pada bayi yang sudah mendapatkan makanan padat (MPASI), Anda bisa memberi banyak cairan, seperti air, larutan elektrolit, jus apel, dan sup hangat. Ini akan membantu mencegah kehilangan cairan (dehidrasi).
  • Pastikan bayi cukup istirahat.
  • Jauhkan anak dari asap rokok. Asap akan membuat hidung dan tenggorokannya iritasi dan memungkinkannya mengalami penyakit yang lebih serius. 
  • Bila bayi Anda rewel, gendong atau peluk bayi agar ia merasa lebih nyaman. 
  • Menjaga kebersihan rumah agar terbebas dari virus dan bakteri yang akan berisiko membuat kesehatan bayi menurun.

Upaya Pencegahan Bayi Masuk Angin

Upaya Internal

Salah satu cara mencegah anak dari kondisi masuk angin dan penyakit berbahaya lainnya adalah memastikan daya tahan tubuhnya tetap kuat. Berikut ini upaya pencegahan bayi masuk angin seperti yang disarankan dr. Andina:

  • Nutrisi seimbang dengan memenuhi kebutuhan nutrisi anak mulai dari karbohidrat, protein, lemak, serat, dan mineral lainnya yang berasal dari buah, sayur, ikan, daging, susu, dan lain sebagainya. 
  • Suplemen tambahan atau multivitamin juga bisa ditambahkan untuk membantu menyokong daya tahan tubuh si kecil tetap optimal. Namun, perhatikan jenis suplemennya dan berikan pada anak sesuai dosis yang direkomendasikan dokter anak.
  • Istirahat yang cukup sangat penting untuk membuat tubuh anak kembali fit. 
  • Hindari penggunaan obat seperti ibuprofen kepada bayi usia 6 bulan atau lebih muda, dan juga aspirin kepada anak berusia 19 tahun atau lebih muda kecuali diarahkan oleh dokter anak, karena bisa menyebabkan kondisi langka namun serius yang disebut sindrom Reye. 
  • Gunakan humidifier (pelembap ruangan) di kamar anak di malam hari untuk membuat udara dalam ruangan menjadi lebih bersih dan segar. 
  • Vaksin. Pastikan anak sudah mendapatkan vaksinasi wajib yang sesuai dengan perkembangan usianya. Salah satunya vaksin influenza.

Upaya Eksternal

Hal-hal di atas merupakan upaya perlindungan internal untuk menjaga daya tahan tubuh anak tetap terjaga. Perlindungan internal saja tidak cukup. Bunda juga harus memperhatikan kondisi eksternal bayi. Salah satunya, jauhkan bayi dari asap rokok dan perokok aktif. 

“Bukan cuma daya tahan tubuh dari dalam saja yang perlu diperhatikan, faktor eksternal juga perlu diperhatikan. Misalnya, menghindari bayi dari lingkungan yang penuh dengan asap rokok. Meski ayah merokok di luar (teras rumah, misalnya), tapi sebenarnya residunya masih menempel di baju dan anak berisiko terpapar karena hal itu,” ungkap dr. Andina.

Oleh karena itu, ia juga menyarankan agar ayah atau anggota keluarga lain tidak merokok di sekitar rumah atau tempat yang berjarak dekat dengan bayi.

Setelah merokok pun ada baiknya untuk seseorang mengganti pakaian dan mandi terlebih dahulu sebelum kontak langsung dengan anak. Hal tersebut dilakukan agar residu rokok tidak menempel dan menjadi risiko anak terkena penyakit.

Perawatan internal dan eksternal haruslah berjalan beriringan untuk menciptakan daya tahan tubuh bayi yang sehat. Jika salah satunya terlewat, maka perlindungan bisa saja tidak optimal dan risiko bayi masuk angin masih tinggi atau bisa saja ia mengalami masalah kesehatan lain yang lebih serius.

Dan bila bayi Anda mengalami masuk angin, apalagi jika kondisinya terus menurun dalam jangka waktu yang cukup lama, jangan ragu untuk memeriksakannya ke dokter anak. “Jadi, semuanya harus beriringan. Kalau terlewat salah satu saja, sama saja kita membuka pintu lagi untuk penyakit lain,” tutup dr. Andina.

Artikel diupdate oleh: Ester Sondang

Baca juga:

5 Cara Sederhana Mengatasi Perut Kembung pada Bayi dan Balita

Waspadai 5 penyebab bayi kembung, kapan Bunda harus khawatir?

Sering Masuk Angin? Ini 5 Obat Alami yang Ampuh untuk Mengatasinya