Tempe memang dikenal sebagai salah satu sumber protein nabati yang baik. Tapi, apakah Bunda sudah tahu apa saja manfaat tempe untuk bayi?
Nyatanya, makanan yang satu ini memang baik dan bisa bisa dipilih sebagai menu makanan pendamping ASI (MPASI). Sebab, tempe memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk nutrisi yang membantu tumbuh kembang bayi.
Selain sebagai sumber protein yang sangat dibutuhkan si kecil untuk perkembangan otaknya, tempe juga mengandung serat pangan, karbohidrat, fosfor, keratin, protein nabati, zat besi, kalsium, dan juga vitamin B.
Dan yang tak kalah penting harganya, harganya pun sangat merakyat.
Seperti yang dijelaskan dr. Meta Hanindita SpA(K), pada prinsipnya dalam pemberian MPASI WHO merekomendasikan 7 kelompok makanan yang penting untuk tumbuh kembang anak.
Yaitu sumber karbohidrat, seperti akar, umbi dan batang), protein hewani yaitu daging, ayam, ikan, protein nabati yang bisa diperoleh dari kacang-kacangan, telur, produk susu dan turunannya, sayur dan buah yang mengandung vit A, sayur dan buah lainnya.
Ketahuilah berbagai manfaat tempe untuk bayi.
Kandungan nutrisi di dalam tempe
Tempe memiliki profil nutrisi yang mengesankan. Selain tinggi protein, tempe juga memiliki vitamin dan mineral tetapi rendah sodium dan karbohidrat.
Satu porsi tempe 3 ons (84 gram) mengandung nutrisi berikut ini:
- Kalori: 162
- Protein: 15 gram
- Karbohidrat: 9 gram
- Total lemak: 9 gram
- Sodium: 9 miligram
- Besi: 12% dari RDI (recomendation daily intake)
- Kalsium: 9% dari RDI
- Riboflavin: 18% dari RDI
- Niasin: 12% dari RDI
- Magnesium: 18% dari RDI
- Fosfor: 21% dari RDI
- Mangan: 54% dari RDI
- Selenium: 8,8 µg
- Asam folat: 52 µg
- Zinc: 1,81 mg
- Isoflavon: 53 mg
- Karoten: 34 mg
Karena lebih kompleks dari produk kedelai lainnya, tempe menyediakan lebih banyak protein daripada beberapa alternatif vegetarian lain.
Misalnya, 3 ons (84 gram) tahu mengandung 6 gram protein, atau sekitar 40% protein dalam jumlah tempe yang sama. Tempe juga merupakan sumber kalsium bebas susu yang baik. Satu cangkir (166 gram) tempe mengandung sekitar 2/3 kalsium yang ditemukan dalam satu cangkir susu murni.
Artikel terkait: Ingin tingkatkan kekebalan tubuh? Konsumsi 6 rempah berkhasiat ini!
Manfaat tempe untuk bayi
1. Bantu mencegah diare
Tempe memiliki senyawa antibakteri yang aktif melawan bakteru gram positif atau bakteri penyebab diare, seperti Salmonella typhi, Shigella flexneri, dan Escherichia coli. arenanya, ia dipercaya dapat melawan diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
2. Membantu menguatkan tulang
Tempe merupakan sumber kalsium yang baik. Mineral ini bertanggung jawab menjaga tulang si kecil kuat dan padat. Asupan kalsium juga cukup juga dapat membantu pertumbuhan tulangnya.
Meski produk susu menepati urutan tertinggi yang banyak mengandung kalsium, penelitian menunjukkan bahwa kalsium dalam tempe juga diserap seperti kalsium dalam susu. Sehingga tempe sangat baik untuk meningkatkan asupan kalsium untuk pertumbuhan tulang bayi.
3. Mengandung tinggi probiotik
Fermentasi merupakan proses yang melibatkan pemecahan gula oleh bakteri dan ragi. Melalui fermentasi, asam fitat yang ditemukan dalam kedelai dipecah, sehingga membantu meningkatkan pencernaan dan penyerapan.
Makanan fermentasi yang tidak dipasteurisasi dapat mengandung probiotik, yang merupakan bakteri menguntungkan yang dapat memberikan manfaat kesehatan saat dimakan. Namun, tempe difermentasi menggunakan jamur dan biasanya dimasak sebelum dimakan.
Selain itu, tempe tampaknya kaya akan prebiotik, jenis serat yang mempromosikan pertumbuhan bakteri menguntungkan dalam sistem pencernaan si kecil.
Studi telah menemukan bahwa prebiotik meningkatkan pembentukan asam lemak rantai pendek di usus besar. Ini termasuk butyrate yang merupakan sumber energi utama untuk sel-sel yang melapisi usus besar.
Artikel terkait: 4 Panduan MPASI menurut pakar gizi, jangan sampai terlewatkan Bun!
Tidak semua bayi dapat mengonsumsi tempe
Tempe atau produk kedelai fermentasi lainnya sebenarnya dianggap aman bagi kebanyakan orang termasuk anak-anak. Namun, beberapa anak mungkin memiliki kondisi alergi kedelai sehingga harus menghindarinya.
Makan tempe dapat memicu respons alergi bagi mereka yang memiliki alergi terhadap kedelai. Gejalanya berupa gatal-gatal, pembengkakan atau kesulitan bernapas.
Selain itu, kedelai dianggap sebagai goitrogen, suatu zat yang dapat mengganggu fungsi tiroid. Meskipun penelitian menunjukkan bahwa asupan kedelai memiliki sedikit atau tidak ada efek pada fungsi tiroid, anak atau orang dewasa yang mengalami gangguan fungsi tiroid sebaiknya tidak mengonsumsi tempe terlalu sering.
Selain itu, sebelum memberikan si kecil tempe untuk menu MPASInya, sebaiknya sesuaikan dengan tekstur makanan yang dapat ia makan.
Bunda bisa mengukus tempe dan mencampurkannya dengan sayuran atau daging, kemudian blender agar mendapatkan tekstur seperti bubur. Bila si kecil sudah bisa mengonsumsinya sendiri, cukup memberikan tempe kukus sebagai camilannya juga bisa.
Semoga informasi ini bermanfaat.
***
Referensi: Klikdokter, Healthline
Baca juga
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.