Parents tentu sudah tidak asing dengan istilah prebiotik dan probiotik. Keduanya sering disebut-sebut berhubungan dengan kesehatan pencernaan. Namun, tak jarang keduanya tertukar dan dianggap sama saja. Padahal mereka merupakan bahan yang berbeda meski sama-sama memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh .
Tahukah Parents bahwa di dalam usus kita terdapat triliunan mikroorganisme yang membentuk flora usus? Mikroorganisme ini termasuk bakteri, virus, dan jamur. Bakteri adalah bagian penting dari flora usus.
Beberapa bakteri baik untuk tubuh kita karena mereka membantu usus untuk memecah jenis makanan tertentu. Selain itu, bakteri baik juga membantu membuat vitamin tertentu.
Biar bagaimana pun, meningkatkan jumlah bakteri baik dapat membantu dalam beberapa faktor seperti di bawah ini:
- Mengurangi gejala beberapa jenis diare, misalnya diare yang terkait dengan antibiotik.
- Gejala kolik pada bayi
- Memperbaiki gejala sindrom iritasi usus besar (IBS)
- Memperbaiki gejala yang berhubungan dengan intoleransi terhadap laktosa.
Meski demikan, ada beberapa bakteri bisa berbahaya. Berbicara mengenai prebiotik dan probiotik, ternyata keduanya bisa dapat membantu meningkatkan keseimbangan antara bakteri baik dan bakteri berbahaya di dalam usus.
Apa itu probiotik?
Probiotik adalah bakteri yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan khususnya usus. Secara umum probiotik dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
- Lactobacillus. Ini yang paling sering dan mudah ditemukan. Bakteri ini bermanfaat dalam mengobati diare dan gangguan penyerapan laktosa. yogurt dan produk-produk makanan yang difermentasikan biasanya mengandung bakteri jenis ini.
- Bifidobacterium. Bakteri ini bisa ditemukan pada produk-produk susu olahan. Manfaatnya untuk meredakan gangguan pencernaan jangka panjang seperti irritable bowel syndrome (IBS).
- Saccharomyces boulardii. Berbeda dengan kedua jenis lainnya yang merupakan bakteri, Saccharomyces boulardii tergolong sebagai jamur pada probiotik. Jamur ini digunakan untuk mengobati diare dan gangguan pencernaan.
Probiotik bisa ditemukan dalam produk-produk makanan dan minuman seperti yogurt, tempe, susu, acar, kefir, dan kimchi. Disamping itu, bisa juga berupa suplemen dalam bentuk minuman, kapsul, atau bubuk yang dapat dibeli di pasaran dan apotik.
Apa itu prebiotik?
Berbeda dengan probiotik, prebiotik adalah makanan yang berfungsi sebagai asupan untuk bakteri baik (probiotik) dalam tubuh manusia agar jumlahnya tetap terjaga. Prebiotik biasanya berupa makanan tinggi serat seperti sayuran dan buah-buahan. Prebiotik juga dapat ditemui dalam gandum, kacang kedelai, bawang putih, bawang bombay, daun bawang, asparagus, dan pisang.
Singkatnya, probiotik adalah bakteri baik sedangkan prebiotik adalah asupan makanan untuk menunjang pertumbuhan bakteri baik tersebut.
Apa saja manfaat prebiotik dan probiotik?
Keduanya bekerja sama di dalam tubuh kita untuk memberi manfaat bagi kesehatan antara lain:
- Membantu atasi gangguan pencernaan.
- Mengurangi gejala radang usus.
- Menjaga kesehatan mulut.
- Membantu jaga kesehatan saluran cerna.
- Menjaga kesehatan saluran kemih dan area kewanitaan.
- Membantu mengatasi penyakit kulit, seperti eksim.
- Mencegah alergi, pilek, dan infeksi saluran napas atas.
- Mencegah diare terkait pemakaian antibiotik.
World Allergy Organization merekomendasikan konsumsi probiotik untuk mencegah alergi. Terutama bagi ibu hamil dan menyusui bayi yang memiliki risiko alergi tinggi
Dalam sebuah literatur, dijelaskan bahwa keberadaan bakteri baik dalam usus manusia dapat menurunkan kadar lemak darah, walaupun efektivitasnya belum terbukti secara pasti.
Manfaat lainnya adalah melindungi sistem pencernaan dari bakteri, virus, dan jamur. Selain itu juga dapat menghambat pertumbuhan sel-sel kanker, merangsang pembentukan enzim pencernaan dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Tips mengonsumsi prebiotik dan probiotik
Menurut dr. Riana Nirmala Wijaya, manfaat dari keduanya akan lebih maksimal dengan mengikuti beberapa tips di bawah ini:
- Beli produk yang sudah teruji klinis.
- Pastikan produk yang akan dibeli sudah mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
- Ketahui cara penyimpanan produk, misalnya apakah produk harus disimpan pada suhu tertentu.
- Perhatikan dosis dan anjuran pakainya.
- Jangan lupa untuk selalu mengecek tanggal kadaluarsa produk.
Secara umum penggunaan probiotik termasuk aman untuk anak-anak, dewasa, dan lansia. Namun, perlu diketahui bahwa pasien yang memiliki daya tahan tubuh lemah tidak dianjurkan menggunakan probiotik. Misalnya, mereka yang sedang menjalani pengobatan kanker, mengonsumsi obat-obatan penekan sistem kekebalan tubuh, atau menderita HIV/AIDS.
Baca juga:
6 Makanan Sumber Probiotik Alami yang Baik Dikonsumsi Ibu Hamil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.