TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Event

Oksiput Posterior, Posisi Janin Telentang yang Bisa Menghambat Persalinan

Bacaan 4 menit
Oksiput Posterior, Posisi Janin Telentang yang Bisa Menghambat Persalinan

Kondisi ini rawan terjadi saat usia kehamilan memasuki trimester ketiga hingga menjelang persalinan.

Jelang persalinan, dokter mulai rutin mengecek posisi bayi demi memastikan ia siap dilahirkan. Terdapat beragam posisi janin, salah satu yang harus diwaspadai ialah oksiput posterior.

Patut diketahui, OP merupakan posisi bagian belakang janin, kepala atau punggung janin berhadapan dengan tulang belakang ibu.

oksiput posterior

Perbedaan posisi oksiput anterior dan osksiput posterior (Sumber foto: Momjunction)

Biasa disebut dengan bayi telentang, karena punggung bayi berada di punggung ibu, dan memasuki pelvis dengan kepala menghadap ke depan. Posisi ini tentu sangat berlawanan dengan posisi oksiput anterior yang dianggap posisi optimal untuk melahirkan.

Ada dua jenis posisi OP, ROP atau right occiput posterior dan LOP atau left occiput posterior. Posisi ROP ketika punggung bayi menghadap ke sisi kanan ibu atau telentang ke kanan, sedangkan LOP ketika punggung bayi menghadap kiri ibu atau telentang ke kiri.

Dengan posisi agak lain seperti demikian, apa risiko posisi bayi seperti ini? Berikut kami ulas untuk Anda.

Artikel terkait : 3 cara mudah ketahui posisi janin dengan metode belly mapping, gimana caranya?

Faktor Penyebab Posisi Oksiput Posterior (OP) pada Janin

oksiput posterior

Posisi bayi saat dilahirkan dengan oksiput posterior (Sumber foto: Momjunction)

Setidaknya ada dua faktor yang cukup sering menyebabkan janin berada di posisi OP, yaitu:

1. Bentuk panggul

Perempuan dengan panggul berbentuk hati (android) dapat berisiko mengalami OP, karena bagian depannya lebih sempit. Pelvis dengan inlet berbentuk oval dengan diametes anterior-posterior besar (antropoid) dan rongga panggul yang sempit juga dapat menyebabkan OP.

2. Kyphosis

Kondisi kyphosis atau bongkok ibu (lengkungan tulang belakang yang berlebihan) dapat membuat janin kembali masuk ke dalam posisi OP. Lalu, kehamilan ganda (kembar atau lebih) mungkin juga menjadi penyebab untuk posisi ini.

Tidak hanya dua faktor itu, ternyata masih ada faktor risiko lain yang mungkin meningkatkan peluang OP, seperti:

  • Usia ibu hamil yang lebih dari 35 tahun
  • Belum pernah melahirkan sebelumnya (Nulliparity)
  • Pernah mengalami OP pada kehamilan sebelumnya
  • Kegemukan atau obesitas
  • Berat lahir lebih dari 4 kilogram
  • Usia kehamilan lebih dari 41 minggu

Cara Mencegah Posisi Oksiput Posterior pada Janin

Oksiput Posterior, Posisi Janin Telentang yang Bisa Menghambat Persalinan

Ada beberapa cara yang dapat Bunda lakukan sebagai cara pencegahan posisi OP pada janin.

1. Menyesuaikan Postur

Hindari posisi berbaring dan duduk dengan pinggul yang miring. Lalu, Bunda juga bisa memanfaatkan birth ball atau boleh bersalin agar dapat memertahankan postur tubuh.

Kemudian, Bunda juga bisa tidur ke arah sisi kiri, menjaga kaki kiri lurus dan kaki kanan pada 90 derajat. Gunakan juga bantal di antara kaki.

2. Olahraga

Bunda dapat melakukan olahraga ringan yang melibatkan goyang panggul, berjalan, dan berenang. Menjelang persalinan, lakukan goyang panggul sebanyak 10 kali selama 2-5 kali sehari, ini membantu Bunda dalam mengatur pinggul dengan gerakan memutar.

Berlutut juga dianggap mampu mencegah posisi OP. Caranya dengan condongkan tubuh ke depan sebanyak yang Bunda bisa lakukan dengan nyaman.

3. Terapi

Teknik chiropractic dan akupuntur dapat membantu mengubah posisi tubuh Bunda yang tidak tepat dan mengembalikan bayi ke posisi oksiput anterior. Namun, untuk melakukan terapi, disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter.

Risiko Posisi Oksiput Posterior (OP) Terhadap Persalinan

oksiput posterior

Posisi oksiput posterior pada janin membuat bayi menghadap ke atas saat melahirkan, sehingga cenderung mendorong lebih lama. Seringnya ibu akan lebih membutuhkan pitocin atau obat induksi persalinan untuk merangsang kontraksi. Dengan posisi janin seperti ini, tak menutup kemungkinan dokter akan menganjurkan Bunda melahirkan melalui operasi caesar.

Efek samping lain ialah risiko perdarahan postpartum yang lebih besar. Jika pasien memungkinkan melahirkan secara normal dengan posisi bayi OP ini, maka lebih mungkin mengalami episiotomi atau sayatan yang dibuat pada perineum (jaringan di antara jalan lahir bayi dan anus) pada saat proses persalinan.

Lalu, robekan perineum yang lebih parah daripada ibu yang bayinya dalam posisi menghadap ke bawah (oksiput anterior). Parahnya, posisi OP saat lahir juga dikaitkan dengan risiko komplikasi jangka pendek yang lebih tinggi untuk bayi, seperti skor Apgar lima menit yang lebih rendah, kemungkinan lebih besar perlu dirawat di unit perawatan intensif neonatal, dan tinggal di rumah sakit yang lebih lama.

Demikian informasi mengenai posisi oksiput posterior (OP) yang rawan terjadi saat masa trimester akhir kehamilan. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan bagi Bunda.

Cerita mitra kami
Biar Tidak Mubazir, Ini Tips Membeli Perlengkapan Bayi Baru Lahir
Biar Tidak Mubazir, Ini Tips Membeli Perlengkapan Bayi Baru Lahir
4 Daftar Perlengkapan yang Perlu Dimiliki Bumil di Trimester 3 Kehamilan, Cek!!
4 Daftar Perlengkapan yang Perlu Dimiliki Bumil di Trimester 3 Kehamilan, Cek!!
5 Cara Pintar Belanja Keperluan Bayi Agar Keuangan Tetap Aman
5 Cara Pintar Belanja Keperluan Bayi Agar Keuangan Tetap Aman

***

Posterior position

www.babycenter.com/pregnancy/your-body/posterior-position_1454005

Occiput Posterior: Does It Affect Labor And How To Manage It?

www.momjunction.com/articles/ways-to-avoid-having-an-occiput-posterior-position_0082926/#gref

Baca juga :

4 Posisi Janin dalam Kandungan, Mana yang Terbaik untuk Persalinan?

3 Cara mudah ketahui posisi janin dengan metode belly mapping, gimana caranya?

Ketahui Posisi Bayi 9 Bulan Siap Lahir yang Memudahkan Persalinan

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Finna Prima Handayani

Diedit oleh:

Fitriyani

  • Halaman Depan
  • /
  • Trimester Ketiga
  • /
  • Oksiput Posterior, Posisi Janin Telentang yang Bisa Menghambat Persalinan
Bagikan:
  • 11 Ciri-ciri Janin Masuk Panggul dan Tanda Persalinan Sudah Dekat

    11 Ciri-ciri Janin Masuk Panggul dan Tanda Persalinan Sudah Dekat

  • Perkembangan Janin di Usia Kehamilan 42 Minggu, Perlukah Induksi?

    Perkembangan Janin di Usia Kehamilan 42 Minggu, Perlukah Induksi?

  • Perkembangan Janin Usia 40 Minggu dan Gejala yang Dirasakan Bunda

    Perkembangan Janin Usia 40 Minggu dan Gejala yang Dirasakan Bunda

  • 11 Ciri-ciri Janin Masuk Panggul dan Tanda Persalinan Sudah Dekat

    11 Ciri-ciri Janin Masuk Panggul dan Tanda Persalinan Sudah Dekat

  • Perkembangan Janin di Usia Kehamilan 42 Minggu, Perlukah Induksi?

    Perkembangan Janin di Usia Kehamilan 42 Minggu, Perlukah Induksi?

  • Perkembangan Janin Usia 40 Minggu dan Gejala yang Dirasakan Bunda

    Perkembangan Janin Usia 40 Minggu dan Gejala yang Dirasakan Bunda

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti